BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keluarga yang bahagia, kekal, dan abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
perkawinan menyebutkan :
hal yang mudah, dikarenakan ketika menikah dua orang yang berbeda
dalam kehidupan rumah tangga. Tidak mungkin dua orang yang berlainan
pasangan suami isteri, kadang konflik bisa saja terjadi bahkan hingga
berujung perceraian.
perbuatan yang dibenci oleh Allah Swt. Hal ini dapat dilihat pada hadis
berikut yang dikutip oleh Ahmad Rofiq dalam kitab “Jalal al-Din al –Suyuti
al-Jami’ al-Saghir Juz 1”: “ Sesungguhnya perbuatan yang halal yang paling
dibenci oleh Allah adalah talak (perceraian).” (H.R Abu Daud, ibn Majah,
jenis, tergantung pihak mana yang mengajukan gugatanya, baik diajukan oleh
suami maupun oleh isteri, yaitu cerai thalaq dan cerai gugat. Cerai thalaq
3
Ahmad Rofiq, “ Hukum Perdata Islam di Indonesia” PT Raja Grafindo,Jakarta, 2005,
hlm. 213.
4
Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, Fokus Media, Bandung, 2005, hlm., 19.
5
Muhammad Syaifuddin dkk, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm., 15.
3
Agama. Sedangkan cerai gugat adalah cerai yang didasarkan atas adanya
gugatan yang diajukan oleh isteri, agar perkawinan dengan suaminya menjadi
putus. 6
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-
turut, tanpa mendapat izin dari pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
c. Sala satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman
e. Salah stu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
pertengkaran, (syiqaq) serta tidak ada harapan akan hidup rukun lagi
b. Suami meninggalkan isteri selama 2 (dua) tahun tanpa izin isteri dan
tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuanya.
e. Suami mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
(syiqaq) dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah
tangga.
Dalam perkara cerai talak, sebagai penggugat adalah pihak suami dan
pihak tergugat adalah pihak isteri. Seperti telah dibahas di atas bahwa, cerai
talak adalah cerai yang dijatuhkan oleh suami tehadap isterinya, sehingga
membedakan hak hukum setiap warga negara. Dengan asas tersebut kedua
sebagai pihak yang akan mendamaikan kedua belah pihak yang berpekara
mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak (pasal 121 HIR/124 RBg).
Saat kedua belah pihak yang bersengketa dipanggil di muka sidang mereka
8
M. Yahya Harahap, Kedudukan dan Kewenangan Acara Peradilan Agama UU. No. 7 th.
1989, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 215
6
kaitanya dengan ketentuan Pasal 124 HIR (Pasal 77 Rv) dan Pasal 125 ayat
Putusanverstek diartikansebagaiputusanyangdijatuhkantanpa
mengambilkebijakanuntuktidaklangsungmengambilputusan verstek.
perkara pada tahun 2019 tetang cerai talak dalam putusan verstek dengan
untuk menjatuhkan talak satu raj’i dengan secara verstek dan menghukum
9
M. Yahya Harahap, ibid, hlm. 381
10
ibid
7
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
2. Apakah pengabulan nafkah iddah dan mut’ah pada putusan verstek Nomor
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui rumusan masalah di atas ialah:
8
berlaku?
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
E. Kerangka Pemikiran
9
1. Kerangka Teori
1) Teori Keadilan
dihadapan hukum.
beruntung.
atau ketetapan. Hukum secara hakiki haus pasti dan adil. Pasti
13
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari : Memahami dan Memahami Hukum,
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010, hlm.59.
11
tidak pasti dan tidak mau adil bukan sekedar hukum yang
huruk.14
teori kepastian hukum dan nilai yang ingin dicapai yaitu nilai
masyarakat.
14
C.S.T. Kansil, (et al), Kamus Istilah Hukum, Jakarta, 2009, hlm. 385.
15
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Toko
Gunung Agung, Jakarta, 2002, hlm. 95.
