Anda di halaman 1dari 10

kliping sejarah

“NASIONALISME MESIR”

Kelompok :
- Brenda Stefani
- Felicia Fon
- Jovelin
- Laura Sally
- Bryant Wentson
- Marvin Yong
- Nicholas Calvin
- Vincent Sidhart
A. LATAR BELAKANG

Nasionalisme Mesir  adalah nasionalisme Mesir dan budaya


Mesir. Nasionalisme Mesir biasanya merupakan nasionalisme
sipil yang telah menekankan persatuan orang Mesir terlepas
dari etnis atau agama. Nasionalisme Mesir pertama kali
memanifestasikan dirinya dalam Firaun yang dimulai pada abad ke-
19 yang mengidentifikasi Mesir sebagai unit politik yang unik dan
independen di dunia sejak era Firaun di Mesir kuno. 

 Krisis Keuangan Mesir


Sejak dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara
– negara Barat terutama Inggris dan Prancis saling
berlomba memperebutkan pengaruhnya di Mesir.
Pengaruh kekuasaan Inggris makin kuat mulai tahun
1875, yakni saat Khedive Ismail (1863 – 1879)
membutuhkan uang sehubungan dengan krisisnya
keuangan Mesir. Khedive Ismail kemudian menjual
sebagian besar saham Mesir pada Terusan Suez kepada
Inggris.
Di samping itu, Mesir juga meminjam uang dari
Inggris dan Prancis. Mesir karena tidak dapat membayar
hutang – hutangnya maka Inggris dan Prancis masuk ke
Mesir dan memberesi hutang – hutangnya. Dengan
demikian, sejak tahun 1876, Inggris dan Prancis telah
ikut campur dalam pemerintahan di Mesir.
Sejak 1517 Mesir merupakan wilayah taklukan
Turki. Setelah mengalahan Dinasti Mamluk pada 1805
dan menghabisi sisa-sisa mereka pada tahun 1811,
Muhammad Ali Pasya berkuasa dan melakukan berbagai
pembaharuan di bidang pertahanan, pendidikan, dan
ekonomi di Mesir.
Muncul keinginan untuk memisahkan diri dari
Turki dan menjadi negara merdeka. Hal tersebut
terlaksana dengan dikalahkannya pasukan Turki dalam
pertempuran Konya tahun 1832. Namun karena Inggris
mempunyai kepentingan di Mesir, Mesir membuat
perjanjian dengan Inggris pada 1840 dengan nama
Konvensi Alexandria. Adapun point yang ditetapkan
ialah bahwa Mesir masih jajahan Turki, Mesir harus
melepaskan Syiria.
Pada tahun 1869 Terusan Suez di Mesir yang
dibangun oleh Ferdinand de Lessep dari Perancis
diresmikan. Terusan Suez mempunyai arti penting bagi
pelayaran dunia. Karena berbagai hal saham milik Mesir
dijual oleh Khadif Ismail di Inggris. Dengan demikian
pengaruh Inggris semakin besar di Mesir, Selain Perancis
yang sudah ada.
Adanya campur tangan Inggris dan Prancis dalam
pemerintahan, khususnya pada saham – saham Terusan
Suez menimbulkan kekecawaan yang kemudian muncul
perlawanan rakyat. Kebangkitan nasional Mesir ditandai
dengan adanya pemberontakan Arabi Pasha (1881 –
1882). Mula – mula gerakan ini anti – orang asing
(Inggris, Prancis, dan Turki), tetapi akhirnya menjadi
gerakan untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan.
Gerakan Arabi ini timbul karena pengaruh Jamaluddin al
Afghani yang ketika itu mengajar di Mesir.
Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Arabi
Pasha ini sangat membahayakan kedudukan Inggris dan
Prancis di Mesir. Inggris akhirnya bertindak dan berhasil
menumpas pemberontakan Arabi Pasha.

