Anda di halaman 1dari 9

Vol. 2, No.

1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

ANALISA DISTRIBUSI TEKANAN UDARA YANG MELEWATI


ELBOW 900
Yuspian Gunawan 1, Muhammad Hasbi 2, Muh. Sakti Jaya3
3
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
2’3
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jln. H.E.A Mokodompit, Kampus Bumi Tridarma Andonohu, Kendari 93232
Email : yuspian.gunawan@yahoo.com
Abstrak
Pesatnya perkembangan berbagai bidang ilmu mendorong majunya peradaban kehidupan manusia.
Penggunaan elbow dalam perancangan sistem perpipan menyebabkan kerugian tekanan pada aliran. Hal ini
dikarenaka oleh perubahan arah aliran fluida yang melalui saluran tersebut. Penurunan tekanan (pressure
drop) pada aliran yang melewati elbow lebih besar di banding dengan pipa lurus dengan panjang yang sama.
Besar kecilnya penurunan tekanan (pressure drop) pada aliran yang melalui elbow tersebut dipengaruhi oleh
besarnya jari-jari kelengkungan dan sudut belokan dari elbow itu sendiri yang menyebabkan terjadinya
separasi (separation loss) dan aliran sekunder (secondary flow) pada elbow 900. Dari hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa distribusi tekanan pada Re 8,1737 x104 lebih kecil dibanding dengan Re 10, 1467 x104,
Sedangkan kerugian tekanan pada Re 8,1737x104 lebih kecil dibandingkan dengan Re 10,1467x104.
Kata Kunci : Analisa distribusi, tekanan udara, dan elbow 900.
Abstract
The rapid development of a variety of disciplines to encourage the advance of civilization of human life. Use
elbow in the system design perpipan causing a loss of pressure in the flow. It because by a change in
direction of fluid flow through the channel. The pressure drop (pressure drop) to flow past the elbow is
greater compared with a straight pipe of the same length. The size of the drop in pressure (pressure drop) to
flow through the elbow is affected by the magnitude of the radius of curvature and angle of the bend of the
elbow itself that caused the separation (separation loss) and secondary school (secondary flow) on the elbow
900. From the results of this study concluded that the pressure distribution at Re 8.1737 x104 is smaller than
Re 10, 1467 x104, while pressure on Losses Re 8.1737 x104 is smaller than Re 10.1467 x104.

Keywords: Distribution analysis, air pressure, and elbow 900.

1. Latar Belakang yang sangat berpengaruh terhadap


efisiensinya, misalnya: diameter pipa,
Pada zaman moderen seperti saat ini
kebutuhan manusia tidak bisa dipisahkan ketebalan, kekasaran, sambungan-
dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. sambungan (fitting) dan belokan (elbow).
Penggunaan elbow dalam perancangan
Pesatnya perkembangan berbagai bidang
ilmu mendorong majunya peradaban sistem perpipaan, menyebabkan terjadinya
kerugian tekanan pada aliran. Hal tersebut
kehidupan manusia. Ilmu teknik adalah
sebagai salah satu bidang yang dikarenakan oleh perubahan arah aliran
fluida yang melalui saluran tersebut.
mengaplikasikan ilmu dan teknologi tentu
memegang peranan penting bagi kehidupan Penurunan tekanan (pressure drop) pada
aliran yang melewati elbow lebih besar
manusia. Dalam dunia industri misalnya,
kebutuhan akan instalasi pipa yang dibandingkan dengan pipa lurus dengan
panjang yang sama. Basar kecilnya
mempunyai head dan efisiensi tinggi sangat
penurunan tekanan (pressure drop) pada
menunjang kemajuan dalam sistem
perancangan perpipaan, ada berapa hal aliran yang melalui elbow tersebut
dipengaruhi oleh besarnya jari-jari

