Anda di halaman 1dari 3

JOBS REPORT

CUSTOMER : BAKAMLA TNI-AL DATE : 10 FEBRUARY 2016


SITE : KP SINGA LAUT, MANADO ENGINE : MAN
TYPE : TROUBLESHOOTING AND ACTION MODEL : D2862 LE463
APP. : PORT, STARBOARD, AND HP. : 1400
CENTER ENGINE
Type of jobs :
Troubleshooting and Action

Type of Engine :
MAN D2862 LE463

Work reasons :
Engine black smoke and low power

Troubleshooting :
1. Langkah pertama yang kami lakukan adalah interogasi kru kapal untuk mengetahui kronologi engine
sehingga diagnosa penyebab masalah dapat diketahui dengan akurat, karena kru kapal lah yang
tahu kondisi engine-engine nya setiap hari. Kru kapal menegaskan bahwa setelah bahan bakar
engine dari merk shell diganti dengan solar dari pertamina, engine-engine mengalami masalah. Kru
kapal juga menegaskan bahwa solar tersebut tidak steril dan tercampur dengan residu.
Perlu diketahui bahwa MAN engine sudah mengadopsi teknologi system common-rail ( high end
technology).

Sistem common-rail bekerja karena bahan bakar dipompa dengan tekan tinggi (1600 bar) dari high
pressure pump dialirkan ke rail dan disalurkan ke masing-masing injector. Injector masing masing
cylinder bekerja sesuai perintah dari EDC (Electronic Diesel Control). EDC bekerja karena ada
inputan dari sensor timing.

1 of 3
Jadi perbedaan mendasar teknologi common-rail dengan teknologi basic adalah:
- Common-rail : Yang menahan pressure adalah injector (tekanan tinggi sampai 1600 bar).
- Basic : Yang menahan pressure adalah Injection pump ( tekanan hanya berkisar 300 – 600 bar).
Karena itulah jika bahan bakar tidak steril maka injector dan HP pump bisa bekerja tidak sempurna
karena menahan pressure yang tinggi. Kit dalam HP pump dan Kit dalam injector bisa rusak.

2. Langkah kedua yang kami lakukan melanjutkan interogasi ke kru kapal dan diketahui bahwa
sebelum tim kami datang, sebelumnya ada tim dari PT lain yang sudah menangani akan tetapi gagal.
Kami terus mengoreksi kronologi yang sudah ditangani dari PT lain untuk memastikan bahwa
prosedur analisa dan pelaksanaan kerja sudah sesuai dengan standar MAN engine atau tidak dan
didapatkan bahwa :
- Tim PT lain sudah melakukan adjusting valve clearance pada port engine dan center engine.
Kami terus menginterogasi kru kapal untuk mengoreksi apakah adjusting valve clearance sudah
sesuai dengan standar MAN engine atau bukan. Dari bukti yang diperlihatkan kru kapal, kami
menyimpulkan bahwa adjusting valve clearance bukan mengikuti standar MAN (firing order
salah). Hal ini sangat vital dan critical point. Jika acuan firing order untuk adjusting valve
clearance salah maka jika engine di hidupkan akan berakibat fatal pada engine tersebut ( engine
bisa jump).
- Tim PT lain sudah membawa injector ke Jakarta untuk di service dan kalibrasi akan tetapi tidak
sanggup menangani dan dikembalikan lagi ke pihak Bakamla.

3. Langkah ketiga yang kami lakukan adalah mengecek dan menganalisa dari logging CAN display MAN,
Dan didapatkan alarm “engine power reduced”. Hal ini menandakan engine low power dan tidak
bisa beranjak naik RPM nya. Masalah ini disesabkan karena fuel system tidak bekerja sebagaimana
mestinya. Injector dan HP pump tidak dalam performa yang bagus.

4. Langkah keempat yang kami lakukan adalah memastikan system electrical bekerja dengan baik.
Hasilnya semua system electrical bekerja dengan baik dan tidak ada kendala.

Action :
1. Kami lakukan Readjusting valve clearance / dikembalikan ke standar MAN engine pada port engine
dan center engine.

2 of 3
2. Kami lakukan pemasangan kembali injector pada port engine untuk melihat dan membuktikan
performa engine baik atau tidak sebelum dilakukan service/repair/kalibrasi injector dan HP pump.

3. Setelah dilakukan Re-adjusting valve clearance dan pemasangan kembali injector pada port engine,
kami lakukan priming untuk memastikan tidak ada udara dalam fuel line system. Selanjutnya kami
menghidupkan engine untuk melihat dan mengecek performanya. Didapatkan hasil bahwa asap
hitam banyak keluar dari muffler , padahal engine masih dalam keadaan idle (750 rpm). Sebagai
bukti, recording video pada saat engine dihidupkan kami sertakan.
Hal ini menandakan performa engine masih dalam keadaan tidak bagus.

Conclusion and Recommendation :


1. Perlu diadakannya service/repair/kalibrasi pada Injector dan High pressure (HP) pump untuk
mengembalikan performa engine ke keadaan yang bagus.

2. Agar kejadian serupa baik pada KP Singa Laut atau KP lain yang sudah mengadopsi engine system
common-rail tidak terulang lagi maka untuk bahan bakar harus tidak mengandung sulphur yang
tinggi. Rekomendasi bahan bakar adalah :
- Shell Diesel.
Cetane Number: 49,5
Sulphur Content: 0,11 %
Particulate: 9 mg/l
Kandungan sulphur sangat rendah dan hanya bisa disamai PertaDEX.
Angka partikulat rendah yang menandakan kapabel menghadapi injektor bertekanan tinggi.
Cocok bagi engine diesel berteknologi common-rail.

- Pertamina DEX.
Cetane Number: 48,5
Sulphur Content: 0,11 %
Particulate: 3,5 mg/l
Angka partikulat yang sedikit menandakan kadar partikel yang terkandung luar biasa minim
bahkan paling minim. Dan itu sangat baik bagi mesin diesel dengan tekanan injektor presisi dan
ekstra tinggi.

3 of 3

Anda mungkin juga menyukai