Anda di halaman 1dari 23

EKONOMI MANAJERIAL

PRODUKSI

DISUSUN OLEH

NAMA : MAIMUNA LEO

NIM : 201720141

KELAS : MANAJEMEN 4

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan

rahmat serta karunia-Nyalah Kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas

makalah mata kuliah ” Manajemen Manajerial ” ini sesuai dengan waktu yang

direncanakan dengan harapan dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Terima kasih kami sampaikan juga kepada dosen mata kuliah yakni Bpk.

Sukri Arifin, S.E.,M.M yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk

mengerjakan tugas ini, sehingga menjadi lebih mengerti dan memahami tentang

Produksi Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terima Kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi ..................................................................................... 3
B. penggolongan Faktor Produksi.................................................................... 3
C. Tujuan Produksi .......................................................................................... 7
D. Fungsi Produksi ........................................................................................... 7
E. Jangka Waktu Produksi ............................................................................... 9
F. Produktifitas ................................................................................................ 13
G. jenis-jenis produksi...................................................................................... 24

III. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................................ 19

IV. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori tingkahlaku konsumen memberikan latarbelakang yang penting didalam


memahami sifat permintaan para pembeli di pasar. Dalam percakapan sehari-hari
produksi diartikan tindakan mengkombinasi-kan faktor-faktor produksi (tenaga
kerja, modal, dan lain-lainnya) oleh perusahaan untuk memproduksi hasil berupa
barang-barang dan jasa-jasa. Dengan barang barang tersebut, untuk pemenuhan
kebutuhan konsumsi manusia tidak dapat lepas dari proses Produksi, karena sesuai
kata mengkombinasikan diatas adalah menjadikan satu barang output dari beberapa
barang input. Sebab Produksi adalah proses menghasilkan barang dan jasa.

Produksi sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang. Orang hanya akan
membuat barang-barang yang berguna. Maka Produksi dapat juga disebut kegiatan
menambah nilai guna suatu barang. Tetapi tidaklah mudah mengubah bahan baku
menjadi barang siap konsumsi. Karena untuk dapat melakukan kegiatan Produksi,
seorang produsen membutuhkan faktor Produksi. Tanpa faktor-faktor Produksi,
pembuatan suatu barang tidak bisa berjalan. Dengan kelangsungan proses Produksi
sangat ditentukan oleh keahlian pengusaha atau produsen.

Ditinjau dari kepentingan produsen, tujuan produksi adalah menghasilkan barang


untuk mendapatkan laba. Tujuan tersebut tercapai jika barang atau jasa yang
diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa sasaran kegiatan produksi adalah pelayanan kebutuhan masyarakat atau
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Setelah diketahui bahwa Ekonomi (Economic) adalah sebuah etimology untuk


menunjukkan setiap tindakan atau proses bersangkutpaut dengan penciptaan
barang-barang atau jasa-jasa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Secara spesifik, istilah tersebut digunakan untuk mencirikan Produksi barang-
barang serta jasa-jasa yang dihasilkan dengan pengetahuan teknis. Dengan

1
pengetahuan seorang produsen mampu menghasilkan barang output. Barang output
berasal dari hasil Produksi yaitu, kombinasi dari barang input dengan input, barang
input dengan output, dan barang output dengan output.

Dalam ekonomi muncul beberapa teori dalam mempelajari kebutuhan manusia.


Sebagai contoh dalam teori ekonomi mikro adalah Teori Produksi, dan Teori biaya.
Kedua teori ini orang-orang mempunyai pemahaman tertentu. Sehingga dalam
definisi tentang teori Produksi dan teori biaya tidak pasti, sebab pendapat orang-
orang memberikan definisi sesuai dengan pemahamannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Produksi ?


