Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PEMBAHASAN

A.  LATAR BELAKANG
Pendidikan selalu bertumpuh pada kesejahteraan, yakni pengalaman-
pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini,
dan aspirasi serta harapan masa depan/melalui pendidikan setiap
masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang
telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut.
Melalui dengan pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan
untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam
maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan.
Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang
akan dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di
masa depan.
Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
telah ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah masyarakat masa depan itu?
2.Bagaimana paparan tentang perkiraan masyarakat masa depan?
3. Bagaimana upaya pendidikan untuk mengantisipasi masyarakat masa
depan?

C.TUJUAN
1.    Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan,
serat peranan faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta
kebutuhan yang meningkat dalam layanan profesional terhadap masyarakat
di masa depan tersebut
2.    Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa
depan, baik yang berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang
berkenan dengan perubahan sosio-kultural, serta pengembangan sarana
pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan
dilaksanakan.

D. MANFAAT                                       
Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya mahasiswa keguruan,
kajian tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni
untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PEMBAHASAN

       Sejarah masa lampau dan pengalaman – pengalaman, kenyataan dan


kebutuhan mendesak masa kini serta harapan masa depan menjadi tumpuan
dari pendidikan. Melalui pendidikan masyarakat akan melestarikan nilai – nilai
sosial kebudayaannya. Dalam UU – RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan bahwa “ pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa depan.” Bagi
mahasiswa calon tenaga kependidikan utamanya guru, kajian tentang
masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda yakni untuk dirinya
sendiri dan kelak untuk siswa – siswanya. Untuk itu di bawah ini adalah
paparan tentang perkiraan masyarakat masa depan serta akan diikuti dengan
kajian tentang upaya pendidikan untuk mengantisipasinya.

