Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN


STEMI
DI RUANG ICU RSUD UNGARAN

Pengkajian dilakukan di ruang ICU pada tanggal 20 Februari 2020 pukul 11.00 WIB

A. Data umum
Nama Klien : Tn. D
Nomor Register : 257631
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bamgsa : Jawa/Indonesia
Status : Menikah
Pendidikan : SLP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Gedang Anak RT 01/06 Ungaran Timur
Diagnosa Medis : STEMI Anterolateral, Syok Kardiogenik, HT Emergensi,
Edema pulmo
Tanggal masuk RS : 19 Februari 2020, jam 19.10 WIB

Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gedang Anak RT 01/06 Ungaran Timur
Hubungan dengan klien : Istri

B. Pengkajian Primer
1. Airway
Look : Tidak adanya sumbatan jalan nafas ,hidung dan mulut tampak bersih
Listen : Tidak ada suara tambahan
Feel : Nafas cepat, dangkal dan tidak tidak teratur,Respirasi rate 33x/menit
2. Breathing
Look : pernafasan dada, pengembangan dada simetris kanan dan kiri
Listen: terdapat ronchi pada kedua lapang paru,
Feel : Nafas cepat, dangkal dan tidak tidak teratur, Respirasi rate 33x/menit, SpO2
91 %..
3. Circulation
Tekanan darah 200/140 mmHg, MAP : 160, HR ; 132 x/menit, SpO2: 91%, CRT 3
detik.
4. Dissability
Kesadaran composmentis, skor GCS: E:4 V:5 M:6, Total: 15 pupil mata isokor,
reflek pupil ka/ki +/+
5. Exposure
Suhu tubuh pasien 36,5oC, tidak terdapat luka ditubuh pasien, terdapat edema pada
ekstremitas bawah, tidak ada benjolan atau lebam dan krepitasi.

C. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dada, terasa berat dan sesak nafas.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien masuk IGD RSUD Ungaran tanggal 19 Februari 2020. Pasien mengatakan
1,5 jam sebelum masuk igd RSUD Ungaran, pasien mengalami sesak nafas
disertai nyeri dada sebelah kiri menjalar sampai ke punggung (skala nyeri 7) dan
dada terasa berat, lama nyeri 5-10 menit. , karena sesak nafas yang tak kunjung
sembuh keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit melalui
IGD dan dokter mendiagnosa pasien mengalami STEMI anterolateral, syok
kardiogenik, HT emergensi, dan edema pulmo. Di IGD pasien mendapat terapi
infus RL 5 tetes per menit, injeksi Lasix 2 ampul, injeksi isorbid
2mg/jam(syringpump), Aspilet 160mg(2 tablet), CPG 300mg, injeksi ranitidine 1
ampul, Syringpimp Norepinefrin 0,05 mg/jam, injeksi ceftriaxon 1gr, terapi O2
dengan masker 10 liter per menit.
Pasien kemudian dipindah ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan secara
intensif. Di ruang ICU pasien mendapat program terapi RL 60 cc/jam, syringe
pump Norephinephrin 0,1 mcg/kgBB/menit, syringe pump heparin 750 UI/jam,
Injeksi Ceftriaxon 2gr/24 jam, Injeksi Omeprazol 40 mg/12 jam, Injeksi
Ondansetron 4 mg/12 jam, Allupurmol 100 gr 0-0-1 PO, Alprazolam 0,25 mg 0-
0-1 PO, aspilet 75 mg 0-0-1 PO, CPG 80 mg 1-0-0 PO, simuastatin 20 mg 0-0-1
PO, diterapi O2 dengan nasal kanul 3 liter per menit, pasien diposisikan
semifowler.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan sudah pernah di rawat atau dibawa ke rumah sakit, Pasien
mempunyai riwayat hipertensi dan tidak menjalani pengobatan rutin. Pasien
memiliki riwayat merokok tetapi sudah berhenti sejak 3 tahun yang lalu
hipertensi .
4. Riwayat Keperawatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak pernah menderita sakit seperti yang dialami
pasien saat ini dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung, DM atau penyakit menular seperti TBC maupun Hepatitis B.

b. Pola Fungsional (Gordon)


1. Pola Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa setiap ada anggota keluarga yang sakit selalu dibawa
ke dokter atau rumah sakit, tapi bila sakitnya ringan misalnya flu dan batuk
biasanya hanya dibelikan obat di warung atau apotek terdekat.

