Anda di halaman 1dari 14

LOGISTIC

Sepanjang mengikuti proyek 3 x 18 MW  CFPP Project, saya terlibat membantu tim logistik
untuk hal pekerjaan loading unloading material dari pelabuhan (jetty) sampai tiba ke laydown
area di site. Banyak hal-hal yang dipelajari terlebih dengan banyaknya menemukan istilah-istilah
menarik mengenai pekerjaan logistik. Dan juga bantuan dari jawara-jawara Tanjung Priok seperti
pak Osbert M. dan pak Iwan H., yang banyak memberikan masukan mengenai pekerjaan logistik
untuk angkutan/moda laut.

Untuk mengurusi pekerjaan logistik dalam hal loading unloading material di pelabuhan tidaklah
terlalu susah tapi juga tidak terlalu gampang, kita bisa mengkoordinasikannya dengan orang-
orang logistik di pelabuhan dan juga bekerja sama dengan kontraktor untuk mengurusi hal-hal
seperti:

– Penyediaan laydown untuk temporary staging di area pelabuhan

– Penyediaan Crawler Crane dan Forklift, dan diharapkan pemakaian Crawler Crane tersebut
tidak mengganggu aktivitas proyek-proyek lainnya di pelabuhan

– Truck, Trailer, Lowboy untuk mobilisasi material/equipment dari pelabuhan ke laydown


proyek

– Persiapan lahan laydown di area proyek

– Penyediaan Mobile Crane dan Forklift di laydown area proyek

– Persiapan man power (supervisor, operator, rigger, helper) untuk membantu proses lifting of
equipments

– Penyediaan tools seperti shackles, wire sling, webbing sling, wood, rope, body harness, ladder,
lighting (untuk kerja malam/night shift), dll.

– Terakhir, penyediaan work permit, JSA, SOP, dan roster of man power (day shift/night
shift) sebelum dimulai pekerjaan
Pict. 01: Me on Vessel, TAURUS 10

 
Pict. 02: Me at
KPC jetty

Kalau pengurusan logistik dari pelabuhan keberangkatan (port of departure) hingga pelabuhan
tujuan (port of destination) dengan rute FOB Chennai → Singapore → Samarinda → Sangatta,
kita serahkan saja sama ahlinya (tim logistik) karena mereka yang lebih tahu.. 🙂

Untuk shipping, kontrak antara seller dengan buyer berbasis INCOTERM 2000 yaitu peraturan
internasional yang mengatur semua kegiatan ekspor impor. Shipper (manufacturer dari India)
memilih kota Chennai sebagai FOB (Free on Board) karena dari segi wilayah memang
menguntungkan shipper yaitu:

– Lebih mengerti kebijakan pemerintah sendiri mengenai kepengurusan perpajakan (tax) dan
pabean (custom) apabila di negara sendiri dibandingkan di negara lain.

– Mengerti segala kondisi yang kemungkinan akan terjadi selama bongkar muat di pelabuhan
negeri sendiri

– Menghindari kemungkinan terjadinya freight rate’s fluctuation dan valuta asing (foreign
currency).

Tabel 01: INCOTERM 2000 terbagi dalam 4 kelompok


Group Description Types
Seller menyerahkan barangnya di EXW (Ex Works)
E
tempatnya sendiri
Seller menyerahkan barangnya di FCA (Free Carrier)
F tempat yang telah ditunjuk oleh FAS (Free Alongside Ship)
buyer FOB (Free on Board)
Seller menandatangani kontrak C&F (Cost and Freight)
angkutan tanpa menanggung resiko CIF (Cost, Insurance and
kehilangan atau kerusakan barang Freight)
C
CPT (Carriage Paid To )
CIP (Carriage and Insurance
Paid To)
Seller menanggung biaya dan DAF (Delivered at Frontier)
resiko yang diperlukan atau yang DES (Delivered Ex Ship)
D akan timbul dalam pengangkutan, DEQ (Delivered Ex Quay)
dan juga kehilangan atau kerusakan DDU (Delivered Duty Unpaid)
DDP (Delivered Duty Paid)

Untuk forwarder, pemilihan berdasarkan penawaran harga termurah per freight ton dengan
catatan per shipment mampu menampung muatan dalam jumlah yang besar, dan minimal muatan
telah ditentukan dan sesuai kesepakatan antara forwarder dengan buyer.

Tabel 02: Penjelasan shipment #1 s/d shipment #3 selama di proyek (dari rencana 12 kali
shipment)

Cargo
Break
Container
Shipment FOB Vessel Bulk Total
Dim.
Type Total Total
(ft.)
Shipment #1 Chennai Comet 03 – – – 186 186
Shipment #2 Chennai Taurus 10 40 SOC 14 115 129
Shipment #3 Chennai Taurus 10 40 SOC 2 189 191
              506

 
Pict. 03: (1st
shipment) Loading unloading materials from Vessel, COMET 3

Pict. 04: (1st


shipment) Loading unloading by 2 of mobile cranes at project laydown area
Pict. 05: (2nd
shipment) Loading unloading steam turbine packages to temporary staging area at jetty
Pict. 06: (2nd shipment) Loading unloading deaerator from Vessel, TAURUS 10

 
Pict. 07: (3rd
shipment) Loading unloading by telescopic crane 100 ton at project laydown area

Istilah-istilah umum untuk pekerjaan logistik:

1. Alongside:

Kapal ditempatkan disepanjang sisi sejajar pelabuhan yang harus dapat dijangkau saat bongkar
muat kapal.

