Anda di halaman 1dari 15

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN MATEMATIKA

TELAAH KEPUSTAKAAN

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4 :

ARISSA SEPTIANA/17029007

DWI AYU PRATIWI/17029143

RESVI MARDHATILAH/17029116

RITA FAJRIATI/17029180

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
TELAAH KEPUSTAKAAN

A. PENGERTIAN STUDI/TELAAH KEPUSTAKAAN


Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik
atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari
buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia,
dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan
diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu
seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian
sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan,
peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang
relevan dengan penelitiannya. Untuk melakukan studi kepustakaan,
perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-
bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat
dan dimanfaatkan (Roth 1986).
Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa asing
dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan,
peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber
informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-
buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi,
jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti
akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,
khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan
aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Hal tersebut juga wajib sifatnya
karena didasarkan pada realitas bahwa penelitian kuantitatif menggunakan
pendekatan ilmiah yang didalamnya mengandung unsur kombinasi antara dasar
berfikir deduktif dan induktif. Cara berfikir induktif adalah suatu bentuk
pendekatan pemikiran yang mengutamakan langkah awal dari pengetahuan
umum yang telah diverifikasikan yang kemudian aka memperoleh bentuk
kesimpulan yang sifatnya lebih spesifik. Sedangkan cara berfikir induktif
merupakan pola pendekatan yang berasal dari hal yang sifatnya spesifik dan
realitas sebagai langkah awal, kemudian menuju pola cakupan yang lebih umum
atau luas untuk kemudian mencapai bentuk kesimpulan.
Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan yang
utama yaitu mencari dasar pijakan atau pondasi untuk memperoleh dan
membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan menentukan dugaan
sementara atau sering pula disebut sebagai hipotesis penelitian sehingga para
peneliti dapat mengerti , mengalokasikan, mengorganisasikan, dan kemudian
menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan melakukan studi
kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan
mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti. Karena memang studi
kepustakaan mempunyai beberapa peranan ( Ary dkk, 1983: 56), seperti:
a. Peneliti akan mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan.
b. Dengan mengetahui teori yang berkaitan dengan permasalahan, peneliti
dapat menempatkan pertanyaan secara perspektif.
c. Dengan studi literatur, peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan
dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan.
d. Dengan studi literatur peneliti dapat menentukan pilihan metode penelitian
yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian dengan
penelitian lainnya.
e. Dengan melalui studi literatur, peneliti dapat menentukan pilihan metode
penelitian yang tepat untuk memecahkan permasalahan.
f. Dengan studi literatur dapat dicegah atau dikurangi replikasi yang kurang
bermanfaat dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lainnya.
g. Dengan studi literatur, para peneliti dapat lebih yakin dalam
menginterprestasikan hasil penelitian yag hendak dilakukannya.
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial mencari masalah
penelitian adalah hal yang paling sulit, maka pada tingkat melakukan studi
penelitian adalah pekerjaan yang paling banyak memerlukan waktu, tenaga, dan
biaya.
Karena dalam kegiatan ini sebagian besar tugas penelitian adalah berada
diperpustakaan, mencari dan menyitir dari bermacam-macam sumber data yang
berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti. Macam- macam sumber
literatur tersebut antaranya adalah:
a. Jurnal,
b. Laporan hasil penelitian,
c. Majalah ilmiah,
d. Surat kabar,
e. Buku yang relevan,
f. Hasil- hasil seminar,
g. Artikel ilmiah yang belum dipublikasi,
h. Narasumber,
i. Surat- surat keputusan,
j. Dan sebagainya yang hendak diuraikan berikut ini.