1
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

kelengkungan dan sudut belokan dari elbow geser. Semua fluida memiliki suatu derajat
itu sendiri yang menyebabkan terjadinya kompresibilitas dan memberikan tahanan
separasi (separation loss) dan aliran kecil terhadap perubahan bentuk.
sekunder (secondary flow) pada pipa elbow Setiap fluida yang mengalir dalam
900. Separasi terjadi bila momentum yang sebuah pipa harus memasuki pipa pada
digunakan untuk menggerakan fluida sudah suatu lokasi. Daerah aliran didekat lokasi
tidak mampu mengatasi gaya gesek dan fluida memasuki pipa tersebut sebagai
tekanan balik (adverse pressure gradient) daerah masuk (entrance region).
yang mengakibatkan terjadinya vortex, Sebagaimana ditujukkan pada gambar 1 di
getaran, dan kavitasi, dimana kerugian bawah, fluida biasanya memasuki pipa
tersebut mengakibatkan penurunan head dengan profil kecepatan yang hampir
dan berpotensi merusak instalasi pipa. seragam pada bagian (1). Di saat fluida
Untuk mengetahui besarnya kerugian bergerak melewati pipa, efek viskos
tekanan pada elbow 900, maka penulis menyebabkan tetap menempel pada dinding
merencanakan suatu penelitian tentang pipa (kondisi lapisan batas tanpa slip). Hal
Analisa Distribusi Tekanan Udara Yang ini berlaku jika fluidanya adalah udara yang
Melewati Elbow 90 . relative (inviscid) ataupun minyak yang
sangat viskos. Jadi, sebuah lapisan batas
2. Teori Dasar
(boundary layer) dimana efek viskos
Aliran Fluida menjadi penting yang muncul di sepanjang
Istilah pipa didefenisikan sebagai dinding pipa, hingga profil kecepatan awal
saluran tertutup, biasanya berpenampang berubah menurut jarak sepanjang pipa (x)
lingkaran atau persegi. Pipa dapat dibuat sampai fluida mencapai ujung akhir dari
dari setiap bahan seperti baja atau plastik. panjang daerah masuk dimana setelah di
Sebuah aliran multifasa mengandung dua luar profil kecepatannya tidak berubah lagi
fasa aliran yang berbeda, seperti cair dan menurut x (2).
padat, gas dan padat, cair dan gas atau dua
cairan yang bercampur. Aliran dengan fasa
tunggal mengandung cairan atau gas tanpa
padatan didalamnya, atau tanpa bercampur
cairan atau gas lainnya. Aliran air, minyak,
gas, udara, dan lain-lain semuanya
merupakan contoh dari aliran fasa tunggal.
Air yang dipenuhi dengan partikel sedimen
atau gelembung udara adalah aliran dua
fasa. Jika aliran air mengandung gelembung Gambar 1. Daerah masuk aliran sedang
udara dan sedimen, maka biasa disebut berkembang dan aliran berkembang penuh
sebagai aliran tiga fasa. Fluida adalah zat- di dalam pipa (Munson, 2005).
zat yang mampu mengalir dan Perhitungan profil kecepatan dan
menyesuaikan diri dengan bentuk wadah distribusi tekanan di dalam daerah masuk
atau tempatnya, atau zat yang akan sangat rumit. Namun, apabila fluida telah
berdeformasi terus menerus selama mencapai ujung akhir dari daerah masuk,
dipengaruhi oleh suatu tegangan geser. Bila aliran lebih mudah digambarkan karena
berada dalam keseimbangan, fluida tidak kecepatan hanyalah fungsi jarak dari sumbu
dapat menahan gaya tangensial atau gaya pipa (r) dan tidak tergantung pada x. Hal ini

