Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK III

BLOOD GAS ANALYSIS (BGA)

Disusun oleh :
Anggota Kelompok 2
1. Citra Meilani 1713453003
2. Fitri Aliyah 1713453006
3. Nova Mardiana 1713453007
4. Ayu Novia 1713453009
5. Rania Desmaliya 1713453014
6. Jaya Sampurna 1713453027
7. Catherine Surya 1713453028
8. Asri Widya Ariani 1713453035
9. Rizky Adji Pangestu 1713453040
10. Stefani Reza Andrianti 1713453044
11. Mela Maroba 1713453046
12. Istiqomah 1713453047
13. Sheren Wina Reulista 1713453049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
A. Pengertian AGD (Analisa Gas Darah)
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa ( BGA )
merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk
mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen ( O2), Karbondiosida ( CO2) dan
status asam-basa dalam darah arteri.
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan
untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan
pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH,
PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).
Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan
pasien-pasian penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga
pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah
arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbagan
asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar biokarbonat, saturasi oksigen, dan
kelebihan atau kekurangan basa.
Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
 Pemantauan invasive (kateter arteri, punksi arteri, punksi vena, dan punksi kapiler)
 Pemantauan non invasive (pulse oximetry, monitor transkutaneus, monitor
karbondioksida end-tidal).

B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD (Analisa Gas Darah)


Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang
memberikan oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan
ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa).
Peneliatian ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan
kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk
terapi oksigen (terapi pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat
memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
Adapun tujuan lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah,yaitu :
1. Menilai fungsi respirasi (ventilasi)
2. Menilai kapasitas oksigenasi
3. Menilai Keseimbangan asam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang lain.
Disamping itu Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan :
a) Penyakit pernafasan
b) Pemberian oksigen
c) Kadar oksigenasi dalam darah
d) Kadar CO2
e) Keseimbangan asam-basa
f) Ventilasi
AGD tidak perlu dilakukan apabila:
a) Hasil tidak akan memberikan pengaruh pada tindakan medis selanjutnya
b) Mengikuti prosedur pemeriksaan yang ada, bukan karena adanya indikasi
c) Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan
d) Komplikasi yang timbul >>daripada hasil AGD yang diharapkan.
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD :
a) Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel
darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen
sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
b) Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH
tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman
heparin.
c) Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa,
dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
d) Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya
PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
e) Nilai
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai
PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara
tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi
darah.
C. Pengambilan Sample AGD (Analisa Gas Darah)
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri
radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau
brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak
mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena
adanya risiko emboli. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik
untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan analisa gas darah:
Gelembung udara
Tekanan
Disamping itu, pemilihan bagian analisa gas darah :
a. Kriteria tergantung pada :
 Ada tidaknya sirkulasi koleteral
 Seberapa besar arteri
 Jenis jaringan yang mengelilingnya
b. Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih :
 Adanya peradangan
 Adanya iritasi
 Adanya edema
 Dekat dengan luka
 Percabangan arteri dengan fistula
Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini meliputi :
Ø Gunakan tehnik steril
Ø Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurism
Ø Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
Ø Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
Ø Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
Ø Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang “arteri
line”
1. Arteri Radialis dan Arteri Ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
Merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali
terdapat banyak bekas tusukan atau hematome juga apabila Allen test negatif. Arteri
yang berada di pergelangan tangan pada posisi ibu jari. Terdapat sirkulasi kolateral
(suplai darah dari beberapa arteri). Kesulitannya ukuran arteri kecil, sulit memperoleh
kondidi pasien dengan curah jantung yang rendah.
Test Allen’s merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan, hal ini
dilakukan dengan cara yaitu: pasien diminta untuk mengepalkan tangannya, kemudian
berikan tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris selama beberapa menit, setelah itu
minta pasien unutk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna
jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna
merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,
menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negative, hindarkan tangan tersebut
dan periksa tangan yang lain.
2. Arteri Brakialis
Arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselip
diantara otot bisep. Ukuran arteri besar sehingga mudah dipalpasi dan ditusuk.
Merupakan arteri pilihan keempat karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi
pembuluh darah. Kesulitannya :
a. Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk.
b. Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA.
c. Kesulitan :
ü Letak arteri lebih dalam
ü Letaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf median
ü Hematom mungkin terjadi

