Anda di halaman 1dari 9

Oleh :

Trivena puimera

12114201170206

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020
PNDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.Jelaskan terkait konsep rujukan gugus pulau dan satelit k pusat gugus
Kesehatan merupakan hak setiap orang, hal ini telah ditetapkan pada UU No.
36 tahun 2009 Pasal 28 H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Jadi pelayanan kesehatan di Indonesia harus
merata untuk semua wilayah dan setiap warga. Baik di kota sampai ke pelosok.
Seperti yang kita ketahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dengan berdasar pada tujuan dan ketentuan yang telah ditetapkan, maka Negara harus
menyusun strategi yang baik untuk pemerataan layanan kesehatan di seluruh wilayah
Indonesia dengan jangkauan yang luas, mudah dan berkualitas. Tidak hanya program
yang baik, implementasi dan strategi yang baik harus diterapkan untuk memenuhi
tujuan Pembangunan Nasional tersebut khususnya di bidang kesehatan sebagai hak
dari semua warga.
Arah Pembangunan kesehatan MBD ke III untuk tahun 2015-2019 yakni
Akses masyarakat yang berkualitas telah mulai mantap menuju ke tahun 2020- 2025
yakni Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di
seluruh wilayah Indonesia. Ini menunjukkan bahwa tantangan di bidang kesehatan
semakin tinggi untuk mewujudkan pemerataan yankes dan pembangunan di seluruh
wilayah Indonesia.
Daerah Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, dengan jumlah penduduk yang
besar. Ini merupakan tantangan dalam bidang kesehatan. seperti yang tercantum
dalam rencana pembangunan nasional kesehatan oleh Menkes bahwa Upaya Layanan
Kesehatan Primer : Model Intervensi Integratif yang terdiri dari 4 model, salah
satunya adalah model yang menerapkan pada daerah Terpencil, Perbatasan,
Kepulauan. Sasaran Pola Pelayanan Kesehatan Sistem Gugus Pulau adalah untuk
mengatasi keterpencilan melalui prinsip kemandirian dengan jalan mendekatkan
pelayanan kesehatan, meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan, memperkuat
jaringan pelayanan kesehatan termasuk upaya rujukan serta manajemen pelayanan
kesehatan, meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dan meningkatkan
kerjasama lintas sektor dalam upaya kesehatan. Dalam manajemen kesehatan berbasis
gugus pulau, Puskesmas Pusat Gugus berfungsi sebagai pusat rujukan kasus, pusat
pendidikan dan pelatihan, pusat logistik, pusat pemeliharaan, dan pusat informasi.
Konsep pelayanan kesehatan dengan pendekatan gugus pulau sangat tepat
digunakan bagi daerah dengan kondisi geografis kepulauan, dimana konsep ini
membagi atau mengelompokkan beberapa gugusan pulau untuk dijadikan sentral
(pusat gugus) yang akan bertanggung jawab terhadap seluruh program kesehatan di
wilayah gugusannya. Sentral gugus akan dijadikan sebagai pusat pelayanan rujukan
antar fasilitas kesehatan dan pusat pendidikan skill dan upgrade keilmuan bagi seluruh
tenaga kesehatan yang berada dalam wilayah gugusan. Konsekuensinya adalah bahwa
pusat gugus harus dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang lainya
yang akan mendukung perannya, demikian pula dengan distribusi tenaga kesehatan
dengan kualifikasi lengkap yang mempunyai skill yang mumpuni harus terpenuhi

2.Bagaimna proes pengembangan kesehatan di wilaya laut dan pulau-pulau


berdasarkan daerah asal andah.

Pengelolaan kelautan, wilayah peisisir dan pulau-pulau kecil dalam tataran

pembangunan nasional saat ini masih menghadapi banyak tantangan, diantaranya

tidak optimalnya kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pendapatan

dari hasil perikanan, jasa kelautan dan jasa lingkungan. Tidak optimalnya

penyerapan tenaga kerja pada bidang pemanfaatan sumberdaya kelautan dan

perikanan, industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan, upaya konservasi