2. Bagaimana penggolongan Faktor Produksi?
3. Apakah Tujuan Produksi yang harus diterapkan?
4. Apakah Fungsi Produksi yang harus diterapkan?
5. Bagaimana Jangka Waktu Produksi Yang Ditetapkan?
6. Bagaimana Produktifitas Yang Harus Diterapkan ?
7. Apa saja jenis-jenis produksi ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui tentang Teori Produksi


2. Untuk Mengetahui macam Faktor Produksi
3. Untuk Mengetahui Tujua Produksi
4. Untuk Mengetahui Fungsi Produksi
5. Untuk Mengetahui Jangka Waktu Produksi yang akan ditetapkan
6. Untuk mengetahui produktifitasnya
7. Untuk mengetahui Jenis-jenis Produksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi

Sebelum kita mempelajari tentang teori produksi sebaiknya kita mengetahui


terlebih dahulu definisi produksi sendiri banyak pendapat sesuai dengan
pemahamannya masing-masing. Produksi adalah usaha menciptakan dan
meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Produksi adalah
rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau
menciptakan nilai guna dari barang dan jasa. Pelaku produksi adalah produsen
yaitu, individu atau perusahaan yang memproduksikan hasil pertanian yang
menggunakan input sumber daya yang ada antara lain ; tanah, tenaga kerja, modal
dan management. Produksi adalah kegiatan produsen untuk mengubah input
menjadi output. Produsen merupakan pembuat barang dan jasa tidak berguna
menjadi berguna, barang berguna menjadi barang lebih berguna atau kegiatan
produksi dapat menambah nilai guna suatu barang menjadi nilai barang lebih dari
barang sebelumnya.
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan
hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil
penjualan outputnya.

B. Faktor Produksi

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan


dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa
digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja
manusia, modal dan kewirausahaan.

3
1. Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini
meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:

a) Tanah

Tanah mengandung pengertian yang luas, yaitu termasuk semua sumber


yang kita peroleh dari udara, laut, gunung, dan sebagainya, sampai keadaan
geografi, angin, dan iklim yang terkandung dalam tanah. Termasuk dalam faktor
produksi tanah adalah :
• Bumi (tanah) merupakan permukaan tanah yang di atasnya kita dapat
berjalan, mendirikan bangunan, rumah, perusahaan.
• Mineral, seperti logam, bebatuan dan sebagainya yang terkandung di dalam tanah
yang juga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
• Gunung, merupakan suatu sumber lain yang menjadi sumber tenaga asli
yang membantu dalam mengeluarkan harta kekayaan.
b) Hutan, merupakan sumber kekayaan alam yang penting. Hutan memberikan
bahan api, bahan-bahan mentah untuk industri kertas, damar, perkapalan,
perabotan rumah tangga, dan sebagainya.
c) Hewan, mempunyai kegunaan memberikan daging, susu, dan lemak untuk tujuan
ekonomi, industri dan perhiasan. Sebagian lagi digunakan untuk kerja dan
pengangkutan.
d) Udara, sinar matahari, hujan.
e) Bahan tambang, dan lain sebagainya.

2. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah
suatu barang. Tenaga kerja atau buruh merupakan faktor produksi yang diakui di setiap
sistem ekonomi terlepas dari kecenderungan ideologi mereka. Kekhususan
perburuhan seperti kemusnahan, keadaan yang tidak terpisahkan dari buruh
itu sendiri, ketidakpekaan jangka pendek terhadap permintaan buruh, dan yang

4
mempunyai sikap dalam penentuan upah, merupakan hal yang sama pada semua
sistem.

Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang


terbagi atas:

a) Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal. Contoh: guru, dokter, pengacara,
akuntan, psikologi, peneliti.
b) Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal.Contoh: guru, dokter, pengacara,
akuntan, psikologi, peneliti.
c) Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal. Contoh: guru, dokter, pengacara,
akuntan, psikologi, peneliti.

