Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

KATA PENGANTAR

 Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini berjudul Beternak Burung Puyuh ditulis bertujuan untuk memperluas wawasan
pengetahuan mengenai cara beternak burung puyuh.
Makalah ini mengkaji tentang cara beternak dan pemeliharaan burung puyuh. Untuk
memelihara dan menernakkan burung puyuh, baik puyuh pedaging maupun petelur tidak rumit
perawatannya. Bahkan bila dibandingkan dengan menernakkan ayam, jauh lebih mudah dan
efisien. Mengingat, memelihara burung puyuh tidak memerlukan kandang dan lahan yang luas.
Kendala yang dialami dalam menulis makalah ini adalah sulit menemukan literatur yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan makalah ini. Literatur tersebut harus mengandung
unsur-unsur yang spesifik, seperti cara-cara beternak dan memelihara burung puyuh yang tepat.
Walaupun terdapat kendala, namun saya tetap berusaha untuk memperoleh literatur tersebut baik
pada buku-buku di perpustakaan maupun pada jurnal-jurnal yang terkait.
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala karuniaNya
kepada saya, karena atas limpahan kasih dan sayangnya makalah ini dapat diselesaikan. Serta
saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wahyu Winiarsih yang telah memberikan tugas ini
sehingga saya mendapatkan banyak pengetahuan melalui tugas ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu yang terkait.
Serta saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan pembuatan makalah ini.

Malang, 06 Januari 2015

               Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................      i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................      ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................      iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................       iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................      1
            1.1 Latar Belakang.............................................................................................        1
            1.2 Rumusan Masalah........................................................................................        2
            1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................        2
            1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................       2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................      3
            2.1 Pengertian Burung Puyuh.............................................................................        3
            2.2 Klasifikasi Burung Puyuh............................................................................        3
            2.3 Telur Burung Puyuh.....................................................................................        3
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................       5
            3.1 Beternak Burung Puyuh...............................................................................        5
            3.2 Pemeliharaan Burung Puyuh.......................................................................         5
            3.3 Manfaat Burung Puyuh...............................................................................         7
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................          8
            4.1 Kesimpulan...............................................................................................            8
            4.2 Saran.........................................................................................................            8
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................           .............           9

DAFTAR TABEL

1.      Tabel Perbedaan Susunan Protein dan Lemak dari Berbagai Telur Unggas.......        4


2.      Tabel Kebutuhan Zat-Zat Makanan dalam Ransum Rurung Puyuh...................        6
3.      Tabel Jumlah Ransum Diberikan Per Hari Menurut Umur Burung Puyuh........         7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu hal menyebabkan
prospek dunia peternakan semakin cerah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka
konsumsi terhadap protein hewani akan meningkat pula. Apalagi di tunjang dengan kesadaran
masyarakat akan arti pentingnya nilai gizi yang menyebabkan konsumsi komoditi hasil
peternakan akan mengalami peningkatan.
Usaha peternakan yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini salah satunya adalah
peternakan unggas. Hal ini dikarenakan peternakan unggas merupakan usaha yang dapat
diusahakan mulai dari skala usaha rumah tangga hingga skala usaha besar. Salah satu peternakan
unggas yang saat ini kembali diminati oleh masyarakat adalah peternakan puyuh.
Burung puyuh memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Hewan ini
merupakan binatang liar yang hidup di gunung-gunung. Namun beberapa puluh tahun terakhir,
ternyata burung liar ini sudah bisa dijinakkan dan dibudidayakan, serta dikembangkan secara
komersial. Pengembangan burung puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga ke
peternakan besar. Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ternak puyuh
diantaranya kemampuan produksi telurnya cepat dan tinggi. Untuk memelihara dan menernakan
burung puyuh secara komersial tidak terlalu rumit perawatannya. Bahkan apabila dibandingkan
dengan menernakan ayam, jauh lebih mudah dan efisien. Mengingat, memelihara burung puyuh
tidak memerlukan kandang dan lahan yang luas.
            Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Jawa Tengah. Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya
permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup
tinggi dan menjadi pendapatan bagi banyak masyarakat pedesaan di Indonesia. Salah satunya
yaitu dengan beternak burung puyuh bisa dijadikan sebagai usaha sampingan atau profesi. Sebab,
telur maupun daging burung puyuh, kini mulai digemari masyarakat dari berbagai kalangan.
Tetapi, tingkat produktivitasnya masih jauh dari mencukupi permintaan pasar, karena masih
banyak

orang yang belum mengetahui prospek, cara beternak, memperoleh bibit dan pemeliharaannya
dengan cara komersial. Padahal kehadiran burung puyuh ini telah dikenal orang sejak lama.
Hanya dahulu banyak orang memeliharanya sebatas hobi dan tidak dikembangkan secara bisnis.
            Dalam makalah ini dibahas cara-cara beternak dan pemeliharaan burung puyuh, serta
manfaat apa saja yang dimiliki oleh burung puyuh.

