Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas
berkat dan rahmat-NYA makalah ini dapat dibuat dan disampaikan tepat pada
waktunya.
Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Perempuan dengan judul “Masalah yang sering terjadi pada siklus
reproduksi”
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya
makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau sumber informasi
pengetahuan bagi pembaca.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih
sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kesehatan Reproduksi.......................................................... 2
B. Interfilitas........................................................................................... 3
C. Gangguan Haid................................................................................... 5
D. KTD (Unwanted Pregnancy).............................................................. 10
E. Penyakit Radang Panggul (PID: Pelvic Inflammatory Disease)........ 12
F. Hormone replacement therapy (HRT)............................................... 14
G. PMS ( Penyakit Menular Seksual)...................................................... 17
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang
ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia,
penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam
penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak
sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis
kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi
mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan,
kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai
perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para
bidan tau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para
istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi
kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian reproduksi?
2. Apa saja masalah yang terjadi pada siklus reproduksi?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan reproduksi
2. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada siklus reproduksi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
B. Interfilitas
Infertilitas lebih dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan “mandul”.
Berbicara tentang kemandulan, masih banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa mandul itu berasal dari perempuan saja. Padahal berdasarkan hasil
penelitian sekitar 25-40 % penyebabnya berasal dari laki-laki, 40-55% dari
perempuan, dan 10% dari keduanya. Hal ini membuktikan bahwa laki-laki juga
ikut menyumbang angka infertilitas atau bisa menjadi penyebab dari
ketidaksuburan ini.
Menurut WHO, infertilitas merupakan ketidakmampuan untuk hamil,
mempertahankan kehamilan, atau membawa kehamilan sampai kepada kelahiran
hidup. Artinya ketika pasangan mampu menghasilkan kehamilan, namun tidak
mampu membawa kehamilannya sampai ke tahap kelahiran hidup (melahirkan)
dapat dikatakan sebagai pasangan infertil.
Infertilitas dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Infertilitas primer dan Infertilitas
sekunder.
a. Infertilitas primer yaitu pasangan yang melakukan hubungan seksual se-
tidaknya 2–3 kali seminggu dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun tanpa
menggunakan alat kontrasepsi namun belum juga memiliki anak.
b. Infertilitas sekunder yaitu pasangan yang pernah memiliki anak sebelum-
nya, namun belum memiliki anak lagi setelah rutin selama 1 tahun mela-
kukan hubungan seksual sebanyak 2-3 x seminggu tanpa alat kontrasepsi.
1. Prevalensi Infertilitas
Menurut data WHO, terdapat sekitar 50-80 juta pasangan yang mengalami
masalah infertilitas di dunia. Di negara berkembang terjadi lebih tinggi yaitu
30%, dibandingkan dengan negara maju hanya 5-8%. Dalam buku Konsensus
penanganan Infertilitas tahun 2013 dijelaskan bahwa prevalensi infertilitas di
4
C. Gangguan Haid
1. Definisi
Gangguan menstruasi adalah istilah yang merujuk pada kelainan dalam siklus
menstruasi Anda. Kelainan ini sangat bervariasi, mulai dari pendarahan
berlebihan, terlalu sedikit, nyeri hebat saat menstruasi, kacaunya siklus
menstruasi, atau bahkan tidak haid sama sekali.
Pada wanita yang sehat, siklus menstruasi akan berlangsung dengan normal
dan berhenti dalam waktu yang hampir sama setiap bulannya. Gangguan yang
dirasakan pun terkadang masih dalam batas wajar, seperti kram perut atau
suasana hati mudah berubah.
Namun, beberapa wanita melewati siklus menstruasi yang disertai dengan
gejala-gejala fisik maupun psikis yang cukup mengganggu, bahkan cenderung
berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.
Memang, siklus menstruasi yang “normal” berbeda bagi setiap perempuan.
