Anda di halaman 1dari 6

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA Tn.

J
DENGAN ASMA ATTACK DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD
UNGARAN

Disusun Oleh :
Desy Ika Cahyaningsih
P1337420117035

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
RESUME
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN GADAR
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMESTER VI

Tanggal Masuk : 04 Februari 2020


Tanggal Pengkajian : 04 Februari 2020

Pengumpulan Data
a. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Golonggan Darah : -
Diagnosa Medis : Asma Attack
Alamat : Gedawang

2. Identitas Pennggung Jawab


Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Gedawang
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Istri pasien mengatakan bahwa pasien mengalami sesak nafas dan mengi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD dr Soewondo kendal pukul 22.00 diantar oleh
keluarganya dengan keluhan sesak nafas dan mengi. Sebelumnya pasien sudah
pernah berobat ke puskesmas, tetapi sesak nafasnya kambuh lagi.

Pengkajian :
a. Primary survey :
Airway :
kesulitan bernafas, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak terdapat retraksi dada
Suara napas : wheezing dan ronchi
Breathing :
Pola napas : tidak teratur, takipnea
Frekuensi napas : 32 x/menit
Bunyi nafas : wheezing dan ronchi
Irama nafas : tidak teratur, cepat dan dangkal
Tanda distress pernapasan : klien tampak bernapas menggunakan cuping
hidung dan otot bantu pernapasan musculo sternokleidomastoideus.
Jenis pernapasan : pernapasan dada dan perut
Circulation :
tidak terdapat perdarahan
Akral : dingin
Klien tampak pucat
CRT : 3 detik
Nadi : 88 x/menit
Irama : reguler
Kekuatan : kuat
Tekanan darah : 100/ 70 mmHg
Kelembaban kulit : Kering
Turgor kulit : baik
Disabillity :
Tingkat Kesadaran : compos mentis
Nilai GCS
E4 M6 V5, total GCS 15
Pupil : isokor
Respon cahaya : positif
Diameter : 3 mm
Ekstremitas : tidak terdapat kelemahan ekstremitas, tidak terdapat
jejas/ trauma
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Exposure :
Tidak tampak trauma di tubuh klien, tidak tampak luka maupun jejas di
seluruh tubuh klien.
Klien mengatakan tidak merasakan nyeri
b. Sekunder Survey :
TD : 100/70
Nadi : 88x/menit
RR : 26x/menit
Suhu : 370C
SpO2 : 90 %
Pemeriksaan Head to Toe :
 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : composmentis
 Kulit :
a. Kering, agak bersisik
b. Warna kulit normal sawo matang
 Kepala :
a. Rambut : warna hitam
b. Kulit kepala : kulit kepala kering.
 Mata :
a. Bentuk : bulat, simetris kanan kiri.
b. Konjungtiva : anemis
c. Sclera : tidak ikteric
d. Pupil : normal berbentuk bulat
 Hidung :
a. Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada polip,
rongga hidung bersih
b. Terdapat cuping hidung
c. Terdapat otot bantu pernafasan
d. Tidak terpasang NGT
 Telinga :
a. Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
b. Liang telinga : bersih
c. Fungsi pendengaran : normal
 Mulut :
a. Mukosa mulut kering
b. Leher : leher normal, tidak ada lesi.
 Dada :
a. Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dada, terdapat otot bantu pernafasan
b. Auskultasi : Terdengar suara tambahan wheezing
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri
d. Perkusi : Terdapat suara sonor
 Abdomen:
a. Inspeksi : Tidak terdapat luka atau jejas
b. Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik 12x permenit
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri
d. Perkusi : Terdapat suara timpani
 Genetalia:
a. Tidak terpasang kateter.
b. Tidak terdapat penyakit kelamin
 Ekstremitas
a. Ekstrimitas atas : tidak ada lesi
b. Ekstrimitas bawah : tidak ada lesi

Diagnosa:
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan :
Dalam asuhan keperawatan 1 x 24 jam, pola nafas klien kembali efektif
Kriteria Hasil :
Pola nafas efektif dengan perbandingan inspirasi dan ekspirasi 1 : 2
1. Bunyi nafas normal atau bersih
2. TTV dalam batas normal
3. Batuk berkurang
4. Ekspansi paru mengembang.
Intervensi :
1. Observasi frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi
tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan
dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
2. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru optimal dan
memudahkan dalam pernafasan.
3. Beritahu tentang batuk efektif
Rasional : Batuk efektif akan sangat membantu dalam mengurangi akumulasi
mukus
4. Kolaborasikan pemberian humidifikasi
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan
kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.

Anda mungkin juga menyukai