Anda di halaman 1dari 14

TUGAS HIDROGEOLOGI

UJI PEMOMPAAN AIR

DISUSUN OLEH :

Kelompok 8 :

ALDI FAJAR RIMBAWAN 03071281823022


ANI PARWATI 03071181823011
DYAH AYU AZIZAH 03071181823012
GOESTYNANDA PRATAMA 03071281823034
JENI SAPUTRI 03071281823074

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hidrogeologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang masalah sumber air bawah
tanah yang bertujuan untuk mengetahuicara terdapat, penyebaran, pengaliran, sifat kimia dan
potensi sumber air bawa tanah dalam hubungannya dengan lingkungan geologi. Sumber air
tersebut dipengaruhi oleh banyak factor, salah satunya oleh akuifer.Akuifer pada suatu daerah
dapat dilakukan pengujian untuk mengetahui bagaimana kondisi aliran air tersebut.
Uji pemompaan atau yang disebut dengan uji Akuifer dilakukan untuk mengevaluasi
akuifer dengan merangsang akuifer melalui pemompaan yang konstan dan mengamati “respon”
(penarikan) akuifer di sumur bor observasi. Pengujian akuifer merupakan alat atau data yg umum
digunakan pakar hidrogeologi untuk mengkarakterisasi sistem akuifer, akuitar dan batas-batas
sistem aliran.
Uji akuifer berbeda dengan uji sumur bor dalam hal ini perilaku sumur bor menjadi
perhatian utama diakhirnya, sedangkan karakteristik akuifer diteliti lebih
dulu.Pengujian akuifer juga sering menggunakan satu atau lebih sumur bor untuk monitoring
atau yang biasa disebut dengan Piezometers (“titik” pengamatan sumur bor).Sebuah sumur bor
monitoring merupakan sumur bor yang tidak dipompa (tetapi digunakan untuk memantau kepala
hidrolik di akuifer). Biasanya pemompaan dan pemantauan sumur bor di lakukan pada area
akuifer yang sama.
I.2. Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui dan menentukan harga koefisien
kemenerusan air (T) dan daya simpan air (koefisien storage / S) dan digunakan untuk evaluasi
potensi sumur.
I.3. Alat Dan Bahan

1. Laptop
2. Alat ukur/meteran
3. Sumur uji
4. Data hasil uji pemompaan di lapangan
5. Grafik Theis Type Kurve
6. Kertas Double Logaritma
7. Kalkulator dan alat tulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uji Pemompaan

Uji pemompaan adalah percobaan lapangan di mana suatu sumur dipompa pada tingkat
yang terkontrol dan respons tingkat air (penarikan) diukur dalam satu atau lebih sumur
pengamatan di sekitarnya dan secara opsional dalam sumur yang dipompa (sumur kontrol) itu
sendiri; data respons dari tes pemompaan digunakan untuk memperkirakan sifat hidraulik
akuifer, mengevaluasi kinerja sumur dan mengidentifikasi batas-batas akuifer.Uji akuifer dengan
pemompaan adalah salah satu teknologi yang tertua untuk mengetahui nilai parameter
hidrolik. Salah satu uji aquifer terawal yang terdokumentasi lengkap akan kami ceritakan di sini,
menyarikan uraian dari referensi (Kruseman 1994).
Uji akuifer (UA) adalah pengujian properti hidrolik akuifer melalui proses pemompaan
(uji pompa), dengan debit tetap maupun debit berubah.Teknik ini diyakini menghasilkan
estimasi properti hidrolik akuifer yang paling tepat, serta perhitungan debit sumur optimum
atau sering disebut debit aman (safe yield). Dengan uji akuifer, kita juga akan mendapatkan
profil penurunan MAT dalam proses pemompaan. Dalam jangka panjang, uji akuifer juga
diharapkan dapat berkontribusi dalam menata lingkungan secara berkelanjutan.
Uji akuifer (atau uji pompa) dilaksanakan untuk mengevaluasi karakteristik akuifer
dengan menstimulasi akuifer melalui pemompaan dan observasi terhadap respon aquifer
berupa penurunan MAT. Pengujian ini juga umum dilakukan oleh hidrogeolog untuk
mengkarakterisasi sistem akuifer, akuitar, pola aliran, dan batas aliran (flow system boundaries)
bila ada.
Uji pemompaan yang biasa dilaksanakan dalam uji akuifer menggunakan debit konstan
pada periode minimum satu hari (atau 24 jam), dengan mengukur MAT pada sumur pantau.
Saat air dipompa ke permukaan, maka tekanan dalam akuifer akan menurun. Penurunan ini
ditandai dengan penurunan MAT (atau hydraulic head) pada sumur pantau (Gambar 2).
Besarnya penurunan ini akan berkurang dalam radius tertentu dari titik sumur
pemompaan, radius ini dinamakan radius pengaruh. Sumur pompa dan sumur pantau memiliki
saringan (screen) pada akuifer yang sama.Karakter akuifer yang didapatkan dari pengujian ini
mencakup:
 Konduktivitas hidrolik (Hydraulic conductivity): volume air yang mengalir melalui pada
satu satuan luas akuifer per satuan gradien hidrolik. Satuannya galon/hari/m2 (dalam satuan
US), dalam SI satuan yang digunakan adalah m3/hari/m2, atau disederhanakan menjadi
m/hari (atau satuan yang relevan dengannya). Dinotasikan sebagai K .
 Storativitas (storativity atau specific storage): jumlah air dalam akuifer tertekan yang
mampu dikeluarkan per perubahan head. Dinotasikan sebagai S ;
 Transmisivitas (transmissivity): jumlah air yang mampu dialirkan untuk tiap satuan
ketebalan dan lebar akuifer pada tiap unit gradien hidrolik. Dinotasikan sebagai T . Dengan
demikian bilangan ini akan mewakili jenis material dicerminkan olehK dan dimensi
ketebalan b akuifer;
 Karakter tambahan lainnya:
o Debit efektif (Specific yield) atau porositas spesifik (drainable porosity): Nilai
jumlah air yang dilepaskan oleh akuifer tak tertekan saat dikeringkan sepenuhnya;
o Koefisien bocoran (Leakage coefficient): Beberapa akuifer dibatasi oleh lapisan
akuitar yang secara perlahan mengalirkan air ke lapisan akuifer lainnya;
o Kehadiran batas akuifer (aquifer boundaries) dalam bentuk batas imbuhan (recharge
boundary) atau batas tanpa aliran (no flow boundary) serta jaraknya dari sumur
pompa dan sumur pantau.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Uji pemompaan (Pumping Test) biasanya dilaksanakan dengan dua metode :


