Sistem Pengisian merupakan bagian penting dalam sebuah kendaraan, yang mana sebagai
sumber arus listrik saat kendaraan hidup dan mengisi baterai. Maka setiap kendaraan dilengkapi
sistem pengisian. Pada kajian ini membahas tentang komponen sistem pengisian Isuzu Panther Lv
2.5, cara kerja sistem pengisian Isuzu Panther Lv 2.5, skeselamatan kerja, serta prosedur
perawatan dan perbaikan sistem pengisian pada kendaraan Isuzu Panther Lv 2.5.
Metode pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Dokumentasi dan Wawancara
yang penulis lakukan di bengkel Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta, serta Metode Studi
Pustaka untuk melakukan kajian-kajian teoritis dengan mencari data melalui buku-buku, internet
dan literatur yang berhubungan dengan sistem pengisian isuzu panther lv 2.5.
Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa komponen dari sistem pengisian, yaitu alternator,
baterai, regulator, drive belt, kunci kontak, lampu CHG (lampu indikator) dan fuse. Perawatan dan
perbaikan pada sistem pengisian yang dilakukan diantaranya pengecekan alternator beserta
bagiannya, perawatan baterai, dan pemeriksaan drive belt. Luaran dari kajian ini adalah sebuah
buku pedoman prosedur perawatan dan perbaikan sistem Pengisian Isuzu Panther LV 2.5 dan
publikasi ilmiah
17
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet alternator tanpa di isolasi (Philip Kristanto
yang dihasilkan semakin berkurang Sistem Kelistrikan Otomotif, 2015).
sebanding dengan putaran mesin (Philip 4. Cincin Gelincir (Slip Ring) dan Sikat
Kristanto Sistem Kelistrikan Otomotif, Arang (Brush)
2015).
2. Startor
Startor berfungsi sebagai kumparan yang Cincin gelincir (slip ring) dan sikat arang
menghasilkan arus listrik saat terpotong (carbon brush) berfungsi untuk
oleh medan magnet rotor. Ada 2 jenis menghantarkan arus ke kumparan rotor.
desain kumparan startor, yaitu jenis Kebanyakan alternator otomotif
“delta” dan jenis “y”. Pada Jenis “delta” mempunyai dua cincin gelincir (slip ring)
ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga yang dipasang pada poros rotor. Cincin
membentuk segi tiga (delta). Jenis ini tidak gelincir terisolasi satu sama lain dan
memiliki terminal neutral (N). Kumparan terhadap poros rotor. Salah satu ujung dari
startor menghasilkan arus listrik bolak- kumparan rotor dihungkang ke masing-
balik tiga fasa. Tiap ujung startor masing cincin gelincir melalui sikat arang
dihubungkan ke diode positif dan diode (carbon brush). Pada alternator terdapat
negatif. Pada jenis “Y” ketiga ujung dua sikat arang yang selalu menempel dan
kumparan tersebut disambung menjadi bergesekan dengan slip ring, yaitu:
satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” a. Sikat positif yang berhubungan dengan
(neutral poin) (Philip Kristanto Sistem terminal F alternator.
Kelistrikan Otomotif, 2015). b. Sikat negatif berhubungan dengan bodi
3. Rectifier (Dioda) alternator atau groun.
Saat rotor berputar terjadi gesekan antara
slip ring denagan sikat arang, sehingga
sikat arang menjadi cepat aus. Agar sikat
arang mampu kontak secara sempurna
dengan slip ring, maka sikat arang ditahan
oleh pegas (Philip Kristanto Sistem
Sumber : Otomotif.com Kelistrikan Otomotif, 2015).
Gambar 2.4. Rektifier (Dioda) 5. Pulley
Berfungsi untuk menyearahkan arus bolak-
balik (AC) yang dihasilkan oleh kumparan
startor menjadi arus searah (DC), di
samping itu juga berfungsi untuk menahan
agar arus dari baterai tidak mengalir ke
startor coil. Pada alternator terdapat 6
buah diode yang digabungkan menjadi
satu. Menurut pemasangannya diode ini
dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu diode Sumber : allworldautomotive.com
positif dan diode negatif. Pada diode Gambar 2.6. Pulley
positif, plat pemegang bodi diode dipasang
ke rumah alternator dan disolasi. Puli berfungsi menerima tenaga mekanis
Sedangkan dioda negatif, plat pemegang dari mesin yang dihubungkan oleh tali
dioda dibautkan secara langsung ke bodi kipas untuk memutar rotor.
20
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 2.7. Regulator
21
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
2.2.6. Fuse
Sumber : www.viarohidinthea.com
Gambar 2.15. Mesin Hidup Tegangan Output
Sumber: www.teknik-otomotif.com Di Bawah Standar 14,7 Volt
Gambar 2.13. Sekering (Fuse)
Saat mesin hidup pada startot coil terjadi
Sekering (fuse) berfungsi sebagai tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus:
pengaman rangkaian kelistrikan jika terjadi 1. Startor Coil – Dioda – BAT alternator – S
hubungan singkat (konslet). alternator – S IC reg – BIC – B IC
regulator – BIC.
2.3. Cara Kerja Sistem Pengisian IC BIC meng”ON”kan transistor karena
Regulator mendeteksi tegangan output kurang dari
2.3.1. Kunci Kontak ON Mesin Belum 14,7 Volt.
Berputar 2. Startor coil – Fied dioda – Rotor coil – F
IC regulator – Tr “ON” – E IC regulator
– E alternator – Massa.
Rotor coil menjadi magnet.
3. Startor coil – Fied dioda – L alternator –
Kumparan charge relay – ZD “ON” –
Massa.
