Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN

SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN


KONVENSIONAL
Ir. Adnan Surbakti MT
Dosen Tetap ATI Immanuel Medan

Abstrak
Sistem pengapian CDI (capacitor discharge ignition) merupakan salah satu jenis
pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan
(discharge current) darikapasitor, guna mencatu daya kumparan pengapian.
Penggunaan system pengapian CDI pada mesin 1800cc ini adalah sebagai pengganti
system pengapian platina. Adapun parameter dalam penelitian ini adalah pengapian
konvensional dan pengapian CDI dengan tujuan meneliti pengaruh pengapian
terhadap kadar emisi gas buang dengan variasi putaran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm
dan variasi saat pengapian 5ᵒ ATDC, 0ᵒ, 5ᵒ (BTDC), 10ᵒ, 15ᵒ. Dari penelitian yang
telah dilakukan maka didapat derajat saat pengapian yang yang emisi gas buangnya
rendah yaitu saat pengapian 5ᵒ BTDC. Adapun dari variasi putaran yang kadar emisi
gas buangnya paling rendah pada pengapian konvensional yaitu pada putaran 800
rpm dimana CO 0,57 %, HC 118 ppm, CO2 0,57 % dan pada pengapian elektronik
yaitu pada putaran 1000 rpm dimana CO 0,15 %, HC 175 ppm, CO2 0,5 %.
Kata kunci : CDI, Platina, SaatPengapian, PutaranMesin, Emisi

24
PENDAHULUAN 1. Peningkatan suhu udara akibat
pemanasan global
Latar Belakang 2. Timbulnya berbagai macam
Emisi gas buang yaitu sisa hasil penyakit yang diakibatkan oleh
pembakaran bahan bakar (bensin) dan polutan emisi gas buang
udara didalam mesin pembakaran yang 3. Timbulnya masalah
di keluarkan melalui sistem pencemaran lingkungan udara
pembuangan mesin. Dari hasil Dalam mesin bensin system
pembakaran antara bensin dengan pengapian sangatlah penting karena
udara yang terjadi di dalam ruang mesin tersebut memerlukan
bakar yang dikeluarkan dari sistem pembakaran untuk menghasilkan
pembuangan terdapat beberapa tenaga mekanis mesin itu sendiri.
senyawa kimia yang sangat berbahaya Tujuan dari sistem pengapian dalam
pada kesehatan manusia. Bagian mesin bensin adalah untuk membakar
bagian dari gas buang yang sangat campuran bensin dan udara diruang
mengganggu kesehatan adalah: bakar pada akhir langkah kompresi.
1. Karbonmonoksida (CO) Berdasarkan uraian di atas emisi gas
2. Timah hitam (Pb) buang tidak bagus untuk kesehatan
3. Hidrocarbon (HC) manusia. Untuk hal tersebut peneliti
4. Nox (Nitrogen Oksid) ingin memastikan bahwa yang mana
5. Karbon dioksida (CO2) lebih ramah lingkungan dari sistem
6. Belerang (SO2) pengapian konvensional dan system
Perkembangan teknologi dibidang pengapian elektronik.
otomotif memang cukup tinggi terlebih Adapum hal - hal yang menjadi
pada kendaraan atau mobil. Pada dasar identifikasi masalah pada penelitian ini
nya setiap mesin yang mengalami adalah:
system pembakaran untuk 1. Kadar gas buang pada mesin
menghasilkan tenaga memungkinkan bensin sistem pengapian
adanya emisi gas buang, dan emisi ini elektronik (CDI).
seperti kita ketahui tidak bagus untuk 2. Kadar gas buang pada mesin
kesehatan karena mengandung bensin sistem pengapian
senyawa kimia yang sangat berbahaya konvensional.
pada manusia yaitu senyawa CO, Pb, 3. Pengaruh perubahan tingginya
HC, Nox, CO2, SO2. Oleh sebab putaran (Rpm) mesin terhadap
itulah para ahli otomotif bekerja keras kadar emisi gas buang.
untuk menciptakan mesin dengan salah Berdasarkan latar belakang di atas
satu tujuan untuk mengurangi kadar maka peneliti membuat perumusan
gas buang serta ramah lingkungan. masalah dalam pengamatan ini yaitu:
Adapun masalah masalah yang di 1. Berapakah kadar emisi gas buang
timbulkan dari gas buang antara lain: yang paling rendah pada mesin

