Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

A. Pengertian

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus

akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel

pada sebagian area di otak.

Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan

tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global,

yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat

menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular

[ CITATION Kem19 \l 1057 ].

B. Etiologi

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1. Stroke Iskemik (non hemoragic)

Tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkanaliran darah ke otak sebagian

atau keselurahan terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik ini

dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat

penggumpalan.

b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah.

c. Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh

karena adanya gangguan denyut jantung.


2. Stroke Hemoragik

Adalah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus

stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis

yaitu :

a. Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak.

b. Hemoragik Subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid

(ruangsempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi

otak).

c. Infark yang berdarah

d. Sindroma kematian batang otak

Hemoragik dapat terjadi diluar durameter (hemoragi ekstra dural atau

epidural) dibawah durameter (hemoragi subdural), diruang sub arachnoid

(hemoragi sub arachnoid atau dalamsubtansial otak (hemoragi intra serebral).

Penyebab stroke dapat terbagi menjadi, yaitu :

1. Trombosis Serebri

Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab

utama thrombosis serebral yang adalah penyebab paling umum dari stroke

Thrombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke yang telah

dibuktikan oleh ahli patologi. /iasanya ada kaitannya dengan kerusakan

lokal dinding pembuluh darah akibataterosklerosis.

2. Emboli Serebri

Embolisme serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh

pembekuan darah, lemak, dan udara. Emboli serebri termasuk urutan

kedua dari berbagai penyebab utama stroke. Penderita embolisme serebri

biasanya lebih mudah dibandingkan dengan thrombosis. Kebanyakan


emboli serebri berasal dari suatu thrombusdalam jantung sehingga masalah

yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit.

C. Patofisiologi

Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya

infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan

adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang

tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada

gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena

gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).

Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak, thrombus

dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang stenosis,

dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat pecah dari

dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.

Thrombus mengakibatkan ;

1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.

2. Edema dan kongesti disekitar area.

Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu

sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah

beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan

perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan

masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan

nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding

pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi berada

pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh

darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau
ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan

hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan

menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler.

Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan

disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit.

Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi

oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.

D. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala stroke yang dialami oleh setiap orang berbeda dan bervariasi,

tergantung pada daerah otak mana yang terganggu. Beberapa tanda dan gejala stroke

akut berupa :

1. Terasa semutan/seperti terbakar

2. Lumpuh/kelemahan separuh badan kanan/kiri (Hemiparesis)

3. Kesulitan menelan, sering tersedak

4. Mulut mencong dan sulit untuk bicara

5. Suara pelo, cadel (Disartia)

6. Bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan memahami (Afasia)

7. Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa diketahui sebabnya

8. Gangguan penglihatan

9. Gerakan tidak terkontrol

10. Bingung/konfulsi, delirium, letargi, stupor atau koma

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik menurut (Muttaqin, 2008) meliputi :

1. Angiografi cerebral untuk menentukan penyebab stroke hemoragik. Seperti

perdarahan atau obstruksi arteri.


2. Lumbal pungsi

Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal

menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau perdarahan pada

intrakranial.

3. CT Scan untuk memperlihatkan adanya edema, posisi hematoma, adanya jaringan

otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasif.

4. MRI menunjukkan daerah yang mengalami innfark hemologi Malformasi Arteri

Vena (MAV).

5. Ultrasonografi doppler untuk mengidentifikasi penyakit arteri vena.

6. EEG untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan pada gelombang otak dan

mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

F. Penatalaksanaan Klinik

G. Pengkajian

1. Identitas Klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor

register, diagnose medis.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan

tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999)

b. Riwayat penyakit sekarang

Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada

saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan

separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000)

c. Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat

trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obatobat anti

koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.

d. Riwayat penyakit keluarga

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes

militus. (Hendro Susilo, 2000)

e. Riwayat psikososial

Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan,

pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga

faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan

keluarga.

f. Pola-pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat

kontrasepsi oral.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah

pada fase akut

3) Pola eliminasi

Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya

terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.


4) Pola aktivitas dan latihan

Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan

sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah.

5) Pola tidur dan istirahat

Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang

otot/nyeri otot

6) Pola hubungan dan peran

Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran

untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.

7) Pola persepsi dan konsep diri

Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak

kooperatif.

8) Pola sensori dan kognitif

Pada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatan/kekaburan

pandangan, perabaan/sentuhan menurun pada muka dan ekstremitas yang

sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses

berpikir.

9) Pola reproduksi seksual

Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa pengobatan

stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis histamin.

10) Pola penanggulangan stress

Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena

gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.


11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak

stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran

Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang

tidak bisa bicara

Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi

b. Pemeriksaan integumen

Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika

kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga

dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena

klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3minggu

Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis

Rambut : umumnya tidak ada kelainan

c. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala : bentuk normocephalik

Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi

Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)

d. Pemeriksaan dada

Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,

wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat

penurunan refleks batuk dan menelan.


e. Pemeriksaan abdomen

Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan

kadang terdapat kembung.

f. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus

Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine

g. Pemeriksaan ekstremitas

Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

h. Pemeriksaan neurologi

1) Pemeriksaan nervus cranialis

Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

2) Pemeriksaan motorik

Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi

tubuh.

3) Pemeriksaan sensorik

Dapat terjadi hemihipestesi.

4) Pemeriksaan refleks

Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli

dengan refleks patologis.(Jusuf Misbach, 1999)

file:///C:/Users/Acer/Downloads/idoc.pub_laporan-pendahuluan-

asuhan-keperawatan-stroke.pdf. http://eprints.umm.ac.id/39927/3/BAB

%202.pdf

H. Analisa Data

Anda mungkin juga menyukai