2. Pola Kebutuhan Nutrisi


Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa pasien makan dengan porsi banyak 3 x
sehari dengan menu nasi, sayur, dan lauk. Pasien minum 1 liter/ hari. Pasien
jarang mengkonsumsi buah. BB pasien sebelum masuk rumah sakit 70 kg dan
dan saat sakit BB pasien 70 kg. Selama sakit pasien diberikan diit lunak makan 3
x sehari dan minum ±1 liter.

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa pasien BAB teratur 1 kali sehari, warna
kuning kecoklatan, bau khas, dan BAK kurang lebih 4-5 kali sehari, warna
kuning jernih dan tidak ada nyeri saat melakukan eliminasi. Selama di rumah
sakit pasien terpasang popok pada pasien ± 800 cc/24 jam. Balance cairan
+139,87 cc.
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri. Pasien bekerja sebagai buruh. Pasien jarang
melakukan olahraga di rumah. Saat sakit kebutuhan ADL pasien dibantu oleh
perawat.
Aktivitas dan Latihan 0 1 2 3 4
Mandi √
BAB/BAK √
Berpakaian √
Makan/Minum √
Mobilisasi √

Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Dibantu alat
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Bantuan total

5. Pola Istirahat
Sebelum sakit pasien tidur malam dari jam 22.00 – 05.00 WIB. Pasien tidak
memiliki gangguan tidur atau insomnia. Saat sakit pasien tidur siang selama 1
jam dan tidur malam dari jam 21.00-05.00 WIB tetapi terganggu karena nyeri
yang diderita pasien, biasanya pasien bangun dan tidur lagi, begitu terus.

6. Pola Persepsi, Kognitif, Sensori


a) Kognitif : pasien sudah mengetahui penyakitnya. Baik pasien maupun
keluarga belum mengerti penuh dengan pengobatan yang
diberikan.
b) Persepsi : pasien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu, tempat,
dan orang-orang yang disekitarnya pasien meyakini bahwa Ia
akan sembuh dan dapat berkumpul dengan keluarganya.
c) Sensori : pasien masih bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan
jelas pasien masih dapat membedakan bau yang berbeda.
pasien masih dapat merasakan nyeri.
7. Konsep Diri dan Persepsi
a) Identitas :
Klien seorang laki-laki berumur 55, sebagai kepala rumah tangga.
b) Ideal Diri:
Pasien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu, tempat, orang
disekitarnya. Pasien mengerti tentang keadaan yang dialami saat ini dan
mempunyai persepsi ingin cepat sembuh.
c) Citra Diri:
Pasien selalu bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepada pasien.
Pasien pernah mengeluh dengan keadaannya sekarang.
d) Harga Diri:
Pasien selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama manusia.
e) Peran:
Pasien adalah seorang kepala rumah tangga yang menyayangi keluarganya.
Pasien mampu menjaga keharmonisan keluarga dan menjadi ayah yang
dihormati oleh anak-anaknya.

8. Pola Reproduksi dan Seksual


Pasien adalah seorang laki-laki berumur 55 tahun dan sudah mempunyai 3 anak
perempuan dan 1 laki-laki. Pasien tidak mengalami gangguan seksualitas.

9. Peran dan Pola Hubungan


Sebelum sakit dan saat sakit pasien tidak mengalami gangguan dalam
bersosialisasi dan menurut keluarga pasien adalah orang yang ramah.

10. Pola Manajemen Stress


Pasien agak dapat mengontrol emosi dan mekanisme koping individu pasien
efektif.

