Anda di halaman 1dari 14

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

PROSEDUR PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGISIAN ISUZU


PANTHER LV 2.5

Eka Agus Setiawan, A.Md., Onery Andi Saputra, M.Pd


Program Studi Mesin Otomotif
Politeknik Indonusa Surakarta

Sistem Pengisian merupakan bagian penting dalam sebuah kendaraan, yang mana sebagai
sumber arus listrik saat kendaraan hidup dan mengisi baterai. Maka setiap kendaraan dilengkapi
sistem pengisian. Pada kajian ini membahas tentang komponen sistem pengisian Isuzu Panther Lv
2.5, cara kerja sistem pengisian Isuzu Panther Lv 2.5, skeselamatan kerja, serta prosedur
perawatan dan perbaikan sistem pengisian pada kendaraan Isuzu Panther Lv 2.5.
Metode pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Dokumentasi dan Wawancara
yang penulis lakukan di bengkel Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta, serta Metode Studi
Pustaka untuk melakukan kajian-kajian teoritis dengan mencari data melalui buku-buku, internet
dan literatur yang berhubungan dengan sistem pengisian isuzu panther lv 2.5.
Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa komponen dari sistem pengisian, yaitu alternator,
baterai, regulator, drive belt, kunci kontak, lampu CHG (lampu indikator) dan fuse. Perawatan dan
perbaikan pada sistem pengisian yang dilakukan diantaranya pengecekan alternator beserta
bagiannya, perawatan baterai, dan pemeriksaan drive belt. Luaran dari kajian ini adalah sebuah
buku pedoman prosedur perawatan dan perbaikan sistem Pengisian Isuzu Panther LV 2.5 dan
publikasi ilmiah

Kata kunci: Sistem Pengisian, Alternator, Baterai, Drive belt, IC Regulator

I. PENDAHULUAN Agar sistem pengisian dapat bekerja


Sistem kelistrikan otomotif menjadi teknologi dengan baik Sehingga perlu dilakukan
yang sedang dikembangkan oleh setiap perawatan dan perbaikan. Untuk mempelajari
produsen kendaraan, hal ini dilakaukan untuk sistem pengisian pada kendaraan diperlukan
membantu dan memberikan kemudahan serta buku pedoman manual service guna
kenyamanan bagi pengguna kendaraan. menunjang proses pembelajaran peserta didik.
Kelistrikan kendaraan bersumber dari baterai, Harapannya peserta didik dapat lebih
dimana baterai akan mensuplai kebutuhan memahami dengan melakukan pengamatan
arus listrik pada kendaraan, seperti starter, secara langsung, perbaikan, serta overhoul.
sistem penerangan, sistem pengisian, sistem Berdasarkan latar belakang masalah di
aksessoris dan mengoperasikan beberapa atas dapat dirumuskan suatu permasalahan
sensor (untuk kendaraan modern). Namun yaitu:
demikian kapasitas baterai sangatlah terbatas 1. Apa saja komponen Sistem Pengisian
sehingga tidak mampu mensuplai tenaga Pengisian Isuzu Panther LV 2.5?
listrik yang diperlukan terus-menerus oleh 2. Bagaimana prosedur keselamatan kerja
kendaraan. pada perawatan dan perbaikan Sistem
Untuk mengatasi hal diatas setiap Pengisian Isuzu Panther LV 2.5?
kendaraan akan dilengkapi dengan sistem 3. Bagaimana cara perawatan Sistem
pengisian, yang berfungsi sebagai pengisi arus Pengisian Isuzu Panther LV 2.5?
listruk pada baterai sehingga baterai akan 4. Bagaimana prosedur cara perbaikan
tetap mampu mensuplai kebutuhan arus listrik Sistem Pengisian Isuzu Panter LV 2.5?
yang dibutuhkan oleh kendaran. Sesuai dengan perumusan masalah yang
Sistem pengisian pada kendaraan sangat telah dipaparkan, maka penulis hanya
penting sebagai pensuplai kebutuhan arus membahas komponen, prosedur keselamatan
listrik pada semua komponen kelistrikan kerja, cara perawatan dan cara perbaikan
kendaraan saat kendaraaan hidup, namun jika Sistem Pengisian Isuzu Panther LV 2.5.
pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada Tujuan dari prosedur perawatan dan
kelebihan arus, maka akan mengisi ke baterai. perbaikan ini antara lain adalah :
Dengan demikaian baterai akan tetap terisi 1. Mengetahui komponen Sistem Pengisian
penuh. Isuzu Panther LV 2.5.