Sumber : www.viarohidinthea.com Kumparan charge relay menjadi magnet
Gambar 2.14. Kunci Kontak ON Mesin Belum menarik plat kontak ke atas, sehingga
Berputar charge light mati karena tidak ada beda
Saat Kunci “ON” mesin belum berputar potensial.
pada startor coil belum ada tegangan induksi,
sehngga terjadi aliran arus: 2.3.3. Mesin Hidup Tegangan Output Di
1. Baterai – F – S alternator – S IC Atas Standar 14,7 Volt
regulator – BIC – BAT alternator – B IC
regulator – BIC.
BIC meng”ON”kan transistor karena
mendeteksi tegangan baterai kurang dari
14,7 volt.
2. Baterai – Fuse – Starter switch – IG
alternator – Dioda – R IC regulator – Sumber : www.viarohidinthea.com
Tahanan – L IC regulator – Rotor coil – Gambar 2.16. Mesin Hidup Tegangan Output
F IC regulator – Tr “ON” – E (massa). Di Atas Standar 14,7 Volt
22
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
Saat mesin hidup pada startor coil terjadi Dokumentasi merupakan pengambilan
tegangan induksi, sehinggs terjadi aliran arus: data dengan mendokumentasikan pada
1. Startor coil – Dioda – BAT alternator – saat kegiatan observasi guna untuk
S alternator – S IC reg – BIC – B IC memperjelas laporan dan mengabadikan
regulator – BIC. kegiatan tersebut. Penulis melakukan
BIC meng”OFF”kan transistor karena dokumentasi kegiatan di Politeknik
mendeteksi tegangan output lebih dari Indonusa Surakarta.
14,7 Volt.
2. Startor coil – Field dioda – Rotor coil – IV. HASIl DAN PEMBAHASAN
F IC regulator – Tr”OFF”. 4.1. Alat dan Bahan
Rotor coil tidak menjadi magnet. Alat yang akan digunakan dalam prosedur
3. Startor coil – Field dioda – L alternator perawtan dan perbaikan sistem pengisian
– Kumparan charge relay – ZD “ON” – mobil Isuzu Panther LV 2.5 adalah sebagai
Massa. berikut :
Kumparan charge relay menjadi magnet 4.2. Keselamatan Kerja
menarit plat kontak ke atas, sehingga Dalam melakukan pekerjaan perawatan dan
charge light mati karena tidak ada beban perbaikan sistem pengisian harus selalu
potensial. mengutamakan keselamatan kerja, adapun
keselamatan kerja yang perlu diperhatikan
III. METODE PENELITIAN adalah sebagai berikut :
Metode penelitian yang di gunakan dalam 1. APD (alat pelindung diri) sesuai jenis
mengumpulkan dan pengolahan data adalah pekerjaan yang dilakukan, gunakan selalu
sebagai berikut: pakaian kerja, sepatu safety, dan sarung
1. Metode Obsevasi tangan.
Menurut Fathoni (2006:104), metode 2. Melakukan pemasangan fander cover pada
observasi merupakan teknik bagian depan kendaraan.
pengumpulan data yang dilakukan 3. Saat melaksanakan pembokaran harus
melalui suatu pengamatan secara menggunakan alat yang sesuai dengan
langsung, dengan disertai pencatatan- fungsi dan ukurannya.
pencatatan terhadap keadaan atau 4. Sebelum melakukan pembongkaran lepas
perilaku obyek sasaran. Dalam kegiatan kabel negatif (-) baterai untuk menghindari
ini penulis terjun langsung untuk korsleting.
melakukan pengamatan dan pencatatan 5. Berhati-hati saat melepas kabel terminal
secara sistematis di Bengkel Mesin positif (+) atau negatif (-) pada baterai dan
Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta. jangan sampai terbalik saat
2. Metode Wawancara pemasangannya.
Menurut Fathoni (2006:105), metode 6. Saat melakukan pemeriksaan dan
wawancara adalah teknik pengumpulan perawatan baterai berhati-hatilah dengan
data melalui proses tanya jawab lisan cairan baterai, jangan sampai terkena tubuh
yang berlangsung satu arah, artinya dan bodi kendaraan. Bersihkan dengan air
pertanyaan datang dari pihak yang bersih jika terkena tubuh atau bodi
mewawancarai dan jawaban diberikan kendaraan.
oleh yang diwawancarai. Penulis 7. Lakukan pekerjaan dengan hati-hati jangan
mewawancarai narasumber yaitu Dosen sampai merusak alat maupun benda kerja.
Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta. 8. Berhati-hati saat pemasangan rotor, tekan
3. Metode Studi Pustaka brush menggunakan obeng min (-) agar
Kepustakaan adalah bahan-bahan yang brush bisa terpasang paada slip ring.
menjadi acuan atau bacaan dalam
menyusun laporan tugas khir, dapat 4.3. Prosedur Pembongkaran Sistem
berupa buku-buku dan dalam hal ini Pengisian
buku-buku digunakan sebagai bahan Pembongkaran merupakan hal yang sangat
mencari teori maupun referensi. penting kaitanya dengan suatu sistem, hal ini
4. Dokumentasi bertujuan untuk mengetahui, menganalisa,
mengidentifikasi kerusakan dan menentukan
23
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
24
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
b. Melepas soket terminal IG, S dan L 3.3.3. Melepas Startor Dan Rear Cover
1. Lepas ke enam mur termasuk salah satunya
mur pada terminal B alternator
menggunakan kunci “T” 10.
25
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
26
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
27
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
baterai, tegangan pada baterai normal 12 volt 2. Memasang selang masuk oli, jangan lupa
jika tegangan dibawah 12 volt maka baterai mengeklem selang.
dalam kondisi tidak baik dan perlu dilakukan
pengecasan.
28
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
29
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
30
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017
31