11. Pola Keyakinan dan Nilai


Klien beragama islam, sebelum sakit pasien menjalankan ibadah sebagai seorang
muslim.

c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
a) Keadaan klien : pasien sesak nafas dan nyeri dada
b) Kesadaran : compos mentis, GCS : E : 4 M : 6 V: 5
c) Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah: 200/140 mmHg
Nadi: 132x/menit
Pernafasan: 33x/menit,
suhu tubuh: 36,5 ºC
2. Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
Bentuk mesochepal, rambut panjang beruban, tidak ada lesi
b) Mata
Simetris kanan dan kiri, pupil normal, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis,
reflek terhadap cahaya positif, kedua mata isokor, mampu melihat tanpa alat
bantu penglihatan.
c) Hidung
Tampak bersih, tidak ada sekret, tidak ada sumbatan jalan nafas.
d) Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak memakai alat bantu pendengaran
e) Mulut dan leher
Mukosa kering, tidak terdapat stomatis, tidak terdapat pembesaran tonsil, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid
f) Dada
Pengkajian Nyeri
P : nyeri karena infark miokard, nyeri saat aktivitas dan nyeri berkurang
saat istirahat
Q : nyeri seperti dihantam/tertekan benda berat
R : nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang timbul, nyeri berlangsung selama 5-10 menit
1) Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : terdapat pembesaran jantung (Cardiomegali)
Pe : Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun murmur
2) Paru – paru
Inspeksi : Pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada
retraksi dada,
Palpasi : Vocal fremitus teraba sama kanan dan kiri
Perkusi : redup pada kedua lapang paru.
Auskultasi: Suara nafas ronchi basah halus
g) Abdomen
Inspeksi : Datar tidak ada asites, tidak ada luka atau lesi
Auskultasi : Terdengar bising usus 12 x/mnt
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tympani
h) Genetalia
Tidak memiliki gangguan pada genetalia, tidak ada hemoroid, tidak memakai
kateter
i) Ekstremitas
Atas : Anggota gerak lengkap, pergerakan terbatas dengan kekuatan otot
4/4, disebelah kiri, tidak terdapat oedem, akral hangat, CRT kurang
dari 3 detik. terpasang infus RL 60 cc/jam, Syringe Pump
Norepinephrine o,1 mcg/KgBB/menit jalan 5,25 cc/jam, dan Syringe
Pump heparin 750 UI/jam jalan 2 cc/jam.
Bawah : Anggota gerak lengkap, terdapat oedema ekstremitas, pergerakan
bebas dengan kekuatan otot 4/4, akral dingin, CRT 3 detik

4 4

4 4

j) Kulit
Warna sawo matang, kering, tidak ada lesi dan turgor kulit sedang
k) Sistem Persarafan
Keadaan umum: sedang
Kesadaran : komposmentis, GCS : 15 (E=4, M=5, V=6)
1) SC I (Olfaktorikus) : penciuman klien baik, klien tidak ada gangguan
pada fungsi penciuman
2) SC II (Optikus) : penglihatan klien baik, klien tidak ada gangguan
pada fungsi penglihatan
3) SC III (Okulomotorikus) : reflek pupil baik
4) SC IV (Trochlearis) : gerakan bola mata baik, pupil isokor
5) SC V (Trigiminus) : reflek kornea, reflek kedip, dan sensasi wajah
baik.
6) SC VI (Abdusen) : gerakan deviasi mata ke lateral baik
7) SC VII (Fasialis) : klien dapat mengangkat alis.
8) SC VIII (Vestibulo) : pendengaran klien baik, klien tidak ada
gangguan pada fungsi pendengaran
9) SC IX (Glosofaringeus) : klien dapat membedakan rasa dengan baik.
10) SC X (Vagus) : reflek menelan kurang baik.
11) SC XI (Asesoris) : tidak ada ketegangan pada otot leher ataupun otot
rahing, klien dapat menggerakan bahu dengan baik.
12) SC XII (Hipoglosus) : klien dapat menggerakan lidah dengan baik

d. Data penunjang
a) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan EKG
Tanggal : 19 Februari 2020
Hasil
PAC(Premature Atrial Contraction), Sinus tachycardia, Anterior lnfarction
(recent), Lateral Infarction (recent), Possible Inferior Inferction(suspect), Left
Ventriculer Hypertrophy, Negatif T, flat T, clookwise rotation.
2. Pemeriksaan EKG
Tanggal : 20 Februari 2020

