Disusun Oleh:
Kelompok VII
DOSEN PENGAMPU
Abdullah S.Si,M.Si
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
a. Sumber
Bahan baku yang digunakan adalah malam dan pewarna, baik pewarna
alami dan buatan (sintetik). Malam batik terbuat dari campuran bahan organik
sintetis maupun bukan sintetis, sebagai bahan perintang warna pada proses
pembatikan . Bahan baku pembuatan malam batik terdiri dari tujuh macam,
yaitu damar mata kucing, gondorukem/resina colophonium, kote (lilin lebah),
parafin, microwax, kendal dan lilin bekas (residu dari proses pembatikan).
Pewarna alami berasal dari alam baik yang dari tanaman, hewan, maupun
bahan metal. Zat warna dari tumbuhan yang biasanya digunakan antara lain:
indigofera (warna biru), Sp Bixa orrellana (warna orange purple), Morinda
citrifolia (warna kuning). Zat warna yang berasal dari hewan adalah Kerang
(Tyran purple), Insekta (Ceochikal), dan Insekta warna merah (Loe).
Pewarna sintesis adalah zat warna buatan dengan bahan dasar buatan yaitu
hirokarbon, aromatik dan naftalena yang berasal dari batubara. Zat pewarna
kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna yaitu:
Napthol, Indigosol, Rapide, Ergan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan
Procion.
Gambar 1. Struktur kimia indigosol (Sumber: Timar-Balazsy & Eastop, 2011)
℃= X ( ℉−32)
℉= X ( ℃ ) + 32
2. Sifat Kimia
Karakteristik kimia air limbah meliputi :
a) Chemical Oksigen Demand (COD )
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terdapat dalam air, secara kimia.
b) Senyawa Organik dan Anorganik
Senyawa organik terdiri dari karbon dengan unsur O, N, P, S, H.
Sedangkan senyawa anoranik terdiri atas unsur lain yang bukan tersusun dari
karbon organik. Unsur-unsur yang terdapat dalam jumlah banyak akan bersifat
toksik dan menghalangi proses-proses biologis.
c) Keasaman Air (pH)
Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan
tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Limbah cair yang
mempunyai pH tinggi atau rendah dapat mempengaruhi organisme dalam air.
Air yang mempunyai pH rendah (pH<7) membuat air menjadi korosif
terhadap bahan konstruksi besi yang kontak dengan air. Limbah cair dengan
keasaman tinggi bersumber dari buangan yang mengandung asam seperti air
pembilas pada pabrik kawat atau seng.
d) Alkalinitas (basa) nilai pH tinggi, ph>7
Tinggi rendahnya alkalinitas ditentukan senyawa karbonat, garam-garam
hidroksida, kalsium, magnesium, natrium dalam air. Kesadahan dalam air
disebabkan oleh tingginya kandungan zat-zat tersebut. Semakin tinggi
kesadahan suatu air semakin sulit air berbuih.
e) Oksigen Terlarut
Oksigen telarut berlawanan dengan BOD, semakin tinggi BOD semakin
rendah oksigen terlarut. Kemampuan air untuk mengadakan pemulihan secara
alami benyak tergantung pada tersedianya oksigen terlarut.
3. Sifat Bioligis
Sifat biologis meliputi mikroorganisme yang ada dalam limbah cair.
Mikroorganisme ini memiliki jenis yang bervariasi, hampir dalam semua
bentuk air limbah dengan konsentrasi 105 - 108 organisme/ml.
Mikroorganisme yang ditemukan banyak dalam bentuk sel tunggal yang bebas
atau berkelompok dan mampu melakukan proses-proses kehidupan. Bahan-
bahan organik yang terdapat dalam air akan diubah oleh mikroorganisme
menjadi senyawa kimia yang sederhana, sehingga dekomposisi zat-zat tersebut
dalam jumlah besar akan menimbulkan bau busuk. Keberadaan bakteri dalam
unit pengolahan air limbah merupakan kunci efisiensi proses biologis dan
penting untuk mengevaluasi kualitas air.
