Gempa yang terjadi di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, banyak korban jiwa
akibat tertimbun runtuhan gedung-gedungnya. Salah satu pilihan yang kini banyak
digunakan untuk melindungi struktur bangunan dari gempa, adalah dengan alat-alat
peredam gempa (damper).
1. Friction Dampers
Alat ini bergantung pada tahanan yang diberikan oleh gesekan antara kedua
permukaan material. Selama gempa terjadi, alat akan mulai slip pada batas gaya
tertentu, apabila gaya tersebut belum tercapai maka redaman pada alat ini belum
bekerja melainkan pengaruh yang diberikan hanya kekakuan oleh bracing yang
ada. Salah satu alat friction dampers adalah slotted bolted connection (SBC).
Friction damper umumnya dipasang pada bracing bangunan. Dengan
menggunakan bracing maka defleksi bangunan berkurang seiring dengan
meningkatnya kekakuan tetapi sebaliknya gaya geser dasar menjadi lebih besar
karena kekakuan bangunan yang meningkat, oleh karena itu friction damper
dipasang pada bracing untuk membantu mengurangi gaya geser dasar dengan
disipasi energi (Kaur, Navel, et al., 2012).
Untuk mendisipasi energi, friction damper harus dibebani di atas ambang batas
slip, dengan demikian alat redaman ini tidak bekerja untuk getaran yang kecil.
Alat redaman tersebut pada dasarnya non-linear dan bekerja efektf pada gempa
yang besar.
gambar 1. Friction Dampers
tertutup di mana silikon tidak dapat keluar dari piston. Pada tahap ini perangkat
akan terkunci dalam setengah detik.
gambar 5. Lock Up Device (LUD)
gambar 6. Lock Up Device (LUD)
gambar 7. Lock Up Device (LUD)
4. Fluid Viscous Damper (FVD)
Fluid Viscous Damper (FVD) merupakan alat peredam gempa yang berfungsi
untuk menyerap energi gempa dan mengurangi gaya gempa rencana yang dipikul
elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan
mampu meredam guncangan gempa. Dengan mengaplikasikan peralatan FVD,
gempa rencana yang dipikul elemen struktur menjadi lebih kecil. Sehingga,
dengan kondisi tersebut diharapkan tidak terjadi kerusakan struktur bangunan
ketika gempa terjadi.
FVD merupakan alat peredam gempa yang berfungsi sebagai disipator energi,
dengan cara memberikan perlawanan gaya melalui pergerakan yang dibatasi.
Gaya yang diberikan oleh FVD timbul, akibat adanya gaya luar yang berlawanan
arah, bekerja pada alat tersebut. Peralatan ini bekerja, dengan menggunakan
konsep mekanika fluida.
Pada perkuatan FVD kolom berfungsi sebagai pegas. FVD mampu mereduksi
tegangan dan defleksi yang terjadi secara bersamaan, karena gaya FVD yang
bekerja sebanding dengan perubahan kecepatan stroke-nya (stroking velocity).
Mekanisme kerja ini, diibaratkan seperti suspensi atau shock absorbser pada
mobil, yang digunakan untuk mengatur pergerakan pegas di posisi tumpuan.
Gaya redaman yang dibutuhkan relatif kecil, dibandingkan gaya yang dipikul
pegas, akibat beban kendaraan dan beban guncangan.
Jika pada struktur dipasang FVD, gaya redaman akan sama dengan nol pada
saat defleksi maksimum, karena kecepatan stroke sama dengan nol dan kemudian
berbalik arah. Saat kolom berbalik arah ke posisi semula, akan menyebabkan
kecepatan stroke menjadi maksimum atau gaya redamannya menjadi maksimum.
Pada posisi kolom normal, tegangan kolom adalah minimum. Dengan,
demikian penggunaan FVD sebagai alat peredam struktur, tidak akan
meningkatkan beban pada kolom akibat gaya yang dikeluarkan FVD, karena saat
terjadi gempa dan gaya damper maksimum, tegangan kolom justru minimum.
Adapun kelebihan FVD, yaitu dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi
pada struktur, dapat bekerja secara pasif (tidak membutuhkan peralatan atau
sumber daya dalam penggunaannya), serta dapat bekerja dengan tekanan fluida
lebih tinggi, sehingga bentuknya semakin kecil dan praktis.