Anda di halaman 1dari 45

KONSEP & ASUHAN

KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS


(ASPEK FISIK)

Dwi Kartika Rukmi, M.Kep., Sp.Kep.MB


Ike Wuri Winahyu Sari, M.Kep
LO
• Epedemiologi global dan local kecenderungan HIV/AIDS
• Mikrobiologis struktur HIV, dan siklus hidup HIV
• Penularan dan perilaku berisiko
• Patofisiologi infeksi virus termasuk efek lanjut
• Diagnosis HIV/AIDS
• Pemeriksaan fisik dan diagnostic pada klien HIV/AIDS
• Tingkatan HIV menurut WHO
• Penatalaksanan HIV/AIDS secara klinis
• Asuhan keperawatan pada pasien dengan HIV/AIDS
Epedemiologi global kecenderungan
HIV/AIDS
Lanjutan..
• Sejak awal epidemi HIV/AIDS, lebih dari 70
juta orang telah terinfeksi virus HIV dan
sekitar 35 juta orang meninggal karenanya.
• Secara global, 36,7 juta orang hidup dengan
HIV sampai dengan akhir tahun 2016.

(WHO, 2017)
Epidemiologi di Indonesia
kecenderungan HIV/AIDS
• HIV/AIDS kali pertama ditemukan di Indonesia
terdapat di provinsi Bali pada tahun 1987. Hingga
saat ini sudah menyebar di 386 kabupaten/kota
di seluruh provinsi di Indonesia (Kemenkes, 2014)
• Pada tahun 2016, Indonesia memiliki 48.000
kasus infeksi HIV baru dan 38.000 kematian
terkait AIDS.
• Pada tahun 2016, terdapat 620.000 orang yang
hidup dengan HIV, 13% di antaranya
mendapatkan terapi ARV
Lanjutan..
• Di antara ibu hamil yang hidup dengan HIV,
14% mendapatkan pengobatan atau
profilaksis untuk mencegah penularan HIV
pada anak-anak mereka.
• Diperkirakan 3200 anak-anak baru terinfeksi
HIV karena penularan dari ibu-ke-bayi.
• Sejak 2010, infeksi HIV baru telah meningkat
sebesar 68% dan kematian terkait AIDS telah
menurun sebesar 22%.
(UNAIDS, 2017)
Lanjutan..
• Peningkatan kasus HIV/AIDS juga terdeteksi di
Yogyakarta karena Dinas Kesehatan Provinsi mencatat
45 pengemudi transportasi umum didapati HIV-positif
dari tahun 1993 sampai 2015 (Jakarta Pos, 2015).
• Dinas Kesehatan Yogyakarta mencatat total terdapat
3.146 kasus HIV-positif dari tahun 1993 sampai
September 2015, di mana 1.249 telah memasuki fase
AIDS (Jakarta Pos, 2015).
• Provinsi DIY masuk dalam 10 besar provinsi dengan
AIDS case rate tertinggi (1987 s.d. September 2014)
pada urutan ke-7, yaitu sebanyak 21,1% (Kemenkes RI,
2015).
AIDS case rate adalah jumlah kasus AIDS per 100.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu
DEFINISI
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
• Virus yang menumpang hidup dan merusak sistem
imun tubuh
• Sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang
menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
• Sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi
oleh HIV
NOTE: HIV merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS
Mikrobiologis struktur HIV dan siklus
hidup HIV