Hasil
STEMI Lateralis, AV blok derajat II tp I
3. Pemeriksaan Thorax AP
Tanggal 20 Februari 2020
Kesan :
- Cardiomegali
- Cenderung edema Pulmo

b) Pemeriksaan darah
Tanggal : 19 Februari 2020
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin 14,5 g/dL 13.2 – 17.3
Leukosit H 15,14 10^3/uL 4 – 11
Trombosit 408 10^3/dL 150 – 450
Hematokrit 44,3 % 40 – 52
Eritrosit 5,14 10^6/uL 4.4 – 5.9
Index Eritrosit
MCV 86,2 fL 80 – 100
MCH 27.8 pg 26 – 34
MCHV 32,3 g/L 31 – 36
Hitung Jenis
Eosinofil 1.8 % 0-3
Basofil 0,5 % 0-1
Neutrofl 45,6 % 28-70
Limfosit H 47,7 % 25-40
Monosit 4,4 % 2-8

KOAGULASI
PPT 11,1 Detik 11-15
APTT 35,7 Detik 25-35

Tanggal : 20 Februari 2020


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
KIMIA KLINIK
Ureum H 54 mg/dl < 42
Creatinin H 2, 85 mg/dL 0,45 -1,00
Asam Urat H 12,1 mg/dL 2-7
SGOT H 303 U/L 0-35
SGPT H 62 U/L 0-35
Bilirubin Direk H 0,32 mg/dL 0-0,25

ELEKTROLIT
Natrium L 132 mmol/L 135 - 147
Kalium 4,58 mmol/L 3.5 – 5.0
Klorida 104 mmol/L 98 – 107

KOAGULASI
PTT 10,5 Detik 11-15
APTT 30,0 Detik 25-35

Tanggal : 20 Februari 2020 jam 15:30


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
KOAGULASI
PTT 11,2 Detik 11-15
APTT 44,3 Detik 25-35

Tanggal : 21 Februari 2020 pukul 16:18 WIB


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin L 11.3 g/dL 13.2-17.3
Leukosit H 13.17 10^3/uL 3.8-10.6
Trombosit L 99 10^3/uL 150-440
Hematokrit L 32.7 % 40-52
Eritrosit L 3.75 10^6 /uL 4.4-5.9
MCV 87.2 fL 80-100
MCH 30.1 pg 26-34
MCHC 34.6 g/dL 32-36

Hitung Jenis (Diff)


Eosinofil 0.5 % 0-3
Basofil 0.3 % 0-1
Neutrofil 56.2 % 28-78
Limfosit 38.0 % 25-40
Monosit 5.0 % 2-8

Tanggal : 21 Februari 2020 jam 16:18 WIB


NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
KOAGULASI
PTT 10.7 Detik 11-15
APTT 50.2 Detik 25-35

e. Program terapi
a) Ringer Lactat 60 cc/jam
b) Norephinephrin 0,1 mcg/kgBB/menit
c) Heparin 750 UI/jam
d) Ceftriaxon 2gr/24 jam
e) Omeprazol 40 mg/12 jam
f) Ondansetron 4 mg/12 jam
g) Allupurmol 100 gr 0-0-1 PO
h) Alprazolam 0,25 mg 0-0-1 PO
i) Aspilet 75 mg 0-0-1 PO
j) CPG 80 mg 1-0-0 PO
k) Simuastatin 20 mg 0-0-1 PO
l) Terapi O2 dengan NRM Mask 10 liter per menit

D. Analisa data
No Tanggal/Jam Data Fokus Masalah Etiologi TTD
1. 20 Februari DS: Nyeri akut Agen cidera
2020 Pasien mengatakan nyeri dada biologis
11.00 WIB sebelah kiri menjalar sampai ke yaitu infark
punggung. miokard
Pengkajian nyeri : akibat
P: nyeri karena infark miokard, sumbatan
nyeri saat aktivitas dan nyeri arteri
berkurang saat istirahat koroner
Q : nyeri seperti
dihantam/tertekan benda berat
R : nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke punggung
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang timbul, nyeri
berlangsung selama 5-10 menit

