Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum sebagai sarana pembangunan dalam arti kaidah atau peraturan
hukum berfungsi sebagai alat (pengatur) atau sarana pembangunan dalam arti
penyalur arah kegiatan manusia kearah yang dikehendaki oleh pembangunan
disamping fungsi hukum untuk menjamin adanya kepastian dan ketertiban
(order). Aspek hukum dalam pembangunan merupakan mata kuliah teknik sipil
yang mempelajari hukum sebagai sarana pembangunan. Dalam mata kulia
tersebut ada yang dinamakan dengan hukum dan pranata pembangunan. Hukum
dan pranata pembangunan lebih memfokuskan pada peningkatan kesejahteraan
hidup yang berhubungan dengan interaksi individu dengan lingkungan binaan.
Interaksi yang terjadi menghasilkan hubungan kontrak antar individu yang terkait
seperti pemilik (owner), konsultan (arsitek), kontraktor (pelaksana), dan unsur
pendukung lainnya dalam rangka mewujudkan ruang atau bangunan untuk
memenuhi kebutuhan bermukim. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
tentang hukum dan pranata pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan antara hukum dan pranata pembangunan?
2. Apa saja unsur dalam hukum dan pranata pembangunan?
3. Bagaimana contoh bentuk kerjasama antara pelaku pembangunan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara hukum dan pranata pembangunan.
2. Mengetahui unsur dalam hukum dan pranata pembangunan.
3. Memahami contoh bentuk kerjasama antara pelaku pembangunan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.1.1 Hukum
 Pengertian hukum menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum juga dapat diartikan
sebagai undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat.
 Pengertian hukum menurut Aristoteles tidak hanya berarti kumpulan
aturan yang dapat mengikat dan berlaku pada masyarakat saja, tapi juga
berlaku pada hakim itu sendiri. Dengan kata lain hukum tidak diperuntukan
dan ditaati oleh masyarakat saja, tapi juga wajib dipatuhi oleh pejabat
negara.
 Menurut E. M. Meyers, pengertian hukum adalah aturan-aturan yang di
dalamnya mengandung pertimbangan kesusilaan yang ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam sebuah masyarakat dan menjadi acuan atau
pedoman bagi para penguasa negara dalam melakukan tugasnya.
 Pengertian hukum menurut Immanuel Kant adalah keseluruhan aturan
yang dapat menjaga kehendak bebas dari orang lain. Dengan demikian
setiap orang harus menghargai hak dan kebebasan orang lainnya selama hal
tersebut tidak merugikan.
 Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, arti hukum merupakan
keseluruhan kaidah dan seluruh asas yang mengatur pergaulan hidup
bermasyarakat dan mempunyai tujuan untuk memelihara ketertiban dan
meliputi berbagai lembaga dan proses untuk dapat mewujudkan berlakunya
kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.
Pengertian hukum secara umum adalah peraturan yang berupa norma dan
sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga
ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan. Hukum menjadi pedoman
bagi masyarakat dalam bertindak. Terdapat sanksi dan hukuman bagi orang yang
melanggar hukum.

2
2.1.2 Pranata
Pranata atau institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas
masyarakat yang khusus. Norma/aturan dalam pranata berbentuk tertulis (undang-
undang dasar, undang-undang yang berlaku, sanksi sesuai hukum resmi yang
berlaku) dan tidak tertulis (hukum adat, kebiasaan yang berlaku, sanksinya ialah
sanksi sosial/moral (misalkan dikucilkan)). Pranata bersifat mengikat dan relatif
lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai, aturan main, tujuan,
kelengkapan, dan umur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pranata berarti sistem tingkah laku
sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yg mengatur tingkah laku
itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan
manusia dalam masyarakat; institusi.

2.1.3 Pembangunan
 Menurut Mohamma Ali, pembangunan merupakan setiap upaya yang
dikerjakan secara terencana untuk melaksanakan perubahan yang memiliki
tujuan utama untuk memperbaiki dan menaikkan taraf hidup, kesejahteraan,
dan kualitas manusia.
 Menurut Seers, pembangunan dapat dipastikan sebagai sebuah istilah
teknis, yaitu seni dalam membangkitkan masyarakat di berbagai negara
berkembang dari kemiskinan, tingkat melek huruf yang rendah, tingginya
angka pengangguran, dan ketidakadilan dalam bidang sosial.
 Menurut Drs. Joko Untoro, pembangunan merupakan pertumbuhan
ekonomi yang diikuti oleh perubahan di dalam struktur ekonomi dan pola
kegiatan ekonomi ataupun upaya menaikkan pendapatan per kapita.
 Menurut Benny H. Hoed, pembangunan dapat diartikan setiap upaya
sistematis yang dilaksanakan untuk melepaskan diri dari ketertinggalan, dan
upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Secara umum, pembangunan adalah perubahan individu atau kelompok
dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.