B. MACAM- MACAM SUMBER BACAAN


Ada beberapa macam sumber informasi/bacaan yang dapat digunakan
oleh para peneliti sebagai bahan studi kepustakaan. Bermacam-macam sumber
tersebut diantaranya dapat dilihat sebagai berikut ini.
1. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian merupakan sumber utama dan mempunyai nilai yang
sangat penting dibanding dengan sumber-sumber informasi lainnya. Berbagai
ragam jurnal penelitian ini termasuk diantaranya adalah: Jurnal Pendidikan dan
Cakrawala Pendidikan Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Lembaga
Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Ilmu Pendidikan
dengan Penerbit Universitaas Negeri Malang, dan masih bayak lagi. Jurnal
penelitian biasanya lebih berorientasi pada nilai akademik yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Laporan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang ada dan substansi lainnya dalam hasil penelitian dapat
diambil sebagai acuan kepustakaan. Perbedaannya dengan jurnal penelitian
adalah laporan hasil penelitian tersebut belum diterbitkan. Acuan yang berasal
dari jurnal maupun laporan hasil penelitian, kedua-keduanya dapat digunakan
untuk menyusun struktur studi literatur dan kerangka teoritis.
3. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan tentang laporan hasil penelitian. Sudah menjadi
kesepakatan internasional bahwa abstrak perlu ada dalam setiap laporan hasil
penelitian, baik yang dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.
Abstrak penelitian pada umumnya disusun secara narasi dengan menonjolkan
tiga aspek penelitian yaitu tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan hasil
dari penelitian.
Pada perpustakaan yang besar, abstrak diadministrasikan secara intensif agar
dapat digunakan para peneliti maupun para pembaca yang tertarik mencari
informasi hasil penelitian.
4. Narasumber
Dalam mencari informasi, narasumber merupakan sumber informasi yang
hidup. Karena mereka pada umumnya adalah manusia yang mempunyai kriteria
tertentu dan pengaruhyang positif dalam bidang ilmu tertentu. Yang termasuk
narasumber diantaranya adalah seperti berikut.
a. Para profesional, yaitu orang-orang yang mempunyai profesi atau terlibat
secara langsung dengan kegiatan yang menjadi interes peneliti.
b. Para ahli, yaitu orang- orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu.
5. Buku
Sumber pustaka ilmiah lainnya adalah buku yang secara resmi telah
dipublikasi atau telah menjadi pegangan dalam mempelajari suatu ilmu. Dalam
kaitannya dengan buku sumber pustaka, para peneliti hendaknya mengacu pada
wawasan yang lebih luas dalam hal penggunaan bahasa yang mencakup bahasa
internasional.
6. Surat Kabar dan Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan mudah
diperoleh dimasyarakat.
7. Internet
Salah satu sumber informasi yang seolah tidak terbatas dapat diperoleh
peneliti melalui internet. Untuk menyesuaikan dan agar dapat memberi manfaat
dengan permasalahan melalui internet.

C. TUJUAN TELAAH KEPUSTAKAAN


Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama
dia melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang
kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan
penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir
dari bidang ilmu tersebut (the state of the art).
Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian
bertujuan untuk:
1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau
pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau
belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang
mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu dan
tempat yang sama.
2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti. Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan
penelitian dan melakukan komparasi-komparasi dan menemukan
konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam
penelitian.

4. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan


pemecahan masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian. Sebab dalam ilmu pengetahuan pada
umumnya teori mempunyai dua fungsi pokok yaitu:
a. menerangkan generalisasi empiris yang sudah diketahui;
b. meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui. Untuk jenis
-penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin
hipotesis tidak ada, namun demikian tidak akan membebaskan
peneliti dan menyajikan penelaahan kepustakaan.
5. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan
faktor, indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di
dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
6. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang
akan diteliti.

7. Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu


makalah yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait
dengan objek dan atau sasaran penelitiannya. Sekurang-kurangnya
peneliti dapat menyadap tujuan, data dan metode, analisis dan hasil
utama penelitian.

8. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan


penelitian yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu
mengenai hal yang akan diteliti dan atau mengenai hal lain yang
berkaitan dengan hal yang akan diteliti.

9. Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau


10. Seluruh dari unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian, metode,
analisis, hasil utama dan kesimpulan. Hasilnya berupa ulasan tentang
penelitian yang sama atau serupa dengan masalah yang akan diteliti yang
telah dilakukan di tempat lain atau tempat yang sama dengan daerah
penelitian. Dan untuk menunjukkan perbedaan penelitian terdahulu
dengan penelitian yang-akan dilakukan

11. Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang
sudah pernah diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang
sama. (Kasihani Kasbalah, 1992 , juga Bintarto, 1992)

Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting sebab


dengan melalcukan kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian-penelitian
yang relevan dan teori akan menjadi lebih jelas. Selain itu penelitian akan lebih
ditunjang, baik oleh teori-teori yang sudah ada maupun oleh bukti nyata, yaitu
hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan saran.
Sesungguhnya studi kepustakaan adalah tugas yang terus menerus
dilakukan selama kegiatan penelitian. Sebuah penelitian akan menghasilkan
suatu karya ilmiah, karena itu haruslah mampu memberi sumbangan kepada
kemajuan ilmu pengetahuan. Pemeriksaan yang teliti perlu dilakukan, dari mulai
memilih judul, agar jangan sampai terjadi duplikasi terhadap masalah yang
sudah diteliti oleh orang lain. Meskipun masalah yang sama sekali baru
(original) sangat jarang, namun studi atau hasil penelitian yang terdahulu tidak
harus ditiru seutuhnya, kecuali teknik-teknik yang dipergunakan terbukti tidak
tepat atau hasil penelitian dan kesimpulannya meragukan, atau telah
diketemukan informasi baru yang dapat memberikan pemecahan lain. Bila judul
telah kita tentukan, maka akan sangat penting meninjau kembali semua materi
yang relevan dengan judul tersebut.
Di dalam studi atau tinjauan kepustakaan diperlihatkan bagaimana
permasalahan yang sedang diteliti terkait dengan hasil penelitian atau studi
sebelumnya. Untuk subjek tertentu, diperlukan melihat permasalahannya dan
suatu kerangka teori, sehingga perlu meninjau teori-teori lain yang diperlukan.
Selama penelitian berlangsung, studi kepustakaan juga perlu dilakukan,
tujuannya adalah:
1. Mengumpulkan informasi-informasi yang lebih khusus tentang masalah
yang sedang diteliti.
2. Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3. Mengumpulkan dan memanfaatkan informasi-informasi yang berkaitan
dengan materi dan metodologi dan penelitian tersebut.

D. FUNGSI KAJIAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN

Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi vital yang di dalamnya


terdapat aspek-aspek manfaat dalam penggunaannya. Diantara fungsi tersebut
adalah sebagai berikut Leedy (dalam Djunaedi, 2000):
1). Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang
(akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-
penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode
penelitiannya.
2). Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai
dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip
penelitian yang dihadapi.
3). Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul -judul pustaka yang
berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya.
4). Mengenal peneliti -peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang
dihadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri
karya-karya tulisnya yang lain yang mungkin terkait.
5). Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam
sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat
penelitian ini berada;
6). Mengungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum
kita kenal sebelumya.
7). Membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan
berbeda dengan penelitian -penelitian sebelumnya).
8). Mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah
ada pihak-pihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan
mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik
tersebut.
Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (dalam
Djunaedi, 2000) menerangkan bahwa kajian pustaka mempunyai enam
kegunaan, yaitu:
1). Mengkaji sejarah permasalahan;
2). Membantu pemilihan prosedur penelitian;
3). Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
4). Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
5). Menghindari duplikasi penelitian; dan
6). Menunjang perumusan permasalahan.
Pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan kajian pustaka dalam tulisan
ini mengacu pada penjelasan mereka. Satu persatu kegunaan (yang saling kait
mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini:
Kegunaan 1: Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan
perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut
timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (kajiandari waktu ke
waktu: berkurang atau bertambah parah; apa penyebabnya).
Mungkin saja, kajian seperti ini mirip dengan bagian “Latar belakang
permasalahan” yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian.
Perbedaan dalam kajian pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada.
Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah dilakukan atas
permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran
bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat.
Kegunaan 2: Membantu pemilihan prosedur penelitian
Dalam merancang prosedur penelitian (research design), banyak
untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah
dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang
hampir serupa. Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur
yang dipakai dalam menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan
kelemahan prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan
penyesuaian, dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang
dihadapi.
Kegunaan 3: Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan
Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian
pustaka, dalam hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya
(unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau
area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis
perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan.
Kegunaan 4: Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan kajian pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang
diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian
ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah
ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu, atau hasil penelitian
yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi. Dalam
penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur
dan hasil penelitian yang pernah ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian perlu ada
dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan
serta kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan
kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat
kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam
penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup
penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi
ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok: 1. Kelompok
Pustaka Utama (Significant literature); dan 2. Kelompok Pustaka Penunjang
(Collateral Literature).
Kegunaan 5: Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat
jelas maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara
luas. Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang
hasil-hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui
sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan
sumber-sumber tersebut. Kajian pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna
untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak
terjadi duplikasi).
Kegunaan 6: Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan
permasalahan. Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehe nsif dan
bersistem, pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat
permasalahan apa yang tersisa, yang memerlukan penelitian; yang membedakan
penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya.
E. KRITERIA MEMILIH SUMBER BACAAN
Peneliti sebaiknya sudah menentukan lebih dahulu sumber informasi apa
yang akan diperiksa. Urutan kegiatan secara efektif dapat dimulai dengan
mencari informasi referensi yang bersifat umum sebelum menuju ke pencarian
yang lebih khusus. Untuk melakukan pencarian informasi diperlukan langkah-
langkah berikut ini:
1. Mendaftar semua variable yang perlu diteliti.
2. Mencari setiap variable pada "subject encyclopedia".
3. Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari sumber-sumber yang
tersedia.
4. Memeriksa indeks yang memuat variable-variabel dan topik masalah yang
diteliti.
5. Selanjutnya yang menjadi lebih khusus adalah mencari artikel-artikel,
buku-buku, dan biografi yang sangat membantu untuk mendapatkan bahan-
bahan yang relevan dengan masalah yang diteliti.
6. Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian "mereview"
dan menyusun bahan pustaka sesuai dengan urutan kepentingan dab
relevansinya dengan masalah yang sedang diteliti.
7. Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca, dicatat, diatur,
dan ditulis kembali. Untuk keperluan ini biasanya peneliti dapat
menggunakan dua macam kartu, yaitu kartu bibliografi (bibliography card)
dan kartu catatan (content card).
Agar dapat dibedakan, kedua kartu tersebut dapat berbeda wamanya.
Kartu bibliografi dibuat untuk mencatat keterangan tentang judul buku,
majalah , surat kabar, dan jurnal. Catatan pada kartu bibliografi berisikan
nama pengarang, judul buku, penerbit, dan tahun penerbitannya. Sedangkan
pada kartu catatan atau content card, peneliti dapat menulis kutipan
(quotation) dari tulisan tertentu, saduran, ringkasan, tanggapan atau
komentar peneliti terhadap apa yang telah dibaca.
8. Dalam langkah terakhir, peneliti menyusun dan menuliskan kembali
informasi-informasi tersebut dalam bentuk essay.
Tulisan ini nantinya akan dimasukkan di laporan penelitian. Dan hasil
studi kepustakaan atau telaah kepustakaan kita akan merumuskan kerangka
pemikiran atau landasan teori untuk penelitian. Kerangka pemikiran atau
landasan teori dijabarkan dan tinjauan pustaka dan disusun oleh peneliti sebagai
tuntunan untuk memecahkan permasalahan dan untuk merumuskan hipotesis.
(Untuk jenis penelitian non hipotesis misalnya penelitian historis tidak
diperlukan rumusan hipotesis.) Dalam hal ini dijelaskan hubungan antar variable
atas kajian teoritis dan penelitian sebelumnya. Kerangka pemikiran atau
landasan teori sebaiknya juga disajikan dalam bentuk diagram alit- yang berisi
persamaan matematis ataupun model konseptual yang menggambarkan
hubungan antar variable. Model atau diagram alir tersebut disusun berlandaskan
teori-teori dan hasil telaah kepustakaan, yang digunakan sebagai premis atau
pernyataan yang telah diterima kebenarannya. Dalam kerangka pemikiran atau
landasan teori lazimnya tidak ada rujukan lagi.