17
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

2. Mengetahui bagaimana prosedur busi-busi, dan lain sebagainya) (Drs.


keselamatan kerja pada perawatan dan Daryanto, 1999 : 333 - 334).
perbaikan Sistem Pengisian Isuzu Panther
LV 2.5. 2.2. Komponen Sistem Pengisian
3. Mengetahui bagaimana cara serta apa saja 2.2.1. Alternator
perawatan pada Sistem Pengisian Isuzu
Panther LV 2.5.
4. Mengetahui bagaimana cara serta apa saja
perbaikan pada Sistem Pengisian Isuzu
Panther LV 2.5
Manfaat yang diperoleh dari hasil kajian
ini adalah Memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam bidang otomotif khususnya Sumber : www.teknik-otomotif.com
dalam hal perawatan dan perbaikan sistem Gambar 2.1. Alternator dan bagiannya
pengisian Isuzu Panther LV 2.5.
Alternator berfungsi untuk menghasilkan
II. TINJAUAN PUSTAKA energi listrik dari putaran mesin. Energi
2.1. Pengertian Sistem Pengisian mekanik ditransfer dari mesin ke alternator
Sistem pengisian adalah gabungan dari dengan sabuk penggerak beralur pada susunan
beberapa komponen pengisian seperti puli. Melalui induksi elektromagnetik
generator (alternator), regulator dan baterai alternator mengubah energi mekanik menjadi
yang berfungsi untuk menghasilkan listrik dan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan
menyimpan listrik. Baterai adalah salah satu alternator digunakan untuk mengisi energi
komponen yang penting dalam sebuah unit pada baterai dan digunakan untuk
mobil atau pun mesin itu sendiri. Karena memberikan daya pada komponen kelistrikan
memberikan tenaga yang cukup pada bagian- lainnya di mobil saat mesin hidup. Jika
bagian kelistrikan mobil seperti motor starter, generator menghasilkan arus “searah” atau
lampu-lampu besar, pengapian dan wiper. DC, maka alternator menghasilkan “bolak-
Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan balik” atau AC. Alternator menghasilkan arus
tidak mampu memberikan semua tenaga yang yang jauh lebih besar pada kecepatan rendah
dibutuhkan terus menerus oleh mobil. Oleh dibanding generator, sehingga memungkinkan
karena itu baterai harus selalu terisi penuh lebih banyak aksesorir dapat dipasang dalam
agar mampu memberikan tenaga listrik yang mobil (Philip Kristanto Sistem Kelistrikan
diperlukan oleh bagian-bagian kelistrikan. Otomotif, 2015). Bagian alternator
Kemampuan baterai untuk memberikan listrik diantaranya sebagai berikut:
dibatasi oleh kapasitas batrai dalam Ampere 1. Rotor
Hour(AH), untuk menjaga agar baterai selalu
dalam keadaan terisi. Maka diperlukan sistem
pengisian (PT. Toyota Astra Motor New Step
2, 1994).
Sistem pengisian adalah mengisi “isi”
baterai selama kendaraan berjalan/mesin Sumber : www.tpub.com
berputar, yang mana rangkaiannya terdiri dari Gambar 2.2. Rotor
: Baterai, regulator dan alternator (arus AC) Rotor merupakan bagian yang berputar di
atau dinamo (arus DC), dimana baterai dalam alternator. Pada rotor terdapat
berfungsi sebagai tempat penyimpananarus kumparan (rotor coil) yang berfungsi
listrik, regulator berfungsi mengatur arus dari untuk menghasilkan medan magnet. Listrik
alternator yang masuk ke baterai supaya tidak kerotor coil disalurkan melalui sikat yang
berlebihan atau kekurangan, sedangkan selalu menempel pada slip ring. Terdapat
alternator/dinamo sebagai penghasil arus dua sikat yaitu sikat positif berhubungan
listrik yang nantinya akan disimpan dibaterai dengan terminal F, sikat negatif
dan untuk memberikan arus bagi keperluan berhubungan dengan massa atau terminal
kendaraan lainnya (seperti : lampu-lampu, E. Semakin tinggi putaran mesin, putaran
rotor semakin tinggi pula, agar listrik yang
19
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet alternator tanpa di isolasi (Philip Kristanto
yang dihasilkan semakin berkurang Sistem Kelistrikan Otomotif, 2015).
sebanding dengan putaran mesin (Philip 4. Cincin Gelincir (Slip Ring) dan Sikat
Kristanto Sistem Kelistrikan Otomotif, Arang (Brush)
2015).
2. Startor