2
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

berlaku hingga sifat dari fluida berubah menunjukkan aliran yang sangat turbulen
karena sesuatu hal, misalnya perubahan dengan kerugian yang sebanding dengan
diameter, atau sampai fluida mengalir kuadrat kecepatan. Dalam aliran laminar
melalui sebuah belokkan, katup, atau kerugian berbanding lurus dengan
komponen lainnya pada bagian (3). Aliran kecepatan rata-rata. Aliran laminar
antara (2) dan (3) disebut aliran didefenisikan sebagai aliran fluida yang
berkembang penuh (fully developed). bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-
Setelah gangguan atas aliran berkembang lamina dengan satu lapisan, meluncur
penuh, aliran secara bertahap melalui secara lancar pada lapisan yang
kembali ke sifat berkembang penuhnya dan bersebelahan yang saling tukar-menukar
terus dengan profil hingga komponen pipa momentum secara molecular.
berikutnya tercapai bagian (6). Dalam
Viskositas
banyak kasus pipa cukup panjang sehingga
terdapat panjang aliran berkembang penuh Viskositas adalah yang menentukan
yang lebih besar dibandingkan dengan besar daya tahan fluida terhadap gaya geser.
panjang aliran yang sedang berkembang. Hal ini terutama diakibatkan oleh saling
ketergantungan molekul-molekul fluida.
Bilangan Reynolds Viskositas fluida ini menyebabkan
Bilangan Reynolds merupakan bilangan terbentuknya gaya geser antara elemen-
tak berdimensi yang membedakan suatu elemenya. Bila suatu fluida mengalami
aliran seperti aliran laminar, transisi, dan geseran, ia mulai bergerak dengan laju
turbunlen. Namanya di ambil dari Osborne renggangan yang berbanding terbalik
Reynolds (1842-1912) yang mengusulkan dengan suatu besaran yang disebut
pada tahun 1883. koefisien viskositas, viskositas dinamis atau
viskositas mutlak (White, 1986).
Bilangan Reynolds dapat dirumuskan Renggangan geser yang bekerja
sebagai berikut: dalam fluida berbanding langsung dengan
Re= = = (1) gradien kecepatan. Konstanta
perbandingannya adalah koefisien
Dimana, viskositas . viskositas dinamis dapat
V = kecepatan rata-rata (m/s) diperhitungkan dengan persamaan :
d = diameter pipa (m)
(2)
= viskositas kinematik fluida (m2/s)
atau = µ/ Dengan,
= densitas Massa fluida (kg/m3) = tegangan geser (N.m)
µ = viskositas dinamik fluida (N.det/m2) µ = viskositas dinamis (N.det/m2)
q = debit (m3/s) = perubahan kec.aliran fluida (m/det)
Reynolds menemukan bahwa aliran
selalu laminar bila kecepatannya diturunkan Pada gambar dibawah ini menunjukan
sedemikian sehingga Re lebih kecil dari bagaimana viskositas mempengaruhi profil
2300. Untuk instalasi pipa biasa, dan aliran aliran dalam suatu saluran.
turbulen nilai Re lebih dari 4000.
Sedangkan Re berada diantara 2300 sampai
dengan 4000 adalah dinamakan bilangan
Reynolds kritis. Bilangan Re yang besar

3
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

F = gaya (N)
a = luas bidang kerja (m2)
Untuk tekanan fluida dalam sebuah
saluran tekanan dapat dihitung dengan
persamaan:
(5)
Dimana,
P = tekanan (N/m2)
Gambar 2. Efek viskositas terhadap aliran = massa jenis fluida (kg/m2)
fluida didalam suatu saluran (White,1986) g = percepatan gravitasi (m/s2)
Pada diatas terlihat bahwa pada dinding h = perbedaan ketinggian (m)
tidak terjadi percepatan dan semakin Tekanan fluida dalam saluran tersebut
ditengah aliran terlihat sempurna karena dapat di klasifikasikan menjadi tekanan
aliran dikuasai oleh gaya kekentalannya stagnasi P o dan tekanan statis Ps (White,
(viskositasnya). Selain viskositas dinamis, 1986). Tekanan stagnasi merupakan
kita juga mengenal adanya viskositas tekanan fluida tepat ditengah-tengah sebuah
kinematis. viskositas kinematis adalah saluran ditambah tekanan atmosfer
perbandingan antara viskositas dinamis setempat. Sehingga persamaan stagnasi
dengan densitas. menjadi :
(3)
(6)
Dengan, Sedangkan tekanan statis merupakan
= viskositas kinematis (m2/det) tekanan fluida pada dinding sebuah saluran.
µ = viskositas dinamis (N.det/m2) Karena tekanan statis Ps terjadi pada
= densitas (kg/m3 ) permukaan dinding bebas sehingga a = P,
Tekanan maka persamaan tekanan statis menjadi :