kawasan perairan yang masih tidak optimal serta belum mendukung terciptanya

pemanfaatan konservasi untuk jasa lingkungan

A. Masalah kesehatan yang di alami masyarakat di daerah tersebut seperti adanya

penyakit dan kecelakaan. Seperti pada nelayan dan penyelam tradisional

Ada kejadian yang boleh dibilang berulang setiap tahunnya, nelayan sebagai

aktor perikanan mengalami kecelakaan dalam aktivitas penangkapan ikan


Melaut adalah aktivitas untuk mencari nafkah buat keluarga mereka . Dan

kebanyakan ketika kabar hilangnya nelayan di laut, esok atau lusa, kita

memperoleh kabar bahwa mereka ditemukan tak bernyawa. tentang

keselamatan kerja pada pelayaran dan kegiatan penangkapan, rendahnya

penguasaan kompetensi keselamatan pelayaran dan penangkapan ikan, kapal

tidak dilengkapi peralatan keselamatan sebagai-mana seharusnya, cuaca buruk

seperti gelombang besar dan menderita sakit keras dalam pelayaran. Artinya,

selain faktor cuaca buruk seperti gelombang besar, ada faktor kesalahan

manusia. kerena faktor alam, oleh karena itu keahlian atau skil dari ABK serta

peralatan keselamatan dan kelayakan dari kapal/boat seharusnya menjadi

perhatian juga, baik oleh awak kapal perikanan maupun pemerintah, utamanya

pengawas perikanan dan ada sala satu factor lagi mengakibatkan nelayan dapat

kecelakaan yaitu dengan kondisi yang kurang stabil, nelayan tetap memaksa

perrgi ke laut. Ketika berada di tengah laut kambuhlah penyakit nelayan yang

di deritanya.

B.Status gizi anak-anak sampai dewasa

Jika ingin mengetahui status gizi anak sudah baik atau belum, Untuk tahu si kecil
telah diberikan asupan nutrisi yang baik, maka ada beberapa indikator yang harus
dilihat, yaitu:

 berat badan berdasarkan tinggi badan


 berat badan berdasarkan umur
 tinggi badan berdasarkan umur
 IMT berdasarkan umur

Nah, anak dengan gizi baik harus menunjukkan bahwa ia berada pada rentang angka normal
pada keempat indikator tersebut. Berikut rentang nilai kategori normal untuk masing-masing
indicator Supaya lebih mudah dan cepat untuk mengetahui kondisi gizi anak, Anda bisa
melakukan pengukuran tinggi serta berat badan anak di pelayanan kesehatan terdekat.
Pasalnya, tak seperti indeks massa tubuh orang dewasa yang memiliki rumus khusus, status
gizi anak memiliki perhitungannya sendiri yang cukup rumit.
Pemantauan rutin terkait kondisi kesehatan dan perkembangan anak, bisa dilakukan di
pelayanan kesehatan mana pun. Baik itu posyandu, puskesmas, klinik, maupun rumah sakit.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, berikut rerata berat dan tinggi badan yang dianggap
normal di setiap kelompok usia anak:

Berat badan

 0-6 bulan: 3,3-7,9 kg


 7-11 bulan: 8,3-9,4 kg
 1-3 tahun: 9,9-14,3 kg
 4-6 tahun: 14,5-19 kg
 7-12 tahun: 27-36 kg
 13-18 tahun: 46-50 kg 

Tinggi badan

 0-6 bulan: 49,9-67,6 cm


 7-11 bulan: 69,2-74,5 cm
 1-3 tahun: 75,7-96,1 cm
 4-6 tahun: 96,7-112 cm
 7-12 tahun: 130-145 cm
 13-18 tahun: 158-165 cm 

Tips bagi orang tua agar gizi anak tetap baik


Asupan gizi yang baik untuk anak sangat penting bagi proses tumbuh kembang fisik dan
kecerdasannya. Di samping itu, status gizi yang baik juga membuat Anda tidak mudah
terserang berbagai penyakit, sekaligus meningkatkan produktivitas hariannya.

1.Menjaga pola makan harian

2. Mengajarkan hidup sehat dan bersih


3.Ajak si kecil intuk main di luar bermain fisik

4 memantau kesehatan secara berkala

C.Bagaimna pelayan keseehatan dari puskesmas untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat?

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi hak setiap warga
negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, krisis moneter. yang
memberikan dan meningkatkan biaya kesehatan berlipat ganda, sehingga menekan
akses penduduk, terutama penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Hambatan
utama pelayanan kesehatan masyarakat miskin adalah masalah pembiayaan kesehatan
dan transportasi. Banyak faktor yang menyebabkan ketimpangan pelayanan kesehatan
yang mendorong peningkatan biaya kesehatan, diantaranya perubahan pola penyakit,
perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan
berbasis pembayaran out of pocket, dan subsidi pemerintah untuk semua lini
pelayanan, disamping inflasi di bidang kesehatan yang melebihi sektor lain.

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan , Dimulai


dengan pengembangan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS-BK) Program-program
tersebut diatas berbasis pada ‘provider’ kesehatan (supply oriented), dimana dana
disalurkan langsung ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Provider kesehatan (Puskesmas
dan Rumah Sakit) berfungsi ganda yaitu sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan
juga mengelola pembiayaan atas pelayanan kesehatan yang diberikan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat sangat miskin, miskin dan tidak mampu
dengan mana program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) mengacu pada prinsip-
prinsip asuransi sosial

1. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sangat miskin, miskin dan tidak mampu.
2. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost
effective dan rasional.
3. Pelayanan Terstruktur, berjenjang dengan Portabilitas dan ekuitas.
4. Transparan dan akuntabel.

D.Bagaymna upayah pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan bagi


masyarakat di daerah andah.

Bagi Pemerintah Daerah yang mempunyai kemampuan keuangan, maka


masyarakat miskin diluar kuota Jamkesmas  pelayanan kesehatannya di tanggung
oleh Pemerintah daerah yang penyelenggaraanya berbeda-beda. Pertanyaan yang
harus terjawab adalah “ Dapatkah uang yang disediakan Pemerintah Daerah
dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip asuransi sosial seperti Jamkesmas
dengan nama Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA)”. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut

1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal


22H dinyatakan bahwa daerah mempunyai kewajiban mengembangkan sistem
jaminan sosial. Dengan demikian maka Pemerintah Daerah diwajibkan
mengembangkan sistem jaminan sosial yang didalamnya adalah termasuk jaminan
kesehatan.
2. Keputusan Mahkamah Konsititusi dalam Judicial Review pada  Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2004 diputuskan bahwa :
1. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 5 ayat (1) tidak
bertentangan dengan UUD 1945 selama dimaksud oleh ketentuan tersebut
adalah pembentukan badan penyelenggara Jaminan Sosial Nasional tingkat
Nasional yang berada dipusat.
2. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 5 ayat (3) bertentangan
dengan UUD 1945 karena materi yang terkandung didalamnya telah
tertampung dalam Pasal 52 yang apabila diertahankan keberadaanya akan
menimbulkan multitafsir dan ketidakpastian hukum.
3. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 5 ayat (2) walaupun
tidak dimohonkan dalam potitum namun merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dari ayat (3) sehingga jika dipertahankan keberadaanya akan
menimbulkan multitafsir dan ketidakpastian hukum.
4. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 52yang dimohonkan
tidak cukup beralasan.

Menyatakan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 5 ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat

E.Bagaimna peran anda sebagai perawat dalam melihat masalah kesehatan yang
terjadi di daerah andah

Dalam dunia kesehatan terdapat beberapa profesi yang berperan untuk memberikan
pelayanan kesehatan, seperti dokter, dokter gigi, perawat, apoteker, ahli gizi, dan lain
sebagainya. Masyarakat khususnya masyarakat awam masih berpikir bahwa profesi
kesehatan mempunyai peran dan fungsi yang sama saat memberikan pelayanan
kesehatan. Sebenarnya setiap profesi mempunyai peran dan fungsi masing-masing dalam
pelayanan kesehatan dan telah diatur batasan peran dalam pelayanan kesehatan. Peran
lain perawat yaitu sebagai guru atau edukator. Perawat dalam peran ini membantu klien
belajar tentang kesehatan mereka dan prosedur perawatan kesehatan yang harus klien
lakukan untuk memulihkan atau menjaga kesehatan dirinya sendiri Selain itu perawat
juga harus menjelaskan konsep dan fakta tentang kesehatan, menjelaskan alasan kegiatan
perawatan rutin, mendemonstrasikan prosedur seperti kegiatan perawatan diri,
memperkuat pembelajaran atau perilaku pasien, dan mengevaluasi kemajuan pasien
dalam pembelajaran

Peran perawat berikutnya yaitu sebagai advokat klien. Perawat sebagai advokat klien
untuk melindungi hak-hak dan hukum klien dan memberikan bantuan untuk
menegakkan hak-hak klien jika diperlukan
Peran perawat selanjutnya yaitu sebagai konselor. Konseling adalah proses membantu klien
untuk mengenali dan mengatasi masalah psikologis atau sosial yang penuh tekanan,
mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih baik, dan meningkatkan
perkembangan pribadi
DAFTAR ISI

1.PENDAHULUAN………………………………………………

2.LATAR BELAKANG……………………………………………

3.JELASKAN TERKAIT KONSEP RUJUKAN GUGUS PULAU DARI SATELIT

KE PUSAT GUGUS……………………………………………..

4.BAGAYMNA PROSES PEMBANGUNA KESEHATAN DI DAERAH ASAL


ANDA………………………………………………………

A.MASALAH KESHATAN YANG DI ALAMI MASYARAKAT…….............

B.STATUS GIZI ANAK SAMPAI DEWASA…………………………….

C.BAGAYMNA PLAYANAN KESEHATAN DARI PUSKSMAS…………

Anda mungkin juga menyukai