DO:
- pasien tampak meringis, gelisah
dan keluar keringat dingin
- keadaan sedang, kesadaran
pasien compos mentis.
SGOT : H 303 U/L
SGPT : H 62U/L
TD : 200/140 mmHg
HR : 132 x/menit
MAP : 160
SpO2 : 91 %
S : 36,5 C
RR : 28 x/menit
- Hasil EKG 19 Februari 2020
PAC(Premature Atrial
Contraction), Sinus
tachycardia, Anterior
lnfarction (recent), Lateral
Infarction (recent), Possible
Inferior Inferction(suspect),
Left Ventriculer Hypertrophy,
Negatif T, flat T, clookwise
rotation.
- Hasil EKG 20 Februari 2020
STEMI Lateralis, AV blok
derajat II tp I
- Hasil pemeriksaan Thorax Ap
20 Februari 2020 : Cardiomegali
2. 20 Februari DS : Penurunan Penurunan
2020 Pasien mengatakan sesak nafas curah kontraktilitas
11.00 WIB jantung miokardium
DO :
- terdapat edema pada ekstremitas
bawah
Balance cairan : +139,87 cc
TD : 200/140 mmHg
HR : 132 x/menit
MAP : 160
SpO2 : 91 %
S : 36,5 C
RR : 33 x/menit
- Kesadaran composmentis
- Hasil EKG 19 Februari 2020
Sinus tachycardia
- Hasil EKG 20 Februari 2020
STEMI Lateralis, AV blok
derajat II tp I
- Hasil pemeriksaan Thorax Ap 20
Februari 2020 : Cardiomegali dan
cenderung edema pulmo
3. 20 Februari DS : Ketidakefe Hiperventila
2020 jam Pasien mengatakan sesak nafas ktifan pola si
11.00 WIB nafas
DO :
- Terdapat suara ronchi pada
kedua lapang paru
TD : 200/140 mmHg
HR : 132 x/menit
MAP : 160
SpO2 : 91 %
S : 36,5 C
RR : 33 x/menit
- Hasil pemeriksaan Thorax Ap 20
Februari 2020 : Cardiomegali dan
cenderung edema pulmo
E. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu infark miokard akibat
sumbatan arteri coroner
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan miokard infark
c. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
F. Intervensi keperawatan
No Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi Paraf
Tanggal Keperawatan Kriteria
1. 20 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan a. Observasi tanda
Februari Agen cidera asuhan keperawatan vital (TD, RR, N)
2020 biologis yaitu selama 3 x 24 jam, b. Observasi keluhan
Jam infark miokard nyeri teratasi nyeri pasien
11.05 akibat dengan kriteria (PQRST)
WIB sumbatan hasil: c. Kolaborasi dengan
arteri koroner - Pasien mampu memberikan oksigen
mengontrol nyeri d. Atur posisi pasien
- Tanda vital pada posisi yang
dalam batas paling nyaman.
noraml (TD, N, e. Ajarkan tehnik
RR) relaksasi nafas
- Skala nyeri turun dalam sebatas
dari 7 menjadi 3 kemampuan klien
f. Kolaborasi
pemberian terapi
obat vasodilator