Sumber : www.teknik-otomotif.com Sumber ; autosystempro.com


Gambar 2.3. Startor Gambar 2.5. Brush dan Slip ring

Startor berfungsi sebagai kumparan yang Cincin gelincir (slip ring) dan sikat arang
menghasilkan arus listrik saat terpotong (carbon brush) berfungsi untuk
oleh medan magnet rotor. Ada 2 jenis menghantarkan arus ke kumparan rotor.
desain kumparan startor, yaitu jenis Kebanyakan alternator otomotif
“delta” dan jenis “y”. Pada Jenis “delta” mempunyai dua cincin gelincir (slip ring)
ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga yang dipasang pada poros rotor. Cincin
membentuk segi tiga (delta). Jenis ini tidak gelincir terisolasi satu sama lain dan
memiliki terminal neutral (N). Kumparan terhadap poros rotor. Salah satu ujung dari
startor menghasilkan arus listrik bolak- kumparan rotor dihungkang ke masing-
balik tiga fasa. Tiap ujung startor masing cincin gelincir melalui sikat arang
dihubungkan ke diode positif dan diode (carbon brush). Pada alternator terdapat
negatif. Pada jenis “Y” ketiga ujung dua sikat arang yang selalu menempel dan
kumparan tersebut disambung menjadi bergesekan dengan slip ring, yaitu:
satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” a. Sikat positif yang berhubungan dengan
(neutral poin) (Philip Kristanto Sistem terminal F alternator.
Kelistrikan Otomotif, 2015). b. Sikat negatif berhubungan dengan bodi
3. Rectifier (Dioda) alternator atau groun.
Saat rotor berputar terjadi gesekan antara
slip ring denagan sikat arang, sehingga
sikat arang menjadi cepat aus. Agar sikat
arang mampu kontak secara sempurna
dengan slip ring, maka sikat arang ditahan
oleh pegas (Philip Kristanto Sistem
Sumber : Otomotif.com Kelistrikan Otomotif, 2015).
Gambar 2.4. Rektifier (Dioda) 5. Pulley
Berfungsi untuk menyearahkan arus bolak-
balik (AC) yang dihasilkan oleh kumparan
startor menjadi arus searah (DC), di
samping itu juga berfungsi untuk menahan
agar arus dari baterai tidak mengalir ke
startor coil. Pada alternator terdapat 6
buah diode yang digabungkan menjadi
satu. Menurut pemasangannya diode ini
dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu diode Sumber : allworldautomotive.com
positif dan diode negatif. Pada diode Gambar 2.6. Pulley
positif, plat pemegang bodi diode dipasang
ke rumah alternator dan disolasi. Puli berfungsi menerima tenaga mekanis
Sedangkan dioda negatif, plat pemegang dari mesin yang dihubungkan oleh tali
dioda dibautkan secara langsung ke bodi kipas untuk memutar rotor.

20
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

2.2.2. Regulator Pada saat tegangan output pada terminal


B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu
dialirkan ke zener diode (ZD) dan bila
tegangan ini mencapai tegangan zener, maka
ZD menjadi penghantar. Akibatnya, Tr1 ON
dan Tr2 OFF. Ini akan menghambat arus field
dan mengatur tegangan output.

Sumber: www.teknik-otomotif.com
Gambar 2.7. Regulator

Berfungsi mengatur besar arus listrik yang


masuk ke dalam kumparan rotor, sehingga
tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap
(konstan) sesuai harga yang di tentukan,
walau putaran mesin yang menggerakkan Sumber : www.vedcmalang.com
berubah-ubah. Disamping itu regulator juga Gambar 2.9. Prinsip Kerja IC Regulator
berfungsi pengisian pada baterai apabila
baterai telah penuh dan alternator sudah dapat Melihat prinsip kerja regulator IC
menyuplai arus listrik sendiri ke bagian yang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa arus
memerlukan listrik. Ada 2 jenis regulator, medan dikendalikan pada jalur negatifnya
yaitu: (pengendali negative)
1. Regulator Elektromagnetik (tipe kontak
poin) terdiri dari dua bagian yaitu regulator 2.2.3. Baterai (Accu)
tegangan yang berfungsi untuk mengatur
arus dan tegangan pengisian dan relay
tegangan yang berfungsi untuk mengatur
hidup dan matinya lampu indikator
pengisian sebagai indikasi berfungsinya
sistem pengisian (Philip Kristanto Sistem
Kelistrikan Otomotif, 2015). Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
2. Regulator IC digunakan pada alternator Gambar 2.10 Baterai (accu)
kecepatan tinggi. Didalam kemasan IC
regulator sudah terakit komponen aktif dan Baeterai berfungsi menyimpan tenaga
pasif secara langsung, misalnya transistor, listrik dalam bentuk tenaga kimia dimana
dioda zenner, dan resistor (Philip Kristanto akan mengeluarkan tenaga listrik bila
Sistem Kelistrikan Otomotif, 2015). diperlukan (Drs. Daryanto TEKNIK SEVIS
Cara kerja regulator tipe IC sebagai MOBIL, 1999)
berikut:
Dalam circuit diagram IC Regulator. Pada 2.2.4. Kunci Kontak
saat tegangan output di terminal B rendah,
tegangan baterai mengalir ke base Tr2
melalui resistor R dan Tr2, ON, pada saat
itu arus field ke rotor coil mengalir dari B
ke rotor coil ke F ke Tr2 ke E.
Sumber: tokopediaa.com
Gambar 2.11. Kunci Kontak

Kunci kontak berfungsi sebagai saklar, pada


sistem pengisian kunci kontak berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan aliran arus
listrik ke lampu CHG dan ke regulator (aliran
Sumber : www.vedcmalang.com listrik yang ke regulator berfungsi untuk
Gambar 2.8. Prinsip Kerja IC Regulator mengaktifkan regulator).

21
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

2.2.5. Lampu CHG Kemagnetan pada rotor coil kecil sekali.


3. Baterai – Fuse – Starter switch – IG
alternator – Dioda – R IC regulator –
Tahanan – L IC regulator – L alternator
– Kumparan charge relay – ZD “OFF”.
Kumparan Charge relay tidak menjadi
magnet.
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan 4. Baterai – Fuse – Starter switch – Charge
Gambar 2.12. Lampu Indikator (CHG) light – Plat kontak CHG relay – Massa.
Charge light tidak menyala.
Lampu indikator (CHG) berfungsi
sebagai indikator (indikasi) bahwa sistem 2.3.2. Mesin Hidup Tegangan Output Di
pengisian ini berfungsi dengan normal. Bawah Standar 14,7 Volt

2.2.6. Fuse

Sumber : www.viarohidinthea.com
Gambar 2.15. Mesin Hidup Tegangan Output
Sumber: www.teknik-otomotif.com Di Bawah Standar 14,7 Volt
Gambar 2.13. Sekering (Fuse)
Saat mesin hidup pada startot coil terjadi
Sekering (fuse) berfungsi sebagai tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus:
pengaman rangkaian kelistrikan jika terjadi 1. Startor Coil – Dioda – BAT alternator – S
hubungan singkat (konslet). alternator – S IC reg – BIC – B IC
regulator – BIC.
2.3. Cara Kerja Sistem Pengisian IC BIC meng”ON”kan transistor karena
Regulator mendeteksi tegangan output kurang dari
2.3.1. Kunci Kontak ON Mesin Belum 14,7 Volt.
Berputar 2. Startor coil – Fied dioda – Rotor coil – F
IC regulator – Tr “ON” – E IC regulator
– E alternator – Massa.
Rotor coil menjadi magnet.
3. Startor coil – Fied dioda – L alternator –
Kumparan charge relay – ZD “ON” –
Massa.
Sumber : www.viarohidinthea.com Kumparan charge relay menjadi magnet
Gambar 2.14. Kunci Kontak ON Mesin Belum menarik plat kontak ke atas, sehingga
Berputar charge light mati karena tidak ada beda
Saat Kunci “ON” mesin belum berputar potensial.
pada startor coil belum ada tegangan induksi,
sehngga terjadi aliran arus: 2.3.3. Mesin Hidup Tegangan Output Di
1. Baterai – F – S alternator – S IC Atas Standar 14,7 Volt
regulator – BIC – BAT alternator – B IC
regulator – BIC.
BIC meng”ON”kan transistor karena
mendeteksi tegangan baterai kurang dari
14,7 volt.
2. Baterai – Fuse – Starter switch – IG
alternator – Dioda – R IC regulator – Sumber : www.viarohidinthea.com
Tahanan – L IC regulator – Rotor coil – Gambar 2.16. Mesin Hidup Tegangan Output
F IC regulator – Tr “ON” – E (massa). Di Atas Standar 14,7 Volt

22
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

Saat mesin hidup pada startor coil terjadi Dokumentasi merupakan pengambilan
tegangan induksi, sehinggs terjadi aliran arus: data dengan mendokumentasikan pada
1. Startor coil – Dioda – BAT alternator – saat kegiatan observasi guna untuk
S alternator – S IC reg – BIC – B IC memperjelas laporan dan mengabadikan
regulator – BIC. kegiatan tersebut. Penulis melakukan
BIC meng”OFF”kan transistor karena dokumentasi kegiatan di Politeknik
mendeteksi tegangan output lebih dari Indonusa Surakarta.
14,7 Volt.
2. Startor coil – Field dioda – Rotor coil – IV. HASIl DAN PEMBAHASAN
F IC regulator – Tr”OFF”. 4.1. Alat dan Bahan
Rotor coil tidak menjadi magnet. Alat yang akan digunakan dalam prosedur
3. Startor coil – Field dioda – L alternator perawtan dan perbaikan sistem pengisian
– Kumparan charge relay – ZD “ON” – mobil Isuzu Panther LV 2.5 adalah sebagai
Massa. berikut :
Kumparan charge relay menjadi magnet 4.2. Keselamatan Kerja
menarit plat kontak ke atas, sehingga Dalam melakukan pekerjaan perawatan dan
charge light mati karena tidak ada beban perbaikan sistem pengisian harus selalu
potensial. mengutamakan keselamatan kerja, adapun
keselamatan kerja yang perlu diperhatikan
III. METODE PENELITIAN adalah sebagai berikut :
Metode penelitian yang di gunakan dalam 1. APD (alat pelindung diri) sesuai jenis
mengumpulkan dan pengolahan data adalah pekerjaan yang dilakukan, gunakan selalu
sebagai berikut: pakaian kerja, sepatu safety, dan sarung
1. Metode Obsevasi tangan.
Menurut Fathoni (2006:104), metode 2. Melakukan pemasangan fander cover pada
observasi merupakan teknik bagian depan kendaraan.
pengumpulan data yang dilakukan 3. Saat melaksanakan pembokaran harus
melalui suatu pengamatan secara menggunakan alat yang sesuai dengan
langsung, dengan disertai pencatatan- fungsi dan ukurannya.
pencatatan terhadap keadaan atau 4. Sebelum melakukan pembongkaran lepas
perilaku obyek sasaran. Dalam kegiatan kabel negatif (-) baterai untuk menghindari
ini penulis terjun langsung untuk korsleting.
melakukan pengamatan dan pencatatan 5. Berhati-hati saat melepas kabel terminal
secara sistematis di Bengkel Mesin positif (+) atau negatif (-) pada baterai dan
Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta. jangan sampai terbalik saat
2. Metode Wawancara pemasangannya.
Menurut Fathoni (2006:105), metode 6. Saat melakukan pemeriksaan dan
wawancara adalah teknik pengumpulan perawatan baterai berhati-hatilah dengan
data melalui proses tanya jawab lisan cairan baterai, jangan sampai terkena tubuh
yang berlangsung satu arah, artinya dan bodi kendaraan. Bersihkan dengan air
pertanyaan datang dari pihak yang bersih jika terkena tubuh atau bodi
mewawancarai dan jawaban diberikan kendaraan.
oleh yang diwawancarai. Penulis 7. Lakukan pekerjaan dengan hati-hati jangan
mewawancarai narasumber yaitu Dosen sampai merusak alat maupun benda kerja.
Otomotif Politeknik Indonusa Surakarta. 8. Berhati-hati saat pemasangan rotor, tekan
3. Metode Studi Pustaka brush menggunakan obeng min (-) agar
Kepustakaan adalah bahan-bahan yang brush bisa terpasang paada slip ring.
menjadi acuan atau bacaan dalam
menyusun laporan tugas khir, dapat 4.3. Prosedur Pembongkaran Sistem
berupa buku-buku dan dalam hal ini Pengisian
buku-buku digunakan sebagai bahan Pembongkaran merupakan hal yang sangat
mencari teori maupun referensi. penting kaitanya dengan suatu sistem, hal ini
4. Dokumentasi bertujuan untuk mengetahui, menganalisa,
mengidentifikasi kerusakan dan menentukan