2. Bill of lading (daftar muatan kapal):

Tanda serah terima barang-barang yang diberikan oleh si pemilik barang kepada si
pembawa/pengangkut barang

Bill of Lading berfungsi sebagai tanda bukti penerimaan barang-barang (receipt of goods),
perjanjian pengangkutan (contract of affreightment) dan tanda bukti hak milik (a document of
tittle)

3. Break bulk:

Pengepakan barang-barang seperti karton, plastic, terpaulin, wooden, kerangka besi, yang bukan
dari kontainer yang disimpan langsung di dalam palka kapal.

4. Carrier:

Jasa pengangkutan
5. Certificate of origin (surat keterangan asal barang):

Sebuah dokumen yang disahkan oleh negara dimana produk itu dibuat (perusahaan asal).

Certificate of Origin diperlukan bila mengekspor barang ke berbagai tempat/pasar di luar negeri.

6. Carrier Own Container (COC):

Kontainer adalah milik si carrier (armada pengangkutan/pembawa barang)

7. Cost and Freight (C&F):

The exporter pays the costs and freight necessary to get the goods to the named destination. The
risk of loss or damage is assumed by the buyer once the goods are loaded at the port of
embarkation

Buyer yang membayar biaya dan ongkos pengangkutan barang-barang sampai ke tempat tujuan.
Risiko kerugian atau kerusakan ditanggung pembeli setelah barang yang dimuat telah melewati
embarkasi pelabuhan.

8. Cost, Insurance and Freight (CIF):

The exporter pays the cost of goods, cargo and insurance plus all transportation charges to the
named port of destination.

Buyer yang membayar biaya barang, biaya pengangkutan dan asuransi sampai ke tempat tujuan
yang ditunjuk oleh pembeli

9. Customs (bea cukai):

Departemen pemerintah yang bertanggung jawab atas bea dan pajak ekspor-impor dan
administrasi hukum dan peraturan lainnya yang berlaku untuk ekspor-impor, transit dan
perlakuan barang.

10. Customs invoice (faktur bea cukai)

Sebuah dokumen formal yang digunakan untuk barang lewat bea cukai di negara pengimpor
dengan memberikan informasi-informasi pengiriman.

11. Consignee (penerima barang):

Party who is to receive the good/stuff, usually the buyer.

12. Consignment (pengiriman):


Merchandise shipped to a foreign agent or customer when an actual purchase has not been made,
but under an agreement obliging the consignee to pay the consignor for the goods when sold.

13. Demurrage:

A charge assessed by carriers to users who failed to unload and return equipment promptly

Biaya yang dikenakan akibat kelebihan waktu ketika melakukan bongkar muat atau biaya yang
dikenakan akibat kelebihan waktu berlabuh (melewati batas free time) atau biaya keterlambatan
atas pemakaian sewa kapal

14. Export duty (bea keluar):

Bea yang dikenakan kepada eksportir atas pengiriman barang tertentu ke suatu daerah/wilayah
yang telah keluar dari batas daerah pabean

Di Indonesia, export duty masih hanya diberlakukan untuk barang-barang tertentu saja dimana
sepertinya ini diberlakukan oleh pemerintah agar barang2 Indonesia yang dijual di luar negeri
mampu bersaing dari segi harga dengan kualitas yang baik.

15. Forwarder:

Jasa pengangkutan

16. Free on Board (FOB):

The goods are placed on board the vessel by the seller at the port of shipment which specified in
the contract. The risks of loss or damage is transferred to the buyer when the goods pass the
ships rail.

Barang-barang ditempatkan di kapal oleh si penjual di suatu pelabuhan pengapalan yang


ditentukan dalam kontrak. Risiko-risiko kerugian atau kerusakan diserahkan kepada si pembeli
saat barang melewati pagar kapal.

1. Seller menyerahkan barangnya di atas kapal “clean on board”


2. Seller menyerahkan barangnya di pelabuhan pemuatan di negeri sendiri dimana seller
telah mengetahui & mengenal kondisi dan peraturan perpajakan dan pabean.
3. Buyer mengurus angkutan, membayar freight dan menanggung asuransi
4. Resiko pindah dari seller ke buyer pada waktu barang lewat pagar kapal

17. Freight cost (ongkos angkut)

Money charged by the carrier for transporting goods.

Uang yang dibebankan oleh operator untuk pengangkutan barang-barang.