25
bensin sistem pengapian Dari hasil analisa ini
elektronik (CDI)? diharapkan akan mempunyai manfaat:
2. Berapakah kadar emisi gas buang 1. Untuk menambah pengetahuan dan
yang paling rendah pada mesin wawasan peneliti dalam
bensin sistem pengapian menganalisa emisi gas buang.
konvensional? 2. Untuk menambah pengetahuan
peneliti seberapa besar kadar gas
Tujuan buang jika ditinjau dari sistem
Tujuan yang ingin dicapai pengapiannya.
peneliti pada penelitian ini yaitu: 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi
pengembang penelitian dalam
1. Untuk mengetahui pada putaran mengurangi polusi udara dimasa
(rpm) berapa mesin bensin yang akan datang.
pengapian CDI dan konvensional 4. Dapat mengetahui berapa derajat
sehingga didapat kadar gas sudut pengapian agar emisi berada
buang yang lebih sedikit serta pada ramah lingkungan.
ramah lingkungan. 5. Tidak mengganggu kesehatan
2. Untuk mengetahui derajat saat tubuh.
pengapian dari mesin bensin 6. Dapat mengetahui berapa putaran
sistem pengapian CDI dan motor agar emisi berada pada
pengapian konvensional ramah lingkungan.
sehingga emisi gas buang 7. Dapat membandingkan jenis
didapat yang lebih rendah. pengapian yang emisinya lebih
3. Supaya lebih mendalami cara rendah
penggunaan dari alat pengukuran 8. Supaya mayarakat lebih sadar
emisi gas buang (gas analyzer). dalam pemilihan mesin karena
4. Untuk lebih mendalami dari dengan ini masyarakat sudah ikut
sistem pengapian elektronik campur tangan dalam mengatasi
(CDI) dan konvensional. polusi udara yang tidak baik bagi
kesehatan masyarakat luas.
Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian yaitu metode Eksperimen
METODE PENELITIAN dengan dilapangan.
Tempat Dan Waktu Dalam pengujian gas buang yang
Peneitian diaksanakan di Lab Akademi penulis laksanakan ada beberapa
Teknoogi Industri Immanuel Medan variable-variabel yang harus diamati
dengan waktu seama 4 bulan. dalam melakukan penelitian. Adapun
Alat Dan Bahan variable yang diamati yaitu sebagai
- Unit Mobil Toyota Kijang 1800 cc berikut:
- Tool set 1. Carbon Monoksida (CO)
- Tacho Meter dan Timing ight 2. Hidrokarbon (HC)
Metode 3. Carbon Dioksida (CO2)

26
HASIL DAN PEMBAHASAN kendaraan pada mesin bensin 1800cc
Setelah melakukan pengujian maka diperoleh data sebagai berikut:
kandungan emisi gas buang yang Adapun hasil penelitian kandungan
keluar dari saluran gas buang emisi gas buang dari mesin bensin
kendaraan pada mesin bensin 1800cc sistem pengapian konvensional dan
maka diperoleh data sebagai berikut: pengapian elektronik (CDI) adaah sbb
Adapun hasil penelitian emisi gas :
buang yang diperoleh dari mesin SAAT PENGAPIAN 5ᵒ ATDC
bensin yang menggunakan sistem 2,33
2,3 2,26
2,5

KANDUNGAN EMISI GAS BUANG CO


pengapian konvensional dan CDI
2
seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
1,5
PENGAPIAN
1