2. Proses Pengolahan Air Limbah Industri Batik
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah
dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang
berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda
pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara
keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses
pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau
faktor finansial.
d. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat
tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a) Daya racun zat
b) Waktu kontak yang diperlukan
c) Efektivitas zat
d) Kadar dosis yang digunakan
e) Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
f) Tahan terhadap air
g) Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).Proses
desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan
limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum
limbah dibuang ke lingkungan.
b. Air Tawar
Air tawar ialah air yang tidak berasa lawan dari air asin. Merupakan air
yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di
dalamnya.Saat menyebutkan air tawar, orang biasanya merujuk
Air bersih diartikan sebagai air yang digunakan dalam rumah tangga untuk
keperluan sehari-hari, seperti mandi, buang hajat, mencuci baju, minum, dan
memasak. Khusus untuk air minum, kualitasnya harus memenuhi syarat yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 dan
telah lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).Berdasarkan
aturan tersebut, air minum layak konsumsi harus memenuhi ketiga syarat
berikut:
1. Syarat fisik
Syarat ini berkaitan dengan kondisi fisik air yang dapat dikenali oleh
pancaindra manusia. Air yang sehat dan layak konsumsi haruslah bening atau
jernih, tidak meninggalkan endapan, tidak berbau, tidak berasa (tawar), dan
memiliki suhu di bawah suhu udara luar atau suhu ruang, yakni antara 10-25
derajat Celcius.
2. Syarat kimiawi
3. Syarat mikrobiologi
Karena digunakan untuk minum, air harus bebas dari segala macam
kuman atau bakteri penyebab penyakit. Utamanya adalah bakteri Escherichia
coli dan Salmonella sp, yang kerap menimbulkan sakit perut dan diare. Ada
atau tidaknya kuman di dalam air minum tidak bisa dikenali dari ciri fisiknya
dan hanya bisa diketahui melalui uji laboratorium
4. Persyaratan Radioaktif
2.7 Proses Pengolahan Air Laut Menjadi Air tawar Siap Minum
Penyulingan air laut menjadi air tawar disebut sebagai teknik destilasi.
Destilasi air laut dapat menggunakan berbagai teknologi. Air minum sangat
dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan hidup bagi setiap individu.
Manusia mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu,
namun tanpa air manusia akan mati dalam beberapa hari. Sebagian besar
masyarakat perkotaan di Indonesia telah mengkonsumsi air sehat walaupun
belum tentu layak minum. Air layak minum memerlukan persyaratan tertentu
khusus.
Kita ketahui , sumber air berasal dari tanah, mata air, air sungai,danau
danair laut. Untuk lebih mudahnya ditinjau dari kandungan air didalamnya
maka air laut amat sedikit digunakan untuk diolah menjadi air layak pakai dan
layak diminum. Hal ini disebabkan karena air laut memiliki kandungan lebih
komplek khususnya garam yang memerlukan peralatan khusus untuk
memisahkannya. Disamping itu kandungan garam (NaCl) cukup banyak
didalam air laut jika dibandingkan dengan air yang berasal dari sumber
lainnya.
Pengolahan air laut menjadi air tawar layak pakai dan minum dikenal juga
dengan istilah desalinasi. Proses ini juga dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam , yaitu :
1. Proses Destilasi ( Penyulingan Air Laut)
Radiasi Matahari
3. Proses Filtrasi
Dalam penyaringan terdiri dari dua unit, yaitu unit pengolahan awal dan
unit osmosa balik. Unit pengolahan awal terdiri dari pompa air baku, tangki
reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit, filter untuk
penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 µm.
Sedangkan unit osmosa balik terdiri dari pompa tekanan tinggi, membran
Osmosa Balik, pompa dosing klorine, dan sterilisator ultra violet (UV).
Berikut ini adalah gambaran susunan dari unit reverse osmosis.
Gambar 4. Proses Desalinasi Air laut dengan Reverse Osmosis
1. Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi
dengan larutan klorin atau Kalium Permanganat agar zat Besi atau Mangan
yang larut dalam air baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa
oksida, Besi atau Mangan yang tak larut dalam air serta untuk membunuh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh
bakteri) di dalam membran Osmosa Balik.
2. Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi
atau Mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS)
yang berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Air yang
keluar dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit.
Dengan adanya filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau Mangan yang belum
teroksidasi di dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi <
0,1 mg/l. Zat Besi dan Mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu
karena dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membran Osmosa
Balik.
3. Air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi
untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang dapat
mempercepat penyumbatan membran Osmosa Balik.
