Dosen Pengampu :
Nurminha, M.Sc.
Disusun oleh :
Anggota Kelompok 2
1. Citra Meilani 1713453003
2. Fitri Aliyah 1713453006
3. Nova Mardiana 1713453007
4. Ayu Novia 1713453009
5. Rania Desmaliya 1713453014
6. Jaya Sampurna 1713453027
7. Catherine Surya 1713453028
8. Asri Widya Ariani 1713453035
9. Rizky Adji Pangestu 1713453040
10. Stefani Reza Andrianti 1713453044
11. Mela Maroba 1713453046
12. Istiqomah 1713453047
13. Sheren Wina Reulista 1713453049
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan tepat waktu. Selama pengerjaan makalah ini, kami mencurahkan
pikiran, kemampuan, dan pengalaman sebaik mungkin guna terwujudnya makalah
yang baik. Makalah ini membahas mengenai “Elisa Sandwich dan ELISA
competitive”.
Penulis menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan tidak luput dari
kesalahan, kelalaian dan kekurangan, sehingga dapat diterima bila ada kritik dan
saran dari para pembaca agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam pembuatan makalah yang berikutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ELISA kompetitif ini dapat diaplikasikan untuk mendeteksi keberadaan
antigen atau antibody.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kompleks dengan antigen. Antibodi pendeteksi dapat berikatan juga dengan
enzim, atau dapat dideteksi secara langsung oleh antibodi sekunder yang
berikatan dengan enzim melalui biokonjugasi. Di antara tiap tahap, plate
harus dicuci dengan larutan deterjen lembut untuk membuang kelebihan
protein atau antibodi yang tidak terikat. Setelah tahap pencucian terakhir,
dalam plate ditambahkan substrat enzimatik untuk memproduksi sinyal
yang visibel, yang menunjukkan kuantitas antigen dalam sampel. Teknik
ELISA yang lama menggunakan substrat kromogenik, meskipun metode-
metode terbaru mengembangkan substrat fluorogenik yang jauh lebih
sensitif.
4
atau protein. Pada ELISA sandwich, antibody primer seringkali disebut
sebagai antibody penangkap, sedangkan antibody sekunder seringkali
disebut sebagai antibody penangkap, sedagkan antibody sekunder seringkali
disebut sebagai antibody deteksi.
Uji ini dilakukan pada plate 96-well berbahan polistirena. Untuk melakukan
teknik "Sandwich" ELISA ini, diperlukan beberapa tahap yang meliputi:
1. Well dilapisi atau ditempeli antigen.
2. Sampel (antibodi) yang ingin diuji ditambahkan.
3. Ditambahkan antibodi kedua yang dikonjugasikan dengan enzim
tertentu seperti peroksidase alkali. Antibodi kedua ini akan menempel
pada antibodi sampel sebelumnya.
4. Dimasukkan substrat enzim yang dapat menimbulkan warna tertentu
saat bereaksi.
5. Intensitas warna campuran diukur dengan spektrofotometer yang
disebut ELISA reader hingga mendapatkan hasil berupa densitas optis
(OD). Dengan menghitung rata-rata kontrol negatif yang digunakan,
didapatkan nilai cut-off untuk menentukan hasil positif-negatif suatu
sampel. Hasil OD yang berada di bawah nilai cut-off merupakan hasil
negatif, dan demikian juga sebaliknya.
5
2. Membilas antibodi yang tidak terikat dengan buffer.
3. Melapisi sisi-sisi tertentu yang mungkin tidak spesifik dilekati oleh
antigen dengan protein yang tidak berhubungan/tidak spesifik (seperti
larutan susu bubuk).
4. Membilas protein yang tidak melekat.
5. Menambahkan sampel yang akan dideteksi antigennya dan membiarkan
antibodi untuk berikatan dengan antigen spesifik dari sampel.
