Anda di halaman 1dari 5

How to test your motor 

driven?
Motor/ Driven harus dicek dan di test setelah tahap construction pada suatu new plant.
Pengecekan motor ini terdiri dari 2 tahapan yaitu pengecekan performa motor tanpa beban (tanpa
di koneksikan dengan copling pompa) yang biasa disebut motor solo run (no load test) dan tahap
selanjutnya yaitu pengecekan performa motor (load test) dengan dikoneksikan dengan pompa
dan di sirkulasi test dengan fluida itu sendiri.

Pada motor solo run test, pengetesan lebih di fokuskan dari sisi electrical. Motor di cek
putarannya apakah telah sesuai dengan arah panah yang biasa berada pada bottom motor. Pompa
juga dicek ampere-nya/besar arus yang masuk ke dalam motor pompa apakah sesuai dengan
desain atau tidak. Apabila putaran shaft motor terbalik/berlawanan arah dengan tanda yang ada
di pompa, mata terdapat kesalahan pemasangan kutub-kutub listrik pada motor pompa. Segera
komunikasikan dengan pihak electrical untuk segera di repair. Ketika suhu pada chasing motor
meningkat dan beban motor meningkat (ampere terus meningkat), hal ini mengindikasikan
adanya kelebihan beban pada motor, segera matikan motor dan komunikasikan dengan pihak
electrical dan mechanical mengenai hal ini.

Setelah tahap motor solo run selesai, tahap selanjutnya adalah mechanical run test. Namun
sebelum itu, motor dan pompa harus di-alignment dan dikoneksikan terlebih dahulu. Proses
alignment dan koneksi pompa harus dilakukan secara cermat dan presisi. Ketika koneksi dan
alignment shaft pompa tidak presisi ini akan menyebabkan gerakan shaft yang tidak stabil yang
akan terus menerus menggerus seal pompa yang mengakibatkan rusaknya seal pompa dan
naiknya ampere akibat kelebihan beban serta naiknya suhu motor mengakibatkan motor pompa
sering mengalami trip.

Setelah proses koneksi dan alignment pompa telah clear dan telah dipastikan bahwa pompa dan
motor telah terkoneksi secara tepat, Maka tahap selanjutnya adalah Mechanical Run Test.
Kegiatan ini adalah scope dari team Mechanical, oleh karena itu diwajibkan adanya team
mechanical yang selalu stand by pada kegiatan ini. Team electrical juga harus stand by di
lapangan dan di sub-station  (SS) untuk pengecekan ampere dan stand by misal terjadi trip saat
melakukan mechanical run test.

Seperti biasa, sebelum memulai kegiatan test run pastikan semua dokumen termasuk Permitt to
Work, JSA, Mark Up P&ID dan Procedure telah ada di tangan. Persiapan sebelum mechanical
running test meliputi pengecheck-an coupling motor dan pompa, check juga fluida-fluida yang
menunjang mechanical runing seperti lube oil, buffer liquid (case tertentu), line up pipa yang
akan digunakan untuk aliran fluida yang digunakan dan fluida itu sendiri (pastikan fluida yang
digunakan untuk mechanical run test adalah fluida yang sama dengan fluida yang mengalir,
kalau pun tidak ada pastikan memiliki densitas dan properti yang hampir sama dengan fluida
yang mengalir nantinya). Saya memiliki pengalaman ketika melakukan mechanical run test tidak
menggunakan liquid yang sama dengan fluida yang akan di alirkan nantinya. Fluida yang
digunakan saat mechanical run test lebih berat (densitasnya lebih tinggi dari fluida normal yang
digunakan), Akibatnya ampere pompa terus mengalami kenaikan dan motor pompa trip.
Ketika semua persiapan telah dilakukan dan personil-personil yang berwenang untuk witness
telah berkumpul termasuk HSE dan safety man. Buka suction valve pompa dan semua drain
valve pompa (kecuali drain valve pada suction line pompa harus tertutup) pastikan liquida telah
mengalir dari setiap drain valve pompa. Hal ini menunjukkan bahwa pompa telah terisi dengan
liquid yang akan di running dan tidak ada udara yang terjebak dalam pompa (menghindari
terjadinya kavitasi dalam pompa). Jika pompa menggunakan sealing dari potable water, pastikan
bahwa valve potable water juga telah dibuka. Hal ini bertujuan untuk mencegah rusak/pecahnya
mechanical seal akibat tidak adanya fluida yang mendinginkan mechanical seal. Pada kasus
tertentu, pompa dengan RPM yang tinggi dan lube oil yang digunakan harus disirkulasikan
terlebih dahulu (biasanya pada pompa sundyne) +- 2 menit sebelum pompa utama running.
Setelah itu pastikan bahwa pompa telah di rack-in (komunikasikan dengan pihak electrical yang
berada di Substation). Komunikasikan juga dengan pihak DCS (Distributed Control System)
bahwa akan ada kegiatan mechanical running test pompa dengan kode sekian dan anda meminta
izin untuk merubah posisi panel switch di lapangan dari off ke local. Setelah posisi panel
menunjukkan ‘local’, tekan tombol on pada pompa dan komunikasikan dengan pihak DCS dan
Substation apakah pompa di panel juga dalam keadaan on.
Local Panel

Amati perubahan pressure pada discharge pompa, buka perlahan valve discharge pompa
pertahankan pressure pada discharge pompa sesuai dengan desain dengan mengatur bukaan
dischage valve. Ketika pressure telah stagnan, amati perubahan ampere pada local panel atau di
substation dengan menanyakan pada electrical team. Setelah semua OK, Cek temperature pompa
dan motor pada NDE (Non Driver End) dan DE (Driver End) dengan menggunakan thermogun.
Check juga getaran pada sumbu vertical, horizontal dan axial pada masing-masing NDE dan DE
pompa dan motor. Pengecekan dilakukan pada setiap interval waktu yang telah ditentukan.

Point pengecekan vibrasi dan temperature

Ketika suhu motor/pompa terus menerus meningkat matikan motor dan cek motor dan pompa
baik dari sisi electrical maupun mechanical. Begitu pula jika ampere dan getaran tidak sesuai
dengan desain motor dan pompa. Pengetesan selesai ketika tidak adanya masalah pada
load/ampere, temperature dan getaran pada motor. Setelah semua telah selesai, tutup discharge
valve pompa, matikan motor pompa, kodisikan local panel pada kondisi off mode. Informasikan
pada pihak DCS dan Substation bahwa mechanical run test telah usai dan rack-out motor.

Pastikan adanya evidence saat melakukan mechanical run test dengan witness dari pihak client
dan mintalah sign dari pihak client bahwa motor telah selesai di Motor Solo Run dan Mechanical
Run Test. (BD)

Anda mungkin juga menyukai