Tahap perencanaan adalah hasil evaluasi dari kegiatan-kegiatan dimasa lalu dan
analisis dari tuntutan kebutuhan masyarakat yang sedang berkembang untuk
pengembangan prioritas daerah. Agar prioritas anggaran sesuai dengan kebutuhan
yang ada maka diperlukan seluruh partisipasi yang aktif dari seluruh stakeholder.
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) dibahas bersama
anggota DPRD untuk disetujui dan ditetapkan oleh eksekutif yang lebih tinggi sebagai
APBD tahun berjalan. Pada proses pembahasan pihak-pihak eksekutif yang terlibat
harus mendefinisikan program dan kegiatannya secara terperinci.
Pendekatan politik, visi, misi dan program kepala daerah terpilih menjadi visi dan
misi jangka menengah daerah, sementara program kepala daerah terpilih menjadi
kebijakan utama dan dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah. Oleh
karna itu, rencana pembangunan adalah penjabaran agenda pembangunan yang
ditawarkan kepala daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan
jangka menengah. Sedangkan untuk rencana pembangunan jangka panjang, dimana
hal ini bukan hanya menjadi kepentingan seluruh pemangku kepentingan daerah masa
kini.
Pendekatan teknokratik, perencanaan dilakukan dengan metode dan kerangka
berpikir ilmiah berdasarkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh
tenaga ahli atau lembaga yang resmi dan diakui kapasitasnya, serta memenuhi
kualifikasi untuk ditetapkan dengan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
dokumen rencana, indikator pencapaian kinerja disampaikan secara eksplisit atas
rencana yang disusun. Dengan demikian, rencana tersebut memperlihatkan efektivitas
pelaksanaan rencana, dapat diukur pencapaiannya, serta mudah untuk diintegrasikan
dengan kegiatan penganggaran.
Hal ini dapat disampaikan melalui pimpinan organisasi/ dewan pembina organisasi
dengan memberikan pandangannya mengenai berbagai peluang serta
kemungkinan/arahan stategis terkait kegiatan yang akan dilakukan
Fleksibilitas anggaran ini disusun berdasarkan pola perilaku biaya berupa biaya tetap
dan biaya variable sehingga dapat membantu dalam membuat perbandingan dengan
lebih valid karena besarnya tingkat pengeluaran dan pendapatan dapat teridentifikasi
dengan baik dengan analisis yang terperinci terkait bagaimana setiap biaya dipengaruhi
oleh perubahan-perubahan kegiatan organisasi.
Disusun untuk suatu rentangan aktivitas dan bukan untuk satu tingkat aktivitas saja.
Memberikan dasar yang dinamis untuk membuat perbandingan-perbandingan, karena
mereka secara otomatis akan memberikan informasi yang menyangkut tingkatan
volume yang berbeda-beda.
Dalam penyusunan anggaran yang perlu diperhatikan adalah adanya kegiatan prioritas.
Kegiatan ini dikategorikan sebagai kegiatan yang menempati urutan teratas untuk
segera dilakukan sebelum melakukan kegiatan lainnya.
Tahap Ratifikasi (Ratification)
Namun perlu diingat, setiap masukan/usulan yang diberikan dan sinkronisasi program
yang diajukan senantiasa harus memperhitungkan kepentingan organisasi dan realitas
yang ada dilapangan. Oleh karena itu pengkategorian& skala prioritas usulan anggaran
penting dilakukan.
Tahap Implementasi (Implementation)
4. Anggaran Penerimaan
Hal ini tidak lepas dari peran bagian keuangan sebagai penyusun dan pengelola
anggaran kas organisasi. Anggaran ini akan menunjukkan rencana dan penggunaan
kas dalam satu tahun anggaran. Dalam penganggaran ini terdiri dari rencana aliran kas
masuk dan juga rencana aliran kas keluar.
Sifat dari aliran kas tersebut baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar maka akan
bersifat dengan terus menerus. Dengan membuat anggaran kas yang juga menjadi
aktivitas dalam manajemen keuangan tersebut maka organisasi bisa mempersiapkan
pengelolaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adanya anggaran kas juga
bisa digunakan sebagai dasar kebijakan untuk mendapatkan modal. Yang lebih penting
bahwa dalam pembuatan anggaran kas ini maka bisa dijadikan penilaian terhadap
realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya.
5. Skenario Anggaran
Tingkat konservatif berarti, perkiraan sumber dana diprediksi berdasakan pada sumber
dana dengan tingkat kepastiannya yang tinggi, yaitu dari sumber dana yang sudah pasti
didapatkan. Tingkatan moderat, artinya anggaran ini mempertimbangkan sumber dana
yang relatif lebih rendah tingkat kepastiannya. Dengan demikian, sumber dana suatu
organisasi akan lebih besar diperhitungkannya dibandingkan dengan tingkatan
konservatif. Sedangkan anggaran dengan tingkat agresif, mempersepsikan sumber
dana yang akan diperoleh termasuk dana yang lebih kecil kepastian perolehannya.
Dengan demikian, pada tingkatan ini anggaran suatu organisasi memiliki sumber dana
lebih dibandingkan konservatif maupun moderate.
Apabila sudah disepakati bersama, maka bagian keuangan dapat membuat proyeksi
arus kas. Proyeksi arus kas ini bertujuan untuk memperhitungkan jadwal kegiatan dari
masing-masing program. Proyeksi arus kas ini juga penting untuk melihat adanya
kemungkinan organisasi menghadapi periode defisit anggaran akan terjadi. Dikuatirkan
hal ini menyebab tidak adanya alternatif pendanaan pendanaan lainnya sehingga
pilihan yang akan diambil adalah pengunduran jadwal kegiatan atau bahkan
pengurangan kegiatan.
Referensi:
Siklus anggaran ABK (Anggaran Berbasis Kinerja) memiliki tahapan seperti anggaran
tradisional yaitu
Untuk dapat menyusun ABK terlebih dahulu harus menyusun perencanaan strategis
(Renstra). Renstra ini yang menjelaskan kinerja yang akan dicapai selama 5 tahun.
Permendagri no 54 tahun 2010 menekankan pedoman pembuatan Renstra yang
disusun dengan objektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada didalam
pemerintahan dan masyarakat. Permendagri No.54 tahun 2010 ini telah direvisi dengan
dikeluarkannya Permendagri No.86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah. Tata cara evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD dan RPJM.
UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan negara menyebutkan bahwa tahun anggaran
meliputi massa 1 tahun, mulai dari tanggal 1 januari-31 desember. Dalam UU tersebut
dinyatakan bahwa kapan penyusunan APBN dan APBD diselenggarakan. UU No 25
tahun 2004 menegaskan bagaimana hubungan APBN dengan APBD dalam kerangka
sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan pembangunan
nasional bertujuan untuk :
1. Mendukung kordinasi
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergis baik antar daerah dan
pusat
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Menjamin terciptanya penggunaan sumber daya secara efisien
Referensi
www.digilib.unila.ac.id
www.integrasi-edukasi.org
Bappenas, PKMK UGM, DFAT, UNICEF, 2017, modul sinkronisasi RPJMD dan
RPJMN, bidang kesehatan dan gizi masyarakat, PKMK FKKMK UGM.
Yogyakarta.