Siklus rutin seseorang mungkin tidak normal untuk orang lain. Penting untuk
memahami tubuh Anda sendiri dan berbicaralah dengan dokter Anda apabila
Anda melihat perubahan signifikan pada siklus menstruasi Anda.
Ada beberapa gangguan menstruasi berbeda yang dapat Anda alami. Beberapa
di antaranya adalah:
Amenorrhea (tidak ada pendarahan)
Pendarahan berlebih
Dismenore (menstruasi yang terlalu sakit)
Sindrom pramenstruasi (PMS)
Kelainan disfonik pramenstruasi (PMDD)
2. Tanda-tanda & gejala
Gejala-gejala umum pada gangguan menstruasi umumnya bervariasi,
tergantung dari apa jenis gangguannya. Berikut adalah gejala-gejala yang ada
berdasarkan jenis gangguannya:
6
a. PMS
PMS terjadi selama 1-2 minggu sebelum haid dimulai. Beberapa perempuan
mengalami berbagai gejala fisik maupun emosional. Perempuan lainnya dapat
mengalami gejala yang lebih sedikit atau bahkan tidak sama sekali. PMS
dapat menyebabkan:
perut kembung
mudah emosi
nyeri punggung
sakit kepala
nyeri pada payudara
jerawat
kelaparan
rasa lelah
depresi
gelisah
stres
insomnia
konstipasi
diare
kram perut ringan
b. Menstruasi berat
Masalah menstruasi umum lainnya adalah menstruasi berat. Gangguan ini
disebut juga menorrhagia, menyebabkan Anda mengeluarkan darah kotor
lebih dari normal. Masa haid berlangsung lebih dari rata-rata lima sampai
tujuh hari.
c. Absen menstruasi
7
Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor
risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau kondisi
kesehatan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat
terkena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor-
faktor risiko.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya gangguan
haid:
a. Usia
Usia berperan penting dalam gangguan menstruasi. Anak perempuan yang
mulai menstruasi pada usia 11 tahun atau lebih muda memiliki resiko lebih
tinggi terhadap kesakitan haid, periode haid yang lebih lama, dan siklus
menstruasi yang lebih panjang.
Remaja dapat mengalami gangguan amenorrhea sebelum siklus ovulasi
mereka teratur. Perempuan dalam masa menjelang menopause
(perimenopause) juga dapat mengalami absen haid. Beberapa kasus
pendarahan berlebihan juga dapat terjadi pada masa perimenopause.
b. Berat badan kurang atau berlebihan
Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan dapat meningkatkan
resiko dysmenorrhea atau amenorrhea.
c. Siklus dan aliran menstruasi
Siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih berat biasanya diasosiasikan
dengan kram dan rasa nyeri.
d. Kehamilan
Perempuan yang sudah mengalami kehamilan lebih sering memiliki risiko
lebih tinggi mengalami menorrhagia. Perempuan yang belum pernah
melahirkan memiliki resiko lebih tinggi mengalami dysmenorrhea, sedangkan
perempuan yang melahirkan pada usia muda memiliki resiko lebih rendah.
10
e. Stres
Stres fisik dan emosional dapat menghalangi lepasnya hormon LH
(Luteinizing Hormone) dan menyebabkan amenorrhea sementara.
KTD tidak selalu terjadi pada remaja atau pasangan yang belum
menikah ada sebagian yang pasangan yang sudah secara resmi secara menikah
juga mengalaminya. Tidak semua kehamilan disambut baik kehadirannya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan dari 200 juta kehamilan per
tahun; 38 % diantaranya merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, hal itu
umumnya terjadi karena gagal kontrasepsi dan alas an tertinggi untuk
menghentikan kehamilan adalah alas an psikososial (karena terlalu banyak
anak, anak bungsu masih terlalui kecil, takut karena kekerasan dalam rumah
tangga, takut pada orangtua atau pada masyarakat).
Sebenarnya KTD bukan hal yang baru, namun saat ini seakan – akan
menjadi berita baru karena jumlah kasus yang ‘mulai’ terungkap di
permukaan kian besar, ditambah lagi kasus – kasus perkosaan yang menimpa
remaja akhir – akhir ini kian memprihatinkan (Tito, 2003).