3
Dapat di artikan bahwa hukum pranata pembangunan adalah suatu
peraturan perundang-undangan yang mengatur suatu sistem tingkah laku sosial
yang bersifat resmi yang di miliki oleh kelompok ataupun individu untuk
mewujudkan kesejahteraan hidup bersama.

2.2 Hubungan Hukum dan Pranata Pembangunan


Dari definisi hukum dan pranata diketahui, bahwa keduanya dibutuhkan
untuk saling melengkapi didalam melaksanakan suatu pembangunan. Pranata
pembangunan menjadi suatu sistem yang diikat oleh peraturan/undang-undang
agar memiliki nilai hukum, sehingga keduanya sangat berhubungan.
Hukum dan Pranata Pembangunan diperlukan untuk menjamin agar suatu
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Keduanya akan berperan sebagai
kontrol bagi pihak-pihak yang terlibat pembangunan agar menjalankan
kewajibannya, serta memberi jaminan atas hak masing-masing pihak. Dengan
adanya hukum dan pranata pembangunan, diharapkan pembangunan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar sesuai yang terlah disepakati bersama.
Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara orang yang satu
dengan orang yang lain karena perbuatan, peristiwa atau keadaan. Salah satu
bentuk dari hukum perikatan adalah kontrak kerja. Kotrak kerja akan mengatur
berbagai hal, mulai dari jenis proyek, pihak-pihak yang terlibat, dasar hukum,
hingga sanksi-sanksi yang akan dijatuhkan jika ada pihak yang melanggar
kesepakatan. Salah satu penerapan hukum dan pranata pembangunan, dapat kita
lihat pada sebuah kontrak kerja.
Kontrak kerja ada dalam banyak bidang pekerjaan namun dalam hal ini
akan membahas kontrak kerja antara pemborong dengan owner.Pemborong atau
kontraktor adalah pihak yang melaksanakan suatu proses pembangunan
sedangkan owner adalah pemberi tugas atau pemilik proyek. Kontrak kerja berisi
tentang hak-hak dan kewajiban antara owner dan pekerja. sehingga apabila salah
satu isi dari kontrak kerja dilanggar maka hal ini dapat diperkarakan hingga
kepengadila karena telah memiliki dasar hukum yang kuat bagi kedua belah pihak
agar tak ada yang dirugikan.

4
2.3 Unsur-Unsur dalam Hukum dan Pranata Pembangunan
Hukum dan pranata pembangunan memiliki empat unsur :
1. Manusia
Manusia merupakan unsur pokok dan sumber daya utama.Karena manusialah
yang bertugas sebagai pengelola juga pemakai hukum yang ada.Sehingga mausia
jugalah yang menentukan arah pengembangan dari suatu pembangunan.
2. Sumber daya alam
Sumber daya alam disini menjadi material pembuatan suatu
infrastruktur.Tanpa adanya sumber daya yang mendukung maka pembangunan
akan terhambat.
3. Modal
Modal berperan  dalam pesat tidaknya pembangunan suatu daerah.Semakin
pesat daerah itu berkembang maka semakin banyak pula modalnya.Harus ada
aturan yang mengatur agar para pemilik modal yang besar ini tidak
seenaknya  sendiri melakukan pembangunan.Disini peraturan/hukum  berperan
dalam kontrol para pemilik modal ini agar tidak sampai mengganggu unsur yang
lain seperti SDA ataupun manusia juga lingkungan.
4. Teknologi
Teknologi berperan dalam efisiensi pembangunan sehingga dapat
mempermudah dan mempercepat suatu proses pembangunan.Aturan disini
berperan dalam pembuatan standarisasi teknologi tertentu sesuai kebutuhan
masing-masing pembangunan agar kualitas pembangunan tersebut tidak
melenceng (punya kualitas rendah).