A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan


Di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Seperti yang dikemukakan
sebelumnya masyarakat Indonesia dan kebudayaan nasional merupakan
Landasan Sistem Pendidikan Nasional. Di sisi lain pendidikan merupakan
salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan
setiap masyarakat. Dalam UU No 2 tahun 1989 juga dijelaskan bahwa “
dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu
bangsa.”
Demi pemahaman dan karena adanya saling pengaruh antara pendidikan
dan latar sosio – kultural, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian
kebudayaan. Dalam hal ini adalah kebudayaan dalam arti luas yakni
“ keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan
belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya
itu.”( koentjaraningrat, 1974: 19 ). Kebudayaan itu dapat :
1.Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan
dan sebagainya.
2.Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda – benda hasil karya manusia.
( koentjaraningrat, 1974: 15-22 ).
Berbagai wujud kebudayaan tersebut selalu mengalami perubahan seiring
dengan perubahan masyarakat. Karena pengertian kebudayaan yang begitu
luas sering kali dipecah menjadi unsur – unsur kebudayaan yang dipandang
sebagai unsur – unsur universal dari kebudayaan yakni :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
3. Sistem pengetahuan.
4. Bahasa.
5. Kesenian.
6. Sistem mata pencaharian,
7. Sistem teknologi dan peralatan.
Unsur – unsur di atas diurut dari unsur yang sukar kena pengaruh dari
kebudayaan lain sampai yang mudah berubah atau terpengaruh kebudayaan
lain. Perubahan salah satu dari unsur – unsur tersebut akan berdampak pada
keseluruhan unsur – unsur kebudayaan lainnya. Dewasa ini perkembangan
kebudayaan sangat cepat serta meliputi seluruh aspek kehidupan.Percepatan
itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa karakteristik
umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan.
Ciri – ciri yang akan dibahas adalah : 
1.Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2.Perkembangan Iptek yang makin cepat.
3.Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.
4. Kebutuhan / tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi
kehidupan manusia.
1. Kecenderungan Globalisasi
Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini seakan
– akan sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia
menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia.
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan
dengan dampak yang berbeda – beda. Menurut Emil Salim ( 1990: 8-9 )
terdapat empat kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan
menonjol. Bidang tersebut meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan
pendidikan. Kajian keempat bidang tersebut sebagai berikut :
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat,
utamanya dengan menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan
satelit. Globalisasi iptek tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap dan
berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi
global tanpa mengenal batas – batas negara. Hal ini menyebabkan banyak
kelompok – kelompok ekonomi yang berkembang misalnya Masyarakat
Ekonomi Eropa untuk Eropa barat dan NAFTA di Amerika Serikat. Globalisasi
ekonomi ini telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja,
sedang dari segi ekonomi semakin kabur saja. Peristiwa ekonomi di suatu
negara seperti krisis moneter di Indonesia akan berdampak pula pada hampir
seluruh dunia.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai
pertemuan Internasional yang mencapai puncaknya pada Konferensi PBB
mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan pada awal Juni di Brasil.
 Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan berdampak pada
negara lainnya. Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke negara
– negara tetangga.
d. Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk
budaya nasional dan budaya–budaya nusantara. Di samping terpaan –
terpaan gagasan – gagasan dalam pendidikan, globalisasi juga menerpa
setiap individu manusia melalui radio, TV, dan Internet. Ke semua itu akan
mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku manusia.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisasi juga tampak
dalam bidang politik, hukum dan HAM, paham demokrasi dan sebagainya.
Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi
yang menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus
tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata di
sekitarnya.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )
Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi ini
merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepatan
perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis ( Filsafat ilmu, 1981: 9-15 ). Segi landasan
ontologis objek telaah adalah berupa pengalaman dan semua wujud yang
dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat
karena didapatkannya peranti yang membantu alat indra tersebut. Dari segi
epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang
disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang
pesat. Dengan mulai meninggalkan metode deduksi ala Aristoteles dan
beralih kepada teori Darwin.
Charles Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan metode
induktif dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang dikenal sebagai
daur hipotetiko-dedukto-verifikatif dalam metode ilmiah ( filsafat ilmu. 1981:
15 dan 156 ), ataupun model induktif-hipotetiko-deduktif dalam proses
penelitian
( Raka Joni, 198: 6 ). Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusun
suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan
gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengujian empiris dan
selanjutnya dapat meramalkan dan menentukan cara mengontrol hal – hal itu.
Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang
mempersoalkan untuk apa iptek itu dipergunakan secara moral tertuju pada
kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan
dan pemanfaatan iptek, yakni :
1. Penelitian dasar ( basic research )
2. Penelitian terapan ( applied research )
3. Pengembangan teknologi ( technological development )
4. Penerapan teknologi
Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis Balkon, karena
ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas :
Ø Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksploitasi
manusia itu.
Ø Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau
melunturkan nilai – nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas
budaya.
Ø Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah
memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu iptek merupakan salah
satu kunci keberhasilan kita di masa depan.
Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan
begitu pula dengan iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi
kita untuk mengikuti perkembangan iptek tersebut secara dini dan apabila
masyarakat belum siap menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan.
Untuk itu diharapkan di masa – masa mendatang lahir pakar – pakar iptek
yang
menguasai secara mendalam dan memiliki wawasan yang luas dan mampu
bekerja secara disiplin dan tetap berpijak pada budaya Indonesia.
3.  Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah perkembangan
informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan
lainnya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia kemajuan itu telah mendorong
perubahan masyarakat dari petani menjadi masyarakat industri dan informasi.
Seiring dengan itu komunikasi antar manusia yang berbeda dalam latar
kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan transportasi
dan telekomunikasi. Dalam berkomunikasi ada beberapa unsur dasar yakni :
Ø Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang
diinginkan oleh pengirim pesan.
Ø Penyandian, yakni penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi
dengan alat pengirim pesan.
Ø Transmisi atau pengiriman pesan.                         
Ø Saluran
Ø Pembukasandian penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi
pesan oleh penerima.
Ø Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
Ø Gangguan atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar
lainnya.
Ø Pada komunikasi satu arah, proses komunikasi berlangsung dari butir 1 ke
butir 6, yakni dari pengirim ke penerima. Sedangkan pada komunikasi dua
arah, kedua belah pihak dapat menjadi pengirim ataupun penerima pesan.
Berikut ini adalah bagan komunikasi ( dimodifikasi dari Jhonson dan Jhonson,
1977: 111 )
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami
perkembangan yang pesat, namun belum merata pada semua negara.
Perkembangannya di negara berkembang masih sangat lambat karena
didominasi oleh negara –
negara maju. Untuk itu diperlukan upaya – upaya untuk merebut teknologi
tersebut. Namun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1.Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
2. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang
beragam.
3.Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal
), surat kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
4.Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast
satelitte ). Ke semua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu
masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.
4.  Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya
kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Karena perkembangan iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus
informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa
depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang
semakin tinggi. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan
tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan. Di
bawah ini berbagai ciri profesi ( dari profesionalisasi jabatan guru 1983: 4-6 )
menurut Rober W. Richey ( 1974 ) dan D. Westby gibson ( 1965 ) yaitu :
1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu
harus mendapa pengakuan dari masyarakat.
2.Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah
teknik dan prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang
untuk mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan
sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu.
3.Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu,
sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan
profesi itu.
4.Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah
laku dan cara kerja dari anggotanya itu.
5.Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi
dan melindungi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
6.Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup dan
menjadi seorang anggota yang relatif permanen serta mempunyai
kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan
kemampuan profesionalnya sendiri.
Untuk menjadi seorang profesional memerlukan tahapan – tahapan yang
sangat panjang. Howsam, et. al. ( 1976 : 7-9 ) mengemukakan suatu
pandangan historis tentang profesi dengan mengemukakan lima lingkaran
konsentris dari titik tengah berturut – turut :
1. Profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi dan dosen.
2. Profesi baru yakni arsitektur, insinyur, dan optometri.
3. Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi umpama pekerja sosial yang
masih semi profesional akan segera diakui sebagai profesional.
4. Semi profesional.
5. Pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status profesional 
Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga
memperolah status yang melembaga sebagai profesional ( Nugroho
Notosusanto, 1984: 13-16), di dalamnya akan terkait dengan permasalahan
akreditasi, sertifikasi dan izin praktek. Mc. Cully ( 1969 dari T. Raka Joni,
1981: 5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses profesinalisasi yakni :
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu
profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2.Penepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan
tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki setiap calon profesi
tersebut.
3.Akreditas, pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan
prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang
bersangkutan.
4. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktik.
5. Baik secara perseorangan atau kelompok, pemangku profesi bertanggung
jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan
mengambil keputusan secara profesional.
6. Kelompok profesional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yaitu :
1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang
bermutu.
2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan


Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan
kesempatan menerima arus informasi yang cepat tentulah memerlukan warga
yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap
menyesuaikan diri dengan situasi yang baru tersebut. Untuk itu pendidikan
berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mampu menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang.
Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”. Sehingga
diperlukan pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus menyeluruh
mulai dari lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis
individual ( Charter dan Jones, 1973 dari Raka Joni 1983 : 24 ). Pada lapis
sistem, secara nasional telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang
dituangkan dalam sejumlah perundang – undangan, utamanya UU-RI No 2
tahun1989 tentang sisdiknas beserta serangkaian aturan pelaksanaannya.
Penggarapan pada lapisan institusional berkaitan dengan aspek
kelembagaan seperti : kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan,
sarana dan prasarana. Sedangkan pada lapis individual penggarapan upaya
pembaharuan utamanya terkait dengan semua personal yang terlibat dalam
pendidikan yaitu guru dan siswa.
Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan oleh
kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara
Indonesia pada abad ke 21 yang akan datang. Oleh karena itu kajian
selanjutnya adalah :
1)Tuntutan bagi manusia masa depan.
2) Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan
perubahan nilai dan sikap.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan
Dalam upaya menjadi manusia masa depan banyak tantangan – tantangan
yang akan dihadapi seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan
memanfaatkan peluang globalisasi berbagai bidang. Berdasarkan acuan
normatif yang berlaku ( UU RI No 2 / 1989 beserta peraturan pelaksanaannya
) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan Indonesia, yang dapat dianggap
profil manusia Indonesia di masa depan. 
 Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu adalah
wajib belajar sembilan tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam
penjelasan PP RI No 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar ( penjelasan
pasal tiga ) dikemukakan tujuan – tujuan pendidikan dasar tersebut, sebagai
berikut :
a. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang – kurangnya
mencangkup upaya untuk :
1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan.
2) Membiasakan untuk berperilaku yang baik.
3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.
4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
5) Memberikan kemampuan untuk belajar
6) Membentuk kemampuan belajar.
7) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat
sekurang – kurangnya mencangkup upaya :
1) Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat.
2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat.
3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
4) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang –
kurangnya mencangkup upaya untuk :
1) Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban
sebagai warga negara RI.
2) Menambahkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa
dan negara.
3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 
4) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia
mencangkup upaya untuk :
1) Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat
2)Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.
3) Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia.
4)Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.
5) Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah
dalam menguasai kurikulum yang diisyaratkan.
Tuntutan manusia di masa depan menyebabkan manusia diarahkan pada
pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan di masa depan. Beberapa diantaranya adalah :
·      Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural dan
lingkungan.
·      Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
·      Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
·      Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar ( 1990: 5-6 )
mengemukakan pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik,
yakni :
1) Kemampuan mengantisipasi ( anticipate ) perkembangan berdasarkan ilmu
pengetahuan.
2) Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi ( cope ).
3) Kemampuan mengakomodasi ( accomodate ), utamanya perkembangan
iptek serta perubahan yang diakibatkannya.
4) Kemampuan mereorientasi ( reorient ), utamanya kemampuan seleksi
( filter ) terhadap arus informasi yang membombardirnya. 
o  Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman ( 1972: 10-11) yang
menekankan kemampuan yang diperlukan manusia Indonesia berdasarkan
fungsinya, yakni:
o  Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme
produksi yang harus lebih efektif dan efisien.
o  Pemimpin dan manajer yang efektif, yang memiliki kemampuan
mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.
o  Pemikir yang menentukan arah perjalanan dan melihat segala
kemungkinan di hari depan.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta profil menusia
masa depan yang diharapkan berhasil di dalam masyarakat itu maka perlu
dikaji berbagai upaya masa kini yang memungkinkan mewujudkan manusia
masa depan tersebut. Dalam penjelasan UU RI No 2 tahun1989 dikemukakan
sebagai berikut : “dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka
pendidikan nasional mengusahakan : pertama, pembentukan manusia
Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tingi kualitasnya dan mampu
mandiri. Dan kedua, pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang
tangguh. Oleh karena itu kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan
melalui pendidikan akan diarahkan pada :
1. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi
tersebut yakni nilai dan sikap.
2.Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.
3. Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana
pendidikan. Ketiga hal tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi
masa depan.
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk
wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang
menjadi rujukan atas perilaku. Nilai – nilai tersebut bersumber dari nilai
agama, hukum, adat istiadat, kesopanan, moral dan lainnya baik yang tertulis
ataupun tidak tertulis. Salah satu pengaruh nilai – nilai tersebut akan tampak
dalam sikap seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum maka sikap selalu
terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan sikao terhadap objek tersebut. Dalam bersikap
dapat dibedakan tiga aspek, yakni :
1. Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap.
2. Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif
seperti setuju atau tidak setuju, suka atau benci dan sebagainya.
3.Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap
terhadap objek tersebut. Ketiga aspek tersebut pada dasarnya terpadu atau
saling berkaitan dalam membentuk sikap seseorang.
Pembentukan pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan
sebagainya. Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa
depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan
keseimbangan dan keserasian antara aspek pembaharuan dan pelestarian.
Nilai – nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia
semestinya akan tetap dilestarikan agar terhindar dari krisis identitas. 
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengatasi masa depan adalah upaya yang
berkaitan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal – hal
yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan adalah hasil
karya manusia melalui cipta dan karsa yang berkaitan dengan religi,
kesenian, bahasa, pengetahuan sampai sistem teknologi dan peralatan.
Sekarang ini masyarakat Indonesia berusaha untuk beralih dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri atau informasi sehingga unsur – unsur
kebudayaan yang ada pun akan ikut terpengaruh dan berkembang.
Keseluruhan unsur kebudayaan tersebut akan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya baik itu di Indonesia dan di dunia sekalipun. Saling
pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal
yang wajar dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal itu UNESCO telah
menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang menekankan
bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat
dimensi ( Makaminan Makagiansar, 1990: 7 ) yakni :
1. Afirmasi atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan,
karena pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan
masyarakat / bangsa yang bersangkutan.
2. Mereformasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok
manusia berhak diakui identitas budayanya.
3.Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka
partisipasi yang optimal dari masyarakat adalah mutlak diperlukan.
4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan
mutlak era globalisasi. 
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Sampai kapan pun pendidikan merupakan pilar utama dalam mengantisipasi
masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan
peserta didik untuk berperan di masa depan / yang akan datang. Untuk itu
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan harus terus ditingkatkan
dan disiapkan dengan sebaik – baiknya agar proses pendidikan dapat
berlangsung dengan lancar dan tepat sasaran. Dari tahun ke tahun
pemerintah telah menetapkan perundang – undangan dalam sistem
pendidikan dan sekarang ini telah ditetapkan sistem wajar yaitu wajib belajar
sembilan tahun ( 6 tahun SD dan 3 tahun SMP ). Peningkatan mutu
pendidikan dasar itu yang wajib diikuti oleh semua warga negara akan
menjadi cikal bakal ke arah peningkatan mutu pendidikan menengah dan
tinggi serta terbentuknya masyarakat terdidik yang mampu terus belajar
mandiri. Dalam menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung,
terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam
bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo ( 1990: 33 ) mengemukakan lima
strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni :
1. Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang –
bidang yang vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama
menghadapi globalisasi.
2.Pendidikan untuk mengembangkan keterampilan manajemen, termasuk
bahasa – bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan
politik, sebagai instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga
berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas
hidup dan hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia. 
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama,
ideologi demi ketahanan sosial – budaya termasuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan,
terhadap pengelola sistem pendidikan formal dan non-formal, demi
penggalakan peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efisiensi sumber
daya manusia serta keseluruhan.

