Anda di halaman 1dari 3

ANEMIA

Obat merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit
serta pemulihan dan peningkatan kesehatan bagi penggunanya. Setiap obat punya
manfaat, namun juga mempunyai efek samping yang merugikan (BPOM, 2015).

Anemia merupakaan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah


sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Sedangkan anemia
gizi merupakan keadaan kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah yang lebih
rendah dari nilai normal sebagai akibat dari defisiensi salah satu obat atau beberapa unsur
makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. (Arisman,
2010).

Sebelum memberikan obat anemia, perlu diketahui jenis anemia yang akan diobati
terlebih dahulu, diantaranya adalah:

1. Anemia Defisiensi Besi

Adalah suatu keadaan yang terjadi karena kekurangan zat besi yang merupakan
bahan utama pembentukan sel dalah merah. Penyebab anemia defisiensi zat besi
adalah: asupan yang kurang mengandung zat besi terutama pada fase pertumbuhan,
penurunan absorbsi karena kelainan pada usus atau karena banyak mengkonsumsi
teh, kebutuhan yang meningkat pada anak sehingga memerlukan nutrisi yang lebih
banyak (Nursalam dkk, 2005).

Menurut Wiknjosastro, anemia pada ibu hamil merupakan kondisi ibu hamil
dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12%. Menurut Saiffudin,
anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu hamil dengan kadar Hb dibawah
11% pada pada trimester I dan III atau kadar <10,5% pada trimester II. (Swandari,
2013).

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan besi sehingga


disebut Anemia Gizi Besi atau Anemia Defisiensi Besi yang berasal dari makanan
yang dimakan setiap hari guna keperluan pembentukan hemoglobin. Anemia
defisiensi besi bannyak diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui, dan wanita usia
subur pada ummumnya (Waryana, 2010).

2. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan asam


folat. Disebut juga dengan anemia defisiensi asam folat. Asam folat berfungsi
sebagai sintesis DNA dan RNA yang penting untuk metabolism inti sel. Beberapa
penyebab dari anemia megaloblastik adalah karena asupan asam folat yang kurang
(pemberian nutrisi yang tidak seimbang), gangguan absorbs atau adanya gangguan
pada gastrointestinal, pemberian obat yang menghambat kerja asam folat (Nursalam
dkk, 2005)

3. Anemia pernisiosa

Anemia Pernisiosa terjadi karena kekurangan vitamin B12. Vitamin B12


berfungsi untuk metabolisme jaringan saraf dan pematangan normoblas. Selain
asupan yang kurang, anemia pernisiosa disebabkan karena adanya kerusakan
lambung, sehingga lambung tidak dapat mengeluarkan secret yang berfungsi untuk
absorbs B12 (Nursalam dkk, 2005)

4. Anemia Hipoplastik

Anemia Hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum


pemecahan sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan
diantaranya darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi eksternal dan pemeriksaan
retikulasi (Mochtar, 1998)

5. Anemia Pansitopenia

Merupakan anemia yang ditandai dengan pansitopenia (penurunan jumlah semua


sel darah) dan menurunnya selularitas sumsum tulang. Sehingga hal tersebut akan
menghambat produksi sel darah merah. Adapun beberapa penyebab terjadinya
anemia aplastik adalah:

a. Menurunnya jumlah sel induk yang merupakan bahan dasar sel darah.
b. Adanya radiasi dan kemoterapi yang lama yang mengakibatkan infiltrasi sel.
c. Penurunan poitin yang berfungsi untuk merangsang sel-sel darah dalam
sumsum tulang.
d. Adanya sel inhibitor (T. Limphosit) sehingga menghambat maturasi sela dalam
sumsum tulang.

Anda mungkin juga menyukai