B. Timbulnya Nasionalisme Mesir


Mesir termasuk negara Arab sehingga bangkitnya
nasionalisme Mesir merupakan hal yang sama dengan
bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun sebab – sebab
timbulnya nasionalisme Mesir adalah sebagai berikut ;
 Adanya gerakan Wahabi, semula merupakan gerakan
agama yang kemudian memberontak pemerintahan
Turki. Dengan demikian, secara politik membangkitkan
tumbuhnya nasionalisme Mesir.
 Adanya pengaruh Revolusi Prancis. Ketika Napoleon
Bonaparte mendarat di Mesir, ia juga membawa suara
Revolusi Prancis yang kemudian menimbulkan paham
liberal dan nasionalisme Mesir.
 Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
 Adanya Gerakan Pan Arab, yang dirintis oleh Amir
Chetib Arslan dengan yang menganjurkan persatuan
semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai
kemerdekaan bangsanya.
Sekalipun pemberontakan Arabi Pasha berhasil
dipadamkan, namun cita-cita perjuangan Arabi Pasha
merupakan sumber aspirasi semangat nasionalisme bangsa
Mesir. Hal ini terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 telah
diadakan kongres nasional yang pertama di bawah pimpinan
Mustafa Kamil. Tujuannya adalah pembangunan Mesir secara
liberal untuk mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir
yang dipengaruhi oleh Inggris berusaha untuk menindas
gerakan ini, akan tetapi gerakan nasional ini tetap hidup dan
makin kuat bahkan kemudian menjelma menjadi Partai Wafd
(Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Ketika Perang Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir
sebagai negara merdeka dan ikut serta dalam konferensi
perdamaian di Prancis. Inggris menolak, bahkan
mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919 di
Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha dibebaskan
kembali. Kaum nasionalise Mesir menuntut kemerdekaan
penuh. Pemberontakan berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap
lagi dan diasingkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat
menekan nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan
Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal
28 Februari 1922.
Isi Uniteral Declaration adalah sebagai berikut :
 Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan
Mesir.
 Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti
berikut:

o Mempertahakan Terusan Suez;

o Mempergunakan daerah militer untuk operasi


militer;

o Mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa


lain;

o Melindungi bangsa asing di Mesir dan


kepentingannya.

Uniteral Declaration 1922 merupakan saat yang


bersejarah bagi Mesir,  sejak itu dunia internasional
menganggap Mesir telah merdeka. Walaupun belum merdeka
sepenuhnya pada 15 Maret 1922, Ahmad Fuad menyatakan
dirinya sebagai Raja Mesir. S. Sebaliknya, Kaum Nasionalis
Mesir terus berjuang melawan Inggris untuk mencapai
kemerdekaan penuh. Hal ini baru terwujud setelah Perang
Dunia II berakhir pada bulan Oktober 1954.
C. Tokoh Nasionalisme Mesir

 Mustafa Kamil
Beliau

merupakan tokoh yang memimpin kongres nasional


yang
diadakan
pada
tanggal
7

Desember 1907, Tujuannya adalah pembangunan


Mesir secara liberal untuk mencapai kemerdekaan
penuh

 Arabi Pasha
Beliau merupakan tokoh yang memimpin
pemberontakan dari Mesir yang menuntut agar segera
di

ubahnya dari sistem pemerintahan di Mesir.

 Saad Zaghul Pasha


Beliau merupakan politikus Mesir. Dia pernah
menjabat sebagai perdana menteri Mesir pada tahun
1919 yaitu partai Wafd.

 Ahmad Fuad
Beliau merupakan tokoh yang menyatakan dirinya

sebagai raja Mesir pada tanggal 15 Maret 1922


walaupun pada saat itu Mesir belum merdeka.

 Gamal Abdel Nasser


Tokoh Gamal Abdul Nasser membangkitkan
Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, beliau yang
menasionalisasi terusan Suez yang mengakibatkan
krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan dengan
Perancis, Inggris dan Israel yang memilih
kepentingan terhadap terusan itu.Tetapi krisis ini
berakhir dengan keputusan dunia interasional yang
menguntungkan Mesir serta terusan Suez resmi
beradaalam kedaulatan Mesir.

Anda mungkin juga menyukai