2.4 Undang-Undang Hukum dan Pranata Pembangunan


Hukum dan pranata pembangunan undang - undang no.4 tahun 1992
tentang Perumahan & Pemukiman. Dalam Undang - Undang ini terdapat 10 BAB
(42pasal) antara lain yang mengatur tentang :
1. Ketentuan Umum ( 2 pasal )
2. Asas dan Tujuan (2 pasal )
3. Perumahan ( 13 pasal )
4. Pemukiman ( 11 pasal )

5
5. Peran Serta Masyarakat ( 1 pasal )
6. Pembinaan (6 pasal )
7. Ketentuan Piadana ( 2 pasal )
8. Ketentuan Lain - lain ( 2 pasal )
9. Ketentuan Peralihan ( 1 pasal )
10. Ketentuan Penutup ( 2 pasal )

2.5 Contoh Bentuk Kerjasama Antara Pelaku Pembangunan

PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Pada hari ini, Senin, tanggal 15 Juni tahun 2004, kami yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. DR. Ir. IHANG PUTRA BANGSA, SH., Direktur PT. Cipta Petrol Investama
bertempat tinggal di Jl. Tamansiswa No. 158 A Yogyakarta, dalam hal ini
bertindak dalam jabatanya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan
karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili PT. Cipta Petrol Investama,
berkedudukan di Jl. C. Simanjtak No. 12 Yogyakarta, berdasarkan Pasal 21
Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris No. 121 Pen.
PT/XII/1977, tanggal 12 Desember 1977, yang termuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 14 Februari 1978, No. BN 125/PT/II/1978,
Tambahan No. TLN 202/PT/II/1978, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
2. Dr. JOHN HOWARD, LLM, Direktur West Wing Build Corporation, dalam
hal ini bertindak dalam jabatanya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi
dari dan karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili West Wing Build
Corporation, berkedudukan di Jl. Kanguru No. 207 Sidney Australia, untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PINAK KEDUA selanjutnya secara bersama-


sama disebut PARA PIHAK.
Menimbang
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu anak perusahaan dari PT. Rentang
Rejeki Semesta yang bergerak di bidang konstruksi dan pembangunan
anjungan minyak lepas pantai yang berkedudukan di Jakarta. Oleh perusahaan

6
tersebut PIHAK PERTAMA diberi bertugas menjalankan proyek
pembangunan rumah dinas untuk karyawan pertambangan sebanyak 500 unit
di Jl Kaliurang Km. 12,5 Sleman Yogyakarta.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa
konstruksi bangunan berkedudukan di Jl. Kanguru No. 207 Sidney Australia.
3. Bahwa dalam rangka menjalankan proyek pembangunan rumah dinas untuk
karyawan penambangan ini diperlukan PIHAK KEDUA sebagai penyandang
modal awal.
Maka karena itu, berdasarkan kesepakatan dan prinsip-prinsip tersebut di
atas PARA PIHAK dengan ini setuju untuk mengadakan Perjanjian Kerja Sama
Pelaksanaan Konstruksi ini dengan tunduk pada ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut:

Pasal 1
Definisi
1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Konstruksi adalah
Perjanjian Pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah.
2. Yang dimaksud dengan proyek dalam proyek pembangunan 500 unit rumah
dinas.
3. Rumah dinas dalam perjanjian ini adalah rumah dinas bagi 500 karyawan PT
Rentang Rejeki Semesta.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari perjanjian ini adalah mengadakan hubungan
kerjasama antara kedua belah pihak dalam rangka pelaksanaan dan penyelesaian
proyek pembangunan 500 unit rumah dinas di Jl. Kaliurang Km. 12,5 Sleman
Yogyakarta guna mendapatkan keuntungan bersama.

Pasal 3
Hak dan Kewajiban
1. Dengan ini PIHAK PERTAMA mengikatkan diri pada perjanjian ini dan
berhak menerima kucuran dana sebagai modal awal sebesar Rp 50.000.000,-
(Lima puluh juta rupiah) dari PIHAK KEDUA, dan bersamaan dengan itu

7
wajib mengembalikan dana tersebut kepada PIHAK KEDUA dengan tambahan
bunga seperti yang diperjanjikan.
2. PIHAK PERTAMA wajib mengembalikan dana modal awal kepada PIHAK
KEDUA dengan tambahan bunga sebesar 15% setelah perjanjian berakhir.
3. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan material, tenaga keja, dan
kebutuhan teknis lainnya dalam pelaksanaan proyek.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban mengirimkan tenaga suprvisor dan
mengalokasikan Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta) untuk kelancaran proyek
bersama.
5. Kedua belah pihak berhak atas harga keuntungan proyek dengan pembagian
masing-masing sebesar 50%.

