Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alisha Maulidita

NIM : 03071281823018 (Kampus Palembang)


Mata Kuliah : Vulkanologi

MODEL STRUKTURAL MODERN JAWA

Setelah tabrakan lempeng yang terjadi pada Cretaceous yakni sebuah fragmen
microcontinental Australia dengan sistem subduksi Jawa – Meratus, subduksi terhenti
dan terdapat margin pasif selatan Jawa sampai Eosen. Di tengah-tengah periode
Eosen, subduksi dilanjutkan dan busur vulkanik baru dikembangkan di lempeng
selatan Sunda. Aktivitas gunung berapi berkontribusi pada pengembangan elastisitas
cekungan antara busur dan lempeng yang berada antara 50 km dan 100 km lebar, dan
mengikuti ujung lempeng searah ENE Jawa. Dari Late Eocene hingga Early Miocene
cekungan ini mengandung batuan klastik yang kaya akan kuarsa dan batuan sedimen
akibat adanya sungai yang mengalir pada paparan Sunda di Jawa Barat dan Jawa
Tengah, dengan jumlah yang lebih rendah dari puing-puing vulkanik yang dipasok
dari busur gunung berapi, yang sebagian besar merupakan daerah transisi dan non-
eksplosif. Di Jawa Timur, gunung berapi muncul lebih awal dan meletus secara
eksplosif dan memberikan jumlah puing-puing vulkanik lebih besar ke cekungan ke
utara.
Aktivitas busur berhenti pada periode Miosen Awal dan dilanjutkan lagi pada
Miosen Akhir yang terletak di utara busur Palaeogene. Di beberapa waktu antara
Awal Miosen dan Pliosen, sekuen Palaeogene terdorong menuju utara, lebih dari 50
km di Jawa Barat, tetapi mungkin dengan jumlah perpindahan yang lebih kecil
dibandingkan dengan Jawa Timur.
Jawa dapat dipisahkan menjadi tiga sektor struktural yaitu Jawa Barat, Tengah
dan Timur. Jawa Tengah menampilkan level struktural terdalam dari ruang dorong
dan Cretaceous terpapar; busur vulkanik overthrust telah sebagian besar dihilangkan
oleh erosi tetapi mungkin hadir di selatan Jawa. Di Jawa Barat dan Timur vulkanik
digulingkan busur masih dipertahankan. Di Jawa Barat busur sekarang didorong ke
paparan sekuen yang terbentuk di batas benua Sundaland. Pada bagian utara terdapat
batuan busur vulkanik Palaeogene dari Pegunungan Selatan yang memiliki penjelasan
lebih sederhana daripada model autochthonous untuk stratigrafik dan hubungan
struktural di Jawa bagian selatan. Penunjaman busur yang berlebihan mungkin akan
sangat berpengaruh terhadap tekanan berlebih di bawah permukaan, seperti yang
sekarang didokumentasikan dengan baik oleh Jawa Timur. Perangkap struktural dan
stratigrafi di bawah busur overthrust mungkin juga menawarkan kemungkinan
eksplorasi hidrokarbon baru sebagai sumber dan litologi reservoir hadir.

Anda mungkin juga menyukai