1. Uji pemompaan bertahap (Step-drawdown test)
2. Uji pemompaan debit konstan (Long-term constant rate test)

Dari kedua metode uji pemompaan tersebut data-data yang direkam adalah :
1. Muka airtanah/pisometrik awal (sebelum pemompaan)
2. Debit pemompaan
3. Penurunan muka airtanah selama pemompaan (drawdown), baik pada sumur yang
dipompa maupun pada sumur pengamat
4. Waktu sejak dimulainya pemompaan
5. Sifat fisik dan kimia airtanah
6. Kenaikan muka airtanah kambuh (recovery) setelah pompa dihentikan
7. Waktu setelah pompa dimatikan.
8. Diameter sumur yang diuji.
9. Jarak antara sumur pengamat dan sumur yang diuji.
 Step test
o Tujuan Step Test:
 Mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur
 Menentukan besaran kapasitas jenis sumur .
 Efisiensi sumur .
 Menentukan parameter hidraulik akuifer atau sumur
 Alat dan bahan
o Lembar data pengukuran uji pemompaan, yang memuat : waktu, debit
pemompaan, dan pengukuran muka airtanah di sumur uji.
o Lembar kerja ( kertas semi log dan kertas bilog).
Step test pada dasarnya dilaksanakan setelah pelaksanaan konstruksi sumur dan
setelah pembersihan / penyempurnaan sumur atau dengan kata lain tahap akhir dari
rangkaian Pekerjaan pemboran air tanah. Step test dilakukan dengan cara mengukur
penurunan muka airtanah di dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang ditambah secara
bertahap. Bierschenk (dalam Suharyadi) menyatakan bahwa efisiensi sumur itu tergantung
besarnya pemompaan yang terdiri atas efisiensi pemompaan (Ep) dan Faktor development
(Fd).Efisiensi pemompaan dinyatakan : Ep = BQ/Sw x 100 % Besarnya pemompaan yang efisien
apabila harga Epnya minimal 50%, Faktor development dinyatakan dengan : Fd = C/B ´ 100
III. 1. Metode I (Metode Jacob)
a. Dari data uji step test dibuat grafik hubungan antara s (drawdown) dan t(waktu
pemompaan).
b. Dari grafik hubungan antara s dan t di atas tentukan harga Ds (tambahan
penurunan muka airtanah) pada setiap step.
c. Untuk menentukan harga-harga C dan B, plot pada kertas milimeter harga- harga
Q ( l/detik ) lawan Sw/Q ( m/l/detik ), tarik garis berat (lurus) yang melalui
titik – titik hasil pengeplotan, selanjutnya menentukan harga a dan b.
d. Menghitung harga BQ dan CQ2
e. Menentukan harga Sw dapat berdasarkan kurva pada atau dengan rumus
Sw = BQ + CQ2
f. Menentukan Efisiensi pemompaan (Ep)
g. Menentukan Faktor development (Fd)
h. Menentukan klas dan kondisi sumur
III. 2. Metode II ( Model Theis )
Di dalam model ini, anggapan - anggapan yang sering digunakan adalah (Bisri,1991):
1. Aliran ke sumur adalah tidak tunak
2. Jenis akuifernya terkekang
3. Diameter sumuer kecil, shingga kandungan dalam sumur dapat diabaikan.
4. Akuifer dianggap meluas tak terhingga dalam bidang horisontal terletak pada suatu
dasar yang kedap air serta mempunyai ketebalan yang seragam.
5. Akuifer adalah homogen, isotropis dalam daerah yang dipengaruhi oleh pemompaan.
6. Air yang mengalir dalam akufier merupakan aliran laminer.
7. Pelepasan air terjadi segera, hal ini disebabkan oleh elastisitas dan kompaksi material
akuifer.
8. Pemompaan dilakukan dengan debit yang tetap.
9. Sumur yang dipompa menembus penuh akuifer.
III. 3. Model III ( Model Chow )
Chow telah mengembangkan sebuah model dengan menghindarkan penarikan
garis lurus secara sembarang dari titik - titik data hasul pengamatan. Pengukuran
penurunan muka air tanah, boleh dilakukan dengan menempatkan sumur pengamatan
yang dekat dengan sumur pompanya. Seperti model jacob, maka model ini juga
menggunakan grafik semi logaritma.pada grafik tersebut dipilih titik A sembarang
sehingga koordinat t dan S diperoleh, dengan perbedaan S2-S1 adalah ∆s.
III. 4. Model IV ( Model Thiem )
Model ini dilakukan untuk kondisi pada aliran tunak, Thiem memberikan
persamaan - persamaan seperti di bawah ini :
1. Bila lebih dari pieziometer T = 2,3 : 2Л(S1-S2) Log ( r2/r1)
2. Bila hanya ada satu piezometer T = 2,3 : 2Л(Sw-S1) Log ( r2/rw)
3. Bila piezometer T = 1,22Q/Sw