2. 20 Penurunan Setelah dilakukan a. Kaji dan monitor


Februari curah jantung asuhan keperawatan adanya tanda-tanda
2020 berhubungan selama 3 x 24 jam penurunan curah
Jam dengan Curah jantung jantung
11.05 miokard infark membaik / stabil b. Pertahankan tirah
WIB dengan Kriteria baring selama fase
Hasil : akut
- Tidak ada c. Monitor tanda- tanda
disritmia vital
- TTV dalam d. Lakukan
batas normal pemeriksaan EKG
- Nyeri angina tiap hari
tidak ada e. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
- Tidak ada
f. Auskultasi
edema paru, pernafasan dan
perifer, dan jantung sesuai
tidak ada asites indikasi
- Tidak ada g. Melakukan
kolaborasi dengan
penurunan
tim dokter untuk
kesadaran pada pemberian obat
pasien pemacu pompa
jantung
h. Hindari valsava
manuver, mengejan (
gunakan laxan )
3 20 Ketidakefektif Setelah dilakukan Intervensi :
Februari an pola asuhan keperawatan a. Identifikasi faktor
2020 jam pernafasan selama 3 x 24 jam penyebab.
11.05 berhubungan Pasien mampu b. Kaji kualitas,
WIB dengan mempertahankan frekuensi dan
hiperventilasi. fungsi paru secara kedalaman
normal. pernafasan, laporkan
Kriteria hasil : setiap perubahan
Irama, frekuensi yang terjadi.
dan kedalaman c. Baringkan pasien
pernafasan dalam dalam posisi yang
batas normal, pada nyaman.
pemeriksaan sinar d. Observasi tanda-
X dada tidak tanda vital (suhu,
ditemukan adanya nadi, tekanan darah,
akumulasi cairan, RR dan respon
bunyi nafas pasien).
terdengar jelas. e. Kolaborasi untuk
pemberian O2 dan
obat-obatan serta
foto thorax.

G. Implementasi keperawatan
No.D Tanggal/ Tindakan Respon Pasien TTD
x Kep Jam Kperawatan
1,2,3 Kamis, Memonitor Tanda – DS : Perawat
20 Tanda Vital Pasien mengatakan nyeri dada
Februari dan sesak nafas
2020 DO :
11.15 TD : 200/140 mmHg
WIB MAP : 160
N : 132 x/menit
RR : 28 x/menit
SpO2 : 91%
Suhu : 36,5oC

1,2,3 11.15 Memberikan terapi DS:


oksigen Pasien mengatakan nyeri dada
masih sesak nafas
DO:
Terpasang NRM Mask 10 lpm

1,3 11.20 Posisikan pasien DS:


dengan posisi Pasien mengatakan nyaman
nyaman (semi fowler dengan posisinya
45o) DO :
Pasien tampak nyaman dengan
posisi semi fowler 45o

1 11.25 Mengobservasi DS :
keluhan nyeri pada Pasien mengatakan sesak nafas
pasien dan nyeri dada
DO :Pernafasannya cepat dan
dangkal, tampak kesakitan dan
memegangi dada, skala nyeri 6

2 11.28 Mengkaji dan DS :


monitor tanda-tanda Pasien mengatakan lemas
penurunan curah DO :
jantung Pasien tampak lemah, keringat
dingin, dan tampak sesak nafas

2 11.30 Auskultasi bunyi DS :


jantung dan Pasien mengatakan sesak nafas
pernafasan DO :
Tidak ada tambahan bunyi
jantung III dan IV, terdapat
oedem pulmo, ronki pada lapang
paru

2 11.32 Menganjurkan klien DS:


untuk menghindari Pasien mengatakan akan
hal-hal yang dapat mematuhinya
membuat mengejan DO:
dan tidak melakukan Pasien memakai pamper, BAK
aktivitas dan BAB diatas tempat tidur
dengan pispot
2 11.35 Melakukan DS:
perekaman EKG Pasien mengatakan setuju
untuk mengevaluasi
curah jantung pasien DO:
Telah dilakukan perekaman
EKG

1,2,3 11.38 Memberikan obat DS:


analgetik dan obat Pasien mengatakan setuju akan
pemacu pompa diberikan obat
jantung sesuai advise DO:
Pasien kooperatif dan tenang

2 Jumat, Melakukan DS:


21 perekaman EKG Pasien mengatakan setuju
Februari untuk mengevaluasi
2020 curah jantung pasien DO:
08.00 Telah dilakukan perekaman
WIB EKG

1,2,3 08.03 Menganjurkan DS :


pasien untuk Pasien bersedia untuk tetap
mempertahankan beristirahat dan makan teratur
istirahat dengan tirah sesuai diit
baring dalam posisi DO :
yang nyaman dan Pasien kooperatif
makan yang adekuat