Kriteria Pemilihan Tenaga Kerja

Pemilihan tenaga kerja tergantung ketersediaan/penawaran tenaga kerja. Sedangkan


penawaran tenaga kerja tergantung pada beberapa faktor :
a) Kecakapan tenaga kerja, merupakan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
oleh tenaga kerja.
b) Mobilisasi tenaga kerja, merupakan pergerakan tenaga kerja dari suatu
kawasan geografi ke kawasan yang lain. Mobilisasi terkait erat dengan
kondisi ekonomi pekerja. Mobilisasi dipengaruhi oleh faktor tingkat upah,
dimana biasanya pekerja akan berupaya untuk mencari tempat kerja yang
memberikan tingkat upah lebih tinggi.
c) Penduduk, jumlah penduduk merupakan faktor yang sangat memengaruhi
terhadap penawaran tenaga kerja. Idealnya pertumbuhan penduduk
seiring/seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja (pertumbuhan ekonomi).

5
3. Sumberdaya Modal

Modal merupakan asset yang digunakan untuk distribusi asset yang berikutnya.
Modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan membantu untuk menghasilkan
kekayaan yang lebih banyak.

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan
untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari
ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi
yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi,
modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.

Modal dapat dibedakan menurut:

a) Kegunaan dalam proses produksi


• Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam
proses produksi.Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
• Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses
produksi. Contoh: bahan baku, bahan pembantu.

b) Bentuk Modal
• Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
• Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai
nilai dalam perusahaan. Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.

Pengumpulan modal

Ada beberapa faktor yang menentukan terhadap pengumpulan modal yaitu :


a) Peningkatan pendapatan,
b) Pembekuan modal
c) Keselamatan dan keamanan, dalam proses penghimpunan modal
d)

6
4. Sumberdaya Pengusaha

Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan


mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan
barang atau jasa secara efektif dan efisien. Pengusaha berkaitan dengan
managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki
kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan
faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

C. Tujuan Produksi

Tujuan dari kegiatan produksi mencapai dua hal pokok yaitu:


a) Memenuhi kebutuhan setiap individu.
b) Merealisasikan kemandirian

Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan ada beberapa hal yang


perlu dilakukan, yaitu :
a) Melakukan perencanaan. Perencanaannya mencakup produksi, penyimpanan,
pengeluaran dan distribusi.
b) Mempersiapkan sumberdaya manusia dan pembagian tugas yang baik.
c) Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.
d) Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen
e) Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.

D. Fungsi Produksi

Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional


atau saling memengaruhi, yaitu :

1. Berapa output yang harus diproduksi; dan


2. Berapa input yang akan dipergunakan.

7
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan
fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai
sebab, dan output sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output
sebagai variabel tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan factor-faktor
produksi, dan ouput produksi dikenal juga dengan jumlah produksi.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan
hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan
antara jumlah output Q dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi
X1, X2, X3, … Xn, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f (X1, X2, X3, … Xn)


Q = output
X = input
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology
maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut :
Q = f (C, L, R, T)
Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan
f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional
C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan
L = Labour, tenaga kerja
R = Resources, sumber daya alam
T = Technology, teknologi dan kewirausahaan

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan


fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang
dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari input yang
digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada output.

8
E. Jangka Waktu Produksi

Untuk menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan


kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap perusahaan
yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan
jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada
dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap
jumlahnya (fixed input).
Dalam jangka pendek tersebut perusahaaan tidak dapat menambah jumlah
faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap misalnya
modal seperti mesin dan peralatannya,bangunan perusahaan dan lain-lain.
Sedangkan dalam jangka penjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah
jumlahnya kalau memang diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat
melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Dalam ekonomi, konsep jangka pendek mengacu pada kondisi dimana
minimal terdapat satu input yang bersifat tetap jumlahnya. Jangka panjang adalah
periode waktu dimana seluruh input bersifat variabel. Jangka waktu ini tidak ada
hubungannya dengan periode waktu yang biasa kita kenal (tahun,bulan, hari)
namun berkaitan dengan perusahaan dan sumber daya yang dibicarakan. Dalam
suatu industri mungkin jangka pendek berarti satu bulan namun industri lain
mungkin satu tahun.
Jangka Waktu Produksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel
dapatdisesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan; dan
2. Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input
variabelmaupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Adapun tujuan
dari pembedaan jangka waktu atau periodisasi dalam produksi adalahuntuk
meminimumkannya Biaya Produksi.