4. Setelah melalui filter penghilangan warna, air dialirkan ke filter cartridge
yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5 µm.Air dialirkan ke unit
Osmosa Balik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil
diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti biofouling.
5. Air yang keluar dari modul membran Osmosa Balik yakni air tawar dan air
buangan garam yang telah dipekatkan.
6. Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi
dengan klorine dengan konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi
kembali oleh mikroba, sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.
Ada cara-cara lain juga untuk mengubah air laut menjadi air tawar, seperti
piramida air dan Dimana cara kerjanya adalah sebagai berikut :
c. Piramida Air
Gambar 7. Piramida Air
Cara kerja piramida air sangat sederhana. Piramida air tidak lebih
dari semacam 'ruangan tiup' -tapi berbentuk piramida dan dibuat dari
bahanplastik transparan. Cara kerjanya ,Sinar matahari tembus lewat
plastik dan menaikkan suhu udara di dalam piramida hingga sekitar 70℃ .
Di dasar piramida terletak kolam tidak dalam, berisi air asin. Air
itumenguap akibat suhu panas di dalam tenda. Tetesan air kondensasi
mengembun di dinding tenda. Tetesan air itu adalah air destilasi.
Air Golongan B yang secara umum sebagai air minum dan air
untuk keperluan rumah tangga merupakan bagian yang diteliti dan dipakai
pada penelitian ini. Kualitas air untuk air minum criteria komponen bahan
lain sangat tergantung dari institusi yang memberikan rekomendasi. WHO
memberikan rekomendasi kualitas air minum yang selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel Kriteria Kualitas Air Golongan B.
KIMIA
pH 5-9 5-9
Barium (Ba) mg/L Nihil 1
Besi total (Fe) mg/L 1 5
Mangan total (Mn) mg/L Nihil 1
Tembaga (Cu) mg/L Nihil 1
Seng (Zn) mg/L 1 15
Krom heksavalen (Cr) mg/L Nihil 0,05
Cadmium (Cd) mg/L Nihil 0,01
Raksa total (Hg) mg/L 0,0005 0,001
Timbal (Pb) mg/L 0,05 0,1
Arsen (As) mg/L Nihil 0,05
Selenium (Se) mg/L Nihil 0,01
Sianida ( CN) mg/L Nihil 0,05
Sulfida (S) mg/L Nihil Nihil
Fluorida (F) mg/L 0,5 1,5
Klorida (Cl) mg/L 200 600
Sulfat ( SO4) mg/L 200 400
Amoniak ( NH3) mg/L 0,01 0,5
Nitrat ( NO3) mg/L 5 10
Nitrit (NO2) mg/L Nihil 1
Oksigen terlarut (DO) mg/L Air
perm
ukaa
Kebutuhan oksigen mg/L 6 - n
biologi (BOD) dianj
Kebutuhan oksigen kimia mg/L 10 - urka
(COD) n
Senyawa aktif biru mg/L Nihil 0,5 lebih
metilen besa
Fenol mg/L 0,001 0,002 r/sa
Minyak dan Lemak mg/L Nihil Nihil ma
Karbon kloroform mg/L 0,04 0,05 deng
terekstrak an 6
PCB mg/L Nihil Nihil
BAKTERIOLOGI
RADIOAKTIVITAS
Aktivitas Beta total pCi/L - 100
Strontium-90 pCi/L - 2
Radium-226 pCi/L - 1
PESTISIDA
Aldrin mg/L Nihil 0,017
Chlordane mg/L Nihil 0,003
DDT mg/L Nihil 0,012
Dieldrin mg/L Nihil 0,017
Endrin mg/L Nihil 0,001
Heptaklor mg/L Nihil 0,018
Heptaklor apoxide mg/L Nihil 0,018
Lindane mg/L Nihil 0,056
Metxy chlor mg/L Nihil 0,055
Organoposphat dan mg/L Nihil 0,100
karbonat
Toxaphene mg/L Nihil 0,005
DAFTAR PUSTAKA
Muh. Said L., Iswadi.2016. Rancang bangun alat pemurni air laut menjadi air
minum menggunakan system piramida air ( green house effect) bagi masyarakat
pulau dan pesisir di kota Makassar. Jurnal Sains danPendidikan Fisika.12(3):300
-299.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Percetakan Kanisius.