1 08.05 Mengobservasi DS :
keluhan nyeri pada Pasien mengatakan terkadang
pasien masih nyeri dada

DO :
Pasien tampak lebih tenang dari
hari yang lalu

1,2,3 08.08 Memonitor Tanda- DS:


Tanda Vital Pasien mengatakan merasa lebih
baik
DO:
TD : 122/83 mmHg
N : 62 x/menit
RR : 18 x/menit
SpO2 : 98%

2 08.10 Auskultasi bunyi DS :


jantung dan lakukan Pasien mengatakan sudah tidak
pemeriksaan nyeri dan sesak seperti kemarin
pernafasan (paru) DO :
Tidak ada tambahan bunyi
jantung III dan IV
Pemeriksaan Fisik Paru
1. Inspeksi: Dada mengembang
simetris kanan dan kiri sama
2. Palpasi: Vocal fremitus
teraba sama kanan dan kiri
3. Perkusi: Sonor
4. Auskultasi: Ronchi

1,2,3 08.15 Memberikan obat - DS :


obatan sesuai advice Pasien mengatakan setuju akan
dokter diberikan obat

DO :
Pasien kooperatif dan tenang

2 Sabtu, Melakukan DS :
22 perekaman EKG Pasien bersedia dilakukan EKG
Februari untuk mengevaluasi DO :
2020 curah jantung pasien Telah dilakukan EKG
03.45
WIB

2,3 03.45 Menganjurkan DS :


pasien untuk Pasien mengatakan akan
mempertahankan mematuhinya
istirahat dengan tirah DO :
baring dengan posisi Pasien bedrest, ADL di tempat
yang nyaman dan tidur
makan yang adekuat

1 03.48 Mengobservasi DS :
keluhan nyeri pada Pasien mengatakan nyerinya
pasien berkurang dan jarang timbul
DO :
Pasien terlihat rileks

1,2,3 03.50 Memonitor Tanda- DS :


Tanda Vital Pasien mengatakan kondisinya
sudah lebih baik
DO :
TD : 115/73 mmHg
N : 64 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%

1,2,3 03.55 Memberikan obat - DS :


obatan sesuai advice Pasien mengatakan setuju akan
dokter diberikan obat
DO :
Pasien kooperatif dan tenang

H. Evaluasi keperawatan
No Tanggal/ Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Jam Keperawatan

1 Kamis, 20 Nyeri Akut b.d Agen S:


Februari cidera biologis yaitu Pasien mengatakan dadanya
infark miokard akibat sakit, tubuhnya lemas.
2020
sumbatan arteri O:
14.00 koroner 1. TTV
WIB TD : 180/120 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 26x/menit
SpO2 : 95%
2. P : nyeri karena infark
miokard, nyeri saat aktivitas
dan nyeri berkurang saat
istirahat
Q : nyeri seperti
dihantam/tertekan benda
berat
R : nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke punggung
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul,
nyeri berlangsung selama 5-
10 menit
3. Hasil thorax AP :
kardiomegali, edema pulmo
4. Tampak edema ekstremitas,
CRT 3 detik
5. Balance cairan + 37,3
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Monitor tanda tanda vital

2 Kamis, 20 Penurunan curah S:


Februari jantung berhubungan Pasien mengatakan sesak nafas
dengan miokard jika tidak menggunakan selang
2020
infark oksigen, tubuhnya masih lemas
14.05 O:
WIB 1. TTV
TD : 180/120 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 26x/menit
SpO2 : 95%
2. Gambaran EKG STEMI
lateral AV Blok derajad II tp
I jam 12.38 WIB
3. pasien tampak meringis,
gelisah dan keluar keringat
dingin
4. keadaan sedang, kesadaran
pasien compos mentis
5. SGOT : H 303 U/L
6. SGPT : H 62U/L
7. Hasil foto thorax
kardiomegali
A:
Masalah belum teratasi