Tegangan normal pada setiap bidang (7)


yang melalui unsur fluida yang diam Selisih antara tekanan stagnasi dengan
mempunyai nilai unik yang disebut tekanan tekanan statis merupakan tekanan dinamis
fluida. Tekanan fluida dipancarkan dengan atau tekanan aliran fluida. Sehingga
kekuatan yang sama kesemuah arah dan dinamis atau tekanan aliran fluida dapat
bekerja tegak lurus pada suatu bidang. dirumuskan :
Tekanan dinyatakan sebagai gaya yang
(8)
dibagi dengan luas bidang kerjanya
(Giles,1976). Dimana :
Untuk keadaan dimana gaya F PO = tekanan stagnasi ( N/m2)
terdistribusi di atas luasan, maka tekanan Ps = tekanan statis ( N/m2)
dapat diperhitungkan dengan persamaan a = tekanan atmosfer setempat (N/m2)
P = tekanan aliran fluida ( N/m2)
(4)
= massa jenis fluida (kg/m3)
Dengan, g = percepatan gravitasi (m/s2)
P = tekanan (N/m2) h = perbedaan ketinggian pada bacaan
manometer (m)

4
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Tekanan dalam sebuah massa fluida V= (10)


dapat diartikan sebagai sebuah tekanan
mutlak (absolute pressure) atau dapat juga
Dengan ,
diartikan sebagai tekanan pengukur (gage
pressure). Tekanan mutlak diukur relatif V = kecepatan rata-rata (m/det)
Po = tekanan stagnasi (N/m2)
terhadap suatu keadaan hampa sempurna
(tekanan nol mutlak), sedangkan tekanan Ps = tekanan statis (N/m2)
= densitas (kg/m3)
pengukuran diukur relatif terhadap tekanan
atmosfer setempat. Tekanan mutlak selalu Densitas
bernilai positif, sedangkan tekanan Densitas adalah massa dari materi atau
pengukuran dapat bernilai positif maupun
zat setiap satuan volumenya. Kerapatan
negatif. Tekanan pengukuran positif atau densitas dari fluida akan
maupun negatif. Tekanan pengukuran mempengaruhi jenis aliran dari fluida, bila
positif apabila nilainya diatas tekanan di tinjau dari bilangan Reynolds-nya.
atmosfer,dan nilainya negatif apabila Densitas suatu zat atau materi dapat dilihat
nilainya berada dibawah tekanan atmosfer. dari temperaturnya. Semakin tinggi
Salah satu alat ukur tekanan pada fluida temperatur zat atau materi maka densitas
adalah manometer. Alat ukur ini melibatkan dari zat tersebut akan semakin rendah
penggunaan kolom cairan dalam tabung- sehingga kecepatan akan semakin tinggi.
tabung tegak atau miring (Munson, 2003). Densitas dapat dinyatakan dengan
Tipe manometer yang sering digunakan persamaan :
adalah manometer U, manometer miring,
dan manometer V. fluida yang berada = (11)
dalam manometer di sebut fluida pengukur.
Hasil pengukuran tekanan pada Dimana,
manometer V dinyatakan dalam ketinggian = densitas ( kg/m3)
kolom,tergantung dari jenis fluida m = massa ( kg)
pengukurannya dan sudut untuk V = volume (m3)
manometer V. Pada manometer V Berat Jenis
perhitungan h didapat dengan persamaan:
Berat jenis suatu zat adalah berat suatu
) sin (9) zat persatuan volume atau merupakan
Dimana: perkalian dari densitas dengan percepatan
zo = bacaan awal manometer (m) gravitasi (White, 1986)
Z1 = bacaan akhir manometer (m) = .g (12)
= sudut keringan manometer V
Dengan,
Kecepatan = berat jenis (N/m3)
Pada suatu fluida nyata yang melalui = densitas ( kg/m3)
sebuah saluran dengan tekanan statis Ps dan g = percepatan gravitasi (m/s2)
tekanan stagnasi Po, maka kecepatan rata- Spesifik Gravity
rata aliran biasa diperhitungkan
Spesifik Gravity (SG) suatu fluida
(Giles,1976), persamaan untuk kecepatan
merupakan rasio perbandingan densitas atau
terukur pada fluida mengalir adalah sebagai
massa jenis suatu fluida cair terhadap
berikut:
densitas fluida acuan air pada 4°C dan

5
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

tekanan atmosfer standar (Munson, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Spesifik Gravity dapat dihitung dengan Mei 2015 di Laboratorium Mekanika
persamaan : Fluida, Jurusan Teknik Mesin.
Bahan yang digunakan dalam
SG= (13) penelitian ini yaitu: Akrilik, udara, pipa
kapiler diameter 0,7 mm, dan lem. Red oil
Atau,
pengisi manometer dengan spesifikasi
Dimana,
merek, global brake fuid, dot 3 FMVSS
SG = spesifik grafity
116, SAE J 17,03, SG 0,8614.
fluida = densitas fluida tertentu (kg/m3)
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
air = densitas air pada 4°C (kg/m3)
penelitian ini adalah Instalasi pengujian
Rugi Tekanan Minor (Minor Head distribusi tekanan udara yang melewati
Loosess) elbow 90 0.
Untuk sebuah sistem perpipaan,
disamping kerugian mayor yang dihitung
untuk seluruh panjang pipa, ada pulayang
disebut kerugian minor yang disebabkan
oleh lubang masuk atau lubang keluar pipa,
belokan,sambungan T, dan katup yang
terbuka atau sebagian tertutup
(White,1986).
Kerugian head total dalam adalah
penambahan antara kerugian mayor dan
kerugian minor yang dirumuskan:
(14)
Dari hasil eksperimen para ahli dengan
fluida pada bilangan Reynolds yang tinggi
memperlihatkan bahwa kerugian minor Gambar 3. Instalasi penelitian
dalah sama dengan kali energi kinetik
persatuan berat dalam fluida dengan Manometer spesifikasi jenis manometer V,
koefisien kerugian. sudut kemiringan 30 0, tingkat ketelitian
mistar ukur 0,5 mm, mesin bor spesifikasi
(15) merek: induction motor, power 250 W,
kecepatan 1400 rpm, blower spesifikasi
Dimana,
electric blower, ukuran 3 inch, putaran
hm = kerugian minor (m)
3000/3600 rpm.
g = percepatan grafitasi (m/s2)
kL = koefisien kerugian Sketsa Alat Uji
V = kecepatan aliran (m/s) Pada gambar dibawah ini tampak
beberapa bagian dari sketsa alat uji.
3. Metode Penelitian

6
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Gambar 4. Sketsa alat uji tampak atas


Gambar 6. Sketsa daerah titik pengukuran
Pembahasan
Grafik distribusi tekanan Re = 8,1737 x 104

Gambar 5. Sketsa alat uji isometric


Gambar 7. Grafik distribusi tekanan
Hasil Pengujian
sepanjang titik pengukuran pada elbow 900
Untuk memudahkan dalam proses dengan variasi Re = 8,1737 x 104
analisa data distribusi tekanan yang terjadi
Grafik head loss Re = 8,1737 x 104
pada elbow 900, maka dalam pengujian alat
dapat dibagi menjadi 5 daerah titik
pengukuran, (x1, x2, x3, x4, x5 ). Pada daerah
pengukuran x1 terdiri dari titik pengukuran
1 sampai 20, daerah pengukuran x2 terdiri
dari titik pengukuran 21 sampai dengan
titik pengukuran 40, daerah pengukuran x3
terdiri dari titik pengukuran 41 sampai
dengan titik pengukuran 56, daerah
pengukuran x4 terdiri dari titik pengukuran
57 sampai dengan titik pengukuran 70 dan
daerah pengukuran x5 terdiri dari
pengukuran 71 sampai dengan pengukuran Gambar 8. Grafik head loss sepanjang titik
82. Maka untuk lebih jelas dapat dilihat pengukuran pada elbow 900 dengan variasi
pada gambar di bawah ini. Re = 8,1737 x 104

7
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Grafik tekanan Re = 8,1737 x 10 4 Grafik tekanan Re = 10,1467 x 10 4