Pasal 4
Ruang Lingkup
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan
kerjasama dalam pelaksanaan proyek pengadaan 500 unit rumah dinas yang saling
menguntungkan dengan prinsip saling menghormati dengan ketentuan:
1. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab terhadap proses jalannya pelaksanaan
proyek di lapangan.
2. Dalam rangka penghimpunan dana pelaksanaan proyek, PIHAK KEDUA
berjanji dan mengikatkan diri untuk mengirimkan tenaga supervisor kepada
PIHAK PERTAMA.
3. Untuk memperlancar pelaksanaan proyek dalam perjanjian ini, maka PIHAK
KEDUA akan mengalokasikan dana sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta
rupiah) kepada PIHAK PERTAMA sebagai modal awal bersama..

Pasal 5
Jangka Waktu
1. Perjanjian kerja sama ini berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun terhitung
sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian ini, dan dapat diperpanjang sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan evaluasi setiap tahun sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.

8
2. Apabila dipandang perlu perjanjian ini dapat diperpanjang atas persetujuan
kedua belah pihak dengan melakukan konsultasi, atas rancangan perpanjangan
dan dibicarakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
perjanjian kerja sama.
3. Perjanjian kerja sama ini dapat diubah sebelum jangka waktunya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan pihak yang mengakhiri perjanjian ini
wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya,
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum keinginan diakhirinya perjanjian ini
atau terjadi perubahan mendesak pada masing-masing pihak.

Pasal 6
Pembayaran
1. PIHAK PERTAMA harus menyerahkan kepada PIHAK KEDUA
deposit/jaminan modal berupa obligasi dan atau saham sebesar Rp.
20.000.000,- (dua puluh juta Rupiah), yang harus dibayarkan sekaligus pada
saat penandatanganan Perjanjian ini sebagai jaminan bagi PIHAK KEDUA .
2. Deposit/jaminan modal kerja sama ini akan dikembalikan kepada PIHAK
KEDUA pada akhir Jangka Waktu perjanjian dengan bebas bunga dan setelah
diperhitungkan dengan kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA (bila ada)
bersamaan dengan pembagian keuntungan proyek.
3. PIHAK KEDUA wajib mentransfer modal awal sebesar Rp 50.000.000,- (Lima
puluh juta rupiah) kepada PIHAK PERTAMA melalui Rekening BCA No.
0823.987.3321 atas nama PT. Cipta Petrol Investama.
4. Pembayaran tersebut seperti dimaksud pada ayat 3 diatas dilakukan 4 (Empat)
kali secara angsuran dalam jangka waktu 4 (Empat) tahun dan dibayarkan 1
(Satu) kali dalam setiap tahunnya sebesar Rp 12.500.000,- (Dua belas juta lima
ratus ribu rupiah).
5. Setiap angsuran harus sudah dibayarkan kepada PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya tanggal 31 Januri tiap tahunnya.

9
Pasal 7
Keterlambatan
1. Jika terjadi keterlambatan dalam pembayaran angsuran oleh PIHAK KEDUA,
maka PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan tambahan dan sebesar 5%
untuk angsuran berikutnya sebagai biaya atas kerugian-kerugian yang terjadi
akibat keterlambatan tersebut.
2. Dalam hal keterlambatan terjadi pada angsuran yang terakhir, maka PIHAK
PERTAMA berhak mengajukan ganti rugi pada saat pembagian keuntungan
proyek sebesar jumlah kerugian yang diakibatkan secara langsung oleh
keterlambatan tersebut.

Pasal 8
Cedera Janji
Dalam hal cedera janji di PIHAK PERTAMA sehingga mengakibatkan
diakhirinnya perjanjian ini, PIHAK KEDUA selaku penyedia modal awal berhak
untuk meminta ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA sebesar jumlah uang yang
telah disetorkan kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 9
Force Majeur
1. Tanpa mengesampingkan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, peristiwa-
peristiwa sebagai berikut merupakan keadaan kahar (force majeure), yaitu:
a) Peristiwa alam;
b) Tindakan Pemerintah;
c) Kerusuhan;
d) Kebakaran yang tidak disebabkan karena kesalahan Para Pihak;
dan peristiwa-peristiwa lainnya yang berada di luar jangkauan yang wajar
dari Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya keadaan kahar tersebut di atas, maka Para Pihak sekarang
ini dan untuk nanti pada waktunya, menyatakan saling memberikan
pembebasan untuk tidak saling menuntut dalam bentuk apapun kepada satu
sama lainnya.

