Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT DAN CEDERA AKIBAT KERJA

“GANGGUAN OTOT RANGKA AKIBAT KERJA”

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Ratumas Rizki (N1A118010)

W.Fatchurrachman P (N1A118032)

M. Ichbat Fadli Azim (N1A118027)

Monica Tri Astuti (N1A118056)

Helen Puspa Pratiwi (N1A118052)

Olivia Melinda (N1A118060)

Sentana Br Barus (N1A118063)

Widya Anggraini (N1A118099)

Rati Andriani (N1A118072)

Ghina Salsabila (N1A118146)

Dosen Pengampu: Evy Wisudariani, S.KM., M.Kes


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja” atas rahmat dan hidayah-Nya kelompok kami
dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas dari dosen dengan mata kuliah Penyakit dan Cedera Akibat Kerja di
Universitas Jambi.Selain itu kelompok kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu Kami mengucapkan terima kasih kepada 
Bapak/Ibu dosen pembimbing mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang telah Kami susun masih memiliki banyak
kelemahan dan jauh dari kata sempurna baik dari segi teknis maupun non-teknis.Untuk
itu kami berharap kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang.Dan apabila di
dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati mohon
dimaafkan.

Jambi, November 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

2.1 Definisi Gangguan Otot Rangka.......................................................................................5

2.2 Masalah yang Timbul pada Gangguan Otot Tulang Rangka (Gotrak)  Akibat Kerja......6

2.3 Diagnosis Penyakit pada Gangguan Otot Tulang Rangka (Gotrak)  Akibat Kerja..........8

2.4 Faktor Risiko Gangguan Otot Tulang Rangka (Gotrak) AKibat Kerja............................8

2.5 Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Otot Tulang Rangka (Gotrak)  Akibat Kerja..9

BAB III PENUTUP......................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)


merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan
menyebabkan penurunan aktivitas kerja yang berdampak pula pada output dari hasil
kerja. Data dari Bureu of labor statistic (USA) menunjukkan bahwa terdapat 335.390
kasus berupa gangguan pada sistem otot rangka (MSDs) pada tahun 2007 di industri
Amerika Serikat. Kasus tersebut berkontribusi sebesar 29% dari total kasus kecelakaan
kerja industri. Dari statistik K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) industri di Inggris,
total kejadian MSDs pada tahun 2007-2008 adalah 539.000 kasus. Kasus tersebut
berkontribusi sekitar 40% dari total kasus yang berkaitan dengan kecelakaan kerja
(Iridiastadi dan Yassierli, 2015). Indonesia tahun 2013 terdapat 428.844 kasus penyakit
akibat kerja (Depkes, 2014). Di indonesia, data statistik MSDs belum tersedia secara
memadai. Kondisi industri Indonesia lebih dominan pekerja fisik dan lemahnya
pengawasan K3 dibandingkan dengan 2 negara maju diatas, cukup mengisyaratkan
bahwa prevalensi MSDs di Indonesia lebih tinggi (Iridiastadi dan Yassierli, 2015).
Salah satu upaya kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja yaitu
dengan penerapan ergonomi. Ergonomi merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji
keterbatasan, kelebihan, dan karakteristik manusia untuk memanfaatkan informasi
tersebut dalam merancang produk, mesin, fasilitas, lingkungan, dan bahkan sistem
kerja, dengan tujuan utama agar tercapainya kualitas kerja yang terbaik tanpa
mengabaikan aspek kesehatan, keselamatan, serta kenyamanan manusia
penggunananya. Mengabaikan ergonomi dalam merancang sistem kerja dapat
menimbulkan dampak buruk seperti ketidaknyamanan, menurunnya kinerja,
produktivitas, maupun kualitas kerja, bahkan berpotensi menimbulkan keluhan
kesehatan dan penyakit akibat kerja (Iridiastadi dan Yassierli, 2015).
Sikap tubuh dan aktivitas tertentu terhadap alat kerja, berpotensi menimbulkan
suatu keluhan kesehatan, bahkan penyakit.Sikap kerja yang salah juga dapat menjadi
penyebab timbulnya berbagai keluhan kesehatan seperti nyeri, kelelahan, bahkan