F. MENGORGANISASIKAN SUBSTANSI KAJIAN PUSTAKA


Setelah informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian
diperoleh secara komprehensif dan lengkap dengan pencatatan sumber
informasi sesuai dengan aturan tata tulis yang ditetapkan, langkah berikutnya
yang perlu diperhatikan oleh para peneliti ialah mengorganisasi materi yang
diperolehsecara sistematis sebagai bahan acuan selama melakukan kegiatan
penelitian. Untuk memberikan sekadar rambu-rambu cara mengorganisasi data
yang berasal dari bermacam-macam sumber, berikut ini diberikan beberapa
langkah untuk dapat diplikasikan sesuai dengan keadaaan yang ada (Ary,dkk.,
1985).
1. Mulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari
yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan.
2. Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan
penilaian tentang kelayakan dari permasalahan yang dibahas nantinya
3. Mencatat bagian bagian penting dan relevandengan permasalahan
penelitian. Untuk menjaga agar tidak terjebak dalam unsur plagiat, para
peneliti hendaknya juga mencatat sumber –sumber informasi dan
mencantumkannya dalam daftar pustaka.
4. Buat catatan, kutipan, atau salinan informasi dan susun secara sistematis
sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu-
waktudiperlukan.
5. Atur kartu-kartu tersebut menurut abjad atau katalog yang telah dibuat
sesuai dengan interes peneliti.
6. Tulis juga pada muka kartu sebaliknya, dari mana sumber tersebut diambil
secara lenkap dan teliti.
7. Agar mudah mencari dan mengatur kartu-kartu yang dibuat, peneliti
hendaknya membuat substansi kutipan untuk setiap kartu.
8. Yakinkan bahwa isi acuan tersebut dikutip secara langsung , diringkas, atau
diuraikan dengan menggunakan dengan bahasa sendiri. Hal yang demikin
itu dilakukan aga peneliti terhindar dari plagiator (penjimplak)

Anda mungkin juga menyukai