Human
Immunodeficiency
Virus (HIV)
merupakan virus
RNA kompleks dari
genus Lentivirus
dalam family
Retroviridae
Struktur HIV
• HIV memiliki diameter 100-150 nm dan
berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena
bentuk selubung yang menyelimuti partikel
virus (berasal dari sel inang yang sebagian
besar tersusun dari lipida)
• Bagian dalam selubung  protein matriks 
yang terdiri dari 2 bagian yaitu genom dan
kapsid
Lanjutan..
– Genom  materi genetik pada bagian inti virus
yang berupa dua RNA
– Kapsid  protein yang membungkus dan
melindungi genom
• gp120  mengikat CD4 pada CD4 + limfosit T
dan sel dari garis monocyte / makrofage dan
coreceptors (CCR5 dan CXCR4)
• gp41  memediasi terjadinya fusi antara
membran sel dan virus
Siklus hidup HIV
• HIV hanya dapat bereplikasi dengan
memanfaatkan sel inang.
• Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan
partikel virus (virion) dengan reseptor pada
permukaan sel inang (CD4, CCR5, dan CXCR4).
Sel-sel yang menjadi target HIV adalah dendritic
cells, T-helper cells, dan macrophage.
• Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan
kulit dalam (mukosa), penis, vagina, dan oral yang
biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV.
• Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke
aliran darah dan masuk serta bereplikasi di nodus
limpa
(Felissa et al, 2009)
Lanjutan..
Penempelan partikel virus (virion)
dengan reseptor pada permukaan sel
inang (CD4, CCR5, dan CXCR4).

Selubung virus akan melebur (fusi)


dengan membran sel sehingga isi
partikel virus akan terlepas di dalam sel

Enzime Reverse Transcriptase yang


dimiliki HIV mengubah genom virus dari
RNA menjadi DNA
Lanjutan..
DNA virus akan dibawa ke inti sel
manusia sehingga dapat menyisip atau
terintegrasi dengan DNA manusia
(provirus  yang bertahan cukup lama)

Enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel


inang akan memproses provirus sama
dengan DNA manusia, yaitu diubah
menjadi mRNA

mRNA akan dibawa keluar dari inti sel


dan menjadi cetakan untuk membuat
protein dan enzim HIV
Lanjutan..
Bagian genom RNA tersebut akan dirakit
dengan protein dan enzim hingga menjadi
virus utuh

Pada tahap perakitan ini, enzim


protease virus berperan penting untuk
memotong protein panjang menjadi
bagian pendek yang menyusun inti virus

Apabila HIV utuh telah matang, maka virus


tersebut dapat keluar dari sel inang
(melalui pertunasan sehingga membentuk
selubung) dan menginfeksi sel berikutnya
• Target virus HIV adalah molekul CD4 (terdapat
pada dendritic cells, T-helper cells, dan
macrophage) dan sel-sel lain.
• Molekul CD4 berfungsi untuk:
– Membantu sel imun berkomunikasi dengan sel imun
lainnya ketika ada patogen menyerang dalam tubuh
– Penting dalam sistem imun
– Penting juga bagi HIV
• HIV menyerang terget (CD4) dengan
menggunakan gp120
PENULARAN DAN PERILAKU BERISIKO
Populasi kunci yang paling terkena dampak HIV di
Indonesia adalah:
• Pekerja seks, dengan prevalensi HIV 5,3%.
• Pria gay dan pria lain yang berhubungan seks
dengan pria, dengan prevalensi HIV 25,8%.
• Orang yang menyuntikkan narkoba, dengan
prevalensi HIV 28,76%.
• Transgender, dengan prevalensi HIV 24,8%.
• Tahanan, dengan prevalensi HIV 2,6%.
Penularan
• HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke
aliran darah, serta kontak membran mukosa atau
jaringan yang terluka dengan cairan tubuh
tertentu yang berasal dari penderita HIV 
darah, semen, sekresi vagina, dan ASI
• Penularan  hubungan seksual, dari ibu ke anak
(perinatal), penggunaan obat-obatan intravena,
transfusi dan transplantasi, paparan pekerjaan
GAMBARAN PENYAKIT
TAHAP LAMA GEJALA MANIFESTASI KLINIS

I. PERIODE JENDELA 4 mgg - 6 bln stlh Tidak ada gejala.


infeksi

II. INFEKSI HIV PRIMER 1-2 mgg Gejala flu likes illness.
AKUT

III. INFEKSI 1-15 mgg atau Tidak ada gejala.


ASIMTOMATIK > 1 th

IV. SUPRESI IMUN > 3 tahun Demam, keringat malam hari, HB


SIMTOMATIK menurun, diare, neuropati, lemah,
rash, limfadenopati, lesi mulut.

