J
DENGAN ASMA ATTACK DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD
UNGARAN
Disusun Oleh :
Desy Ika Cahyaningsih
P1337420117035
Pengumpulan Data
a. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Golonggan Darah : -
Diagnosa Medis : Asma Attack
Alamat : Gedawang
Pengkajian :
a. Primary survey :
Airway :
kesulitan bernafas, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak terdapat retraksi dada
Suara napas : wheezing dan ronchi
Breathing :
Pola napas : tidak teratur, takipnea
Frekuensi napas : 32 x/menit
Bunyi nafas : wheezing dan ronchi
Irama nafas : tidak teratur, cepat dan dangkal
Tanda distress pernapasan : klien tampak bernapas menggunakan cuping
hidung dan otot bantu pernapasan musculo sternokleidomastoideus.
Jenis pernapasan : pernapasan dada dan perut
Circulation :
tidak terdapat perdarahan
Akral : dingin
Klien tampak pucat
CRT : 3 detik
Nadi : 88 x/menit
Irama : reguler
Kekuatan : kuat
Tekanan darah : 100/ 70 mmHg
Kelembaban kulit : Kering
Turgor kulit : baik
Disabillity :
Tingkat Kesadaran : compos mentis
Nilai GCS
E4 M6 V5, total GCS 15
Pupil : isokor
Respon cahaya : positif
Diameter : 3 mm
Ekstremitas : tidak terdapat kelemahan ekstremitas, tidak terdapat
jejas/ trauma
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Exposure :
Tidak tampak trauma di tubuh klien, tidak tampak luka maupun jejas di
seluruh tubuh klien.
Klien mengatakan tidak merasakan nyeri
b. Sekunder Survey :
TD : 100/70
Nadi : 88x/menit
RR : 26x/menit
Suhu : 370C
SpO2 : 90 %
Pemeriksaan Head to Toe :
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Kulit :
a. Kering, agak bersisik
b. Warna kulit normal sawo matang
Kepala :
a. Rambut : warna hitam
b. Kulit kepala : kulit kepala kering.
Mata :
a. Bentuk : bulat, simetris kanan kiri.
b. Konjungtiva : anemis
c. Sclera : tidak ikteric
d. Pupil : normal berbentuk bulat
Hidung :
a. Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada polip,
rongga hidung bersih
b. Terdapat cuping hidung
c. Terdapat otot bantu pernafasan
d. Tidak terpasang NGT
Telinga :
a. Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
b. Liang telinga : bersih
c. Fungsi pendengaran : normal
Mulut :
a. Mukosa mulut kering
b. Leher : leher normal, tidak ada lesi.
Dada :
a. Inspeksi : Tidak terdapat retraksi dada, terdapat otot bantu pernafasan
b. Auskultasi : Terdengar suara tambahan wheezing
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri
d. Perkusi : Terdapat suara sonor
Abdomen:
a. Inspeksi : Tidak terdapat luka atau jejas
b. Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik 12x permenit
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri
d. Perkusi : Terdapat suara timpani
Genetalia:
a. Tidak terpasang kateter.
b. Tidak terdapat penyakit kelamin
Ekstremitas
a. Ekstrimitas atas : tidak ada lesi
b. Ekstrimitas bawah : tidak ada lesi
Diagnosa:
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan :
Dalam asuhan keperawatan 1 x 24 jam, pola nafas klien kembali efektif
Kriteria Hasil :
Pola nafas efektif dengan perbandingan inspirasi dan ekspirasi 1 : 2
1. Bunyi nafas normal atau bersih
2. TTV dalam batas normal
3. Batuk berkurang
4. Ekspansi paru mengembang.
Intervensi :
1. Observasi frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi
tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan
dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
2. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru optimal dan
memudahkan dalam pernafasan.
3. Beritahu tentang batuk efektif
Rasional : Batuk efektif akan sangat membantu dalam mengurangi akumulasi
mukus
4. Kolaborasikan pemberian humidifikasi
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan
kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.