6. Membilas antigen yang tidak terikat.
7. Menambahkan antibody yang telah terlabeli dengan enzim dan bersifat
spesifik untuk epitope yang berbeda pada antigen sampel, sehingga
terbentuk sandwich.
8. Membilas antibody-enzim yang tidak terikat.
9. Menambahkan substrat chromogenic, substrat yang tidak berwarna
yang terikat ke enzim akan dikonversi menjadi produk.
10. Inkubasi sampai muncul warna.
11. Ukur dengan spektrofotometer. Jika semakin pekat warna yang
terdeteki, maka makin besar kadar antigen spesifi dalam sampel.
Kelebihan teknik ELISA sandwich ini pada dasarnya berada pada tingkat
sensitivitasnya yang relatif lebih tinggi karena antigen yang diinginkan
harus dapat berinteraksi dengan dua jenis antibody, yaitu antibody
penangkap dan antibody detector, kemampuannya menguji sampel yang
tidak murni, dan mampu mengikat secara selektif antigen yang dikehendaki.
Tanpa lapisan pertama antibodi penangkap, semua jenis protein pada sampel
6
(termasuk protein serum) dapat diserap secara kompetitif oleh permukaan
lempeng, menurunkan kuantitas antigen yang terimobilisasi.
7
Penggunaan ELISA melibatkan setidaknya satu antibodi dengan
spesifitas untuk antigen tertentu. Sampel dengan jumlah antigen yang
tidak diketahui diikatkan (diimobilisasi) pada suatu permukaan solid
(biasanya berupa lempeng mikrotiter polistirene), baik yang non-
spesifik (melalui penyerapan pada permukaan) atau spesifik (melalui
penangkapan oleh antibodi lain yang spesifik untuk antigen yang
sama, disebut ‘sandwich’ ELISA).
8
dapat dibuang.
8. Ditambahkan reagen yang dapat diubah oleh enzim menjadi
sinyal berwarna/ berfluoresensi/ elektrokimia
9. Diukur absorbansinya untuk menetukan kehadiran dan kuantitas
dari antigen
9
Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menambahkan suatu competitor
ke dalam lubang mikrotiter.
10
1. Antibodi yang tidak berlabel diinkubasi dengan kehadiran
antigennya
2. Komplek antigen-antibodi ini selanjutnya ditambahkan pada lubang
yang telah dilapisi antigen
3. Plate dicuci, sehingga kelebihan antibodi tercuci (semakin banyak
antigen dalam sampel, semakin sedikit antibodi yang dapat terikat
pada antigen yang menempel pada permukaan lubang, karena
inilah disebut kompetisi
4. Ditambahkan antibodi sekunder yang spesifik utnuk antibodi
primer. Antibodi sekunder ini berpasangan dengan enzim
5. Substrat ditambahkan, enzim akan mengubah substrat menjadi
sinyal kromogenik/fluoresensi.
11
2.5 Kelebihan dan Kekurangan ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay)
Teknik ELISA ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
a. Teknik pengerjaan relatif sederhana
b. Relatif ekonomis (karena jenis a antibodi yang digunakan hanya satu
saja, sehingga menghemat biaya untuk membeli banyak jenis
antibodi)
c. Hasil memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi.
d. Dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen walaupun
kadar antigen tersebut sangat rendah (hal ini disebabkan sifat interaksi
antara antibodi atau antigen yang bersifat sangat spesifik)
e. Dapat digunakan dalam banyak macam pengujian.
12
2.6 Perbedaan Cara Kerja dari Sandwich ELISA dan Competitive ELISA
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu teknik
biokimia yang digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi
kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://id.bioresearch-online.com/news/sandwich-elisa-kit-7869904.html
http://riset.fk.unsoed.ac.id/2017/04/16/prinsip-elisa/
http://yazhidbazhar.blogspot.com/2015/09/elisa-enzyme-linked-immunosorbent-
assay.html
https://id.wikipedia.org/wiki/ELISA
https://moko31.wordpress.com/2011/06/28/tinjauan-tentang-elisa/
15