9
1. Produksi Dalam Jangka Pendek

Dalam jangka pendek perusahaan memiliki input tetap dan menentukan berapa
banyaknya input variabel yang harus dipergunakan. Untuk membuat keputusan,
pengusaha akan memperhitungkan seberapa besar dampak penambahan input
variabel terhadap produksi total. Misalnya input variabelnya adalah tenaga kerja
dan input tetapnya adalah modal. Apabila tenaga kerja yang dipergunakan sebanyak
0, produksi juga nol. Ini berarti proses produksi tidak akan menghasilkan output
apabila hanya mempergunakan satu macam input. Apabila jumlah tenaga kerja
yang dipergunakan semakin banyak, makan output meningkat.

a) Teori Produksi Dengan Satu Input Variabel

Dengan mengamsumsikan beberapa input dianggap konstan dalam jangka pendek


dan hanya satu faktor produksi yaitu tenaga yang dapat berubah, maka fungsi
produksinya dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L)
Persamaan produksi ini menjadi sangat sederhana karena hanya melibatkan tenaga
kerja untuk mendapatkan tingkat produksi suatu barang tertentu. Artinya, factor
produksi yang dapat berubah dan mempengaruhi tingkat produksi adalah hanya
jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan berkeinginan untuk menambah Tingkat
produksi, maka perusahaan hanya dapat menambah jumlah tenaga kerja.
Hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap
biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu apabila
faktor variabel itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin
menurun secara rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi sementara
faktor yang dibagi tetap. Dan bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun
akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau
kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga
mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara terus menerus.

10
• Produksi Marginal

Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang
digunakan.
MP = Produksi Marginal
DTP = Pertambahan Produksi Total
DMP = Pertambahan Tenaga Kerja

• Produksi rata-rata

Produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.


DP = Produksi rata-rata
TP = Produksi Total
L = Tenaga kerja

b) Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel

Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal
atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut :

Q = f(L, C)

Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan
merubah faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan mempunyai dua
alternative jika berkeinginan untuk menambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat
meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau
menambah tenaga kerja dan modal.

Produksi dengan Menggunakan 2 Variabel yaitu terdapat kombinasi antara dua faktor
produksi untuk menghasilkan output (yang sama). Kombinasi itu bisa antara tanah dan
tenaga kerja, TK dan modal, atau dengan teknologi (perkecualian, dengan teknologi,
yang tidak mudah harus diubah, karena memerlukan waktu yang relative lama lama).
Yang paling mudah dikombinasikan adalah antara faktor produksi TK dan modal.
Dalam berproduksi, seorang produsen tentu saja diperhadapkan pada bagaimana

11
menggunakan faktor produksinya secara efisien untuk hasil yang maksimum. Oleh
karena itu, produsen akan berusaha mencari kombinasi terbaik antara dua faktor input
tersebut. Hasil produksi sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva yang
diberi nama isoquant curve(biasanya disebut isoquant sisi. Sedangkan biaya yang
digunakan dalam rangka menghasilkan produk tersebut disebut isoqost (biaya sama).