23
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

langkah apa saja yang akan di ambil untuk


mengatasi kerusakan tersebut. Berikut adalah
beberapa langkah untuk melakukan
pembongkaran komponen-komponen sistem
pengisian:
4.3.1. Persiapan Sumber : Dokumen Pemeriksaan
1. Persiapan Tempat dan Alat Gambar 3.5. Melepas Kabel Positif Baterai
Persiapan tempat dan alat utnuk proses 3.2.3. Melepas Alternator
prosedur perawatan dan perbaiakan 1. Melepas baut penyetel Drive belt
Melepas baut pengikat alternator dengan
menggunakan kunci shock 12.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.1. Tempat dan Alat Gambar 3.6. Melepas baut penyetel Drive
belt
2. Memasang Vender Cover 2. Melepas baut pengikat alternator
Pemasang vender cover bertujuan untuk Lepas baut pengikat alternator dengan
melindungi badan mobil dari kotoran atau menahan baut 15 dan memutar mur 14.
goresan pada saat bekerja.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.7. Melepas baut pengikat alternator
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
Gambar 3.3. Memasang Vender Cover 3. Melepas selang saluran
a. Lepas selang vacum boster, geser klem
3. Melepas Negatif Baterai pengunci kemudian tarik selang.
Melepas negatif baterai bertujuan untuk
menghindari terjadinya korsleting saat
melakukan pembongkaran sistem
pengisian.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.8. Melepas Selang Vakum
b. Lepas selang idle AC dengan cara
menariknya.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.4. Melepas Negatif Baterai

3.2.2. Melepas Baterai


Lepas baaterai dari tempat baterai pada Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
kendaraan untuk melakukan pemeriksaan dan Gambar 3.9. Melepas Selang Idle AC
perawatan baterai, dengan cara melepas kabel
positif baterai dan pengunci baterai. c. Lepas selang pengembali oli dengan
membuka baut menggunakang kunci
17, hati – hati saat melepasnya karena
terdapat 2 ring tembaga.

24
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

perbaikan pada komponen-komponen


alternator, hal ini berrujan untuk mengetahui
kerusakan pada alternator, berikut langah
pengerjaannya:
3.3.1. Melepas Pompa Vakum
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Buka ketiga baut pengunci pompa
Gambar 3.10. Melepas Selang Pengembali oli vakum dengan menggunakan obeng (+), jika
d. Lepas selang masuk oli geser klem dirasa sulit gunakan obeng ketuk dahulu.
pengunci kemudian tarik selang.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.15. Melepas Pompa vacum
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
Gambar 3.11. Melepas Selang Masuk Oli 3.3.2. Melepas Rotor Dan Front Cover
Lepas ketiga baut yang berada di bodi
4. Melepas Soket alternator dengan menggunakan obeng (+),
a. Lepas soket terminal B. jika dirasa sulit gunakan obeng ketuk.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.12. Melepas Soket Terminal B Gambar 3.16. Melepas Rotor dan Front Cover

b. Melepas soket terminal IG, S dan L 3.3.3. Melepas Startor Dan Rear Cover
1. Lepas ke enam mur termasuk salah satunya
mur pada terminal B alternator
menggunakan kunci “T” 10.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.13. Melepas Soket Terminal IG, S
dan L
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
3.2.4. Melepas Drive Belt Gambar 3.17. Melepas Startor dan Rear
Lepaskan drive belt dengan cara kendurkan Cover
baut 12 penyetel drive belt, dororong
alternator hingga drive belt kendur, kemudian 2. Lepas startor dengan rear cover.
lepas drive belt.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Gambar 3.18. Startor dan Rear Cover
Gambar 3.14. Melepas Drive Belt
3.4. Pemeriksaan Bagian-Bagian
3.3. Pembongkaran Alternator Alternaror
Pembongkaran alternator dilakukan 1.4.1. Pemeriksaan Rotor
untuk melakukan pengecekan, perawatan dan