Yang menarik studi terbaru Utomo dkk (2001) memperkirakan aborsi
per tahun adalah 2 juta atau 43 % dari kehamilan. Dari riset YKP tahun 2002
pada sejumlah klinik dan rumah sakit di 9 kota besar Indonesia menunjukkan
dari 1.446 perempuan dengan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) adalah
sekitar 87,1 % berstatus menikah.
2. Sebab KTD
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) banyak terjadi karena pola
hubungan suami- istri tidak seimbang, yang mengakibatkan hubungan seksual
sebagai awal terjadinya kehamilan seringkali dipahami sebagai kewajiban
(agama) istri saja. Istri diposisikan untuk melayani suami kapan saja
sementara akibat dari hubungan ini bila terjadi kehamilan hanya istri seorang
yang menanggung. Selain terjadi pada remaja, KTD justru banyak dialami
oleh ibu – ibu dengan keluarga harmonis.
Alasan – alasan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal :
a. Pemahaman/pengetahuan tentang proses terjadinya kehamilan sangat
minim.
12
saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga
panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit
Menular Seksual (PMS).
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam
hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang
panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga
menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi
daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses
menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan
endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta
menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi)
Bakteri fakultatif anaerob dan flora juga diduga berpotensi menjadi penyebab
PID. yang termasuk dantaranya adalah Gardnerella vaginalis, streptokokus
agalactiae, peptostreptokokus, bakteroides dan mycoplasma genetalia. patogen
genetalia lain yang menyebabkan PID adalah haemaphilus influenza dan
haemophilus parainfluenza. actinomices diduga menyebabkan PID yang dipicu
oleh penggunaan AKDR. PID mungkin juga disebabkan oleh salpingitis
granulomatosa yang disebabkan Mycobakterium tuberkulosis dan Schistosoma.
2. Jenis Jenis Pid
Beberapa jenis inflamasi yang termasuk PID yang sering ditemukan adalah :
1. Salpingitis
mikroorganisme yang menyebabkan salpingitis adalah N. Gonorhea dan C
trachomatis. Salpingitis timbul pada remaja yang memiliki pasangan
seksual yang multiple dan tidak menggunakan kontrasepsi
2. Abses tuba ovarium
Abses ini sering muncul setelah salfingitis namun lebih sering karena
infeksi adnexa yang berulang.pasian dalam keadaan asimtomatik atau
14
f. Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan
mamografi serta pap smear setiap 6 bulan.
f. Wanita yang mempunyai hubungan yang baik dan dekat dengan tenaga
kesehatan
g. Wanita yang mengerti tentang dampak positif dari HRT.
h. Wanita yang berpendidikan tinggi dan memiliki pengetahuan tentang
menopause
Kunci keberhasilan konseling pada HRT adalah bagaimana konseling tersebut
dapat berkesinambungan dan tidak hanya sekali pertemuan saja. Apabila klien
telah menggunakan HRT konseling dapat dimanfaatkan untuk menanyakan
dampak serta efek samping yang dialami oleh klien. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam konseling berkesinambungan yaitu :
a. Menanyakan keluhan dapat teratasi atau tidak
b. Memperhatikan tentang efek samping yang dialami oleh klien
c. Melakukan evaluasi terhadap klien
d. Bila perlu ganti pengobatan
e. Mendiskusikan lamanya pengobatan
f. Memberikan materi pendidikan yang mudah dimengerti
g. Tujuan informasi yang baru, bila memang ada.
21
DAFTAR PUSTAKA
Majoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius.
FKUI.
https://www.academia.edu/35281859/Makalah_radang_panggul
https://id.scribd.com/doc/53420488/Pelvic-Inflammatory-Disease
( https://analisadaily.com/berita/arsip/2018/4/2/531207/apa-itu-infertilitas/
22