III. 5. Data Analisis Pumping Test


Diketahui :
Q = 183 ml/s.
Diameter Sumur = 1,2 m
r = 0,6 m
hair-permukaan =2m
h0 = 5,8 m
S = 14 cm
Waktu =16.40 wib
Koordinat = LS 3°12'14''
BT 104°39'20''
Cuaca = mendung

Waktu (t) menit Penurunan m.a.t s Penaikan m.a.t s (cm)


(cm)
0 0 19,5
1 2 19
2 4 18,5
3 6 18
4 8 17,5
5 10 17
10 14 16
15 16 13
20 17 10
25 18 6,5
30 19 3,5
40 20 0
50 Stop Stop

Kurva Penurunan Permukaan Air

Penurunan m.a.t s (cm)


25
20
Penurunan m.a.t s
15 (cm)
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60
Kurva Kenaikan Permukaan Air

Kenaikan m.a.t (cm)


12
10
8 Waktu (t) menit
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12

Pada penelitian pemboran sumur pada hari Rabu, 12 Maret 2020 Pukul 16.40 wib. Dengan
koordinat LS 3°12'14'' BT 104°39'20'' didapatkan hasil data penurunan dan kenaikan yang
telah di olah menjadi kurva seperti gambar diatas. Pada menit 0 - 5, didapatkan kenaikan sebesar
2 cm berturut –turut yang apabila diakumulatif kan menjadi 10 cm. Kemudian, pada menit ke 10
terjadi penurunan signifikan sebesar 4 cm, yang apabila di total pada menit sebelumnya menjadi
14 cm. kemudian, pada menit ke 15 – 40 terjadi kenaikan berurut-urut sebesar 1 cm dan apabila
diakumulatif kan lagi penurunannya sebesar 20 cm. Kemudian, pada menit ke 50 air sudah
mencapai titik kestabilannya. Sedangkan, pada kenaikan setelah penelitian penurunan air, pada
menit 0 – 5 didapatkan kenaikan berurut-urut sebesar 0,5 cm. Setelah diakumulatifkan maka
kenaikannya sebesar 3 cm dengan kenaikan air sementara menjadi 17 cm dari 20 cm. kemudian,
pada menit ke 10, kenaikan air terhitung sebesar 1 cm sehingga menjadi 16 cm. Pada menit ke 15
dan 20, kenaikan air berturut – turut sebesar 3 cm, maka total ketinggian air sementara sebesar
10 cm. Lalu, pada menit 25 dan 30, ketinggian air berturut – turut sebesar 3,5 cm dan 3 cm. maka
kenaikan air sementara sebesar 3,5 cm. Lalu, pada menit ke 40, air telah naik ke posisi semula
dan pada menit ke 50 air stabil kembali.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil uji pompa yang telah dilakukan maka didapatkan data berupa
Q = 1,83L/s
∆s = 0.9
r sumur = 60 cm