(% VOL)
KONVENSIONAL
Tabel 2 hasil pengapian Konvensional
0,33
0,24 0,34 PENGAPIAN CDI
Percobaan Putaran Saat Kadar Emisi Gas Buang 0,5
(Rpm) pengapian Pada Mesin Bensin Sistem
(derajat) Pengapian Konvensional
CO HC CO2
0
% (ppm) % 0 1000 2000
PUTARAN MESIN (RPM)
3000
1 800 -5ᵒ (ATDC) 2,33 170 0,2
0ᵒ 2,01 158 3,0
5ᵒ (BTDC) 0,57 118 0,5
10ᵒ 1,66 272 1,4
15ᵒ 3,20 320 2,9 Gambar 6 Grafik Hubungan Antara
2 1000 -5ᵒ (ATDC) 2,30 102 0,2
0ᵒ 2,23 150 3,0 Putaran Mesin (Rpm) Dengan
5ᵒ (BTDC) 1,64 136 2,4
10ᵒ 1,65 194 2,3 Kandungan Emisi CO Pada Saat
15ᵒ 1,71 203 0,6
3 2000 -5ᵒ (ATDC) 2,26 195 0,2 Pengapian 5ᵒ ATDC
0ᵒ 2,70 151 4,2
5ᵒ (BTDC) 0,37 140 3,1
10ᵒ 1,95 170 3,9
Dari data tabel dan grafik
15ᵒ 2,05 142 0,3
hubungan antara putaran mesin dengan
kandungan emisi CO pada saat
Tabel 3 hasil pengapian CDI pengapian 5ᵒ ATDC diatas, maka
Percobaan Putaran Saat Kadar Emisi Gas Buang
(Rpm) pengapian Pada Mesin Bensin Sistem dapat disimpulkan bahwa pada
(derajat) Pengapian Konvensional
CO HC CO2 pengapian CDI jelas terlihat bahwa
% (ppm) %
1 800 -5ᵒ (ATDC) 2,33 170 0,2 dimana emisi CO nya paling rendah
0ᵒ 2,01 158 3,0
5ᵒ (BTDC) 0,57 118 0,5 dibandingkan dengan pengapian
10ᵒ
15ᵒ
1,66
3,20
272
320
1,4
2,9
konvensional. Hal ini disebabkan
2 1000 -5ᵒ (ATDC)
0ᵒ
2,30
2,23
102
150
0,2
3,0
karena proses pembakaran campuran
5ᵒ (BTDC)
10ᵒ
1,64
1,65
136
194
2,4
2,3
bahan bakar dan udara yang terjadi
15ᵒ 1,71 203 0,6 diruang bakar dengan pengapian CDI
3 2000 -5ᵒ (ATDC) 2,26 195 0,2
0ᵒ 2,70 151 4,2 lebih sempurna / ideal. Adapun
5ᵒ (BTDC) 0,37 140 3,1
10ᵒ 1,95 170 3,9 penyebab utama dari tingginya emisi
15ᵒ 2,05 142 0,3
CO yaitu perbandingan campuran dari
jumlah supply antara udara dengan
bahan bakar yang dihisap oleh mesin
Setelah melakukan pengujian
atau kurangnya oksigen (O2) untuk
kandungan emisi gas buang yang
pembakaran yang tuntas. Namun pada
keluar dari saluran gas buang
sistem pengapian konvensional jelas

27
terlihat bahwa putaran mesin sangat SAAT PENGAPIAN 5ᵒ ATDC
mempengaruhi kandungan emisi CO, 5,1
6
dimana semakin tinggi putaran mesin

KANDUNGAN EMISI GAS BUANG


5
maka semakin rendah emisi CO nya, 4
hal ini disebabkan karena semakin 3 1,9

CO2 (% VOL)
PENGAPIAN
KONVENSIONAL
tinggi putaran mesin maka 2 0,7
1 0,2
0,2 0,2 PENGAPIAN CDI
perbandingan campuran udara dan
0
bahan bakar semakin mendekati pada
0 1000 2000 3000
pembakaran sempurna / ideal. PUTARAN MESIN (RPM)