• Isoquant (Kurva Produksi Sama)

Isoquant adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor
produksi) untuk menghasilkan output/produksi yang sama jumlahnya. Bentuk kurva
isoquant bermacam-macam, bisa liniar apabila kombinasi antara input tersebut akan
memberikan perubahan yang propor-sional bila salah satunya berubah, dan dapat juga
cembung dari titik orgin (seperti kurva indifference). Yang terpenting adalah bahwa
isoquant tidak berupa garis lurus vertical maupun horizontal, karena lazimnya tidak
mungkin untuk menghasilkan barang dalam jumlah tak hingga atau nol dengan
menggunakan jumlah faktor produksi terbatas. Oleh karena itu dalam kurva isoquant
akan terdapat batas atas, yaitu titik merupakan kombinasi input dalam jumlah tidak ada
atau 0 dan batas bawah yang merupakan kombinasi tak hingga dari input.

• Isoqost (Garis Ongkos Sama)

Isoqost adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen
dalam rangka berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu. Isoqost
membatasi dan membedakan kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar
isoqost nya, maka makin besar pula hasil yang dapat diperoleh. Sebaliknya,
semakinmkecil isoqost semakin kecil hasilnya. Kurva isoqost dapat berslope negatif dan
positif. Negatif apabila ada penambahan satu unit input akan menyebabkan penurunan
pemakaian input lain. Sebaliknya bila input lain dikurangi maka akan menyebabkan
input yang ssatunya akan bertambah. Kemudian kurva isoqost dapat berslope positif,
yaitu hanya sebagai pemuasan kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indifference
sifatnya tidak efisien, karena bila produsen menambah input yang satu, maka input yang
lainnya juga bertambah, dan begitu juga sebaliknya.

12
2. Produksi Dalam Jangka Panjang

Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor
produksi sifatnya variabel.Jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa diukur
dengan waktu tertentu. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana
perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah
penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang
adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi
variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input tetap.

a) Garis Perluasan Produksi

Garis perluasan produksi adalah isocline yang menunjukkan tingkat output yang
akan dihasilkan bila harga produksi tetap tidak berubah. Jadi, garis perluasan
produksi menunjukkan bagaimana proporsi faktor produksi seharusnya berubah bila
output atau besarnya biaya produksi berubah, sedangkan harga dari faktor produksi
itu tetap Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi
untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :

• Berapa output yang harus diproduksikan; dan


• Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
dipergunakan.

Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur
dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu
tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.

F. Produktivitas

Dalam teori produksi, dikenal beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produktivitas, yaitu :

13
1. Ekstensifikasi: peningkatan produktivitas dengan cara menambah jumlah faktor
produksi yang digunakan;
2. Intensifikasi: dilakukan dengan cara memaksimalkan kapasitas faktor produksi
yang telah ada;
3. Rasionalisasi: peningkatan produktivitas dilakukan dengan mengeluarkan
kebijakan yang akan meningkatkan efisiensi produksi, teridir dari :
a) Mekanisasi : mengganti sifatpadat karya menjadi padat modal dengan
menggunakan mesin-mesin modern,
b) Spesialisasi: melakukan pembagian kerja sehingga satu orang bertanggung
jawab pada satu jenis pekerjaan saja,
c) Standarisasi: membuat stadar tertentu terhadap bentuk, ukuran, bobot, dan
detail lainnya dari suatu produk.

G. Jenis-jenis Proses Produksi

Jenis proses produksi di tinjau dari segi wujud proses produksi :

1. Proses produksi kimiawi

Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan


kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan
obat-obatan, perusahaan tambang minyak.

2. Proses produksi perubahan bentuk

Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya


menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output)
sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut.
Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen.

3. Proses produksi assembling

Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam


pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari
komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli

14
komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang
memproduksi peralatan elektronika, perakitan mobil.

4. Proses produksi transportasi

Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan


menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya
pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan
mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya
perusahaan kereta api, perusahaan angkutan.