V. AIDS 1-5 tahun Infeksi oportunis berat dan tumor


pada berbagai system tubuh, dan
manifestasi neurologist
Patofisiologi infeksi virus termasuk
efek lanjut
HIV menyerang CD4 dengan 2 cara:
• Secara langsung
Secara langsung virus HIV menghambat fungsi
sel T
• Secara tdk langsung
Lapisan luar HIV berinteraksi dgn CD4, kmdn
menghambat aktivasi sel yg
mempresentasikan antigen, kmdn melakukan
fusi dan bag inti masuk ke sel membran.
Infeksi masuk
Ditangkap oleh sel dendrit pd membran mukosa dan kulit pd 24 jam pertama setelah
paparan
Difusi/ endositosis
Jalur nodus limfa + pembuluh darah perifer selama 5 hari

Masuk dalam sel CD4


Sel penjamu
Replikasi diri (10 Milyar virus/hr) bergabung dengan DNA

Mengancurkan Sel T

Penurunan daya tahan tubuh

Berbagai infeksi virus bisa masuk


Pemeriksaan Diagnostik HIV
• Rapid Test
• Tes antibodi enzyme-linked immunoabsorbent assay (ELISA)
untuk skrining  jika hasil positif maka diikuti tes konfirmasi
(misal Western blot) karena bukan untuk diagnosis
• Western blot  Mengkonfirmasi diagnosis HIV, tetapi
pemeriksaan sulit, mahal, dan butuh waktu 24 jam
• Test Virologis dengan PCR
• Test HIV Antibodi-Antigen (p24)
• Sel T-limfosit : Penurunan jumlah total.
• Kadar Ig : umumnya meningkat, terutama IgG dan IgA dengan
IgM yang normal ataupun mendekati normal (indikator
kemampuan tubuh untuk menunjukan bila proses penularan
telah lengkap).
Stadium (Klinis) HIV-AIDS (WHO)
Stadium Gambaran Klinis

I • Asimtomatik
• Limfadenopati generalisata yang persisten
II • Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat
dijelaskan penyebab lain
• Erupsi pruritik papuler
• Infeksi virus wart luas
• Angular chelitis
• Moluskum kantagiosum luas
• Ulserasi oral berulang
• Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak
dapat di jelaskan
• Eritema gingival lineal
• Herpes zoster
• Infeksi saluran nafas atas kronik / berulang (Otitis
media, otorrhoea, sinusitis, tonsilitis)
• Infeksi kuku oleh fungus
Stadium Gambaran klinis
III • Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan (tidak respon
dengan terapi standart
• Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (> 14 hari)
• Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (intermiten
atau kontinu > 1 bulan
• Kandidosis oral persisten
• Oral hairy leukoplakia
• Periodontis / ginggivitis ulseratif nekrotikans akut
• TB kelenjar, TB Paru
• Pneumonia bakterial yang berat dan berulang
• Pneumonitis interstitial limfoid simtomatik
• Penyakit paru kronik yang berhubungan HIV (bronkietasis)
• Anemia yang tidak dapat dijelaskan < 8 g/dl, neutropenia
(< 500/mm3) atau trombositopenia (< 50.000 /mm3)