Semakin berat volume barang yang diangkat dan juga semakin jauh jarak antara pelabuhan-nya
(departure port to destination port) maka semakin mahal freight cost-nya.

18. Guaranteed freight (ongkos pengangkutan dijamin): Freight payable whether the goods
are delivered or not, provided the failure to deliver the goods resulted from causes beyond the
carrier’s control.

19. HARMONIZED System:

An international commodity classification system which developed under auspices of Customs


Cooperation Council

Sistem klasifikasi komoditas internasional yang dikembangkan juga di Indonesia di bawah


naungan departemen Bea Cukai

Kode ini digunakan untuk mengelompokkan jenis komoditi import yang nantinya akan
menentukan tarif bea masuk yang akan digunakan di dalam penentuan Import Duty.

Atau biasa disebut dengan HS Code (Harmonized System Code)

20. IATA (International Air Transportation Association)

Asosiasi yang menetapkan regulasi dan rate untuk transportasi udara.

21. Import duty (bea masuk):

Bea yang dikenakan kepada importir atas barang yang dimasukkannya ke daerah/wilayah
pabean.

Besarnya adalah tarif bea masuk dikalikan ‘Nilai Pabean’ barang impor yang bersangkutan.

22. Import tax (pajak masuk)

Pajak yang dikenakan atas impor barang dimana besarnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
+ Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22.
(Total keseluruhan biaya yang dikenakan atas impor, adalah gabungan antara kedua elemen
biaya diatas, IMPORT DUTY & IMPORT TAX.

Dan kalau dihitung-hitung ternyata biaya untuk Import Duty dan Import Tax ini sangat mahal
sekali, dan ini dibuat oleh pemerintah dengan tujuan yang baik agar kita lebih mencintai produk
negeri sendiri dan tidak tergila-gila dengan produk luar.. 🙂 )

23. INCOTERM (International Commercial Terms) 2000

Peraturan internasional yang mengatur batas tanggung jawab, biaya dan pertanggungan asuransi
dari barang yang dikirim yang menjadi kewajiban seller maupun buyer dalam melakukan
kegiatan ekspor-impor.

INCOTERM diterbitkan oleh ICC (International Chamber of Commerce) yaitu kamar dagang
internasional dengan versi terakhir dikeluarkan per tanggal 1 Januari 2011 (sebagai masa aktif
berlakunya INCOTERM 2010).

Dari 13 istilah pada versi INCOTERM 2000 menjadi 11 istilah pada versi INCOTERM 2010.
Untuk lebih jelasnya silahkan baca di: http://id.wikipedia.org/wiki/Incoterms

Yang diatur dalam INCOTERM 2010:

– Cost                       : Pembagian biaya antara seller dengan buyer

– Risk                        : Peralihan resiko terhadap barang

– Responsibilities : Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pengurusan ekspor impor

24. Marine insurance

Insurance that covers the loss or damage of ships, cargo, terminals, and any transport or cargo by
which property is transferred, acquired, which held between departure port up to the final
destination port

25. Packing list

Daftar barang-barang yang dimuat pada kapal saat pengiriman ke tempat tujuan.

Pengecekan muatan barang mulai dari seller à shipper à buyer (buyer melakukan pengecekan
terakhir atas jumlah dan kondisi barang dari list yang diberikan oleh seller maupun shipper)

26. Ro-Ro Ship

Kapal yang bisa memuat kendaraan dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri
juga sehingga disebut sebagai kapal roll on – roll off disingkat Ro-Ro, untuk itu kapal dilengkapi
dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga.
27. Shipper Own Container (SOC):

Kontainer adalah milik shipper (pengirim barang)

28. Shipper (pengirim barang) → Carrier/Forwarder (jasa pengangkutan) → Consignee


(penerima barang)

29. Shipping mark

Terdiri atas PO number, equipment reference number, package number, gross weight & net
weight, dimension of package, manufacturer’s name, country of origin, destination, etc

30. Tariff:

A duty levied on goods which transported from one custom area to another area

Bea yang dikenakan pada barang-barang yang diangkut dari satu daerah pabean ke tempat yang
lain.

Tariff dibagi atas 3 bagian:

– Import Duty

– Transit Duty

– Export Duty

31. Transit duty

Bea yang dikenakan atas barang yang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa
barang-barang tersebut tujuan akhirnya adalah negara lain.

32. UNCITRAL (United Nations Commission on International Trade Law)

Komisi PBB untuk bidang perdagangan internasional sebagai alat mekanisme untuk
menyelesaikan sengketa perdagangan di dunia internasional.

UNCITRAL dibentuk pada tanggal 17 Desember 1966 oleh Majelis Umum PBB dan sekarang
telah beranggotakan 60 negara

UNCITRAL berupaya memajukan perkembangan harmonisasi dan unifikasi hukum perdagangan


internasional secara progresif (the progressive harmonization and unification of the law of
international trade).

33. Value Added Tax (VAT):


Pajak pertambahan nilai (PPN) yang dikenakan terhadap suatu barang dan jasa

Anda mungkin juga menyukai