16
Said Sampara dkk, Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Yogyakarta, 2011, hlm. 40.
12
1) Teori Kewenangan
17
Kamus Bahasa Indonesia,https://kbbi.kedikbud.go.id/ Tanggal 3 Oktober Tahun 2019.
18
Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2008,
hlm. 78.
19
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
13
Peradilan Agama. 20
2. Kerangka Konsep
20
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.
21
Lilik Mulyadi, Putusan Hkim Dalam Hukum Acara Perdata Indonesia , Teori, Praktik
Membuat Dan Permaslahanya, Citara Aditya Bakti, Bandung, 2009, hlm 164
22
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, CV Penerbit Diponegoro,
Bandung, 2015.
14
Hafizh Ibnu Hajar berkata “ Yang dimaksud dengan adil ialah orang
23
Ibid
15
tetapi jelas dan kronologis tentang duduk perkara, mulai dari usaha
b. Pengertian Verstek
24
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty Yogyakarta,
Yogyakarta, 2006, hlm. 221
25
A. Mukti Arto, praktek perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2005, hlm. 263
26
Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm.382.
27
Sudikno Mertokusumo, Op.Cit. , hlm. 108.
16
1. Pengertian NafkahIddah
2. Pengertian Mut’ah
28
Ahmad Warson Munawir, Al Munawwir Kanus Arab – Indonesia, Yogyakarta, 1984,
hlm. 1548.
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.kedikbud.go.id/ Tanggal 3 Oktober Tahun
2019.
30
Mahmud yunus, Kamus Arab Indonesia, PT. Hidakaraya Agung , Jakarta, hlm. 409
17
isterinya.31
F. Keaslian Penelitian
relatif sama dalam hak kajiannya tetapi memiliki perbedaan pada kriteria
pada judul penelitian yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
31
Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.kedikbud.go.id/ Tanggal 3 Oktober Tahun
2019.
18
dimasyarakat.
2. Bagaimana 2. Pelaksanaan
Pengadilan dilaksanakan
pemberian putusan
cerai talak?
32
Skripsi Siti Zulaekah, Analisis pelaksanaa pemberian nafkah mantan isteri akibat cerai
perundang- Islam.
undangan
33
Skripsi Barokah Indah Sari, Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Verstek Atas
pembagian Harta Bersama (studi Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor:
619/pdt.G/2006/PA.Bks)
20
yang berlaku
maupun
hukum Islam
antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang sudah pernah
dan penelitian ini menganalisis putusan yang di putus tanpa verstek, yangdari
putusan verstek.
mengabulkan nafkah isteri dan mutah dalam perkara cerai talak yang diputus
secara verstek, apakah pengabulan nafkah isteri dan mut’ah yang di putus
21
isteri dan mut’ah dipengadilan yang diteliti pada penelitian sebelumnya tanpa
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitrian dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada, yakni dengan
dalamnya terkait antara satu dengan yang lainya secara logis dan mampu
hukum. 35
34
Iskandar. (et al), Panduan Penulisan Tugas Akhir Untuk Sarjana Hukum (S1),
Bengkulu, Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, 2018. hlm.62.
35
Ibid
22
3. Bahan Hukum
36
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1983, hlm.13.
23
hukum primer dan bahan hukum skunder, secara sistematis bahan hukum
BAB II
Fatah Gang Pahlawan RT. 10 RW. 002 No. 10, Kelurahan Pagar
sebagai Pemohon;
Melawan
Yuliana Mega Sari binti Samsul Junaidi, umur 30 tahun, agama Islam,
Termohon;
DUDUK PERKARA
sebagai berikut:
17 Desember 2009;
26
2. Fahdan Zaki Alfikri bin Yosso Widiyantoro Eko Saputro lahir tanggal
02 April 2014;
tua Pemohon di Jalan Raden Fatah Gang Pahlawan RT. 10 RW. 002
27
Bengkulu dan selama itu sudah tidak ada hubungan dan komunikasi
lagi;
ada kebahagiaan lahir dan batin dan tidak ada harapan untuk kembali
berhasil;
Tahun 1974 Jo. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 Jo.
sebagai berikut:
PRIMAIR:
yang berlaku;
SUBSIDAIR:
hadir di persidangan dan tidak pula menunjuk orang lain untuk sebagai
29
kuasanya yang sah, meskipun telah dipanggil dengan resmi dan patut
Januari 2019 dan 04 Februari 2019 namun Termohon tidak pernah hadir
tidak berhasil;
ini;
berikut:
Selatan. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah
berikut:
berita acara sidang dan untuk meringkas uraian dalam putusan ini, maka
ditunjuk semua yang tercantum dalam berita acara sidang perkara ini,
2. Putusan Verstek
sebagai berikut37 :
1. Kepala Putusan
3. Pertimbangan, dan
4. Amar
1. Kepala putusan
37
Moh. Taufik Makaroa, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, PT. Rineka Cipta, Jakarta,
2004, hlm.126.
32
ESA.
talak antara :
Fatah Gang Pahlawan RT. 10 RW. 002 No. 10, Kelurahan Pagar
sebagai Pemohon;
Melawan
Yuliana Mega Sari binti Samsul Junaidi, umur 30 tahun, agama Islam,
Termohon;
3. Pertimbangan
33
pernah hadir di persidangan dan tidak pula menunjuk orang lain untuk
sebagai kuasanya yang sah, meskipun telah dipanggil dengan resmi dan
suatu halangan yang sah. Oleh karena itu Termohon harus dinyatakan tidak
34
hadir dan perkara ini dapat diperiksa lebih lanjut dengan tanpa hadirnya
Termohon;
Menimbang, bahwa sesuai dengan maksud Pasal 82 ayat (1) dan (4)
Jo Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo
Pasal 143 ayat (1) dan (2) Kompilasi Hukum Islam Jo. PERMA Nomor 1
Tahun 2016 Majelis Hakim telah berusaha untuk menasehati Pemohon agar
harmonis, tetapi sejak bulan Juni 2018 sudah mulai sering terjadi
tinggal selama lebih kurang 7 bulan 15 hari, maka dengan demikian tidak
menentukan (vide Pasal 311 R.Bg.), namun karena perkara ini masalah
Pemohon telah mengajukan bukti tertulis dan dua orang saksi masing-
masing bernama Doni bin Sayuti dan Sinta Dewi binti Sopyan Parlan, dalam
adalah akta otentik yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, karena
itu alat bukti tersebut mempunyai nilai pembuktian yang mengikat dan
adalah suami isteri yang sah, sehingga Pemohon dan Termohon harus
dalam perkara ini, bukti tertulis yang diajukan Pemohon telah memenuhi
syarat formil dan materiil pembuktian, maka bukti tersebut dapat diterima
Termohon;
36
telah menghadirkan dua orang saksi, kedua orang saksi tersebut tidak
dan saling bersesuaian satu sama lain serta relevan dengan dalil permohonan
Pemohon, dengan demikian telah terpenuhi maksud Pasal 171 dan 175 serta
Pasal 308 dan 309 R.Bg., intinya adalah antara Pemohon dan Termohon
Pemohon yang pergi dari rumah kediaman bersama dan tidak pernah bersatu
lagi hingga sekarang ini, serta pihak keluarga telah berusaha untuk
aturan umum;
menikah rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis kurang
tinggal sampai sekarang telah memakan waktu selama lebih kurang 7 bulan.
cukup beralasan dan tidak ada harapan lagi untuk dapat hidup rukun dalam
dinyatakan sudah cukup beralasan dan tidak ada harapan lagi untuk dapat
hidup rukun dalam suatu rumah tangga yang bahagia, karena rumah tangga
huruf (f) Jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Jo
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka permohonan Pemohon
maka dengan ini kepada Pemohon (Yosso Widiantoro Eko Saputro bin
Agama Bengkulu;
38
sesuai dengan Pasal 149 ayat (1) R.Bg, permohonan Pemohon tersebut
(enam juta rupiah) dan mut’ah berupa uang sejumlah Rp 1.000.000,- (satu
iddah sejumlah Rp 6.000.000,- (enam juta rupiah) dan mut’ah berupa uang
1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan
kepada Pemohon;
39
4. Amar
1. Menyatakan Termohon yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk
Agama Bengkulu.
berikut:
rupiah).
hingga kini berjumlah Rp. 316.000,- (tiga ratus enam belas ribu rupiah).
40
BAB III
yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan (pasal 117 KHI). Adapun
akibat hukum putusnya perkawinan karena cerai talak berdasarkan pasal 149
a. Memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang
kepada bekas istri selama dalam masa iddah, kecuali bekas istri telah
qablaal-dukhul;
yang harus ditunaikan oleh suami yang hendak menceraikan istrinya, maka
apabila suami tidak menunaikan kewajiban tersebut akan berdosa dan seorang
Hakim yang memutuskannya pun akan ikut menanggung beban dosa. Oleh
karena itu, dalam proses menyelesaikan perkara cerai talak hakim dianjurkan
untuk untuk bersikap aktif dengan menggunakan hak yang dimiliki karena
diminta oleh pihak Termohon (istri) karena demi rasa keadilan dan
dan rintangan agar dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan
hukum karena hal tersebut sebagai kendali atas asas kebebasan hakim sebab
aequo et bono tidak terikat pada bentuk dan isi petitum atau bahkan Hakim
dapat memutus melebihi petitum yang diajukan para pihak (ultra petitum
atas hal-hal yang tidak diminta atau mengabulkan lebih daripada yang
diminta atau melebihi apa yang dituntut oleh para pihak. Demikian pula
meskipun hal tersebut dilakukan oleh hakim dengan itikad baik (good faith)
hakim dapat memutuskan lebih dari apa yang dituntut. Pertimbangan hukum
pada Pasal 178 ayat (3) HIR / 189 RBG melainkan mengacu pada pasal 41
pasal 178 ayat (3) HIR/ 189 RBG yang melarang Hakim untuk menjatuhkan
putusan atas hal-hal yang tidak diminta atau mengabulkan lebih daripada
yang digugat”.
hal tersebut berkaitan erat dengan hukum akibat putusnya perkawinan karena
oleh hakim karena jabatannya, dan salah satunya adalah memberikan sesuatu
yang tidak ada dalam tuntutan. Dalam perkera perceraian, hakim dapat
memutus lebih dari yang diminta karena jabatanya, hal ini berdasarkan Pasal
officio tersebut diterapkan khusus dalam perkara cerai talak, terutama pada
nafkah yang sering tidak dituntut oleh isteri seperti mut‟ah, iddah. Hak ex
Pengadilan Agama Bengkulu yang penulis teliti, tidak ada tuntutan dari termohon
diberikan oleh Pemohon kepada Termohon, sesuai dengan pasal 160 Kompilasi
bersih setiap bulannya, dan waktu mereka hidup bersama dalam rumah tangga.
officio juga melihat pada permasalahan yang terjadi, kerelaan dari pihak
Hak ex officio mengutamakan skala prioritas pada asas keadilan. Hal tersebut
berdasarkan pertimbangan hakim bahwa meski tanpa adanya tuntutan dari isteri,
karena tidak hadirnya termohon didalam persidangan atau verstek maka otomatis
dalam putusan tersebut tidak ada tuntutan. Tetapi permasalahannya adalah ketika
gugatan dari suami terbukti dan dikabulkan oleh hakim, dan ketika hakim
mengabulkan tanpa adanya tuntutan apapun dari pihak istri, maka hakim dalam
memutuskannya dirasa kurang adil tanpa mengabulkan atau memberikan hak yang
BAB IV
A. Al-Quran
1. Al-Quran
Firman Allah Swt dalam surat At-Thalaq ayat 7 yang kurang lebih
memiliki arti:
Maksud ayat diatas adalah pemberian nafkah suami kepada istri dan
nafkah kepada istri dan anak harus melihat kesanggupan suami yang dapat
dilihat dari hasil usaha atau pekerjaan suami. Hakim Pengadilan Agama
48
ayat tersebut, karena dapat dilihat ketika suami menyanggupi hanya sekian
hakim akan menerimanya, tetapi ketika suami memberikan nafkah kecil atau
tidak sesuai dengan hasil usaha atau pekerjaannya dengan dibuktikan slip gaji
kamu itu lebih dekat dengan takwa. Dan janganlah kamu melupakan
itu, setiap maslahat yang keluar dari garis keadilan kepada kerusakan, dan
perkembangan hukumIslam.
dipandang sebagai aturan hukum negara, tetapi juga hukum syarak karena
bersesuaian, saling mendukung, dan menunjukkan tata cara yang benar dalam
merupakan salah satu praktek syariat yang benar, dan sekaligus dapat
memberikan nafkah iddah, dan mut‟ah walaupun tidak diminta oleh istri
44
Ahmad Fanani, Hak Ex Officio Hakim: Studi Kasus Perceraian di Pengadilan Agama
Sidoarjo No. 3513 Th.2015, Jurnal Tsaqafah Vol. 13, No.2, November 2017, hal.350
50
isteri dan anak dalam perkara cerai talak di Pengadilan Agama Bengkulu
Kelas 1A sudah sesuai dengan tujuan syariat bahwa kemudharatan itu harus
Adapun maksud dari kaidah tersebut adalah apabila hak-hak isteri dan
isteri dan anak serta mewujudkan rasa keadilan, sehingga dengan hal
C. Pendapat Ulama
Artinya: “wajib diberi mut’ah istri yang diceraikan dalam keadaan telah
raj’i”.
Artinya:“Dan wajib nafkah untuk perempuan dalam iddah, jika ada dalam
45
A. Ghozali Ihsan, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Basscom Multimedia Grafika,jakarta,
2015, hal.75
51
talak raj’i, karena perempuan tersebut masih menjadi tanggungan dan masih
menentukan nafkah kepada isteri seperti yang tertuang dalam putusan cerai
memberi nafkah pada isteri selama masa iddah. Sebab yang menghalangi
dirinya sendiri. 46
maskawin untuknya.
tuntutan apapun dari pihak Termohon sebagai bekas istrinya, maka untuk
melindungi hak
istriHakimsecaraexofficioakanmenghukumPemohonuntukmembayarnafk
Termohon.
Hakim yaitu dengan sejumlah uang tanpa disertai dengan tempat tinggal.
dinilai oleh hakim layak dan patut (pasal 160 KHI). Hakim dalam
iddah, dan nafkah anak. Selain itu terkait nafkah madhiyah biasanya
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Penulis menyarankan
orang.
2. Diharapkan kedepanya
55
verstek dapat di atur lebih baik lagi, dan juga putusan verstek yang
saat ini masih diatur dalam HIR dan RB,g harus dilakukan unifikasi
dan kodifikasi hukum agar dapat diatur lebih jelas dalam Undang-
undang.
56
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, CV Penerbit
Diponegoro, Bandung, 2015.
BUKU
A. Ghozali Ihsan, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Basscom Multimedia
Grafika,jakarta, 2015
Bambang Sugeng A.S. dan sujayiadi, Hukum Acara Perdata dan Dokumen
Litigasi Perkara Perdata, Kencana, Jakarta, 2011.
Said Sampara dkk, Pengantar Ilmu Hukum, Total Media, Yogyakarta, 2011
Sunarto, Peran Aktif Hakim dalam Perkara Perdata, Prenada Media Group,
Jakarta, 2015
Peraturan Perundang-Undangan
Kamus