10
Pasal 10
Pilihan Hukum
Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Kontra ini akan ditafsirkan dan tunduk
pada peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

Pasal 11
Penyelesaian Sengketa
1. Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul secara
musyawarah dan mufakat, dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Apabila penyelesaian perselisihan tersebut tidak mencapai mufakat, maka
PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya di Badan Arbitrase
Internasional yang tunduk kepada ketentuan ICC.

Pasal 12
Bahasa
Naskah surat perjanjian ini dicetak ke dalam bahasa Indonesia dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan kedua-duanya berlaku sebagai
dokumen yang sah dan berkekuatan hukum sama.

Pasal 13
Korespondensi
Semua pemberitahuan dan informasi lainnya yang akan diberikan pada
salah satu pihak berdasarkan perjanjian ini dianggap telah diterima hanya jika
disampaikan secara langsung atau dikirimkan melalui kurir atau dikirimkan
melalui pos tercatat yang dibubuhi perangko secukupnya, dengan suatu tanda
terima atau melalui faksimili. Alamat atau nomor faksimili dari pihak yang berhak
untuk menerima pemberitahuan atau informasi apapun adalah sebagai berikut:
1. Untuk PIHAK PERTAMA: PT. Cipta Petrol Investama, Gedung Hero II Lt.
10, Jl. Tamansiswa No. 158 A Yogyakarta 55252, Telepon: 8317773,Faksimili:
8317836.
2. Untuk PIHAK KEDUA: West Wing Build Corporation, Jl. Kanguru No. 207
Sidney Australia, Telepon: 0209897, Faksimili: 2020334.

11
Apabila salah satu pihak merubah alamat, nomor faksimili atau kontak
utamanya, maka hal tersebut harus segera diberitahukan kepada pihak lainnya.

Pasal 14
Amandemen
1. Perjanjian ini dapat diubah berdasarkan persetujuan Kedua Belah Pihak.
2. Perubahan dan atau penambahan terhadap hal-hal yang belum diatur dalam
Kesepakatan Bersama ini, akan diatur dalam bentuk addendum dan atau
amandemen sesuai dengan kesepakatan Kedua Belah pihak dan merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 15
Penutup
1. Perjanjian ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2. Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak di atas materai
yang cukup di Jakarta pada hari dan tanggal sebagaimana disebutkan pada
perjanjian, dibuat dalam rangkap 4 (Empat), 2 (dua) dalam bahasa Indonesia
dan 2 (dua) dalam bahasa Inggris yang masing-masing sama bunyinya dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan dipegang oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

12
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Hukum dan pranata pembangunan adalah suatu peraturan perundang-undangan
yang mengatur suatu sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi yang di
miliki oleh kelompok ataupun individu untuk mewujudkan kesejahteraan hidup
bersama.
2. Hukum dan Pranata Pembangunan diperlukan untuk menjamin agar suatu
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Keduanya akan berperan sebagai
kontrol bagi pihak-pihak yang terlibat pembangunan agar menjalankan
kewajibannya, serta memberi jaminan atas hak masing-masing pihak. Dengan
adanya hukum dan pranata pembangunan, diharapkan pembangunan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar sesuai yang terlah disepakati bersama.
3. Hukum dan pranata pembangunan memiliki empat unsur, yaitu: manusia,
sumber daya alam, modal dan teknologi

13
DAFTAR PUSTAKA

http://niningmasitoh.blogspot.com/2017/10/hukum-dan-pranata-
pembangunan-bab-ii.html
(diakses pada 15 Februari 2020)

https://fatimachitra.wordpress.com/2014/09/27/hubungan-hukum-dan-
pranata-pembangunan/
(diakses pada 15 Februari 2020)

https://adytiawan.wordpress.com/2014/09/26/hubungan-antara-hukum-dan-
pranata-pembangunan/
(diakses pada 15 Februari 2020)

http://togurio.blogspot.com/2014/09/hubungan-antara-hukum-dan-
pranata.html
(diakses pada 15 Februari 2020)

14

Anda mungkin juga menyukai