3. Arteri Femoralis
Merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil.
Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh
/ tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat
menyebabkan kematian jaringan.
Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi
percampuran antara darah vena dan arteri. Selain itu arteri femoralis terletak sangat
dalam dan merupakan salah satu pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas
bawah.
Merupakan arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan paha
bagian dalam, disebelah lateral tulang pubis. Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien
dengan curah jantung yang rendah. FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat
atau sulit mendapat arteri lain. Kesulitan :
 Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat
pengambilanSulit untuk aseptis
 Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalamLetaknya dekat dengan vena
paha.
5. Bagian arteri lainnya
a) Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusat
b) Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis
Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika masih ada
alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi
bila terjadi spasme atau thrombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris
sebaiknya tidak digunakan karena adanya resiko emboli ke otak.
D. Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara
melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi
menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara
menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri
ketika volume telah terpenuhi.
Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-
mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut.
Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama -
botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi
(tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup
merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet
(EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat).
E. Indikasi Analisa Gas Darah
Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :
1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
Penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya hambatan aliran
udara pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible
parsial. Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa juga
gabungan antar keduanya.
2. Pasien dengan edema pulmo
Pulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang
merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara.
Ini dapat menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon
dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk.
Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam paru-paru" ketika menggambarkan
kondisi ini pada pasien-pasien.
Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia
dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema, atau
dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary edema.
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler
yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan
perubahan dalarn jaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi yang jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif
darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan
surfaktan , yang mengarah pada kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat
menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan karakteristik dalam
kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia.
4. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton,
2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya
pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
5. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk
menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan
cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena
bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau
kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker
paru atau penggunaan alkohol.
6. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang
adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, dan
pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain
tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi
hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga
seringkali menyebabkan kematian pada pasien.
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik
pada derajat tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang menetap,
demam yang bukan disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan
kegagalan beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini dapat disebabkan oleh
suatu respon banyak hal, antara lain oleh karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass
(Surahman, 2010).
8. Resusitasi cardiac arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh
beberapa faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang
banyak, sengatan listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun
serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat
penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan.
Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension
pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti.
Berhentinya peredaran darahmencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-
organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk
otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan
kesadaran dan berhenti bernapas normal.
Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit
dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi
dan ditangani dengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak,
ataupun kematian mungkin bisa dicegah.
Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :
a. PH
PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan
atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+
meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat.
b. PaCO2
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2
ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup
tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi
karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan
adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan
rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion
H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah
c. PaO2
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah.
PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri
d. Base Ekses (E . E)
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap
atau kekurangan basa / kelebihan asam. Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa
dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam
e. TCO2
Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat,
bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk klinik
gangguan keseimbangan asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa
karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1
f. Sat O2
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk
menghitung kandungan oksigen dalam darah.

Alat dan bahan :


Alat : alcohol swab
: spuit
: plester
: blood gas analyzer test
: catridge
Bahan : darah arteri
Cara kerja
1. Baca status dan data pasien
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Jelaskan tujuan yang akan dilakukan
4. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
5. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
6. Desinfeksi area yang akan di tusuk dengan kapas alkohol
7. Masukan jarum dengan sudut 45 sambil menstabilkan arteri pasien dengan
tangan yang lain
8. Ambil darah 1 ml sampai 2 ml
9. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas tusukan dengan menggunakan kasa 5-
10menit
10. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
11. Beri label pada spesimen yang berisi nama,suhu, konsentrasi oksigen yang
digunakan pasien jika pasien menggunakan terapi oksigen
12. Kirim darah ke laboratorium
13. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak menggeluarkan darah
14. Bereskan alat yang sudah digunakan
15. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD.
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yg telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengambilan darah arteri pasien sehat tepat dan hasil pemeriksaan
pH,PCO2,PO2,BE,HCO3,TCO2,SO2% normal.

Anda mungkin juga menyukai