SAAT PENGAPIAN 5ᵒ ATDC

250 228 Gambar 8 Grafik Hubungan Antara


206
199 195
KANDUNGAN EMISI GAS BUANG HC

170
Putaran Mesin (Rpm) Dengan
200
Kandungan Emisi CO2 Pada Saat
150 Pengapian 5ᵒ ATDC
102 PENGAPIAN
100
(PPM)

KONVENSIONAL

PENGAPIAN CDI
Dari grafik diatas dapat diperhatikan
50 bahwa pada pengapian CDI, dimana
0 semakin tinggi putaran mesin maka
0 1000 2000 3000 semakin rendah emisi CO2 nya.
PUTARAN MESIN (RPM)
Berdasarkan grafik diatas kandungan
emisi CO2 pada pengapian CDI lebih
Gambar 7 Grafik Hubungan Antara tinggi dibandingkan dengan pengapian
Putaran Mesin (Rpm) Dengan konvensional. Hal ini disebabkan
Kandungan Emisi HC Pada Saat karena pada pengapian CDI
Pengapian 5ᵒ ATDC pembakarannya lebih sempurna / ideal
dibandingkan dengan pengapian
Dari grafik diatas yaitu hubungan konvensional.
antara putaran mesin dengan
kandungan emisi HC pada saat SAAT PENGAPIAN 0ᵒ
pengapian 5ᵒ ATDC, dimana emisi gas 3
2,7
buang HC pada pengapian CDI lebih 2,23
KANDUNGAN EMISI GAS BUANG CO

2,5 2,01
tinggi dibandingkan dengan pengapian 2
konvensional. Hal ini disebabkan 1,5 PENGAPIAN
(% VOL)

karena pembakaran campuran udara 1 KONVENSIONAL


0,23 0,29
0,25
dan bahan bakar pada pengapian CDI 0,5 PENGAPIAN CDI

tidak terbakar seluruhnya sehingga 0


0 2000 4000
mengakibatkan adanya senyawa bahan PUTARAN MESIN (RPM)
bakar yang tidak terbakar semuanya
pada saat pembakaran terjadi. Adapun
faktor lain yang mengakibatkan emisi Gambar 9 Grafik Hubungan Antara
HC tinggi yaitu timing pengapian yang Putaran Mesin (Rpm) Dengan
tidak tepat dan kompresi mesin yang
rendah.

28
Kandungan Emisi CO Pada Saat DAFTAR PUSTAKA
Pengapian 0ᵒ
1. Sudarwanto, M.Eng. 2011,
Berdasarkan grafik diatas jelas terlihat SistemKelistrikanMesinKendar
bahwa emisi CO yang ditimbulkan aanRingan, Yogyakarta:
dari pengapian konvensional lebih PT.PustakaInsaniMadani
tinggi dibandingkan dengan pengapian 2. Drs. M.Suratmandan Ir.
CDI, Adapun penyebab dari tingginya OhanJuhana,
emisi CO yaitu perbandingan antara 2001,ServisdanReparasi Auto
campuran udara dan bahan bakar Mobil. Bandung:
terlalu kaya atau kurangnya oksigen PustakaGrafika
untuk pembakaran tuntas sehingga 3. Toyota, 2006, Step 2, Jakarta:
mengakibatkan pembakaran tidak PT. Toyota Astra Motor
sempurna. 4. BPM. Arendan H. Berenschot,
1996, Motor bensin, Jakarta:
KESIMPULAN SARAN PenerbitErlangga
Kesimpulan 5. www.laskar-suzuki.com/2013
Setelah penulis melakukan 6. kabarmotorterbaru.blogspot.co.
penelitian dilapangan maka penulis id
menyimpulkan beberapa hal terpenting
dari isi tugas akhir ini yaitu sebagai
berikut:
1. Setelah dilakukan penelitian bahwa
dengan mengubah variasi putaran
mesin (rpm) serta variasi saat
pengapiannya maka didapat kadar
emisi gas buang yang paling rendah
pada pengapian elektronik (CDI)
yaitu pada putaran 1000 rpm
dengan saat pengapian 5ᵒ BTDC
dimana emisi CO 1,64 %, HC 136
ppm, CO2 2,4 %.

Saran
Adapun saran yang penulis
berikan terhadap penelitian ini adalah
sebagai berikut:
- Sebelum melakukan penelitian
sebaiknya terlebih dahulu
memperhatikan suhu kerja mesin
karena suhu kerja mesin bisa
membuat hasil yang kurang baik.

29

Anda mungkin juga menyukai