1
kecelakaan.Selain itu, sikap duduk atau sikap berdiri dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan permasalahan tersebut. Dampak negatif tersebut akan terjadi baik
dalam jangka waktu pendek maupun panjang (Anies, 2014).
Keluhan yang dialami pekerja dibeberapa jenis industri berbeda.Rahadini (2006)
melakukan survei kuesioner pada pekerja komputer yang dominan duduk. Dari 200
kuesioner, ditemukan tingkat prevalensi keluhan sistem otot rangka pada bagian leher
(68,7%), punggung (62,1%), tulang belakang (60%). Penelitian yang dilakukan
Wardaningsih (2010) pada pekerja mesin cucuk yang dominan duduk, didapatkan 88%
sampel mengeluh sakit punggung, pinggang 84%, bokong 80%, bahu 56%.
Gangguan muskuloskeletal adalah cedera atau kelainan sistem otot rangka yang
disebabkan oleh cedera akibat pembebanan yang tiba-tiba atau kelainan sistem otot
rangka dalam jangka panjang dan akan menyebabkan keluhan pada otot, ligamen,
sendi, tendon, syaraf. Istilah kelainan otot rangka jangka panjang diakibatkan oleh
pembebanan yang berlebihan secara berulang-ulang disebut Musculoskeletal Disorders
(MSDs) (Iridiastadi dan Yassierli, 2015).
Menurut Humantech yang dikutip Bukhori (2010), pada awalnya keluhan
muskuloskeletal menyebabkan rasa sakit, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan,
gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar, yang pada akhirnya mengakibatkan
ketidakmampuan seseorang melakukan pergerakan dan koordinasi gerakan anggota
tubuh sehingga mengakibatkan efisiensi kerja berkurang dan produktivitas kerja
menurun.
Gejala-gejala diatas dapat disebabkan oleh karena tidak diterapkan prinsip
ergonomi yaitu memastikan bahwa beban kerja (job demand) selalu berada didalam
batas kemampuan pekerja (human capabilities). Upaya yang dilakukan dengan cara
tempat, peralatan, metode, lingkungan kerja, harus sesuai dengan pekerja, yaitu
konsep ‘’fit the job to the man’’. Bukan menggunakan konsep ‘’fitting the man to the
work’’ yaitu manusia atau pekerja harus menyesuaikan diri dalam sistem kerjanya
(Iridiastadi dan Yassierli, 2015).
Untuk mencapai hasil yang optimal, perlu diperhatikan performansi
pekerjanya.Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah postur dan sikap tubuh
pada saat melakukan aktivitas tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan

2
karena hasil produksi sangat dipengaruhi oleh apa yang dilakukan pekerja. Bila postur
kerja yang digunakan pekerja salah atau tidak ergonomis, pekerja akan cepat lelah
sehingga konsentrasi dan tingkat ketelitiannya menurun. Pekerja menjadi lambat,
akibatnya kualitas dan kuantitas hasil produksi menurun yang pada akhirnya
menyebabkan turunnya produktivitas (Santoso, 2004).
Dalam penerapan ergonomi harus diperhatikan : A) Faktor manusia, dimana
perancangan alat harus berorientasi pada manusia (Tarwaka, 2010) ; B) Faktor
antropometri, dimana ukuran alat-alat kerja harus sesuai dengan tubuh penggunanya
(Kuswana, 2014) ; C) Faktor sikap tubuh pekerja, dimana sikap tubuh alamiah berperan
dalam produktivitas kerja (Tarwaka, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Pada uraian latar belakang yang sebelumnya maka dapat dibuat beberapa rumusan
masalah yang akan dijelaskan. Beberapa rumusan masalah yang ada seperti berikut:

a) Apakah Definisi Dari Gangguan Otot Rangka Akibat kerja?


b) Apa Saja Masalah yang Timbul dalam Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja?
c) Bagaimana Diagnosis Penyakit pada Gangguan Otot Tulang Rangka?
d) Apa Saja Faktor Risiko yang dapat Menyebabkan Gangguan Otot Tulang
Rangka?
e) Bagaimana Pencegahan dan Pengendalian Gangguan pada Otot Tulang
Rangka ?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah yang disebutkan diatas maka tujuan yang dapat diberikan
yaitu:

a) Untuk mengetahui definisi dari gangguan otot rangka akibat kerja.


b) Untuk mengetahui masalah yang timbul pada gangguan otot rangka akibat
kerja.