25
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

1. Memeriksa kondisi fisik slip ring, kerataan


slip ring. jika tidak rata, ratakan dengan
amlas.
2. Memeriksa diameter slip ring.
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
Gambar 3.23. Pemeriksaan Hubungan Lilitan
Kawat
2. Periksa hubungan antara startor coil
dengan startor core, jika ada hubungan
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan ganti.
Gambar 3.19. Pengukuran Diameter Slip Rip

3. Periksa hubungan antara slip ring, jika


tidak ada hubungan ganti.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.24. Pemeriksaan Startor Coil
dengan Startor Core
1.4.3. Pemeriksaan Dioda
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan 1. Pemeriksaan dioda positif, hubungkang
Gambar 3.20. Penmeriksaan Slip Rip positif (+) tester ke dioda positif dan
negatif (-) tester ke terminal negatif
4. Periksa hubungan antara slip ring dengan alternator, jika tidak ada hubungan dioda
rotor shaft, jika terdapat hubungan maka rusak.
ganti.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Gambar 3.25. Pemeriksaan Dioda Positif
Gambar 3.21. Pemeriksaan Slip Rip dengan
Rotor Shaft 2. Pemeriksaan dioda negatif, hubungkan
5. Periksa rear bearing, periksa kondisi fisik negatif (-) tester ke dioda positif dan
dan putaran bearing, jika putaran kasar positif (+) tester ke terminal negatif
atau tidak dapat berputar dan timbul suara alternator, jika ada hubungan dioda rusak.
ganti bearing.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.22. Pemeriksaan Rear Bearing Gambar 3.26. Pemeriksaan Dioda negatif
1.4.2. Pemeriksaan Startor Coil 1.4.4. Pengukuran Brush
1. Periksa hubungan lilitan kawat startor, Periksa kondisi brush dari kerusakan maupun
lakukan pengetesan pada tiap masing ke ausan, gunakan jangka sorong untuk
masing ujung lilitan. Jika tidak ada mengukur panjang brush, panjang brush
hubungan maka ganti. standar 20 mm dan batas minimal 6 mm, jika
pamjang brus dibawah batas minimal maka
ganti brush.

26
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

4. Pasang pompa vacum pada alternator,


perhatikan lubang dengan gigi yang berada
didalam pompa, luruskan gigi
menggunakan obeng sebelum dimasukkan
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan rotor shaft. masukkan secara perlahan dan
Gambar 3.27. Pengukuran Panjang Brush pasang baut serta kencangkan dengan
obeng plus (+).
1.5. Perakitan Alternator
3.5.1. Memasang Startor Dengan Rotor
Pasang startor dengan rotor pada fron cover.
Saat memasaang tekan brush menggunakan
Obeng Min (-) hingga brush menempel
dengan benar pada slip ring. Lakukan Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
pemasangan dengan hati hari agar tidak Gambar 3.32. Memasang Vakum Pump
merusak benda kerja.
4.6. Pemeriksaan Dan Perawatan Baterai
4.6.1. Pemeriksaan Kondisi Fisik baterai
1. Periksa secara visual kondisi fisik baterai.
2. Periksa terminal positif dan negatif,
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan mungkin terminal terdapat kotoran dan
Gambar 3.28. Memasang Startor Dan Rotor rusak.
3. Periksa ketinggian cairan elektrolit baterai,
3.5.2. Memasang Rear Cover perhatikan batas maks (upper) dan min
1. Pasangkan rear cover pada startor. (lower) pada kotak baterai. Tambahkan air
Perhatikan saat pemasangaan, pastikan accu jika cairan elektrolit baterai dibawah
lubang baut pengikat alternator pada batas min (lower).
mesin lurus, untuk meluruskan gunakan
baut pengikat alternator.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.33. Baterai
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
Gambar 3.29. Memasang Rear Cover 4.6.2. Mengukur Berat Jenis Cairan
2. Pasang baut pengunci front cover dengan Baterai
rear cover dan mur pengunci dioda. Buka masing-masing penutup cairan elektrolit
baterai, gunakan hydrometer untuk mengukur
berat jenis cairan elektrolit baterai. Standar
berat jenis cairan elektrolit baterai 1.220 –
1.280. jika berat jenis diatas 1.280 tambahkan
air accu, jika dibawah 1.220 lakukan
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan pengecasan.
Gambar 3.30. Memasang Baut Cover
3. Kencangkan baut dengan obeng plus (+)
dan mur menggunakan kunci “T” 10,
jangan lupa untuk memasang kabel “B”
alternator
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
Gambar 3.34. Memeriksa Cairan Elektrolit

4.6.3. Mengukur Tegangan Baterai


Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Gunakan multi tester arahkan kabel merah ke
Gambar 3.31. Mengencangkan Baut Cover terminal (+) baterai dan hitam ke terminal (-)

