1. Letak Geografis
36
37
Sulawesi Tenggara terdiri dari rawat jalan, rawat inap, instalasi gawat
Poli Jantung Rumah sakit umum Bahteramas yang telah ada sejak
November 2005.
jantung dan 4 orang staf perawat. Sejak pertama kali dibuka pada tahun
2005 sampai 2014, poli jantung hanya memiliki 1 orang dokter spesialis.
Terakhir pada tahun 2016, bertambah lagi seorang dokter spesialis jantung
Tenggara.
38
Poli jantung sendiri memiliki fasilitas 2 alat EKG, 1 alat Echo, 1 alat
yang dilakukan di poli jantung pada umumnya adalah kunjungan check up,
pelayanan operasi yang pernah dilakukan oleh dokter poli jantung adalah
B. Hasil Penelitian
Sulawesi Tenggara pada tanggal 13 April 2018 hingga 24 April 2018. Jenis
Analisis dari hasil penelitian ini terdiri atas analisis univariat dan analisis
1. Karakteristik Responden
Karakteristik N = 77 %
Usia
45-55 tahun 33 42,9
56-65 tahun 27 35,1
> 65 tahun 17 22,1
Jenis Kelamin
Laki-laki 34 44,2
Perempuan 43 55,8
Obesitas
Ya 45 58,4
Tidak 32 41,6
Merokok
Ya 16 20,8
Tidak 61 79,2
Diabetes Melitus
Ya 22 28,6
Tidak 55 71,4
Hipertensi
Ya 26 33,8
Tidak 51 66,2
LDL
≥ 130 mg/dL 34 44,2
< 130 mg/dL 43 55,8
HDL
< 40 mg/dL 19 24,7
≥ 40 mg/dL 58 75,3
Kolestrol Total
≥ 200 mg/dL 42 54,5
< 200 mg/dL 35 45,5
(Sumber: Data Primer, 2018)
2. Analisis Univariat
memiliki kadar trigliserida ≥ 150 mg/dL dan < 150 mg/dL seperti pada
tabel 4.
3. Analisis Bivariat
Sulawesi Tenggara.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0,001. Hal ini
Tenggara.
dkk (2013) yang menguraikan bahwa Berdasarkan hasil analisis dari 128
(28,90%) dan 91 pasien memiliki kadar trigliserida < 150 mg/dl (71,10%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,019 (p < 0,05) artinya ada hubungan
kadar kolesterol dalam darah. Jika kolesterol dalam darah tinggi dapat
peningkatan kolestrol yang tinggi dalam darah akan meningkatkan risiko PJK
terlebih lagi jika pasien tersebut memiliki faktor risiko lain yang dapat
(Zulaikah, 2012).
pemicu PJK juga sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Ghani dkk (2016)
yang menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan kadar trigliserida, hal ini
akan memicu munculnya thrombosis plak pada pembuluh darah. Hal ini juga
dikombinasikan dengan kadar kolesterol HDL yang rendah atau dengan kadar
aterosklerosis yaitu penimbunan deposit lemak dalam dinding arteri yang juga
2015).
masuk dalam faktor resiko utama dalam kejadian penyakit jantung koroner.
Dijelaskan pula bahwa kadar kolestrol > 200 mg/dL, riwayat keluarga dengan
PJK, riwayat keluarga dengan kadar trigliserida yang tinggi, serta ada riwayat
Pada penelitian lain juga yang dilakukan oleh Bagas tahun 2017
Koroner yaitu diperoleh nilai p=0.030 dan OR=4,94. Hal ini menunjukkan
Koroner sekitar 4,94 kali lebih besar dibanding dengan orang trigliserida
normal. Dimana hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Diana
(2013) yang membuktikan bahwa ada Hubungan yang bermakna antara kadar
jantung koroner, juga erat pula hubungannya dengan kadar kolestrol LDL dan
lebih inaktif, mempunyai tekanan darah yang tinggi dan mengidap diabetes
mellitus. Kecenderungan yang sama tampak pula pada kolestrol HDL. Risiko
kejadian kardiovaskuler tampak dua kali lebih besar pada kelompok kolestrol
(Baraas, 2006).
plaque yang tadinya lunak menjadi keras dan kaku. Hal ini menyebabkan
dinding pembuluh darah menjadi kaku dan tidak elastis. Jika pengerasan itu
terjadi pada arteri yang mensuplai darah ke jantung (arteri koronaria) maka
PJK yang jauh lebih besar bagi perempuan. Hasil Observasi yang serupa
juga ditemukan pada beberapa penelitian lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa
PJK sebaik hipertrigliseridemia puasa. Selain itu juga, trigliserida non puasa
Penelitian ini tidak sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Lee
jantung koroner adalah sebanyak 81% (26 orang) dengan kolestrol total yang
normal sebesar 91% (29 orang), 69%(22 orang) dengan trigliserida normal,
dan 47% (16 orang) dengan LDL batas normal tertinggi, jadi yang sangat
jenuh dan tidak jenuh), tetapi juga berasal dari makanan yang
trigliserida (Guyton & Hall, 2014), selain itu juga konsumsi karbohidrat yang
responden, juga ditemukan pula pasien yang memiliki kadar trigliserida <
150 mg/dL tetapi didiagnosis sebagai PJK sebanyak 16 responden. Hal ini
obat serta menjalani terapi dan dinyatakan tidak terdiagnosis lagi sebagai
pasien PJK. Selain itu juga, hal yang bisa menyebabkan kondisi tersebut
pada keadaan normal, maka kilomikron akan dibersihkan dari sirkulasi dalam
jangka waktu 6-9 jam setelah makan. Maka dianjurkan untuk melakukan
tubuh. Hal ini erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
masyarakat Wakatobi, lapa-lapa pada suku Buton, sinonggi pada suku Tolaki,
coto pada suku Bugis dan makanan-makanan khas daerah lainnya. Selain itu
juga, kebiasaan dan pola perilaku masyarakat yang tergolong konsumtif dan
trigliserida seseorang.
mg/dL adalah mereka yang tidak dapat mengatur pola makan dengan baik,
diantaranya ada yang memiliki riwayat DM dan obesitas. Tentunya hal ini
dalam tubuh seperti mengurangi memakan makanan cepat saji, mengatur pola
yang bermakna pada penelitian ini yaitu terdapatnya hubungan antara kadar
D. Keterbatasan Penelitian
pelaksanaan penelitian:
sampel
3. Penelitian ini hanya menilai suatu keadaan dalam suatu saat tertentu saja.