IV • Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat


dijelaskan dan tidak berespon terhadap terapi standar
• Pneumonia pneumocystis
• Infeksi bakterial berat yang berulang (empiema,
infeksi tulang sendi, meningitis, kecuali pneumonia)
• Infeksi herpes simplek kronik (orolabial/kutaenus > 1
bulan atau viseralis dilokasi manapun)
• TB ekstrapulmonar
• Sakroma kaposi
• Kandidiasis esofagus (trakea, bronkus, paru)
• Toksoplasmosis SSP
• Ensefalopati HIV
• Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi
CMV pada organ lain, dengan onset umur > 1 bulan
• Kriptokokokis ekstrapulmonar termasuk meningitis
• Mikosis endemik disseminata (histoplasmosis,
coccidiomykosis)
• Kriptosporidiosis kronik dengan diare
• Isosporiosis kronik
• Infeksi mikobakteria non tuberkulosis diseminata
• Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan
denngan HIV simtomatik
• Limfoma sel B non Hodgkin atau limfoma serebral
• Progresif multifocal leukoencephalopathy
PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan umum
• Istirahat,
• Dukungan nutrisi yang adekuat
• Konseling termasuk pendekatan psikologis dan
psikososial
• Membiasakan gaya hidup sehat
Penatalaksaan khusus
• Pemberian antiretroviral therapy (ART) kombinasi,
terapi infeksi sekunder sesuai jenis infeksi yang
ditemukan, terapi malignasi.
Penatalaksanaan khusus untuk
pasangan (Bila Tidak Hamil)
Untuk pasangan HIV+ pada keduanya, menginginkan
kehamilan,diberikan konseling mengenai HIV
Pasangan wanita HIV+ dan Pria HIV-, disarankan
inseminasi buatan. Hubungan menggunakan
kondom.
Pasangan pria HIV+ dan wanita HIV-
Resiko transmisi setiap melakukan hub seks 1:500
Menghindari hub seks saat ovulasi
Menggunakan kondom
Penatalaksanaan khusus untuk pasangan
(Bila Hamil)
Pencegahan agar HIV tidak menular ke janin
Prevention of Mother to child Transmision of HIV
(PMTCT).
Diberikan informasi tindakan yg akan didapatkan
seperti terapi ARV, Seksio Caesarea, menghindari
menyusui
Intervensi utk menurunkan resiko transmisi yg
harus didiskusikan:
• Terapi ARV/ anti Retrovial (diberikan
antenatal,intranatal, postnatal)
• Persalinan dengan sectio caesaria
• Menghindari menyusui
Tujuan ART
Plasma HIV-RNA CD4 count
(copies/ml) Viral load CD4 (cells/mm3)
1.000.000 370 400
350
100.000
300
10.000 250
Goal is 200
1.000 150
undetectable
100
100 viral load
7 50
VL <50
10 0
M1 M2 M3 M6 M12 M18 M24

Months on triple therapy


Pengobatan ARV
• Mengurangi morbiditas dan mortalitas
• Memperbaiki kualitas hidup
ANTIRETROVIRUS
• Memulihkan dan memperbaiki kekebalan
• Menekan replikasi virus semaksimal mungkin dalam waktu yang lama
HAART

- Highly active anti retro virus therapy: kombinasi 3 / > agen antiviral
- Tujuan : supresi virus  , mengurangi viral load dan resistensi obat
- dengan HAART  dapat tumbuh normal , klinisnya membaik, CD4 
walaupun abnormalitas imunologi secara invitro akan menetap.

3 golongan ARV yang tersedia di Indonesia


- Nucleoside Reserve Transcriptase Inhibtor (NRTI)
- Non Nucleoside Reserve Transcriptase Inhibtor (N NRTI)
- Protease inhibitor (PI)
Perjalanan menuju AIDS/kematian
30

25
No therapy
20
Mono-therapy
15 Dual-therapy

10
Triple therapy
5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Months
JAMA 1998 & CMAJ 1999
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat penyakit dahulu dan sekarang
3. Pemeriksaan fisik dan keluhan klien
4. Pemeriksaan penunjang
• Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi,
menggunakan obat-obat.
• Penampilan umum : pucat, kelaparan.
• Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa
menggigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah,
anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
• Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan,
perubahan pola hidup, ungkapkan perasaan takut, cemas,
meringis.
• Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri,
apati, withdrawl, hilang interest pada lingkungan sekitar,
gangguan proses pikir, hilang memori, gangguan atensi dan
konsentrasi, halusinasi dan delusi.
• HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem
muka, tinitus, ulser pada bibir atau mulut, mulut kering,
suara berubah, disfagia, epsitaksis.
• Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo,
ketidakseimbangan , kaku kuduk, kejang, paraplegia.
• Muskuloskletal : lemah, tidak mampu melakukan
ADL.
• Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi,
edem perifer, dizziness.
• Pernapasan : dyspnea, takipnea,
sianosis, menggunakan otot bantu pernapasan,
batuk produktif atau non produktif.
• GI : intake makan dan minum menurun, mual,
muntah, BB menurun, diare, inkontinensia, perut
kram, hepatosplenomegali, kuning.
• GU : lesi atau eksudat pada genital,
• Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor
jelek, petekie positif.
Diagnosa Keperawatan
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan mukus berlebih
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan gangguan pencernaan
 Diare berhubungan dengan infeksi
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
 Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik kurang
 Risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
imunodefisiensi
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan mukus berlebih
NOC
– Status pernapasan: kepatenan jalan napas
NIC
– Manajemen jalan napas
– Manajemen batuk
– Monitor pernapasan

 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan gangguan pencernaan
NOC
– Status Nutrisi: Asupan nutrisi
NIC
– Manajemen gangguan makan
– Manajemen nutrisi
– Bantuan peningkatan berat badan
 Diare berhubungan dengan infeksi
NOC
– Kontinensi usus
– Eliminasi usus
NIC
– Manajemen diare

 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi


NOC
– Pain control
– Pain level
NIC
– Pain management
 Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik
kurang
NOC
– Tingkat kelelahan
NIC
– Manajemen energi

 Risiko infeksi berhubungan dengan


imunosupresi
NOC
– Keparahan infeksi
NIC
– Perlindungan infeksi
• Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan imunodefisiensi
NOC
– Integritas jaringan: kulit dan membran mukosa
NIC
– Pengecekan kulit
– Perawatan luka
– Perlindungan infeksi
Apakah HIV/AIDS dapat
disembuhkan?
REFERENSI
• Bulechek, G., Butcher, H., Docterman, J. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). -5th
ed. Philadelphia: Mosby An Affiliate of Elsevier.
• Felissa R. Lashley, Jerry D. Durham. 2009. The person with HIV/AIDS: nursing perspectives.
Springer Publishing Company.
• Herdman, T.H. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and classification:
2015-2017. Oxford: Wiley-Blackwell.
• Johnson, marion., Maas, Meridean., Anderson, Mary Ann., Aquilino, Mary., et al. 2000.
Nursing Outcome Classification (NOC). Iowa: Mosby.
• Kementerian Kesehatan RI. (2015). Infodatin: pusat data dan informasi Kementerian
Kesehatan RI. Diakses di
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AIDS.pdf
pada tanggal 12 Desember 2017
• The Jakarta Pos. (2015) . HIV/AIDS cases continue to increase in regions. Diakses di
http://www.thejakartapost.com/news/2015/12/02/hivaids-cases-continue-increase-
regions.html pada tanggal 12 Desember 2017.
• UNAIDS. (2017). Overview country Indonesia. Diakses di
http://www.unaids.org/en/regionscountries/countries/indonesia pada tanggal 12 Desember
2017.
• World Health Organization. (2017). Global Health Observatory (GHO) data. Diakses di
http://www.who.int/gho/hiv/en/ pada tanggal 12 Desember 2017.
TUGAS TERSTRUKTUR 11
• Tujuan Tugas
– Mampu memahami intervensi keperawatan pada
pasien HIV/AIDS dari sebuah artikel keperawatan
berbahasa Inggris
• Uraian Tugas
– Objek Garapan
• Mencari artikel bahasa Inggris dan menulis resume singkat
dari artikel tersebut
• Membuat resume singkat dalam 5 halaman
– Aspek yang diperhatikan
• Bahasa Inggris, Resume singkat, Tulis referensi, Tidak
Plagiarism, DIKUMPULKAN TANGGAL
– Metode
• Tugas individu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai