Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya, Shalawat
teriring salam semoga tetap terlimpah curah kepada panutan alam yakni Nabi Muhammad
SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya sampai kepada kita semua selaku umatnya
hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas Isu Lingkungan Nasional dan Lokal. Dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan karena pengetahuan penulis mengenai materinya pun
masih belum terlalu jauh serta keterbatasan sumber. Oleh karena itu segala bentuk kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat penulis
harapkan.
Pekanbaru, 01 Maret 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu dan harus mendapat perhatian
yang seksama karena saat ini lingkungan sudah mulai terancam oleh berbagai dampak yang
ditimbulkan karena berbagai aktifitas manusia.. Lingkungan merupakan sebuah tempat
dimana terdapat interaksi makhluk hidup tinggal. Di dalam lingkungan hidup terdapat
segala bentuk dan bagian yang tidak terpisahkan, seperti, air, tanah, dan udara. Semua itu
saling mengisi satu sama lain atau dapat dikatakan saling melengkapi dalam pemenuhan
makhluk hidup
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat luas karena kompleksitas
permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin
ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata
yang berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology,
chemistry, geology, forestry dan sebagainya. Penduduk membuat pembangunan dan
industri semakin diperlukan sementara itu pembangunan dan industri juga memberikan
dampak yang negatif terhadap lingkungan yang kemudian akan berimbas kepada manusia.
Terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan arus laut yang
akan menyentuh pantai. karena itu, jika tumbuhan dasar laut ini dilestarikan dan dilindungi,
gelombang laut tidak akan seganas biasanya sehingga kemungkinan abrasi pantai dapat
diminimalisir.
3. Pelarangan tambang pasir
Regulasi yang demikian sangat berperan penting dalam upaya mengurangi abrasi
pantai. jika persediaan pasir di laut tetap dalam kategori cukup, air pasang, gelombang atau
arus laut tidak akan banyak menyentuh garis pantai sehingga abrasi bisa dihindarkan karena
penyebab utamanya “dihalangi” .
4. Matras beton
Matras beton adalah salah satu metode perlidungan untuk abrasi yang terjadi di
pesisir pantai ataupun tepi sungai. Salah satu keunggulan matras beton ini adalah dapat
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan deformasi tinggi gelombang air laut yang
datang.
2.3 Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
a. Pengertian kebakaran hutan dan lahan
Kebakaran hutan adalah “Suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan”. Kebakaran hutan berbeda dengan kebakaran lahan.
Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang terjadi alam kawasan hutan, sedangkan kebakaran
lahan adalah kebakaran yang terjadi diluar Kawasan hutan.
b. Penyebab terjadinya Kebakaran hutan dan lahan
Penyebab kebakaran hutan dan lahan diindonesia secara umum disebabkan oleh dua
faktor. Pertama, karena faktor kelalaian manusia yang sedang melaksanakan aktivitasnya
didalam hutan. kedua, karena faktor kesengajaan, yaitu kesengajaan manusia membuka
lahan dan perkebunan dengan cara membakar.
Kebakaran hutan karena faktor kelalaian manusia jauh lebih kecil dibanding dengan
faktor kesengajaan membakar hutan. Pembukaan lahan dengan cara membakar dilakukan
pada saat pembukaan lahan baru atau untuk peremajaan tanam industry pada wilayah
hutan. Pembukaan lahan dengan cara membakar biayanya lebih murah, tapi jelas cara ini
tidak bertanggung jawab dan menimbulkan dampak yang sangat luas. Kerugian yang
ditimbulkan juga sangat besar.
Penyebab kebakaran oleh manusia dapat dirinci sebagai berikut :
a) Pembakaran vegetasi
Kebakaran yang disebabkan oleh api yang berasal dari pembakaran vegetasi yang
disengaja tetapi tidak dikendalikan pada saat kegiatan, misalnya dalam pembukaan area
HTI dan perkebunan serta penyiapan lahan pertanian oleh masyarakat.
b) Aktivitas dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kebakaran yang disebabkan oleh api yang berasal dari aktivitas manusia selama
pemanfaatan sumber daya alam, misalnya pembakaran semak belukar yang menghalangi
mereka untuk mendapatkan sumber daya alam ,serta pembuatan api untuk memasak oleh
para penebang liar dan pencari ikan didalam hutan. Keteledoran mereka dalam
memadamkan api dapat menimbulkan kebakaran.
c) Illegal logging yang diilakukan oleh pengusaha-pengusaha yang tidak bertanggung
jawab merupakan salah satu penyebab kebakaran hutan.
d) Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk insdustri
kayu maupun perkebunan kelapa sawit.
Pembukaan hutan oleh pemegang HPH dan perusahaan perkebunan untuk pengembangan
tanaman industri dan perkebunan umumnya mencakup areal yang cukup luas. Metoda
pembukaan lahan dengan cara tebang habis dan pembakaran merupakan alternatif
pembukaan lahan yang paling murah, mudah dan cepat. Namun metoda ini sering berakibat
kebakaran tidak hanya terbatas pada areal yang disiapkan untuk pengembangan tanaman
industri atau perkebunan, tetapi meluas ke hutan lindung, hutan produksi dan lahan lainnya.
c. Akibat dan dampak dari kebakaran hutan dan lahan gambut
Kebakaran hutan yang terjadi akan menimbulkan sejumlah dampak maupun kerugian
yang menyangkut beberapa aspek antara lain:
1. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan terhadap ekologi dan
lingkungan.
a. Hilangnya sejumlah spesies Kebakaran bukan hanya meluluh lantakkan berjenis-jenis
pohon namun juga menghancurkan berbagai jenis habitat satwa lainnya. Umumnya
satwa yang ikut musnah ini akibat terperangkap oleh asap dan sulitnya jalan keluar,
karena api telah mengepung dari segala penjuru.
b. Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan hutan sebelum terbakar secara
otomatis memiliki banyak fungsi. Sebagai penyaring karbondioksida, maupun sebagai
mata rantai dari suatu ekosistem yang lebih besar yang menjaga keseimbangan planet
bumi. Ketika hutan tersebut terbakar, fungsi tersebut juga hilang dan karbon dioksida
tidak lagi disaring namun melayang-layang di udara.
c. Menipisnya lapisan ozon Kebanyakan hutan yang terbakar adalah hutan di lahan gambut
yang mempunyai kontribusi yang besar dalam pengurangan emisi karbon. Kebakaran
lahan gambut dalam jumlah yang besar ini mengakibatkan peningkatan jumlah emisi
karbon yang selanjutnya akan berdampak pada penipisan lapisan ozon
2. Dampak yang dihasilkan dari kebakaran hutan terhadap sektor ekonomi domestic
a) Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dalam hutan maupun di lingkungan
sekitar hutan itu sendiri. Sejumlah masyarakat yang selama ini menggantungkan
hidupnya dari hasil hutan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Asap yang ditimbulkan
dari kebakaran tersebuts edikit banyak mengganggu aktivitasnya yang secara otomatis
juga ikut mempengaruhi penghasilannya. Setelah kebakaran usai pun dipastikan bahwa
masyarakat kehilangan sejumlah areal dimana ia biasa mengambil hasil hutan tersebut,
seperti rotan, karet.
b) Terganggunya aktivitas dan penurunan produktivitas Adanya gangguan asap secara
otomatis juga mengganggu aktivitas yang dilakukan manusia sehari-hari. Misalnya pada
pagi hari sebagian orang tidak dapat melaksanakan aktivitasnya karena sulitnya sinar
matahari menembus udara yang penuh asap. Demikian pula terhadap banyak aktivitas
yang menuntut manusia untuk berada di luar ruangan. Adanya gangguan asap akan
mengurangi intensitas dirinya untuk berada di luar ruangan. Munculnya asap juga
menghalangi produktivitas manusia. Walaupun kita bisa keluar dengan menggunakan
masker, tetapi sinar matahari di pagi hari tidak mampu menembus ketebalan asap yang
ada. Secara otomatis waktu kerja seseorang pun berkurang karena harus menunggu
sedikit lama agar matahari mampu memberikan sinar terangnya.Ketebalan asap juga
memaksa orang menggunakan masker yang sedikit banyak mengganggu aktivitasnya
sehari-hari. Hal tersebut di atas mengakibatkan berkurangnya pemasukan yang diterima
oleh individu.