5. Proses produksi penciptaan jasa administrasi

Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang
memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau
lembaga-lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan,
penyimpanan dan penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masing-
masing perusahaan yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan semacam ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa cara, metode dan teknik menghasilkan produk
banyak,tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Proses produksi terus menerus (Continous processes)

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau
urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi
besar. Contoh industri yang melakukan produksi secara kontinu adalah
industri gelas. Gelas dipanaskan sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan
ke mesin pencetak untuk dibentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung
secara terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi pada umumnya dihentikan
berdasarkan keperluan perawatan dan perbaikan. Secara rutin (bisa sebulan sekali,
enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses produksi dihentikan dan dilakukan
perawatan dan pemeriksaan menyeluruh (overhaul) terhadap alat-alat proses.

15
Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang terotomatisasi.
Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau pengontrol otomatis lain,
kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia dapat dikurangi sehingga proses
produksi dapat berlangsung terus menerus dengan kondisi yang stabil atau bahkan
mendekati tunak (semua keadaan konstan dan tidak berubah).

Ciri-ciri dari proses produksi tereus-menerus :

• Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
• Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
• Mesin bersifat khusus.
• Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
• Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
• Tenaga kerja sedikit.
• Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
• Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang
banyak.

Adapun kebaikan dari proses produksi terus-menerus :

• Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
• Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
• Biaya tenaga kerja rendah.
• Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

Adapun kekeurangan dari proses produksi terus-menerus

• Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.


• Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi.
• Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

16
b) Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)

Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang
ada dalam perusahaan tidak selalu sama. Pada umumnya dilakukan
oleh industri proses kimia dengan skala produksi kecil atau menengah dan
industri manufaktur.

Contoh dari industri yang umumnya melakukan proses produksi secara terputus-putus
adalah industri manufaktur seperti industri sepatu dan industri proses kimia seperti
industri farmasi, tinta, cat, dan perekat. Pada proses produksi terputus-putus tinta dan
cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini berlangsung dengan memproduksi warna
paling muda terlebih dahulu, seperti misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan warna
yang lebih tua, seperti misalnya jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga
mencapai warna hitam dan proses produksi diulang lagi. Dengan menggunakan teknik
ini, pencucian dan rekonfigurasi mesin antar partai dapat diminimalkan. Namun
demikian, warna putih (yaitu warna opaque, bukan transparan), adalah satu-satunya
warna yang tidak dapat diproduksi dengan menggunakan teknik ini karena pigmen putih
dapat memengaruhi warna lain.

Adapun cirri-ciri dari proses produksi terputus-putus :

• Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.


• Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
• Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
• Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu
mesin.
• Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
• Persediaan bahan mentah tinggi.
• Membutuhkan tempat yang besar.

Adapun kelebihan dari produksi terputus-putus

Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan


dengan mesin bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga manusia,

17
diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum dan proses
produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.

Adapun kekurangan dari proses produksi terputus-putus yaitu :

• Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda


tergantung pemesanan.
• Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
• Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan
usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang
maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu
mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “
usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut
ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam praktik,
pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi
demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini
digunakan. Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi maksimum
yang mampu diproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi input/faktor
produksi yang ada.

B. Saran

Untuk dapat mencapai titik maksimum dalam suatu produksi dan bisa berekspansi
ke arah yang lebih luas maka perlu adanya pengetahuan dan teori tentang produksi
semoga pula makalah ini dapat membantu pihak-pihak yang membutuhkan
pencerahan dan informasi untuk pengembangan perusahaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Soeharno.TS.,Teori Mikro Ekonomi.,(Andi Yogyakarta : 2007),


2. Nopirin, Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro, BPFE, UGM, Yogyakarta, 2000,
3. Kusnadi, Kusdi Raharjo, Rudi Zaedah, Ekonomi Mikro pendekatan akuntansi, Univ.
Brawijaya, Malang, 1997,
4. http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2015/09/ilmu-ekonomi.html
5. http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2015/09/ekonomi.html
6. http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-ciri-fungsi-dan-
faktor.html
7. http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2016/01/teori-produksi-dan-jangka-waktu-
produksi.html
8. http://myilmulintashukum.blogspot.co.id/2016/01/pembagian-tahapan-dan-
produktivitas.html

20

Anda mungkin juga menyukai