BAB III.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa
yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu
mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan
masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai
beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan yaitu:
1.    Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2.    Perkembangan iptek yang makin cepat.
3.    Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4.    Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai
segi kehidupan manusia. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak
pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan makin penting peranannya di
masa depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan
kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,
telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala
permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup
menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan
pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah
dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik.
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan
bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang.
2. Saran
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat dimasa
depan. Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan
seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan. Dengan demikian,
pendidikan, diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat
menyesuaikan diri serta mampu mengembangkan masyarakat masa
depannya itu.

DAFTAR PUSTAKA
Tirta.2012.Perkiraan dan Antisipasi Masyarakat Masa Depan.
http://tirtanizertrs.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Mei 2013
Tirtarahardja Umar,. Sulo S.L.La. 2005.Pengantar Pendidikan.  Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Bloom, B.S., Hastings,J.T, Dan Mandaus, G.G (1991), Handbook on
Formative and     Summative Evalution of Student Learning. New york :
McGraw-Hill.
Dedi Supriadi. 1990 “Globalisasi : Dunia Tanpa Tapal Batas” (Tinjauan
Buku).Mimbar Pendidikan . Jurnala Pendidikan No.4 Tahun IX H. 60.
Conny R. Semiawan . (1090/1991). Hakikat Pendididkan di Sekolah
Dasar . Makalah yang disajikan dalam Penataran Calon Penatar Dalam
Rangka Persiapan Penyelenggaraan Program D-II PGSD, P2TK Ditjen Dikti
Depdikbud, Juni-Agustus 1990 di Bogor.
http://dianpurnamasarithalib.blogspot.com/2014/10/makalah-pengantar-
pendidikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai