TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan (port) merupakan daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito)
gudang tempat penyimpanan barang yang disimpan dalam waktu yang lebih lama untuk
menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan
Jika dilihat dari segi penggunaannya, pelabuhan dapat dibagi menjadi 6 yaitu :
a. Pelabuhan Ikan
Umumnya pelabuhan ini tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal
motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia jenis kapal yang
digunakan untuk menangkap ikan masih tergolong tradisional dan sederhana, seperti
jukung hingga kapal motor. Jukung adalah perahu yang dibuat dari kayu dengan lebar
sekitar 1m dan panjang 6-7m, perahu ini dapat menggunakan layar atau motor tempel dan
bisa langsung mendarat di pantai. Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass
dengan lebar 2,0-2,5 m dan panjang 8-12m, kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4,0-5,5m
Pelabuhan ini harus dilengkapi dengan pasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan
bakar, dan juga tempat untuk perawatan alat-alat penangkap ikan. Pemecah gelombang dibuat
dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tetrapod. Pemecah gelombang berfungsi untuk
b. Pelabuhan Minyak
Demi keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum.
Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat
menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau
tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup
Pipa-pipa penyalur diletakkan dibawah jembatan agar lalu lintas di atas jembatan tidak
terganggu. Tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang merapat, pipa-pipa dinaikkan ke
juga ditempatkan pipa uap untuk membersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air
tawar. Karena jembatan tidak panjang maka ujung kapal harus diadakan penambatan
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk dibongkar muat
barang. Kondisi perairan pada pelabuhan bongkar muat harus cukup tenang agar
memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah
sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transpor hasil produksi
(1) Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal, ±80%
dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karena muatan dibongkar muat melalui bagian
(2) mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat
barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dan kemudian diangkat
dengan kran masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan kran
(4) tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari ke gudang
Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah diturunkan dari kapal maka barang
muatan tersebut ditempatkan pada halaman dermaga. Bentuk halaman dermaga tergantung
(1) barang-barang potongan (general cargo) yaitu barang-barang yang dikirim dalam
bentuk satuan;
(2) buatan curah/lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batu bara,
Karena ukurannya teratur dan sama maka penempatannya akan lebih dapat diatur dan
pengangkutannyapun dapat dilakukan dengan alat tersendiri yang lebih efisien. Ukuran
peti kemas dibedakan dalam 6 macam yaitu: 8x8x5ft3 berat maks 5 ton; 8x8x7ft3 berat maks 7
ton; 8x8x10ft3 10 ton; 8x8x20ft3 20 ton; 8x8x25ft3 berat maks 25 ton; 8x8x40ft3 berat maks 40 ton.
d. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan penumpang tidak berbeda jauh dengan pelabuhan barang. Pelabuhan barang
dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan
kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor migrasi, kemanan, direksi pelabuhan,
serta maskapai pelayaran. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak,
sehingga gudang barang tidak perlu besar. Sebaiknya jalan masuk/keluarnya penumpang
dan barang harus dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan
e. Pelabuhan campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedang
untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau
masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga
menggunakan dermaga atau jembatan. Pada dermaga dan jembatan juga diletakkan pipa-pipa
f. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan
cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan dan
dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya
Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
a. Pelabuhan alam
Merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam,
misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai.
Didaerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan Cilacap yang terletak di selat
antara selat daratan Cilacap dan Pulau Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam
yang daerah perairannya terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh Pulau
Pontianak, New York, San Fransisco, serta London yang terletak di muara sungai (estuari).
Estuari merupakan bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada
waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu
terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi
penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada waktu surut, air tersebut akan keluar ke
laut. Karena volume air yang dikeluarkan sangat besar maka kecepatan aliran cukup besar
yang dapat mengerosi endapan di dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut
tergantung pada tipe pasang surut. Untuk pasang surut tipe diurne periode air pasang dan
surut adalah sekitar 12 jam. Sedangkan tipe semi diuerne periode adalah 6 jam. Karena
adanya pasang surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup besar, pada waktu
perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus
b. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan merupakan suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh
suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut
dilengkapi dengan alat penambat. Bangunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke
laut sehingga gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut, seperti
Merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi
oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Misalnya pada
pelabuhan Bengkulu, pada pelabuhan ini memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah
pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk
saluran sebagai jalan keluar/masuk kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua
sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty berfungsi untuk menahan masuknya transpor pasir
Jika dilihat dari fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional, pelabuhan ada 2
macam yaitu:
a. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera
asing. Pelabuhan ini biasanya pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal
samudra.
b. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri
karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk
a. Pelabuhan umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.
dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di
Indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang mengelola
b. Pelabuhan khusus
tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam
Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta,
yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai
contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil
produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan Pabrik Aluminium Asahan
di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayani import bahan baku bouksit
2.2.1 Kapal
Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan berhubungan
pelabuhan.
Displacement Tonnage, DPL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang dipindahkan oleh
kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal bermuatan penuh disebut
dengan displacement tonnage loaded, yaitu berat kapal maksimum. Apabila kapal sudah
mencapai displacement tonagge loaded masih dimuati lagi, kapal akan terganggu
stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak
dalam keadaan kosong tersebut displacement tonnage light, yaitu berat kapal tanpa
muatan. Dalam hal ini berat kapal termasuk perlengkapan berlayar, bahan bakar, anak buah
Dead weight tonnage, DWT (bobot mati) yaitu berat total muatan dimana kapal dapat
mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maximum). Jadi DWT adalah selisih
antara displacement tonnage light. Gross register tons, GRT (ukuran isi kotor) adalah
volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 2,83m3 = 100 ft3). Netto register tons, NRT
(Ukuran Isi Bersih) adalah ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal,
ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan-ruangan
yang dapat didaya gunakan, dapat di isi dengan muatan yang membayar uang tambang.
Dalam perencanaan pelabuhan karakteristik kapal sangt penting. Seperti dimensi kapal
berupa panjang, lebar dan sarat (draft) kapal. Selain dimensi kapal, karakteristik kapal
seperti tipe dan fungsi kapal juga berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan. Tipe kapal
berpengaruh pada tipe pelabuhan yang akan direncanakan. Sesuai dengan fungsinya, kapal
a. Kapal Penumpang
Kapal penumpang memungkinkan untuk mengangkut mobil, bis, truk, kendaraan roda dua
Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang. Pada umumnya mempunya ukuran
yang lebih besar daripada kapal penumpang. Kapal barang meliputi (1) kapal barang
umum; (2) kapal barang curah; (3) kapal tanker; (4) kapal khusus.
Kapal barang ini digunakan untuk mengangkut muatan umum (general cargo). Muatan ini
bisa bermacam-macam barang yang di bungkus dalam peti, karung dan lain sebagainya.
a. Kapal Petikemas, kapal jenis ini memiliki ukuran yang telah distandarisasi.
Berat masing-masing petikemas antara 5 ton sampai 40 ton. Kapal petikemas yang
paling besar mempunyai panjang 300m untuk 3600 petikemas berukuran 20ft (6m).
b. Kapal dengan bongkar muat secara horizontal (roll-on/ roll-off) untuk transport truk,
Kapal jenis ini digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah banyak. Muatan kapal
ini bisa berupa beras, gandum, batu bara, bijih besi, dan lain sebagainya. Kapal jenis ini
yang terbesar mempunyai kapasitas 175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m
3. Kapal Tanker
Kapal jenis ini digunakan untuk mengangkut minyak, yang mempunyai ukuran yang besar.
Berat yang bisa diangkut bervariasi antara beberapa ribu ton hingga ratusan ton. Kapal
terbesar mempunyai panjang 414 m, lebar 63 m dan sarat 28,5 m. Untuk menjaga
kestabilan kapal ini dibagi menjadi beberapa kompartmen yang berupa tangki-tangki.
4. Kapal Khusus
Kapal jenis ini digunakan untuk mengangkut barang-barang tertentu misalnya daging yang
diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair, dan lain sebagainya.
Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergantung pada karakteristik kapal yang akan
untuk alur, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat pembuangan bahan pengerukan,
barang-barang. Kedalaman dan lebar alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang
pelabuhan juga menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam
pelabuhan dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang
akan berlabuh. Untuk keperluan perencanaan pelabuhan tersebut maka berikut ini
diberikan dimensi dan ukuran kapal secara umum, seperti terlihat dalam Tabel 2.1.
Aktivitas di darat biasanya terjadi untuk pergerakan barang dan penumpang. Pergerakan
barang terjadi mulai dari penampungan dan pendistribusian barang dari dan ke gudang
yang tiba dan berangkat. Penumpang berangkat biasanya lebih lama memanfaatkan terminal/
ruang tunggu karena penumpang sudah ada sebelum kapal tambat, sedangkan penumpang
turun lebih sedikit memanfaatkan terminal/ ruang tunggu karena langsung menunggu
ketujuan.
Aktivitas di laut adalah aktivitas pergerakan kapal mulai dari masuknya alur pelabuhan
sampai tambat di dermaga. Aktivitas initergantung kondisi di pelabuhan, kapal bisa saja
masuk alur pelayaran dan langsung tambat di dermaga tetapi bisa juga kapal berlabuh di
kolam bandar sebelum tambat karena menunggu giliran tambat. Adapula kapal yang sudah
tambat dapat kembali berlabuh di kolam bandar, karena terjadi untuk kapal-kapal penumpang.
1. Data Dermaga
Struktur dermaga terdiri dari struktur atas dan struktur bawah. Pada struktur
pondasi pada struktur bawah. Selain itu, terdapat struktur tambahan yaitu
bollard dan fender. Bollard adalah alat penambat yang merupakan konstruksi
yang digunakan untuk mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi
pergeseran atau gerak kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan
dermaga. Gaya yang diteruskan ke dermaga tergantung pada tipe fender dan
2. Macam/Jenis Kapal
Kapal sebagai sarana pengangkut muatan mempunyai ciri -ciri tersendiri dalam
menangani muatannya. Muatan ini dapat berbentuk gas, cair, dan padat. Jarak
muatan pun (cargo handling ) menentukan ciri khas dari pelayanan terhadap
Kapasitas angkut kapal biasanya diukur dengan satuan DWT (Dead Weight
akibat terapungnya kapal) kapal yang penuh muatan ( extreme weight ) dan
kapal kosong (light weight) dihitung dalam satuan Ton Metrik. Secara tegas
dapat dikatakan DWT (biasa pula disingkat TDW) adalah kemampuan daya
muat barang di dalam kapal dihitung dalam unit Ton Metrik. Satuan lain
untuk mengukur besar kapal adalah “BRT” atau “GT” ( Bruto Registered Ton
atau Gross Tonnage ), yaitu jumlah isi dari ruang kapal keseluruhan dalam
satuan “Registered Ton ” dengan satu unit Registered Ton adalah 100 cft atau
Menurut KBBI (2009), kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di
Lebar Kapal dan Kedalaman Kapal Panjang kapal pada umumnya terdiri dari
Length Over All, Length on designes Water Line dan Length Beetwen
lainnya dari kapal dalam menentukan ukuran-ukuran kapal. Untuk lebih jelasnya,
Secara definisi LOA adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal terdepan
sanpai buritan kapal paling belakang. Merupakan ukuran utama yang diperlukan
dalam kaitannya dengan panjang dermaga, muatan, semakin panjang LOA semakin
LWL adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal pada garis air sampai
LBP adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal pada garis air sampai
tinggi kemudi.
3. Data Tanah
rumus Meyerhof untuk mendapatkan daya dukung ujung (end bearing) dan
4. Hidrografi Oceanografi
a. Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
b. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena
adanya gaya tarik benda-benda bumi di langit. Pasang surut penting dalam
pelabuhan, dan sebagainya. Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut
arus pasang surut, yang mengangkut masa air dalam jumlah yang sangat
besar. Arus yang bekerja pada kapal yang terendam air akan menyebabkan
terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat dan
dermaga.
Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut) sangat penting untuk
Tinggi pasang surut dapat dibaca melalui kurva pasang surut, yang merupakan jarak
vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang
berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang diberikan dari posisi muka air pada
muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25
menit atau 24 jam 50 menit, yang tergantung pada tipe pasang surut. Variasi muka air
menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang mengangkut masa air
dalam jumlah sangat besar. Titik balik (slack) adalah saat dimana arus berbalik antara
arus pasang dan arus surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan
muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol.
(1) muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai pada saat air
(2) muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat
(3) muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muka air
(4) muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air
(5) muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara muka air
tinggi rerata dan muka air rendah rerata.elevasi ini digunakan sebagai referensi
(6) muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi
(7) air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air terendah pada saat
(8) higherhigh water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari,
(9) lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari.
Beberapa muka air yang sering digunakan dalam perencanaan pelabuhan, misal MHWL
rantai pelampung penambat, dsb. Sedangkan untuk LLWL digunakan untuk menetukan
c. Gelombang
Begitu juga dengan gelombang, gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh
angin (gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut),
letusan gunung berapi atau gempa di laut ( tsunami), kapal yang bergerak dan
sebagainya.
lainnya. Gelombang tersebut akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan
pelabuhan. Selain itu gelombang juga bisa menimbulkan arus dan transport sedimen di
5. Data Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada struktur
dermaga yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam
dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya -gaya di
dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
Menurut Bambang Triatmodjo (2009), gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dibedakan
menjadi gaya vertikal dan horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan
dermaga, beban hidup, beban peralatan bongkar muat (mobile crane), dsb. Gaya
horizontal dapat dibedakan meliputi gaya benturan ketika kapal merapat ke dermaga (gaya
sandar, berthing forces) dan gaya tambat (mooring forces), yaitu gaya yang ditimbulkan
ketika kapal bertambat di dermaga yang disebabkan oleh angin, arus dan gelombang,
sehingga akan mengakibatkan gaya tarik pada bollard. Selain itu, terdapat beban dinamis
berupa beban gempa yang bekerja pada dermaga.
1. Gaya Vertikal
Gaya vertikal yang bekerja pada struktur dermaga berupa beban sendiri dan
Beban sendiri adalah berat dari komponen struktur yang secara konstan dan
itu meliputi, pelat, balok, poer, dan tiang pancang yang akan terhitung secara
otomatis di dalam SAP 2000, sedangkan beban tambahan terdiri dari berat
b. Beban Hidup
Merupakan semua beban yang ada akibat pemakaian dan penghunian suatu gedung,
termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
c. Gaya Horizontal
Gaya yang ditimbulkan oleh benturan tersebut disebut gaya sandar (berthing
forces). Gaya benturan kapal yang harus ditahan dermaga tergantung pada
energi tergantung energi benturan yang diserap oleh sistem fender yang
dipasang pada dermaga. Gaya benturan bekerja secara horizontal dan dapat
. ..
......................................................... (1)
keterangan:
d : defleksi fender
Cm : koefisien massa
Ce : koefisien eksentrisitas
Cs : koefisien kekerasan
Kecepatan Merapat
Ukuran Kapal (DWT)
Pelabuhan Laut terbuka
(m/dt) (m/dt)
Sampai 500 0,25 0,30
500-10.000 0,15 0,20
10.000-30.000 0,15 0,15
Di atas 30.000 0,12 0,15
Sumber : (Bambang Triatmodjo, 2009)
Koefisien massa tergantung dari gerakan air di sekeliling kapal yang dihitung
dengan persamaan:
................................................................................ (2)
dengan
............................................................................... (3)
keterangan:
pada waktu bagian kapal menyentuh dermaga, kapal akan berputar sehingga
sejajar dengan dermaga. Sebagian energi benturan yang ditimbulkan oleh kapal
akan hilang oleh perputaran tersebut. Sisa energi akan diserap oleh dermaga.
dengan energi kinetik kapal yang merapat, dan dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
....................................................................................
(4)
keterangan:
(m)
Untuk nilai r didapat dari grafik berikut:
Panjang garis air (Lpp) dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Titik kontak pertama antara kapal dan dermaga adalah suatu titik dari 1/4
panjang kapal pada dermaga (l = ¼ Loa) dengan Loa adalah panjang kapal
yang di tambat.
gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus. Gaya tarikan kapal pada
tali penambat yang disebabkan oleh tiupan angin dan arus pada badan kapal
dan harus mampu menahan gaya tarikan kapal. Berikut metode yang digunakan
pada alat penambat. Besar gaya angin tergantung pada arah dan kecepatan
Rw = 0,42QaAw
..............................................................................................................
(7)
Rw = 0,5QaAw
..............................................................................................................
(8)
Rw = 1,1 QaAw.......................................................................................(9)
.......................................................................................
Qa = 0,063V2 (10)
keterangan:
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air
juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan
pada alat penambat dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus
diberikan oleh persamaan berikut ini:
.........................................................................(11)
keterangan:
Nilai Cc adalah faktor untuk menghitung gaya lateral dan memanjang. Nilai C c
tergantung pada bentuk kapal dan kedalaman air di depan tambatan, yang
nilainya diberikan.
1,0 – 1,5 untuk laut dalam sampai 6 untuk perbandingan antara kedalaman air
menggunakan mesinnya sendiri dan sebagian ditahan oleh tali penambat yang
dililitkan pada bollard. Dengan demikian, bollard harus mampu menahan gaya
tarikan, yang paling tidak sama dengan gaya yang bisa memutuskan tali
penambat.
d. Beban Gempa
gempa pada lokasi dermaga yang mengacu pada SNI-1726- 2002 dengan
........................................................................................... (12)
Keterangan :
Struktur bagian atas yang akan dianalisis adalah pelat, balok dan poer. Analisis dilakukan
untuk mengetahui kapasitas struktur sesuai dimensi dan material yang digunakan.
a. Pelat
Pelat merupakan struktur bidang atau permukaan yang lurus (datar atau
melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang
lain. Dimensi suatu pelat bisa dibatasi oleh suatu garis lurus atau garis
dengan :
0,85 f 'c .b
keterangan:
β1 : faktor reduksi
untuk faktor reduksi diambil sesuai dengan kuat tekan beton yang digunakan.
β1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa
b. Balok
ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai
Untuk menganalisis antara balok dan lantai yang dicor secara monolit
desak dan balok sebagai badannya. Interaksi antara flens dan balok
c = a /β1
Pemeriksaan tulangan:
Jika ρ > ρmin ok!
ρ max = 0,75 ρb
Jika ρ < ρ max ok!
Kontrol :
Jika εs' > εy'= fy/Es, berarti asumsi semula benar, maka perhitungan
dilanjutkan ke bagian a. Jika εs' < εy' = fy/Es, berarti asumsi semula salah,
maka perhitungan dilanjutkan ke bagian b.
a. Jika εs' ≥ εy' atau f’s ≥ fy
Cc = 0,85 f 'c .a.b
Cs = A’s (fy – 0,85 f 'c )
Mn = Cc (d – a /2) + Cs (d – )
b. Jika εs' < εy' atau f’s < fy
Cc = 0,85 f 'c .a.be
a = β1.c
Cc = 0,85 f 'c .a.be
c = a /β1
Pemeriksaan tulangan:
Kontrol
Jika 's 'y = fy/Es, berarti asumsi semula benar, maka perhitungan
dilanjutkan ke bagian a. Jika ' < ' y = fy/Es
berarti asumsi semula salah, maka perhitungan dilanjutkan ke bagian b.
1. Jika ' < ' y = fy/Es atau f ‘s ≥ fy
Cc1 = 0,85 c f ' . a .bw
Cc2 = t.(be – bw). 0,85 c
Cs = A’s (fy–0,85 f’c)
2. Jika 's ≤'y atau f’s ≤ fy
Cc1 = 0,85 f ' c . a .bw
Cc2 = t.(be – bw).0,85 f’c
Ts = As.fy
Ts = Cc1 + Cc2 + Cs
Dengan memasukkan persamaan Ts = Cc1 + Cc2 + Cs didapat persamaan
kuadrat:
Ac2 + Bc + C = 0, dimana :
A = 0,85 f’c.β1.be
B = 600. A’s – As. fy – 0,85 f’c. ’ A’s
C = - (600 . A’s . d’s)
Nilai c dapat dihitung dengan rumus ABC:
a = β1.c
Cc1 = 0,85 f’c. a .bw
Cc2 = t.(be – bw) . 0,85 f’c
keterangan:
Vn : kuat geser nominal (N)
Vc : kuat geser nominal dari beton (N)
Vs : kuat geser nominal dari tulangan geser (N)
Av : luas tulangan total, yang tegak lurus dengan sumbu batang (mm2)
s : jarak tulangan sengkang (mm)
Φ : faktor reduksi kekuatan