3. Dampak terhadap perhubungan dan pariwisata.
Tebalnya asap juga mengganggu transportasi udara. Sering sekali terdengar sebuah
pesawat tidak bisa mendarat di bandara tujuan karena tebalnya asap yang melingkupi
tempat tersebut. Sudah tentu hal ini akan mengganggu bisnis pariwisata karena keengganan
orang untuk berada di tempat yang dipenuhi asap. Hal ini akan mengakibatkan pendapatan
di bisnis pariwisata akan menurun.
4. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap aspek kesehatan
Terganggunya kesehatan karena Peningkatan jumlah asap secara signifikan menjadi
penyebab utama munculnya penyakit ISPA (Infeksi SaluranPernafasan). Gejala ini
biasanya ditandai dengan rasa sesak di dada danmata agak berair.
d. Upaya penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan gambut
Menurut peraturan perundangan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
sudah diatur dalam UU No.5 tahun 1990,UU No.5 tahun 1994, UU No 23 tahun 1997 dan
PP No 4 tahun 2001. Langkah -langkah dalam rangka penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan adalah :
1. permasyarakatan tindakan pencegahan dan penanggulangan (pemadaman ) melalui
kegiatan penyuluhan yang terkoordinasi seperti media cetak, dan sebagainya.
2. Pelarangan kegiatan pembakaran dan permasyarakatan kebijakan penyiapan lahan
tanpa bakar (PLTB)
3. Menindak tegas setiap pelanggar hukum / peraturan yang telah ditetapkan
(peningkatan upaya penegakkan hukum.)
Ada Beberapa cara yang cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi kebakaran hutan antara lain :
Mencegah kebakaran hutan
1. Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang dapat
memicu terjadinya kebakaran hutan. Wilayah titik api ini harus diperhatikan ketika
kemarau panjang terjadi.
2. Tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan.
3. Tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan.
4. Tidak meninggalkan api unggun dalam hutan. Api unggun harus dipadamkan
terlebih dahulu jika ingin meninggalkan hutan.
5. Melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan.
6. Menyediakan mobil pemadam kebakaran yang siap untuk digunakan.
Adapun upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan antara lain:
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan
olehmikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari
karena lindi (air sampah), bau dan estika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan
tanah sehinggatanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat
menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zatmercury, chrom dan arsen pada
timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap biotanah, tumbuhan, merusak
struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksidalogam, baik yang terlarut
maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun. Sampah anorganik tidak ter-
biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapatditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapatmenyuburkan tanah hilang
dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit
tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Limbah cair
rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
b. Limbah Industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk, perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain, kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahandan swasta, dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,timbal,
perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan
logam. Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan.
Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau
disekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu. Dengan
tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah menjadi rusak dan air
yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan
turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu timbunan akan mengering dan
mengundang bahaya kebakaran. Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang
mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron merupakan zat
yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah.
c. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau
tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang
menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu
karenahara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme didalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang
terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
c) Dampak Pencemaran Tanah
Tanah yang terkontaminasi dapat menyebabkan masalah pada manusia melalui sistem
pernapasan, kulit, maupun sistem pencernaan. Melalui sistem pernafasan misalnya, tanah
yang tercemar bisa menyebabkan bau yang tidak sedap terhirup oleh manusia atau adanya
partikel pada udara menyebabkan kesehatan pernafasan jadi memburuk. Melalui kulit,
tanah yang tercemar akan membuat air tanah ikut terkontaminasi bahan berbahaya dan bila
digunakan untuk mandi, air ini tentu akan membuat masalah pada kulit.
1. Menurunkan Kesuburan Tanah
Dampak pertama dari pencemaran tanah yang terjadi di suatu daerah tentu akan lebih
dahulu dirasakan oleh ekosistem darat di sekitarnya secara langsung. Di beberapa daerah
pencemaran tanah akan menurunkan tingkat kesuburan tanah itu sendiri. Tanaman akan
sulit hidup di tanah yang tercemar dan meskipun hidup ia akan menghasilkan produk yang
belum tentu aman untuk dikonsumsi. Selain itu, fauna tanah yang selama ini tinggal pasti
juga akan terusik keberadaannya.
2. Pencemaran Udara
Sampah yang mencemari tanah secara perlahan akan terdekomposisi oleh bakteri
dekomposer. Proses ini akan berlangsung dalam waktu yang lama dan membuat udara di
sekitarnya menjadi tidak nyaman untuk dihirup. Seperti kita ketahui bahwa proses
dekomposisi akan membuat sampah jadi membusuk dan mengeluarkan gas-gas berbau
menyengat.
3. Wabah Penyakit
Dampak pencemaran tanah selanjutnya adalah penyebaran wabah penyakit berbahaya.
Ya, betapapun tanah yang tercemar adalah tempat hidup yang nyaman bagi banyak
patogenpenyebab penyakit. Sampah-sampah yang ada di atas permukaan juga adalah
habitat bagi hewan penyebar penyakit seperti tikus dan serangga. Baik patogen maupun
hewan penyebar tersebut, keduanya adalah kombinasi tepat untuk menularkan wabah
penyakit dari tanah yang tercemar ke seluruh komponen biotik, termasuk manusia.
4. Merusak Estetika
Di banyak kota dan negara, pencemaran tanah telah berdampak pada rusaknya estetika
atau keindahan ekosistem yang ada. Sampah yang menumpuk dan tersebar tentu tak sedap
di pandang mata. Hal ini selain mengganggu bagi penghuni di sekitar tempat itu, tentu juga
akan membuat wisatawan tidak tertarik untuk berkunjung ke daerah tersebut sehingga
membuat mereka kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata.
5. Merusak Ekosistem
Pada tahap terakhir, pencemaran tanah akan berdampak pada
terganggunya keseimbangan ekosistem secara masif. Cepat atau lambat pencemaran yang
terjadi pada tanah kita akan membuat keseimbangan ekosistem terganggu. Kondisi
homeostatis yang awalnya telah tercapai secara alami akan rusak sebagai dampak
pencemaran tanah di lingkungan kita
d) Penanggulangan Pencemaran Tanah
1) Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2) Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air).
e) Langkah Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengubur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-
partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan
proses pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
b. Pencemaran Air
1. Definisi Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya komponen, energi atau zat tertentu ke dalam air
oleh kegiatan manusia, sehingga mengakibatkan kualitas air turun sampai tingkat terentu
dan tak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Pencemaran air terjadi di hulu sungai,
sungai, danau dan juga lautan.
2. Penyebab Pencemaran air
1) Limbah Industri
Pabrik tekstil atau pabrik kertas dinilai sebagai yang paling banyak menjadi sumber
pencemaran. Limbah dari kedua pabrik ini tergolong limbah organik dan biasanya
mengeluarkan aroma tak sedap, selain itu kandungannya pun berbahaya. Sementara limbah
dari pabrik baja, farmasi dan sebagainya disebut sebagai anorganik yang ciri-cirinya
mengeluarkan cairan panas dan busa, serta mengandung asam belerang dengan bau
menyengat.
2) Limbah Rumah Tangga
Sama halnya dengan limbah industri, limbah rumah tangga bisa dibagi menjadi organik
dan anorganik serta limbah berbahaya lainnya. Jika organik berasal dari sisa makanan,
kulit buah, sayuran dan sebagainya, maka limbah anorganik contohnya adalah plastik,
kaleng dan kaca. Sementara kalau limbah berbahaya lainnya bisa berupa sabun misalnya
deterjen dan cairan pencuci piring ataupun bisa berupa oli bekas.