27
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

baterai, tegangan pada baterai normal 12 volt 2. Memasang selang masuk oli, jangan lupa
jika tegangan dibawah 12 volt maka baterai mengeklem selang.
dalam kondisi tidak baik dan perlu dilakukan
pengecasan.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.39. Memasang selang masuk oli

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan 3. Memasang selang pengembali oli, jangan


Gambar 3.35. Memeriksa tegangan baterai lupa memasang ring kuningan diabtara
4.7. Pemeriksaan Drive Belt selang agar oli tidak bocor
1. Periksa drive belt dari kerusakan, amati
fisik drive belt apakah ada keretakan, jika
ada keretakan pada dreve belt ganti.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.40. Memasang selang pengembali

4. Memasang selang vakum boster, jangan


Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan lupa memasang klem pengunci.
Gambar 3.36. Memeriksa Drive Belt

2. Periksa kekencangan drive belt, gunakan


timbangan gantung kemudian tarik drive
belt hingga 10kg, ukur jarak kekenduran Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
drive belt menggunakan penggaris dari Gambar 3.41. Memasang Selang Vakum
garis posisi awal hingga setelah drive belet
ditarik 10kg. Standar kekencangan drive 5. Memasang selang idle AC.
belt 8 mm - 10 mm, jika hasil tidak sesuai
lakukan penyetelan.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.42. Memasang Selang Idle AC
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
Gambar 3.37. Memeriksa Kekencangan Drive 6. Memasang Soket Terminal S, IG, L.
Belt
4.8. Pemasangan Komponen
3.8.1. Memasang Alternator
1. Pasang alternator pada dudukannya.
Pasang baut pengunci alternator
kencangkan baut dengan menahan mur 14 Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
menggunakan kunci ring dan memutar Gambar 3.43. Memasang Soket Terminal
baut 15.
7. Memasang Soket kabel terminal B.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.38. Mengencangkan Baut Gambar 3.44. Memasang Soket Terminal B
Alternator Alternator

28
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

3.8.2. Memasang drive belt 3.10. Pemeriksaan Charge Relay


1. Dorong alternator hingga drive belt Pengecekan menggunakan Multi meter
menjangkau, pasang drive belt pada tiap sebagai berikut:
puley. 1. 30 dan 87a berhubungan. 30 dan 87 tidak
berhubungan.
Jika diberi tegangan baterai pada terminal
85 dan 86:
2. 30 dan 87a tidak berhubungan, 30 dan 87
berhubungan.
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Apabila hasil tidak sesuai Charge Relay
Gambar 3.45. Memasang Drive Belt rusak.
2. Stel kekencangan drive belt, ukit alternator
menggunakan pengukit hingga drive belt
kencang sesuai standar. kemudian
kencangkan baut pengunci.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Gambar 3.49. Charge Relay

3.11. Pemeriksaan Tegangan Sistem


Pengisian
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan Periksa tegangan pengisian baterai
Gambar 3.46. Menyetel Drive Belt menggunakan multi tester, Standar tegangan
pengisian adalah 13.5 volt – 14.5. jika hasil
3.8.3. Memasang baterai tidak sesuai berarti komponen sistem
1. Pasang baterai pada tempat baterai. pengisian ada kerusakan.
Pasang pengunci baterai dan kencangkan
mur penguncinya.
2. Saat memasang kabel baterai, pasang lah
kabel positif baterai kemudian baru
negatif baterai untuk menghindari
konsleting. Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan
3. Kencangkan baut klem terminal baterai Gambar 3.50. Pengecekan Tegangan Sistem
dengan hati hati. Pengisian
4.1. Prosedur Perbaikan Sistem Pengisian
Hasil pemeriksaan menentukan layak atau
tidaknya komponen dalam bekerja, dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan pada sistem
Pengisian mobil Isuzu Panther LV 2.5. Hasil
Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan yang diperoleh berdasarkan pemeriksaan dan
Gambar 3.47. Memasang baterai pengukuran komponen sistem pengisian mobil
Isuzu Panther LV 2.5 adalah sebagai berikut :
3.9. Pemeriksaan Charge Fuse Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Dan Pengukuran
Periksa fuse 40 A sistem pengisian pada kotak
fuse. Apakah fuse putus atau tidak, jika putus
ganti.

Sumber : Dokumentasi Pemeriksaan


Sumber : Data Pemeriksaan
Gambar 3.48. Charge Fuse

29
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Dan Pengukuran

Sumber : Data Pemeriksaan

1.6. Lampu Tidak Mati Saat Mesin Hidup


Tabel 4.9. Lampu Tidak Mati Saat Mesin
Sumber : Data Pemeriksaan Hidup

4.1.1. Diaknosa Kerusakan Sistem


Pengisian
Diaknosa kerusakan untuk menentukan suatu
susumber atau penyebeb dari sebuah Sumber : Data Pemeriksaan
kerusakan, berikut diaknosa kerusakan sistem
pengisian dan penangananya: V. PENUTUP
1.1. Tidak Ada Pengisian 5.1. Kesimpulan
Tabel 4.4. Tidak Ada pengisian Dari hasil penyelesaian tugas akhir yaitu
dengan mengambil objek Prosedur Perawatan
dan Perbaikan Sistem Pengisian Isuzu Panther
LV 2.5, penulis menyimpulkan beberapa hal
antara lain:
1. Sistem pengisian mempunyai peranan
penting dalam sebuah kendaraan yang
Sumber : Data Pemeriksaan
berfungsi sebagai pensuplai kebutuhan
arus listrik yang dibutuhkan kendaraan
1.2. Pengisian Rendah
saat kendaraan hidup dan mengisi baterai
Tabel 4.5. Pengisian Rendah
jika ada sisa arus yang berlebihan agar
baterai tetap terisi penuh.
2. Komponen sistem pengisian yaitu
alternator, regulator, battery, kunci
kontak, fuse dan lampu CHG (lampu
indikator).
Sumber : Data Pemeriksaan 3. Ada dua tipe regulator yaitu tipe kontak
1.3. Pengisian Tinggi poin dan tipe IC, pada isuzu panther lv 2.5
Tabel 4.6. Pengisian Tinggi telah menggunakan tipe IC regulator.
4. Dari hasil pemeriksaan dan pengukuran
yang penulis lakukan, komponen sistem
Sumber : Data Pemeriksaan pengisian masih dalam kondisi bagus
sehingga tidak perlu adanya penggantian
1.4. Timbul Suara Berisik atau perbaikan pada komponen.
Tabel 4.7. Timbul Suara Berisik
5.2. Saran
Pada saat melakukan perawatan dan perbaikan
sistem pengisian isuzu panther lv 2.5 ada
beberapa saraan yang penulis berikan yaitu:
1. Lakukan perawatan komponen-komponen
Sumber : Data Pemeriksaan pada sistem pengisian secara berkala, hal
1.5. Lampu Tidak Menyala Saat Kontak ini bertujuan untuk menambah usia
ON komponen dan menjaga agar komponen
Tabel 4.8. Lampu Tidak Menyala Saat Kontak dapat bekerja dengan baik.
ON

30
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

2. Selalu mengikuti SOP (Standar kediri.ac.id/index.php/JTM/article/view/15


Operasional Prosedur) dalam melakukan 0, Tanggal 30 Maet 2018, Jam 16:47 WIB
perawatan dan perbaikan. Juan Prasetyadi, Komponen Sistem
3. Setelah melakukan melakukan perawatan Pengisian Dan Komponennya, 25 April
dan perbaikan cek kembali fungsi dari 2017, http://teknik-
komponen-komponen untuk memastikan otomotif.com/2017/04/komponen-sistem-
masih dapat berfungsi dengan baik. pengisian-dan fungsinya.html, Tanggal 20
Setelah mengetauhi fungsi dari komponen Januari 2018, Jam 21.32 WIB
dan cara kerja sistem pengisian diharapkan M. Sidik Argana, Pengujian Regulator
dapat menganalisa jika terjadi gangguan pada Alternator Elektronik, 10 October
sisitem pengiaian 2013,http://vedcmalang.com/pppptkboeml
g/index.php/menuutama/otomotif/799-
DAFTAR PUSTAKA regulator-alternator-elektronik, Tanggal 25
Anonim,. Training Manual. Fundamental Of Maret 2018, Jam 13:36 WIB
Electricity Step 2. PT. Toyota Astra Motor, Rohidin Thea, Sistim Pengisian (Charging
Jakarta: 1994 Syistem) Pada Mobil, 14 Februari 2018,
Drs. Daryanto, Teknik Servis Mobil, PT http://viarohidinthea.com/2014/11/sistem-
Rineka Cipta, Jakarta, 1999 pengisian.html, Tanggal 26 Maret 2018,
Isuzu Motors Limited, Workshop Manual, Jam 17:43 WIB
International Service Department, Japan,
1999
Philip Kristanto, Sistem Kelistrikan
Otomotif, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015
Sofan Amri, S.Pd dan Yayan Setiawan S.T,
Rangkaian Dasar Otomotif untuk SMK,
PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2011
Toyota, New Step 1 Toyota, PT. Toyota
Astra Motor, Jakarta, 2011
Hasan Basri dkk, Analisa Kerusakan
Alternator Semi Konduktor Regulator
Pada Charging System Pada Unit Dump
Truck 465-5, p- ISSN : 2407 – 1846, e-
ISSN : 2460 – 8416, 1-2 November 2017,
Program Studi D3 Perawatan Alat Berat,
Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Jakarta,
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaste
k/article/download/1932/1583, Tanggal 27
Maret 2018, Jam 23:43 WIB
Iman Setiono, Akumulator, Pemakaian Dan
Perawatannya, Metana, Volume 11,
Nomor 01, JULI 2015, PSD III Teknik
Elektro Universitas Diponegoro,
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/meta
na/article/download/12579/9472, Tanggal
30 Maret 2018, Jam 14:23 WIB
Kholis Nur Faizin, Pengaruh Variasi
Diameter Pulley Dan Daya Motor
Terhadap Proses Pengisian Baterai
Pada Mobil 5K, ISSN : 2252 – 4444,
Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 1, Tahun
2013, Program Studi Perawatan dan
Perbaikan Mesin Politeknik Kediri,
http://ojs.poltek-

31

Anda mungkin juga menyukai