Anda di halaman 1dari 3

Nama : Husein Dwi Wardhana

NIM : 19509334039
Kelas : D2.2 Teknik Otomotif
Matkul : Teknologi Motor Bensin (TMB) Teori

Tugas
5.a. Tugas Individu klas D: Poros Engkol dan Roda Penerus
Untuk menentukan kondisi (baik-buruknya) suatu poros engkol, diperlukan pengukuran.
Kemudian hasil pengukuran poros engkol tersebut dibandingkan dengan spesifikasi.
Pengukuran apa saja yang perlu dilakukan pada poros engkol motor bensin 4 tak, 4 silinder
type horisontal berlawanan arah? Berikan contoh hasil pengukuran, spesifikasi, dan
kesimpulannya!

Jawaban :
 Pengukuran yang perlu dilakukan pada poros engkol motor bensin 4 tak 4 silinder
type horizontal berlawanan arah antara lain :
1. Pengukuran run out crankshaft (poros engkol)
2. Pengukuran diameter luar jurnal utama dan pena engkol
3. Pemeriksaan kondisi permuklaan diameter jurnal utama dan pena engkol
4. Pengukuran keovalan dan ketirusan jurnal utama dan pena engkol’
5. Pengukuran journal oil clearance

 Contoh hasil pengukuran, spesifikasi, dan kesimpulan :


1) Pengukuran run out/kebengkokan crankshaft (poros engkol)
Untuk mengetahui kebengkokan poros engkol maka dapat dilakukan
dengan memutar poros engkol minimal satu putaran menggunakan dial
indicator. Contoh misal jarum dial indikator bergerak ke kiri 2 divisi dan 3
divisi ke kanan dari nol, berarti run outnya sama dengan 0,05 mm. Dengan
demikian kebengkokan poros engkol adalah 0,5 x 0,05 mm = 0,025 mm.
Apabila limit kebengkokan poros engkol sama dengan 0,04 mm, berarti
poros engkol masih dapat digunakan. Namun apabila hasil
pengukurannya melebihi limit kebengkokan maka poros engkol perlu
diganti.
2) Pengukuran diameter luar jurnal utama dan pena engkol
Pengukuran diameter luar jurnal utama dan pena engkol dapat dilakukan
menggunakan micrometer luar. Pengukuran tersebut dapat dilakukan juga
pada beberapa posisi untuk menentukan besarnya keovalan dan ketirusan.
Keovalan adalah selisih antara hasil pengukuran diameter jurnal utama pada
posisi 1 dengan posisi 2, sedangkan ketirusan adalah selisih antara diameter
jurnal utama pada posisi A dengan posisi B.

Apabila hasil pengukuran diameter jurnal utama pada posisi 1 adalah 49,995
mm dan pada posisi 2 sebesar 49,987 mm, maka keovalan jurnal utama
adalah 49,987–49,978 mm = 0,008 mm. Lalu untuk limit keovalannya dapat
diambil contoh, yaitu 0,01 mm sehingga dapat disimpulkan poros engkol
masih dapat digunakan ditinjau dari hasil pengukuran keovalan jurnal utama.
Tabel Spesifikasi
Poros Engkol Spesifikasi
Diameter jurnal utama standar 49,976 - 50,000 mm
Limit ketirusan dan kelonjongan 0,01 mm

Apabila hasil pengukuran diameter jurnal utama pada posisi A adalah 49,998
mm dan pada posisi B sebesar 49,983 mm, maka keovalan jurnal utama
adalah 49,998–49,983 mm = 0,015 mm. Lalu untuk limit ketirusannya adalah
0,01 mm sehingga dapat disimpulkan poros engkol sudah tidak dapat
digunakan ditinjau dari hasil pengukuran ketirusan jurnal utama.
Kesimpulan : bahwa poros engkol perlu diperbaiki karena ketirusaanya telah
melampaui batas dari spesifikasi yang diijinkan, meskipun keovalannya belum
melewati batas yang diijinkan. Perbaikan jurnal utama poros engkol dengan
cara dibubut atau digerinda untuk memperoleh hasil yang optimal.
Seandainya perbaikannya mengharuskan ukuran diameter luar jurnal utama
melebihi batas minimal, maka poros engkol perlu diganti.

Anda mungkin juga menyukai