3) Limbah Pertanian
Ini disebabkan oleh penggunaan pupuk dan bahan kimia untuk hama. Meski dinilai
efektif dalam membasmi hama dan hewan lain perusak tanaman, namun efeknya sangat
buruk terhadap kondisi air di dalam tanah
3. Dampak Pencemaran Air Bagi Lingkungan
1. Menurunkan kadar oksigen
Air tentunya mengandung kadar oksigen, dan ini bisa berkurang saat ada komponen
lain yang masuk. Jika kadar oksigen di dalam air berkurang, maka kualitas air pun bisa
dikatakan buruk. Salah satu penyebabnya adalah limbah sampah yang dibuang ke
permukaan air dan membuat cahaya matahari tidak bisa masuk ke dalam air secara
maksimal.
2. Merusak ekosistem
Di dalam air tentunya ada ekosistem yang harus dijaga keseimbangannya. Dan air
merupakan salah satu elemen yang juga harus dijaga dalam ekosistem ini. Bayangkan jika
di dalam air terdapat limbah seperti sampah atau pun bahan kimia. Tentunya ini akan
mengganggu makhluk hidup yang hidup di dalamnya. Tak hanya hewan seperti ikan,
tumbuhan air pun juga akan terganggu produktivitasnya karena air berguna sebagai
pembentuk protoplasma yang notabene berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis.
3. Menyebabkan berbagai macam penyakit
Air yang tercemar adalah air yang sudah tak layak konsumsi bahkan ada di tingkat
membahayakan. ika Anda tetap menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan sehari-
hari, seperti minum dan mandi, maka kemungkinan besar bakteri dan kandungan lainnya
bisa menimbulkan penyakit kulit dan pencernaan.
2.6 Pencemaran Sanitasi
1. Pengertian Sanitasi
Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo, 2003).
Rumah
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat
tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
membangun suatu rumah :
1. Bahan bangunan
a. lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan,
dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak
basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat
ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan
dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang
cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di
daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun
jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat
merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh
masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak
masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa
pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di
samping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut
pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang
bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini cara memotongnya barus
menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan
untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar
aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O 2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan
menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat.disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan
kelembaban udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan
penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri,
patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit.)
Funsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang
terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainya adalah
untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam kelembaban (humuduty) yang optium.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di
samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan
menyebabkan silau, dam akhirnya dapat merusakan mata.
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan
yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O 2
juga bila salah satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada
anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
b. Pembuangan Tinja
d. Pembuangan sampah
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk
rumah pedesaan, yakni:
a) Gudang, tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian dari rumah
tempat tinggal tersebut, atau bangunan tersendiri.
b) Kandang ternak. Oleh karena kandang ternak adalah merupakan bagian hidup dari petani,
maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat, karena
ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya demi kesehatan,
ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau dibikinkan kandang sendiri (Notoadmojo,
2003).
Sistem Pembuangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada umumnya mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan
dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada
(Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari
kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri,
perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena
lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari
tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini
akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh
sebab itu, air buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokan sebagai
berikut :
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah
yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta
(tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organic.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri
akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya sangat bervariasi sesuai
dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain : nitrogen, logam
berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan memnjadi rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya.
Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah
rumah tangga.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut :
1. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti
makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu
banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya :
bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya
menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae),
bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam
kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam
tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan
didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan
baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus
berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn lain-lainya dimana kandungan
zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
2.7 Limbah
1. Pengertian Limbah
Menurut Daniel A. Okun dan George Ponghis (1875), pengertian limbah adalah semua
limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor dan semua limbah industri yang dibuang ke
sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase permukaan. Limbah adalah sisa
atau buangan yang dihasilkan oleh kegiatan individu maupun berkelompok yang tidak
memiliki nilai ekonomis, sehingga perlu pengelolaan khusus saat proses pembuangannya.
2. Karakteristik Limbah
Limbah memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan benda lainnya. Adapun
beberapa karakteristik limbah adalah sebagai berikut:
1. Berukuran Mikro, limbah memiliki ukuran kecil atau partikel-partikel kecil yang
masih dapat dilihat oleh mata manusia.
2. Bersifat dinamis, limbah selalu bergerak sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, ketika limbah masuk ke sungai maka limbah tersebut akan mengikuti arah
aliran sungai tersebut.
3. Penyebarannya berdampak luas, dampak yang ditimbulkan oleh limbah pada
lingkungan dan manusia efeknya beragam. Ketika kontaminasi limbah sudah berat
maka akan menyebabkan kerusakan bagi lingkungan dan manusia.
4. Berdampak jangka panjang, limbah dapat menimbulkan dampak yang cukup lama di
wilayah yang terkontaminasi. Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengembalikan kondisi wilayah tersebut.
3. Jenis-Jenis Limbah
Jenis-jenis limbah dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu berdasarkan wujudnya,
berdasarkan sumbernya, berdasarkan senyawanya.
Misalnya, limbah cair yang mengkontaminasi sungai. Racun yang terdapat pada
limbah tersebut akan menyebabkan banyak organisme di dalam sungai tersebut mati
keracunan, misalnya ikan. Kerusakan pada sungai tersebut pada akhirnya akan mengganggu
keseimbangan ekosistem mahluk hidup secara keseluruhan.
Meskipun sebagian besar limbah dihasilkan oleh manusia, namun sebenarnya yang paling
merasakan dampak negatif pencemaran limbah adalah manusia itu sendiri. Ada banyak
sekali gangguan kesehatan yang terjadi jika limbah beracun sudah mencemari lingkungan
manusia.
Beberapa contoh penyakit yang dapat timbul karena limbah diantaranya;
1. Diare
2. Keracunan
3. Sesak napas
4. Penyakit tifus
5. Jamur pada kulit
6. Gangguan saraf
2.8 Kaitan Isu Lingkungan Nasional dan Lokal dengan Ilmu Kimia
a.Banjir
Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo
(Lula) atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di
lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo,
Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, sejak tanggal 29 Mei
2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya
kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta
memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
b. Abrasi
Lahan yang terkena abrasi di pesisir pantai utara dan selatan Jawa Tengah mencapai
5.235,74 hektare dan berada di 17 kabupaten/kota. Kerusakan di garis pantai utara berada di
13 daerah sepanjang 559,24 kilometer, sedangkan di pantai selatan berada dalam area
sepanjang 157,35 kilometer. Kerusakan itu merujuk pada data inventarisasi Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Jawa Tengah akhir 2013.
"Penyebabnya perubahan tata guna lahan, penebangan hutan mangrove untuk kayu, dan
perluasan tambak dan rumah," kata Kepala BLH Provinsi Jawa Tengah Wahjudi Djoko
Marjanto seusai diskusi pemberdayaan masyarakat pesisir di Semarang, Kamis, 16 Oktober
2014.Penyebab lain, kata Wahjudi, abrasi terjadi akibat kerusakan tanaman mangrove
lantaran pencemaran air laut. Pencemaran terbukti dari uji air laut pada 2004 di Brebes,
Pemalang, dan Batang. Temuannya, kandungan nitrit dan sulfida melebihi baku mutu. "Ini
akibat pembuangan sampah di sungai, lalu sampah-sampah itu mengendap di pantai,
c. Kebakaran Hutan
Berdasarkan pantauan satelit di website Lapan, 105 hotspot terdeteksi di Sumatera Selatan sejak
Selasa (13/8) siang hingga Rabu (14/8) petang. Dengan tingkat kepercayaan di bawah 29 persen
sebanyak 3 titik panas, 30-79 persen sebanyak 46 titik panas, serta tingkat kepercayaan di atas 80
persen sebanyak 56 titik panas.
Kebakaran hutan ini menyebabkan meningkatnya polusi udara yang terkontaminasi asap.