3
c) Untuk mengetahui diagnosis penyakit pada gangguan otot tulang rangka akibat
kerja.
d) Untuk mengetahui faktor resiko gangguan otot tulang rangka akibat kerja.
e) Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian pada gangguan otot tulang
rangka akibat kerja.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gangguan Otot Rangka

Pada Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 dijelaskan untuk


memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya, mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang, mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang.

Muskuloskeletal Disorder (MSDs) adalah istilah yang ditujukan pada gangguan


pada otot yang terjadi pada otot-otot rangka yang dirasakan seseorang mulai dari
keluhan ringan sampai keluhan yang berat. Keluhan yang biasa dirasakan adalah
kerusakan pada sendi ligament dan tendon kerusakan seperti ini biasanya disebabkan
karena otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama,
keluhan dan kerusakan tersebut dinamakan Muskuloskeletal disorder (MSDs).

Definisi gangguan otot tulang rangka (Gotrak) adalah semua gangguan


kesehatan dan cidera yang mengenaisistem gerak tubuh (otot, tendon, selaput
tendon,ligamen, tulang rangka, sendi, tulang rawan, bursa, spinal discs, pembuluh
darah dan saraf) yang disebabkan atau diperberat oleh beberapa faktor resiko pekerja
dan atau lingkungan kerja. Cidera atau gangguan otot tulang rangka yang disebabkan
oleh dampak langsung dari jatuh, terpukul, kecelakaan, perkelahian dan lain-lain tidak
termasuk dalam Gotrak.

Dalam Tarwaka (2004), dijelaskan bahwa musculoskeletal disorders (MSDs)


yaitu keluhan yang terjadi pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh
seseorang mulai dari adanya keluhan yang sangat ringan sampai keluhan sangat sakit.
Keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang sering terjadi pada pekerja industri
adalah nyeri pergelangan tangan, nyeri leher, nyeri pada punggung serta nyeri pada
siku dan kaki. Jika otot pada bagian tubuh tersebut menerima beban statis secara terus

5
menerus dan berulang dalam waktu yang sangat lama akan menimbulkan keluhan
berupa kerusakan pada tendon, ligamen dan sendi.

2.2 Masalah yang Timbul pada Gangguan Otot Tulang Rangka (Gotrak)  Akibat
Kerja

Buruh angkut termasuk masyarakat pekerja secara mandiri yang menjual jasa
mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan keinginan
pelanggan.Pada umumnya buruh angkut di pasar tradisional bekerja menggunakan
tubuh sebagai alat untuk memikul, menjinjing, dan meminggul. Buruh angkut tersebut
hanya memperhatikan faktor pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya tanpa
memperhatikan faktor kesehatan yang dapat membahayakan tubuh dan menghambat
produktivitasnya yang akan timbul dalam jangka panjang. Aktivitas angkat angkut yang
tidak ergonomis dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan bahkan kecelakaan bagi
buruh angkut. Satu diantara akibat yang ditimbulkan dari aktivitas angkat angkut yang
tidak benar adalah keluhan Muskuloskeletal.

Dalam Bukhori (2010), menyatakan Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau


gangguan otot skeletal yaitu adanya suatu gangguan atau gejala yang ada kaitannya
dengan jaringan otot, ligamen, kartilago, sistem syaraf, tendon, pembuluh darah dan
struktur tulang. Gejala awal pada musculoskeletal menyebabkan adanya rasa nyeri,
sakit, kesemutan.

Dalam Vi P (2003) berbagai faktor yang dapat menyebabkan gangguan sistem


muskuloskeletal dibedakan atas penyebab primer, sekunder, dan kombinasi. Penyebab
primer antara lain meliputi peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, dan
sikap kerja tidak alamiah. Penyebab sekunder antara lain meliputi tekanan, getaran,
dan paparan suhu dingin yang berlebihan atau mikroklimat. Penyebab kombinasi antara
lain umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik, dan ukuran
tubuh.

6
Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Rotulung (2015) menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dan keluhan musculoskeletal
disorders. Jadi, semakin lama seseorang bekerja atau semakin lama seseorang
terpapar dengan faktor risiko musculoskeletal disorders maka semakin besar pula risiko
untuk mengalami keluhan musculoskeletal disorders.

Ada beberapa jenis MSDs (Levy et al, 2005 dalam Handayani, 2011), yaitu:

 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan tekanan pada saraf yang
mempengaruhi saraf tengah, salah satu dari tiga saraf yang menyuplai tangan
dengan kemampuan sensorik dan motorik. CTS pada pergelangan tangan
merupakan terowongan yang tebentuk oleh carpal, tulang pada tiga sisi dan
ligamen yang melintanginya.
 Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS) adalah gangguan pada pembuluh darah
dan saraf pada jari yang disebabkan oleh getaran alat atau bagian/permukaan
benda yang bergetar dan menyebar langsung ke tangan. Dikenal juga sebagai
getaran yang menyebabkan white finger, traumatic vasopatic disease.
 Low Back Pain Syndrome (LBP) merupakan bentuk umum dari sebagian besar
kondisi patologis yang mempengaruhi tulang, tendon, saraf, ligament,
intervetebral disc dari lumbar spine (tulang belakang).
 Peripheral Nerve Entrapment Syndrome adalah penjepitan syaraf pada tangan
atau kaki (saraf sensorik, motorik dan autonomic).
 Peripheral Neuropathy adalah gejala permulaan yang tersembunyi dan
membahayakan dari dysesthesias dan ketidakmampuan dalam menerima
sensasi.
 Tendinitsi dan Tenosynovitis. Tendinitis merupakan peradangan pada tendon,
adanya struktur ikatan yang melekat pada masingmasing bagian ujung dari otot
ke tulang.

7
2.3 Diagnosis Penyakit pada Gangguan Otot Tulang Rangka (Gotrak)  Akibat Kerja

Diagnosis  1 : Nyeri Akut berhubungan dengan agen penyebab cidera fisik (yang
berasosiasi dengan pekerjaan)

1. Mengkaji skala nyeri dengan skor PQRST


2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
3. Memberikan obat analgetik sesuai resep dokter

Diagnosis 2 : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan


sumber informasi

1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit yang spesifik


2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kondisi dengan cara yang tepat.
3. Memdiskusikan dengan keluarga tentang komplikasi dari kondisi yang akan
datang dimasa depan.

2.4 Faktor Risiko Gangguan Otot Tulang Rangkat (Gotrak) AKibat Kerja

Berikut ini beberapa hal yang menjadi faktor risiko terjadinya Gotrak di tempat kerja :

1. Sikap posisi kerja tidak alamiah/janggal (Body position)

Postur kerja yg janggal/tidak netral (awkward posture), contohnya


membungkukkan badan, menekuk atau dan memutar pinggang, persendian
lengan bawah, lengan atas, tangan atau kaki.

8
2. Aktivitas yang berulang (Repetitive movement)

Melakukan kegiatan yg berulang ulang dlm waktu yg cukup lama. Dapat


menyebabkan otot-otot berkontraksi berulangulang dan pendeknya recovery
time. Gerakan berulang 2-4 kali permenit / dalam waktu kurang dari 30 detik

3. Kerja otot berat/berlebihan (force)


Mengangkat/ menarik/ mendorong beban berat membuat kerja Otot Tulang-
rangka akan bertambah berat bila kegiatan tersebut dilakukan dengan postur
kerja yg janggal/tidak netral.

4. Suhu tempat kerja/temperature


Suhu dingin menyebabkan fleksibilitas otot dan sendi berkurang dan
Meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera otot dan sendi.

5. Getaran/virtasi
Getaran menyebabkan kelelahan otot dan sirkulasi pembuluh darah terkena
raynaud’s phenomenon

6. Bekerja secara statis


Posisi kerja dimana tungkai kaki / tangan dan persendian tidak bergerak/
bertahan dlm posisi yg tetap dlm waktu lama.

Tingkatan atau besarnya risiko yg dialami pekerja tergantung dari


intensitas, frekuensi, dan durasi/lamanya dari pemaparan pekerja tersebut
terhadap faktor risiko ditempat kerjanya serta kemampuan fungsional dari kondisi
fisik pekerja tersebut dlm melaksanakan beban tugasnya.

2.5 Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Otot Tulang Rangka


(Gotrak)  Akibat Kerja

 Pencegahan Gangguan Otot Tulang Rangka

9
1. Menggunakan alat pengaman yang sesuai dengan pekerjaan.
2. Melakukan teknik kerja dengan benar dan tepat
3.  Melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan.
4. Mengatur pola makan dan istirahat yang cukup.

 Pengendalian Gangguan Otot Tulang Rangka(Gotrak)

1. Pengendalian Melalui Perundang-undangan (Legislative Control) antara lain :


 UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan tentang higiene dan sanitasi lingkungan
 Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit
 Kebijakan, dll
2. Pengendalian melalui Administrasi Organisasi (Administrative Control) antara
lain :
 Adanya Persyaratan penerimaan pekerja yg meliputi batas umur, jenis
kelamin, syarat kesehatan,dll
 Rotasi pekerja dari pekerjaan yg membutuhkan kerja fisik/tenaga yg berat
ke tempat kerja yg tidak/kurang berat.
 Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
 Memperpendek jam kerja atau menambah jumlah istirahat pendek.
 Melatih pekerja untuk mengenali faktor-faktor risiko ditempat kerja dan
mencegahnya bila memungkinkan,.
 dll
3. Pengendalian Secara Teknis (Engineering Control):
Bertujuan agar pekerja dapat bekerja dg nyaman, aman & effisien dg
cara modifikasi dari pekerjaan yang meliputi antara lain:

10
 Substitusi peralatan kesehatan yg digunakan di tempat kerja dengan alat
alat yg ergonomis
 Mendesign tinggi meja kerja agar sesuai dg tinggi rata-rata pekerja.
 Penanggulangan gerakan berulang-ulang melalui alat bantu mekanik,
rotasi kerja dan standard produksi.

4. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) :


 Survey keluhan pegal linu dan nyeri otot pada pekerja. Surveilans
hendaknya menggunakan instrumen yg baku, untuk identifikasi
pekerjaan / tugas yg berisiko
 Kemudahan akses pekerja ke petugas klinik perusahaan/puskesmas
untuk setiap shift kerja.
 Pengobatan konservative dan restriksi kerja ditempat tugas tertentu (bila
diperlukan)
 Memberi nasihat dan menyiapkan pekerja untuk kembali bekerja.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 dijelaskan untuk


memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya, mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang, mengamankan dan memperlancar pekerjaan
bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.Muskuloskeletal Disorder
adalah istilah yang ditujukan pada gangguan pada otot yang terjadi pada otot-
otot rangka yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan ringan sampai keluhan
yang berat.Keluhan yang biasa dirasakan adalah kerusakan pada sendi ligament
dan tendon kerusakan seperti ini biasanya disebabkan karena otot menerima
beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, keluhan dan
kerusakan tersebut dinamakan Muskuloskeletal disorder .

Definisi gangguan otot tulang rangka adalah semua gangguan kesehatan


dan cidera yang mengenaisistem gerak tubuh yang disebabkan atau diperberat
oleh beberapa faktor resiko pekerja dan atau lingkungan kerja.Cidera atau
gangguan otot tulang rangka yang disebabkan oleh dampak langsung dari jatuh,
terpukul, kecelakaan, perkelahian dan lain-lain tidak termasuk dalam
Gotrak.Buruh angkut tersebut hanya memperhatikan faktor pendapatan untuk
memenuhi kebutuhannya tanpa memperhatikan faktor kesehatan yang dapat
membahayakan tubuh dan menghambat produktivitasnya yang akan timbul
dalam jangka panjang.

3.2 Saran

Supaya tidak terjadinya gangguan otot tulang rangka (gotrak) pada pekerja,
perlunya pekerja mengetahui apa itu gotrak dan faktor apa yang dapat
mengakibatkannya agar pekerja dapat terhindar dari terjadinya gotrak. Pekerja

12
dapat mengoptimalkan waktu istirahat diluar jam kerja untuk melakukan
peregangan dengan tidak berlebihan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Sagung


Seto:Jakarta

dr. Inne Nutfiliana, MKK. Gangguan Otot Tulang-rangka Akibat Kerja


(GOTRAK).Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah RagaKementerian Kesehatan RI –
bermitra dengan PERDOKI.2013

Nurdian Evadarianto, Endang Dwiyanti. POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN


MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA MANUAL HANDLING BAGIAN
ROLLING MILL. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.The Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 97–106

Vi P. Reducing risk of musculoskeletal disorders through the use of rebar-tying


machines.Applied Occupational and Environmental Hygiene. 2003; 18 (9): 649-54.

https://id.scribd.com/presentation/372543157/Gangguan-Otot-Tulang-rangka-Akibat-
Kerja-GOTRAK-pptx#download

14

Anda mungkin juga menyukai