Anda di halaman 1dari 1

 Jumlah kematian neonatal di Kota Pekalongan pada tahun 2017 adalah

sebanyak 40 kasus (6,85 per 1.000 kelahiran hidup). Pada tahun 2017
(6,85/1000 KH) angka kematian neonatal mengalami kenaikan bila dibandingkan
tahun 2016 (6,52/1000 KH).
 Dari grafik tersebut terlihat bahwa angka kematian bayi di Kota
Pekalongan selama lima tahun terakhir cenderung menurun, kecuali pada
tahun 2016 (12,36/1000 KH) yang cenderung mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumya. Angka kematian Bayi di Kota Pekalongan
tahun 2017 (9,08/1000 KH) mengalami penurunan bila dibandingkan tahun
2016 (12,36/1000 KH) dan capaian tersebut sudah mencapai target MDGs
( Millenium Development Goals ) tahun 2015 yaitu < 17/1000 kelahiran hidup.
 umlah kematian ibu di Kota Pekalongan pada tahun 2017 sebanyak 10
kasus (171,26/100.000 KH). Jumlah kematian ibu ini mengalami peningkatan
bila dibandingkan tahun 2016 yang hanya 8 kasus (137,36/100.000 KH).
Apabila dibandingkan dengan target MDGs tahun 2015 sebesar 102/100.000
kelahiran hidup, maka AKI di Kota Pekalongan tidak mencapai target.
 Pre eklampsia berat 5 kasus, perdarahan 3 kasus, emboli air ketuban 2 kasus, 8
kasus kematian ibu maternal terjadi di Rumah sakit, 1 kasus kematian ibu
meternal terjadi di Rumah Bersalin (RB) dan 1 kasus kematian ibu meternal
terjadi di Jalan
 umlah WUS (perempuan usia 30-50 tahun) yang melakukan
pemeriksaan untuk deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di
Kota Pekalongan tahun 2017 yang dilaporkan sebanyak 420 orang atau
sekitar 0,85%. Persentase WUS tahun 2017 yang melaksanakan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara belum memenuhi target yang
ditetapkan sebesar 10%
 Dari 420 WUS yang melakukan IVA test, ditemukan IVA positif pada
2 WUS atau 0,48%, angka ini di bawah dari angka yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan yaitu 3%.
 Dari grafik tersebut tampak bahwa selama kurun waktu lima tahun
terakhir cakupan kunjungan bayi cenderung mengalami kenaikan kecuali di
tahun 2017 terjadi penurunan. Untuk itu perlu upaya agar kunjungan bayi
mengalami peningkatan, melalui peningkatan pelayanan oleh tenaga kesehatan
di wilayah setempat, juga pelayanan kunjungan tenaga kesehatan ke
masyarakat.
 rasio tenaga Bidan per 100.000 penduduk sebesar 99,66,
meningkat bila dibandingkan tahun 2016 (95,32). Rasio tersebut masih
dibawah target rasio tenaga bidan 120 per 100.000 penduduk.

Anda mungkin juga menyukai