Berdasarkan buku Lindungi Diri dari Bencana Kabut Asap yang dikeluarkan oleh World Health
Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia asap dalam kebakaran hutan
mengandung zat berbahaya untuk kesehatan.
Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), ada lima kandungan berbahaya dalam asap
kebakaran hutan, yakni Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2),
dan Ozon Permukaan (O3)
d. Degradasi Hutan
Dosen Kehutanan Fakultas Pertanian Uni la, Duryat mengatakan, raibnya hutan ma ngrove
di pesisir Teluk Lampung, selain di sebabkan alih fungsi lahan juga disebab kan bahan
sampah rumah tangga dan bahan kimia.
"Selain pemukiman dan alih fungsi lahan, penyebab raibnya mangrove juga disebabkan
sampah rumah tangga dan bahan kimia yang langsung dibuang ke laut atau melalui aliran
sungai. Sebab 80 persen limbah kita bermuara ke laut, seperti sampah plastik, limbah
rumah tangga, limbah industri semua bermuara ke laut
e. Pencemaran Udara
Pencemaran udara Udara merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan makhluk
hidup. Karena udara sangat dibutuhkan untuk bernapas dan hendaknya memiliki kualitas udara
yang baik. Udara yang berkualitas baik adalah udara yang belum mengalami pencemaran. Cirinya,
tidak berbau, terasa segar dan ringan saat dihirup. Baca juga: Pengertian Pencemaran Lingkungan
dan Jenis-jenisnya Pencemaran udara terjadi karena masuknya polutan (benda yang menyebabkan
pencemaran) ke dalam atmosfer. Dampaknya membuat kualitas dan fungsi udara menurun.
Standar pencemaran udara dapat ditentukan berdasarkan lima zat pencemar utama yaitu karbon
monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon (O3), dan partikel debu.
F. Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam perairan.
Dampaknya membuat air tercemar dan kualitas air menurun. Padahal air khususnya air bersih
memegang peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Air yang tercemar tidak bisa
dimanfaatkan dan menyebabkan penyakit. Sumber pencemaran air Pencemaran air bisa terjadi
dari limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian. Limbah industri sangat potensial
sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Karena limbah cairnya langsung dibuang tanpa
diolah terlebih dahulu. Padahal limbahnya mengandung bahan berbahaya dan beracun. Baca juga:
Cegah Bencana, Menko PMK Minta Pembangunan Pertimbangkan Dampak Lingkungan Pada
limbah rumah tangga bisa berupa detergen, sampah, dan kotoran manusia. Jumlah penduduk
yang semakin meningkat membuat limbah yang dihasilkan semakin tinggi juga. Kegiatan pertanian
juga bisa menimbulkan pencemaran air terutama karena pengunaan pupuk buatan, pestisida, dan
herbisida.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerusakan lingkungan hidup banyak disebabkan oleh manusia karena kurangnya
kesadaran mereka akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup, wacana diatas
menggambarkan bahwa bumi sudah jauh dari hijaunya lingkungan hidup, partisipasi
masyarakat dalam menanggulangi kerusakan lingkungan masih sangat minim. Masyarakat
masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah. Partisipasi telah dimulai pada lingkup
lingkungan setempat yang dilaksanakan secara spontan. Tingkat partisipasi dilakukan di
lingkuungan setempat dan kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan kerusakan
sangat kurang.
3.2 Saran
Setelah penulis mengulas permasalahan di atas, penulis ingin menyarankan kepada
pembaca khususnya masyarakat pada umumnya untuk mengambil peran dalam mengatasi
masalah Isu lingkungan karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa
bantuan dari masyarakat. Disarankan juga agar pemerintah lebih menindak tegas oknum-
oknum yang terlibat dalam kegiatan yang tidak memperhatikan lingkungan.
Demikianlah saran-saran yang dapat penulis sampaikan. Semoga apa yang
telah penulis sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga
keasrian dan kebersihan lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam
menanggulangi masalah isu lingkungan ini
DAFTAR PUSTAKA
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Jakarta: Bhatara Karya Aksara.