Gambar 12. Grafik tekanan sepanjang titik


Gambar 9. Grafik tekanan sepanjang titik pengukuran pada elbow 900 dengan variasi
pengukuran pada elbow 900 dengan variasi Re = 10,1467 x 104
Re = 8,1737 x 10 4 Kesimpulan
Grafik distribusi tekanan Re =10,1467 x 104
Dari hasil pembahasan diatas tentang
distribusi tekanan udara yang melewati
elbow 90 0 disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai distribusi tekanan (Cp) pada
Re=8,1737x104 yang tertinggi terdapat
pada daerah pengukuran x3, dengan nilai
distribusi tekanan =1,670224929.
Sedangkan nilai kerugian tekanan (HL)
yang tertinggi terdapat pada daerah
pengukuran x3,dengan nilai kerugian
tekanan = 7,966091593 m
2. Nilai distribusi tekanan (Cp) pada Re
Gambar 10. Grafik distribusi tekanan =10,1467x104 yang tertinggi terdapat
sepanjang titik pengukuran pada elbow 900 pada daerah pengukuran x3, dengan nilai
dengan variasi Re = 10,1467 x 104 distribusi tekanan =6,038594023.
Grafik head loss Re = 10,1467 x 104 Sedangkan nilai kerugian tekanan (HL)
yang tertinggi terdapat pada daerah
pengukuran x2,dengan nilai kerugian
tekanan = 10,86453623 m.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan
bahwa Distribusi tekanan pada
Re=8,1737x10 4 lebih kecil dibandingkan
dengan Re=10,1467x104, sedangkan
kerugian tekanan pada Re=8,1737x104
lebih kecil dibandingkan dengan
Re=10,1467x104.
Gambar 11. Grafik head loss sepanjang titik Hubungan antara tekanan dan
pengukuran pada elbow 900 dengan variasi kecepatan dilihat dari hasil perhitungan
Re = 10,1467 x 104 maka dapat di jelaskan bahwa semakin
kecil kecepatan maka nilai tekanan semakin

8
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

rendah, Begitu juga sebaliknya semakin Kim W.J & Patel, C., 1994, “Influence of
besar tekanan maka nilai kecepatan Streamwise Curvature on Longitudinal
semakin meningkat. Hubungan HL dengan Vortices imbedded in Turbulent
kecepatan adalah apabila kecepatan tinggi Boundary Layer”, J. Computer Fluids,
maka HL juga meningkat, Begitu juga Vol. 23, 647-673.
sebaliknya apabila kecepatan kecil maka Liou, T.M., Lee, H.L., & Liao, C.C.,
HL juga rendah. Sedangkan hubungan HL
2001,“Effects of Guide-Vane Number
dengan tekanan adalah apabila tekanan in a three- Dimensional 60 Drag
besar maka HL nya kecil, begitu juga
Curved Side-Dump Combustor Inlet”,
sebaliknya semakin kecil HL maka J. Fluids Engineering.Vol123,211-218.
tekanannya semakin meningkat.
Marn, J. & Primoz, T., 2006, “Laminar
Saran Flow of Sheard- Thichkening Fluid in
Adapun saran saya dalam penelitian ini 900 Pipe Bend”, Fluids Dynamyc
yaitu perlu diadakan penelitian elbow 900 Research, 295-312
yang sama dengan angka Re = 8,1737x104 White, Frank., 1986, Mekanika Fluida Jilid
dan Re = 10,1467 x 104, tetapi manometer
I, Erlangga. Jakarta.
V di buat 5 alat jadi pengambilan datanya
bisa dilakukan secara bersamaan dari White, Frank., 1986, Mekanika Fluida Jilid
daerah pengukuran x1 sampai dengan II. Erlangga. Jakarta.
daerah pengukuran x5.
Daftar Pustaka
Cheng, D. Y., 1994 “Laminar Flow Elbow
System and Methode’’, U.S. Patent
Documents, No. 5,323,661
Dambon, F. & Solliec, C., 2000,
“Aerodynamic Torgue of Baterfly
Valve Influeace of an Elbow on the
Time-Mean and Instantaneous
Aerodinamic Torque”, J. Fluids
Engineering. Vol. 122, 337-344.
Iswati, 2009. “Studi Eksperimental dan
Numerik Pengaruh Penambahan Dua
Guide Vanes Terhadap Pressure Drop
Aliran didalam Horizontal Rectangular
Elbow 900, Studi kasus untuk angka
Reynolds 2’1 x 10 5 “Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai