PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menyediakan pedoman bagi pelayanan HIV-AIDS di RSUD Waled
Kabupaten Cirebon
2. Mencegah dan mengurangi penyebaran HIV-AIDS di lingkungan
RSUD Waled serta daerah Cirebon dan sekitarnya
1.4 Batasan
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu gejala
berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh
masuknya virus HIV ke dalam tubuh seseorang.
Anti Retroviral Therapy (ART) adalah sejenis obat untuk
menghambat kecepatan replikasi virus dalam tubuh orang yang terinfeksi
HIV/AIDS. Obat diberikan kepada ODHA yang memerlukan berdasarkan
beberapa kriteria klinis, juga dalam rangka Prevention of Mother To Child
Transmission (PMTCT).
Human Immuno-deficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyebabkan AIDS.
Orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) adalah orang yang
tubuhnya telah terinfeksi virus HIV-AIDS.
Perawatan dan dukungan adalah layanan komprehensif yang
disediakan untuk ODHA dan keluarganya. Termasuk di dalamnya
konseling lanjutan, perawatan, diagnosis, terapi, dan pencegahan infeksi
oportunistik, dukungan sosioekonomi dan perawatan di rumah.
Persetujuan layanan adalah persetujuan yang dibuat secara
sukarela oleh seseorang untuk mendapatkan layanan.
Informed Consent (Persetujuan Tindakan Medis) adalah persetujuan yang
diberikan oleh orang dewasa yang secara kognisi dapat mengambil
keputusan dengan sadar untuk melaksanakan prosedur (tes HIV, operasi,
tindakan medik lainnya) bagi dirinya atau atas spesimen yang berasal dari
dirinya. Juga termasuk persetujuan memberikan informasi tentang dirinya
untuk suatu keperluan penelitian.
STANDAR KETENAGAAN
STANDAR FASILITAS
3.2 Kriteria
Tersedia ruangan khusus pelayanan klien yang berfungsi sebagai
pusat pelayanan HIV-AIDS di RSUD Waled Kabupaten Cirebon
meliputi kegiatan konseling, penatalaksanaan, pencatatan dan
pelaporan serta menjadi pusat jejaring internal atau eksternal
pelayanan HIV-AIDS di RSUD Waled Kabupaten Cirebon.
1. Ruang tersebut memiliki persyaratan sarana dan prasarana
ruangan pelayanan konseling dan pemeriksaan pasien.
2. Tersedia peralatan untuk melakukan pelayanan pemberian
terapi ARV dan infeksi oportunistiknya.
3. Tersedia sarana dan prasarana untuk melakukan pencatatan
dan pelaporan.
BAB IV
Ada IO
Gambar 4.1 Langkah Penatalaksanaan ODHA
Odha
Langkah tatalaksana terdiri dari :
Pemeriksaan fisik lengkap dan lab untuk
mengidentifikasi IO
Penentuan stadium klinis
Skrining TBC (dengan format skrining TBC)
Pemeriksaan CD4 untuk menentukan PPK dan ART
Pemberian PPK bila tidak tersedia tes CD4
Identifikasi solusi terkait adherence
Konseling positive prevention
Konseling KB (jika rencana punya anak)
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm
(penyakit, cidera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya
terjadi.
6.2 Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem
keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak
diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
PENUTU
Pedoman PDP bagi ODHA merupakan bahan acuan bagi rumah sakit dalam
rangka pelayanan perawatan dukungan dan pengobatan bagi orang dengan HIV-AIDS,
juga sebagai rujukan akreditasi rumah sakit. Keberhasilan pelaksanaan layanan PDP di
rumah sakit sangat bergantung pada komitmen dan kemampuan para penyelenggara
pelayanan kesehatan serta dukungan stake holder terkait untuk mencapai hasil optimal.
Pedoman pelayanan ini senantiasa akan disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebijakan dan peraturan terkait penanggulangan
HIV/AIDS yang ada di Indonesia.
Ditetapkan di : Cirebon