1.2              Rumusan Masalah   
            Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Bagaimana cara beternak Burung Puyuh?
b.      Bagaimana cara pemeliharaan Burung Puyuh?
c.       Apakah manfaat dari Burung Puyuh?

1.3              Tujuan Penulisan
            Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan. Tujuan penulisan makalah ini yaitu
:
a.       Mengetahui cara beternak Burung Puyuh.
b.      Mengetahui manfaat dari Burung Puyuh.
c.       Mengetahui cara pemeliharaan Burung Puyuh.

1.4              Manfaat Penulisan
            Hasil penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai tambahan wawasan
dan pengetahuan tentang cara beternak dan pemeliharaan burung puyuh.

                

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Burung Puyuh


                                    Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh
relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-
Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali
diternakkan di Amerika Serikat, tahun 1987. Dan dikembangkan ke penjuru dunia, sedangkan di
Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternakkan semenjak akhir tahun 1979 kini mulai
bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia ( Nugroho dan Mayun, 1986).

 2.2      Klasifikasi Burung Puyuh


                        Klasifikasi burung puyuh menurut Topan (2007) adalah sebagai berikut :
Kelas               : Aves ( Bangsa Burung)
Ordo                : Galiformes
Sub Ordo         : Phasianoidae
Famili              : Phasianidae
Sub Famili       : Phasianinae
            Genus              : Coturnix
Spesies             : Coturnix-coturnix Japonica

2.3       Telur Burung Puyuh


            Menurut Anwar (2012) Telur burung puyuh merupakan telur yang berukuran kecil,
bercorak, dan rasanya enak. Telur puyuh sangat potensial untuk dikembangkan terlebih karena
konsumsi telur puyuh sudah mulai menyebar di seluruh kota-kota menengah dan kota besar di
Pulau Jawa. Kandungan protein dan lemak telur burung puyuh cukup baik bila dibandingkan
dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah
sehingga sangat baik untuk kesehatan.
            Perbedaan susunan protein dan lemak telur burung puyuh dibandingkan dengan telur
unggas lain tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas
Jenis Unggas Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Abu (%)
Ayam ras 12,7 11,3 0,9 1,0
Ayam buras 13,4 10,3 0,9 1,0
Itik 13,3 14,5 0.7 1,1
Angsa 13,9 13,3 1,5 1,1
Merpati 13,8 12,0 0,8 0,9
Kalkun 13,1 11,8 1,7 0,8
Burung Puyuh 13,1 11,1 1,6 1,1
Sumber : NRC, (1984)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Beternak Burung Puyuh


                        Menurut Listiyowati  dan Roospitasari (2007) langkah awal untuk beternak
burung puyuh yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :
1.      Perkandangan
            Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang
ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan
kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku
untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari
pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa
diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1
m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari
sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur.
2.      Peralatan
            Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat
obat-obatan.
3.      Penyiapan Bibit
            Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada tiga macam
tujuan peliharaan burung puyuh, yaitu :
a.       Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari
karier penyakit.
b.      Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c.       Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi
telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin
telur tetas yang baik.
3.2       Pemeliharaan Burung Puyuh
Menurut Wahyuning, dkk (1985) dalam memelihara burung puyuh yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :

1.      Sanitasi dan Tindakan Preventif


            Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungann
kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
2.      Pengontrolan Penyakit
             Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang
sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan
atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
3.      Pemberian Pakan
             Burung puyuh mempunyai dua fase pemeliharaan, yaitu fase pertumbuhan dan fase
produksi (bertelur). Fase pertumbuhan burung puyuh terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu fase
starter (umur 0-3 minggu) dan fase grower (umur 3-5 minggu). Perbedaan fase ini beresiko pada
pemberian pakan berdasarkan perbedaan kebutuhannya. Anak burung puyuh berumur 0-3
minggu membutuhkan protein 25% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu
kadar proteinnya dikurangi menjadi 20% protein dan 2.600 kkal/kg energi metabolis. Untuk
burung puyuh dewasa berumur lebih dari 5 minggu sama dengan 3-5 minggu. Sementara
kebutuhan protein untuk pembibitan (sedang bertelur atau dewasa kelamin) sebesar 18-20%
(Widodo dkk., 2013)
Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh dapat dilihat pada tabel. 
            Tabel 2. Kebutuhan zat-zat makanan dalam ransum burung puyuh (Coturnix-coturnix
japonica) untuk daerah tropis.
Zat-zat makanan Layer (umur 6 minggu
keatas)
Energi Metabolisme
(kkal/kg)
ProteinKasar (%)
Lemak

Anda mungkin juga menyukai