P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Evaluasi ECG
- Monitor tanda tanda vital
3 Kamis, 20 Ketidakefektifan S:
Februari pola pernafasan Pasien mengatakan sesak nafas
berhubungan dengan O:
2020
hiperventilasi. 1. TTV
14.10 TD : 180/120 mmHg
WIB N : 120 x/menit
RR : 26x/menit
SpO2 : 95%
2. Suara ronki pada lapang paru
3. Hasil Foto thorax :
kardiomegali dan edema
pulmo
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Kolaborasi pemberian
oksigen
- Atur posisi nyaman/ semi
fowler
- Monitor tanda tanda vital

4 Jumat, 21 Nyeri Akut b.d Agen S:


Februari cidera biologis yaitu Pasien mengatakan dadanya
infark miokard akibat masih sering merasa sakit,
2020
sumbatan arteri tubuhnya lemas.
13.50 koroner O:
WIB 6. TTV
TD : 114/68 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 24x/menit
SpO2 : 99%
7. P : nyeri karena infark
miokard, nyeri saat aktivitas
dan nyeri berkurang saat
istirahat
Q : nyeri seperti
dihantam/tertekan benda
berat
R : nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke punggung
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul,
nyeri berlangsung selama 5-
10 menit
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Monitor tanda tanda vital

5 Jumat, 21 Penurunan curah S:


Februari jantung berhubungan Pasien mengatakan sesak nafas
dengan miokard jika tidak menggunakan selang
2020
infark oksigen, tubuhnya masih lemas
13.55 O:
WIB 1. TTV
TD : 114/68 mmHg
N : 60 x/menit
RR : 24x/menit
SpO2 : 99%
2. Gambaran EKG sinus ritme,
STEMI inferior, oku
anteroseptal
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Evaluasi ECG
- Monitor tanda tanda vital

6 Jumat, 21 Ketidakefektifan S:
Februari pola pernafasan Pasien mengatakan sesak nafas
berhubungan dengan O:
2020
hiperventilasi. 1. TTV
14.00 TD : 114/68 mmHg
WIB N : 60 x/menit
RR : 24x/menit
SpO2 : 99%
2. Suara ronki pada lapang paru
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Kolaborasi pemberian
oksigen
- Atur posisi nyaman/ semi
fowler
- Monitor tanda tanda vital

1 Sabtu, 22 Nyeri Akut b.d Agen S:


Februari cidera biologis yaitu Pasien mengatakan dadanya
infark miokard akibat masih sedikit sakit, tubuhnya
2020
sumbatan arteri masih lemas
04.30 koroner O:
WIB 1. TTV
TD : 143/94 mmHg
N : 62 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%
2. Pasien terlihat lebih
rileks dan tenang
3. P : nyeri karena
infark miokard, nyeri
saat aktivitas dan nyeri
berkurang saat istirahat
Q : nyeri seperti
dihantam/tertekan benda
berat
R : nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke
punggung
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang
timbul, nyeri
berlangsung selama 5-10
menit
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Monitor tanda tanda vital

2 Sabtu, 22 Penurunan curah S:


Februari jantung b.d miokard Pasien mengatakan sesak nafas
2020 infark jika tidak menggunakan nasal
kanul, tubuhnya masih lemas
04.35
O:
WIB 1. TTV
TD : 143/94 mmHg
N : 62 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%
2. Pasien terlihat lebih rileks
dan tenang
3. Gambaran EKG sinus ritme,
STEMI inferior, oku
anteroseptal
A:
Masalah belum teratasi

P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Evaluasi ECG
- Monitor tanda tanda vital

9 Sabtu, 22 Ketidakefektifan S:
Februari pola pernafasan Pasien mengatakan sesak
berhubungan dengan nafasnya berkurang
2020
hiperventilasi. O:
04.40 3. TTV
WIB TD : 143/94 mmHg
N : 62 x/menit
RR : 20x/menit
SpO2 : 99%
4. Suara ronki pada lapang paru
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi obat
- Kolaborasi pemberian
oksigen
- Monitor tanda tanda vital

Anda mungkin juga menyukai