1. METODE JACOB
Apabila kita menggunakan metode theiss, maka rumus nya seperti berikut :
S = 2,3Q/4ЛT log 2,25Tt/r2S’
dengan koefisien transmisivitas dicari dengan persamaan T = 2,3Q/4Л∆s
Maka untuk menghitung nilai S, terlebih dahulu menghitung nilai T yakni :
T = 2,3Q/4Л∆s → T = 2,3 (0,183)/4 x 3.14 x 0.9
= 0,4209/11,304 = 0,037
S = 2,3Q/4ЛT log 2,25Tt/r2S’ dimana S’ = koefisien tampungan (tidak berdimensi), →
diabaikan.
S = 2,3 (0,183) / 4 x 3,14 x 0,37 log 2,25 x 0,037 x 3000 / 0,62
S = 4,209 / 4,6472 log 111 / 0,36
S = 0,905 log 308,3
S = 3,157
2. Metode Theiss
Apabila kita menggunakan metode theiss, maka rumus nya seperti berikut :
S = Q/4ЛKD x W(U) dengan U = r2S’/4KDt , dimana KD = T dan S’ diabaikan
Maka untuk menghitung nilai S, terlebih dahulu menghitung nilai U
U = r2S’/4KDt → U = 0,62 / 4 x 0,037 x 3000
= 0,00008108
S = Q/4ЛKD x W(U)
S = 0,183 / 4 x 3,14 x 0,037 x 0,00008108
S = 4,8

3. Metode Chow
Apabila kita menggunakan metode chow maka terdapat persamaan berupa :
F(U) = S / ∆s maka S = F(U) x ∆s
S = F(U) x ∆s
S = 0,00008108 x 0,9
S = 7,3 x 10-4
4. Metode Thiem
Pada model ini yang digunakan adalah rumus dengan piezometer yang diabaikan yakni
persamaannya
T = 1,22Q/Sw , maka Sw = 1,22Q / T
Sw = 1,22Q / T
Sw = 1,22 x 0,183 / 0,037
Sw = 2,2326 / 0,037
Sw = 6,03

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan pengujian pemopaan air tanah dangkal yang dilakukan
didaerah kelurahan Timbangan, kecamatan Indralaya Utara Kabupeten Ogan Ilir Sumatera
selatan dengan titik koordinat LS 3º12’14’’ BT 104º39’20’’ dengan kondisi cuaca mendung
pukul 16.40 WIB.
Hasil uji pompa pada sumur berdiameter 120 cm dengan kedalaman air 5,8 meter,
memperoleh data penurunan dan kenaikan air yang stabil. Penururnan air tanah terjadi pada
beberapa menit dan penurunanya relatif sama lalu pada menit ke 60 air sudah tidk mngalami
penurunan yang menandakan bahwa permukaan air tanah yang ada pada daerah tersebut telah
stabil atau mencapai batas dari keberadaan air tanah tersebut.
Setelah dilakukan pemompaan dilakukan pengujian berapa lama air mengalami kenaikan
sama seperti sebelum dilakukan pemompaan, pada sumur ini kenikan yang terjadi relatih
perlahan dan kenaikan tidak terjadi secara signifikan, namun pada saat pengujian dilakukan
cuaca berubah menjadi hujan sehingga kenikan terjadi lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.
Kenaikan air tanah hingga pada posisi awal memerlukan waktu 40 menit , lebih cepat 20 menit
dari penurunan air yang terjadi. Hal ini menandakan bahwa daerah ini memiliki sumber air
sedang dan memiliki kualitas akuifer yang bagus.

Daftar Pustaka

Keratongeo.2013.”Metode Pumping Test”http://www.researchgate.net/3098746234.html.


Diakses pada tanggal 11 Maret 2020.

Mustafa,santiaardi.2010”Penelitian penurunan dan kenaikan air sumur”http:gaiageologi.blogspot


.com/2010/10/Penelitian-penurunan-dan-kenaikan-air-sumur.ht ml. Diakses pada tanggal
11 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai