Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas
berkat dan rahmat-NYA makalah ini dapat dibuat dan disampaikan tepat pada
waktunya.
Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Perempuan dengan judul “Masalah yang sering terjadi pada siklus
reproduksi”
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah  ini. Kami juga berharap dengan adanya
makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau sumber informasi
pengetahuan bagi pembaca.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih
sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tasikmalaya, 10 Maret 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kesehatan Reproduksi.......................................................... 2
B. Interfilitas........................................................................................... 3
C. Gangguan Haid................................................................................... 5
D. KTD (Unwanted Pregnancy).............................................................. 10
E. Penyakit Radang Panggul (PID: Pelvic Inflammatory Disease)........ 12
F. Hormone replacement therapy (HRT)............................................... 14
G. PMS ( Penyakit Menular Seksual)...................................................... 17
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang
ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia,
penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam
penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak
sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis
kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi
mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan,
kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai
perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para
bidan tau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para
istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi
kesehatan, dan kesejahteraan meraka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian reproduksi?
2. Apa saja masalah yang terjadi pada siklus reproduksi?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan reproduksi
2. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada siklus reproduksi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kesehatan Reproduksi


 Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Istilah reproduksi
berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.
Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia.
Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan
secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan
prosesnya.
Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan
reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana
seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum
dan sesudah menikah..
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup
fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses
reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas

2
3

dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual


yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.

B. Interfilitas
Infertilitas lebih dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan “mandul”.
Berbicara tentang kemandulan, masih banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa mandul itu berasal dari perempuan saja. Padahal berdasarkan hasil
penelitian sekitar 25-40 % penyebabnya berasal dari laki-laki, 40-55% dari
perempuan, dan 10% dari keduanya. Hal ini membuktikan bahwa laki-laki juga
ikut menyumbang angka infertilitas atau bisa menjadi penyebab dari
ketidaksuburan ini.
Menurut WHO, infertilitas merupakan ketidakmampuan untuk hamil,
mempertahankan kehamilan, atau membawa kehamilan sampai kepada kelahiran
hidup. Artinya ketika pasangan mampu menghasilkan kehamilan, namun tidak
mampu membawa kehamilannya sampai ke tahap kelahiran hidup (melahirkan)
dapat dikatakan sebagai pasangan infertil.
Infertilitas dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Infertilitas primer dan Infertilitas
sekunder.
a. Infertilitas primer yaitu pasangan yang melakukan hubungan seksual se-
tidaknya 2–3 kali seminggu dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun tanpa
menggunakan alat kontrasepsi namun belum juga memiliki anak.
b. Infertilitas sekunder yaitu pasangan yang pernah memiliki anak sebelum-
nya, namun belum memiliki anak lagi setelah rutin selama 1 tahun mela-
kukan hubungan seksual sebanyak 2-3 x seminggu tanpa alat kontrasepsi.
1. Prevalensi Infertilitas
Menurut data WHO, terdapat sekitar 50-80 juta pasangan yang mengalami
masalah infertilitas di dunia. Di negara berkembang terjadi lebih tinggi yaitu
30%, dibandingkan dengan negara maju hanya 5-8%. Dalam buku Konsensus
penanganan Infertilitas tahun 2013 dijelaskan bahwa prevalensi infertilitas di
4

Asia yaitu 30,8 % di Kamboja, 10% di Kazakhtan, 43,7% di Turkmenistan,


dandi Indonesia hanya 21,3%. Dari data tersebut, dapat diasumsikan bahwa
dari 10 pasangan usia subur terdapat 2 pasangan yang infertil di Indonesia.
2. Penyebab Infertilitas
Pada pria:
· Produksi sperma yang abnormal.Varikokel juga dapat mempengaruhi
kualitas sperma.
· Problems with the delivery of spermseperti ejakulasi dini
 Mengkonsumsimakanan yang ada pestisida, bahan kimia lainnya, serta
radiasi. Sering terpapar panas (seperti sauna atau berendam air panas),
konsumsialkohol yang berlebihan, dan merokok juga bisa berpengaruh pada
produksi sperma.
Pada wanita:
 Gangguan masa subur (ovulasi), Ini termasuk kelainan hormonal seperti
misalnya sindrom ovarium polikistik, hiper prolaktinemia, hiper
tiroidisme atau hipotiroidisme.
 Kelainan padarahim atau serviks.
 Penyumbatan saluran tuba falopi (Fallopiian tube damage), inibisa
disebabkan oleh radang tuba falopi (salpingitis).
 Endometriosis,terjadi ketika jaringan terdalam pada rahim (endometrium)
tumbuh di luar rahim.
 Menopause dini
 Lapisan pelvis, jaringan parut yang mengikat organ setelah infeksi pang-
gul, radang usus buntu, atau operasi perut atau pelvis.
Jadi, masalah ketidaksuburan (infertilitas) merupakan masalah yang penting
yang harus di perhatikan sejak dini oleh setiap pasangan yang baru menikah
atau yang sudah lama menikah, karena dengan mengabaikan hal ini dapat
menambah angka kejadian infertilitas.
5

C. Gangguan Haid
1. Definisi
Gangguan menstruasi adalah istilah yang merujuk pada kelainan dalam siklus
menstruasi Anda. Kelainan ini sangat bervariasi, mulai dari pendarahan
berlebihan, terlalu sedikit, nyeri hebat saat menstruasi, kacaunya siklus
menstruasi, atau bahkan tidak haid sama sekali.
Pada wanita yang sehat, siklus menstruasi akan berlangsung dengan normal
dan berhenti dalam waktu yang hampir sama setiap bulannya. Gangguan yang
dirasakan pun terkadang masih dalam batas wajar, seperti kram perut atau
suasana hati mudah berubah.
Namun, beberapa wanita melewati siklus menstruasi yang disertai dengan
gejala-gejala fisik maupun psikis yang cukup mengganggu, bahkan cenderung
berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.
Memang, siklus menstruasi yang “normal” berbeda bagi setiap perempuan.
Siklus rutin seseorang mungkin tidak normal untuk orang lain. Penting untuk
memahami tubuh Anda sendiri dan berbicaralah dengan dokter Anda apabila
Anda melihat perubahan signifikan pada siklus menstruasi Anda.
Ada beberapa gangguan menstruasi berbeda yang dapat Anda alami. Beberapa
di antaranya adalah:
 Amenorrhea (tidak ada pendarahan)
 Pendarahan berlebih
 Dismenore (menstruasi yang terlalu sakit)
 Sindrom pramenstruasi (PMS)
 Kelainan disfonik pramenstruasi (PMDD)
2. Tanda-tanda & gejala
Gejala-gejala umum pada gangguan menstruasi umumnya bervariasi,
tergantung dari apa jenis gangguannya. Berikut adalah gejala-gejala yang ada
berdasarkan jenis gangguannya:
6

a. PMS
PMS terjadi selama 1-2 minggu sebelum haid dimulai. Beberapa perempuan
mengalami berbagai gejala fisik maupun emosional. Perempuan lainnya dapat
mengalami gejala yang lebih sedikit atau bahkan tidak sama sekali. PMS
dapat menyebabkan:
 perut kembung
 mudah emosi
 nyeri punggung
 sakit kepala
 nyeri pada payudara
 jerawat
 kelaparan
 rasa lelah
 depresi
 gelisah
 stres
 insomnia
 konstipasi
 diare
 kram perut ringan
b. Menstruasi berat
Masalah menstruasi umum lainnya adalah menstruasi berat. Gangguan ini
disebut juga menorrhagia, menyebabkan Anda mengeluarkan darah kotor
lebih dari normal. Masa haid berlangsung lebih dari rata-rata lima sampai
tujuh hari.
c. Absen menstruasi
7

Pada beberapa kasus, perempuan tidak mendapatkan haidnya. Gangguan ini


disebut juga amenorrhea. Amenorrhea primer adalah pada saat Anda tidak
mendapatkan haid pertama pada usia 16 tahun.
Hal ini bisa terjadi akibat masalah pada kelenjar pituitari, kelainan sejak lahir
pada sistem reproduksi wanita, atau keterlambatan pubertas. Amenorrhea
sekunder terjadi saat Anda berhenti mendapatkan haid reguler Anda selama
enam bulan atau lebih.
Akan tetapi, ada pula kemungkinan bahwa menstruasi yang terhenti dapat
berarti Anda sedang hamil. Jika Anda merasa bahwa ada kemungkinan hamil,
pastikan dengan alat tes kehamilan.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, tunggu hingga Anda setidaknya
terlambat satu hari dari jadwal normal menstruasi Anda.
d. Dismenore
Sebagian besar perempuan pasti pernah merasakan kram perut sebelum atau
selama menstruasi. Namun, beberapa di antaranya mengalami rasa sakit
berlebihan yang berlangsung lebih lama. Kondisi ini disebut dengan
dismenore.
Rasa sakit yang dialami ketika seseorang menderita dismenore terkadang juga
disertai oleh kondisi pucat, berkeringat, lemas, serta kepala terasa ringan
(lightheadedness).
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila
Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah
dengan dokter Anda.
3. Penyebab
Gangguan haid dapat terjadi karena berbagai penyebab. Beberapa di antaranya
adalah:
8

 Kehamilan atau menyusui. Menstruasi yang terlewat dapat menjadi tanda


awal kehamilan. Menyusui umumnya dapat menunda kembalinya haid
setelah kehamilan.
 Gangguan makan, penurunan berat badan ekstrim, atau olahraga terlalu
banyak. Gangguan makan—seperti anorexia nervosa—penurunan berat
badan ekstrim dan meningkatnya aktivitas fisik dapat mengganggu
menstruasi.
 Polycystic ovary syndrome (PCOS). Perempuan dengan gangguan sistem
endokrin umum dapat mengalami menstruasi yang tidak teratur dan juga
perbesaran ovarium yang mengandung koleksi kecil cairan—disebut
folikel—berlokasi di setiap ovarium jika dilihat melalui pemeriksaan
USG.
 Kegagalan ovarium prematur. Kegagalan ovarium prematur merupakan
hilangnya fungsi normal ovarium sebelum usia 40 tahun. Perempuan yang
mengalami kegagalan ovarium premature—disebut juga ketidakcukupan
ovarium primer—mungkin mendapatkan haid secara tidak teratur atau
hanya sesekali dalam setahun.
 Penyakit inflamasi panggul atau pelvic inflammatory disease (PID).
Infeksi organ reproduksi ini menyebabkan pendarahan menstruasi tidak
teratur.
 Fibroid rahim. Fibroid rahim adalah pertumbuhan uterus tanpa sifat
kanker. Gangguan ini dapat menyebabkan menstruasi berlebihan atau
periode haid yang lebih panjang.
4. Faktor-faktor risiko
Gangguan menstruasi adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap
wanita, terlepas dari berapa usia dan apa kelompok ras penderitanya. Namun,
terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
mengalami kondisi ini.
9

Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor
risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau kondisi
kesehatan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat
terkena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor-
faktor risiko.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya gangguan
haid:
a. Usia
Usia berperan penting dalam gangguan menstruasi. Anak perempuan yang
mulai menstruasi pada usia 11 tahun atau lebih muda memiliki resiko lebih
tinggi terhadap kesakitan haid, periode haid yang lebih lama, dan siklus
menstruasi yang lebih panjang.
Remaja dapat mengalami gangguan amenorrhea sebelum siklus ovulasi
mereka teratur. Perempuan dalam masa menjelang menopause
(perimenopause) juga dapat mengalami absen haid. Beberapa kasus
pendarahan berlebihan juga dapat terjadi pada masa perimenopause.
b. Berat badan kurang atau berlebihan
Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan dapat meningkatkan
resiko dysmenorrhea atau amenorrhea.
c. Siklus dan aliran menstruasi
Siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih berat biasanya diasosiasikan
dengan kram dan rasa nyeri.
d. Kehamilan
Perempuan yang sudah mengalami kehamilan lebih sering memiliki risiko
lebih tinggi mengalami menorrhagia. Perempuan yang belum pernah
melahirkan memiliki resiko lebih tinggi mengalami dysmenorrhea, sedangkan
perempuan yang melahirkan pada usia muda memiliki resiko lebih rendah.
10

e. Stres
Stres fisik dan emosional dapat menghalangi lepasnya hormon LH
(Luteinizing Hormone) dan menyebabkan amenorrhea sementara.

D. KTD (Unwanted Pregnancy)


1. Definisi KTD
KTD (kehamilan tidak diinginkan) adalah suatu kondisi pasangan
yang tidak menghendaki adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu
perilaku seksual (HUS) baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kondisi
tersebut dapat menimpa siapa saja, baik yang sudah menikah maupun belum,
baik remaja, pasangan muda, ibu – ibu setengah baya, dan dari golongan mana
pun (Ma’ shum, 2002).
PRAM (Pregnancy Risk Assesment Monitoring System) yang
diadakan di Maryland mendefinisikan KTD atau kehamilan tidak diinginkan
(Unintended Pregnancy) dalam dua katagori besar yakni kehamilan yang
diinginkan munculnya di waktu yang akan datang (Unwanted Pregnancy) jadi
kehamilan yang tidak diinginkan adalah kehamilan yang tidak tepat waktunya
atau tidak diinginkan kehadirannya oleh pasangan. Unwantedness
merefleksikan niat atau keinginan seorang wanita (dan pasangannya) setelah
keduanya memiliki semua anak yang telah diinginkan. Mistimed pregnancy ,
adalah kehamilan pada saat yang tidak tepat, dapat terjadi sepanjang waktu
reproduksi tetapi paling sering pada remaja dan dewasa muda. Hasil penelitian
yang dilakukan di Maryland pada kehamilan yang terjadi tahun 2001–2005
diketahui bahwa 58 % dari seluruh kehamilan adalah diinginkan dan 42 %
merupakan kehamilan yang tidak diinginkan yang terdiri dari Mistiming
Pregnancy (31 %) dan Unwanted Pregnancy (11 %).
11

KTD tidak selalu terjadi pada remaja atau pasangan yang belum
menikah ada sebagian yang pasangan yang sudah secara resmi secara menikah
juga mengalaminya. Tidak semua kehamilan disambut baik kehadirannya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan dari 200 juta kehamilan per
tahun; 38 % diantaranya merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, hal itu
umumnya terjadi karena gagal kontrasepsi dan alas an tertinggi untuk
menghentikan kehamilan adalah alas an psikososial (karena terlalu banyak
anak, anak bungsu masih terlalui kecil, takut karena kekerasan dalam rumah
tangga, takut pada orangtua atau pada masyarakat).
Sebenarnya KTD bukan hal yang baru, namun saat ini seakan – akan
menjadi berita baru karena jumlah kasus yang ‘mulai’ terungkap di
permukaan kian besar, ditambah lagi kasus – kasus perkosaan yang menimpa
remaja akhir – akhir ini kian memprihatinkan (Tito, 2003).
Yang menarik studi terbaru Utomo dkk (2001) memperkirakan aborsi
per tahun adalah 2 juta atau 43 % dari kehamilan. Dari riset YKP tahun 2002
pada sejumlah klinik dan rumah sakit di 9 kota besar Indonesia menunjukkan
dari 1.446 perempuan dengan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) adalah
sekitar 87,1 % berstatus menikah.
2. Sebab KTD
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) banyak terjadi karena pola
hubungan suami- istri tidak seimbang, yang mengakibatkan hubungan seksual
sebagai awal terjadinya kehamilan seringkali dipahami sebagai kewajiban
(agama) istri saja. Istri diposisikan untuk melayani suami kapan saja
sementara akibat dari hubungan ini bila terjadi kehamilan hanya istri seorang
yang menanggung. Selain terjadi pada remaja, KTD justru banyak dialami
oleh ibu – ibu dengan keluarga harmonis.
Alasan – alasan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal :
a. Pemahaman/pengetahuan tentang proses terjadinya kehamilan sangat
minim.
12

Kebanyakan orang hanya tahu bahwa hubungan seks akan


membuat perempuan hamil, tanpa mengetahui dengan rinci proses
terjadinya menstruasi dan kehamilan yang benar dan lengkap.
b. Pemahaman/pengetahuan tentang kontrasepsi yang masih rendah.,
Dalam kasus ini kebanyakan pengguna kontrasepsi masih banyak
yang belum paham tentang cara memakainya dengan benar, efek samping
yang dapat ditimbulkan, dan bagaimana jika terjadi efek samping.
E. Penyakit Radang Panggul (PID: Pelvic Inflammatory Disease)
1. Definisi
Penyakit Radang Panggul (PID: Pelvic Inflammatory Disease) adalah infeksi
pada alat genital atas. Proses penyakitnya dapat meliputi endometrium,
tubafalopi, ovarium, miometrium, parametria, dan peritonium panggul. PID
adalah infeksi yang paling peting dan merupakan komplikasi infeksi menular
seksual yang paling biasa. (Sarwono,2011; h.227)
Pelvic Inflamatory Disease adalah suatu kumpulan radang pada saluran
genital bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat menyerang endometrium,
tuba fallopi, ovarium maupun miometrium secara perkontinuitatum maupun
secara hematogen ataupun sebagai akibat hubungan seksual. (Yani,2009;h.45)
Penykit radang panggul atau pelvic inflamatory disease (PID) merupakan
infeksi genetalia bagian atas wanita yang sebagian besar disebabkan hubungan
seksual.(manuaba)
Pelvic Inflamatory Diseases (PID) adalah infeksi alat kandungan tinggi dari
uterus, tuba, ovarium, parametrium, peritoneum, yang tidak berkaitan dengan
pembedahan dan kehamilan. PID mencakup spektrum luas kelainan inflamasi alat
kandungan tinggi termasuk kombinasi endometritis, salphingitis, abses tuba
ovarian dan peritonitis pelvis. Biasanya mempunyai morbiditas yang tinggi. Batas
antara infeksi rendah dan tinggi ialah ostium uteri internum (Marmi, 2013; h.198)
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim),
13

saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga
panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit
Menular Seksual (PMS). 
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam
hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang
panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga
menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi
daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses
menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan
endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta
menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi)
Bakteri fakultatif anaerob dan flora juga diduga berpotensi menjadi penyebab
PID. yang termasuk dantaranya adalah Gardnerella vaginalis, streptokokus
agalactiae, peptostreptokokus, bakteroides dan mycoplasma genetalia. patogen
genetalia lain yang menyebabkan PID adalah haemaphilus influenza dan
haemophilus parainfluenza. actinomices diduga menyebabkan PID yang dipicu
oleh penggunaan AKDR. PID mungkin juga disebabkan oleh salpingitis
granulomatosa yang disebabkan Mycobakterium tuberkulosis dan Schistosoma.
2. Jenis Jenis Pid
Beberapa jenis inflamasi yang termasuk PID yang sering ditemukan adalah :
1. Salpingitis
mikroorganisme yang menyebabkan salpingitis adalah N. Gonorhea dan C
trachomatis. Salpingitis timbul pada remaja yang memiliki pasangan
seksual yang multiple dan tidak menggunakan kontrasepsi
2. Abses tuba ovarium
Abses ini sering muncul setelah salfingitis namun lebih sering karena
infeksi adnexa yang berulang.pasian dalam keadaan asimtomatik atau
14

dalam keadaan septic syok, bitemukan 2 minggu setelah menstruasi denga


nyeri pelvis dan abdomen, mual, muntah, demam dan takikardi. Seluruh
abdomen tegang dan nyeri

F. Hormone replacement therapy (HRT)


1. Petunjuk Praktis Penggunaan HRT
Setiap perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar
hormon estrogen tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan
kadar hormon dapat mendeteksi masalah ini. Semua wanita yang akan
menggunakan pengobatan HRT harus memahami dan mengerti bahwa pemberian
HRT bukan untuk memperlambat menopause melainkan untuk mengurangi atau
mencegah keluhan atau penyakit akibat kekurangan estrogen. Adapun wanita-
wanita yang direkomendasikan untuk diberi HRT adalah :
a. Semua wanita klimaterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan HRT untuk
pencegahan (meskipun tanpa keluhan)
b. Semua wanita yang memiliki risiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis
c. Semua wanita dengan keluhan klimaterik
Penggunaan HRT sebagi pencegahan baru akan memiliki khasiat setelah 5
tahun. Anamnesis yang dilakukan dengan baik dapat mempermudah dalam
menegakkan diagnosis, indikasi serta dapat memberikan informasi tentang risiko
dan adanya kontraindikasi. untuk dapat menilai keluhan klimaterik dapat
digunakan Menopause Rating Scale (MRS) dari green yang biasa dikenal dengan
skala klimaterik green. Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu :
a. Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan,
sulit tidur, mudah tersingung, mudah panic, sulit berkonsentrasi, mudah lelah,
hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, dan mudah menangis.
15

b. Keluhan somatic berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagaian


tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepala nyeri otot atau persendian tangan atau
kaki terasa gatal, dan kesulitan bernafas.
c. Keluhan vasomotor, berupa gejolak panass (hot flushes) dan berkeringat di
malam hari.
Tiap-tiap keluhan dinilai derajatnya sesuai dengan ringan beratnya keluhan
dengan memakai 4 tolak ukur skala nilai yaitu: 
a. Nilai 0 (tidak ada) : Bila tidak ada keluhan sama sekali 
b. Nilai 1 (sedikit) : Bila keluhan yang timbul sekali-kali dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari. 
c. Nilai 2 (sedang) : Bila keluhan sering timbul tetapi belum mengganggu
aktivitas sehari-hari.
d. Nilai 3 (berat)  : Bila keluhan sering timbul dan sudah mengganggu aktivitas
sehari-hari.
2. Keputusan Untuk Menggunakan HRT
Untuk meningkatkan kepatuhan wanita dalam HRT, mereka perlu dijelaskan
tentang untung dan ruginya, serta berikan waktu pada wanita tersebut untuk
mengambil keputusan dalam penggunaan HRT. Ada beberapa hal yang harus
dijelaskan dan dipantau kepada seorang wanita sebelum diberikan HRT yaitu :
a. Pemeriksaan fisik lengkap termasuk laboratorium disamping anamnesis
umum dan khusus mengenai organ reproduksi
b. Jelaskan efek samping dari HRT seperti perdarahan peningkatan berat
badan, dan kemungkinan terjadinya kanker payudara. 
c. Jelaskan cara pemakaian atau cara pemberian seperti tablet, krem,plester,
injeksi serta susuk.
d. Khasiat pengobatan umumnya baru terlihat >6 bulan dan apabila belum
terlihat khasiat yang diinginkan, maka dosis obat perlu dinaikkan.
e. Pada tahp awal HRT diberrikan 5 tahun dulu dan jika dianggap perlu
pengobatan dapat dilanjutkan.
16

f. Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan
mamografi serta pap smear setiap 6 bulan.

3. Konseling Yang Efektif Pada Penggunaan HRT


Hubungan antara bidan dan klien dalam pemberian informasi tentang HRT
sangatlah penting, karena sampai saat ini masalah menopause masih sampai
kontroversi, dimana klien masih merasa takut menggunakan pengobatan
hormone. Klien mendapatkan informasi tentang menopause dan pengobatan
hormon.  Klien mendapat informasi tentang menopause dan pengobatan hormone
kebanyakan dari teman, keluarga, dan media. Informasi tersebut justru menambah
kebingungan mereka. Informasi dari tenaga kesehatan sangatlah mereka butuhkan
dan bagi tenaga kesehatan hendaknya meluangkan waktu untuk dapat
memberikan informasi tersebut dengan benar. adapun tujuan dari konseling secara
obyektif yaitu :
a. Memberitahukan klien bahwa HRT dapat mengurangi atau mengatasi
keluhan pada saat menopause
b. Dapat mencegah dampak kekurangan estrogen dalam jangka waktu yang
panjang
c. Dapat meningkatkan kualitas hidup

Menurut North American Menopause society (NAMS), mereka yang mau


meneruskan HRT adalah :
a. Wanita dengan hasil penghasilan tinggi
b. Wanita yang memiliki pola hdup sehat
c. Wanita yang telah diangkat rahimnya
d. Wanita yang memiliki resiko terhadap osteoporosis
e. Wanita yang telah mendapatkan banyak informasi tentang kerugian serta
keuntungan dari HRT
17

f. Wanita yang mempunyai hubungan yang baik dan dekat dengan tenaga
kesehatan
g. Wanita yang mengerti tentang dampak positif dari HRT.
h. Wanita yang berpendidikan tinggi dan memiliki pengetahuan tentang
menopause
Kunci keberhasilan konseling pada HRT adalah bagaimana konseling tersebut
dapat berkesinambungan dan tidak hanya sekali pertemuan saja. Apabila klien
telah menggunakan HRT konseling dapat dimanfaatkan untuk menanyakan
dampak serta efek samping yang dialami oleh klien. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam konseling berkesinambungan yaitu :
a. Menanyakan keluhan dapat teratasi atau tidak
b. Memperhatikan tentang efek samping yang dialami oleh klien
c. Melakukan evaluasi terhadap klien
d. Bila perlu ganti pengobatan
e. Mendiskusikan lamanya pengobatan
f. Memberikan materi pendidikan yang mudah dimengerti
g. Tujuan informasi yang baru, bila memang ada.

G. PMS ( Penyakit Menular Seksual)


1. Definisi
PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu
infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual
(oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar
alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
18

PMS ( Penyakit Menular Seksual ) adalah penyakit yang penularannya


melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui kontak langsung alat-
alat, handuk, dan juga melalui trasfusi darah.
STD ( Sexually Transmited Disease),  bisa didefinisikan sebagai gangguan
keseimbangan yang bersipat luas mulai dari kondisi inflamasi minor sampai
penyakit yang bersipat mematikan, Infeksi dapat secara lokal maupun
sistemik, dapat disebabkan oleh jumlah patogen yang berbeda - beda seperti:
Virus, bakteri, jamur/fungi, protozoa dan ectoparasit. 
Penyakit ini memberi ancaman terhadap banyak remaja yang saat ini tengah
menderita PMS tanpa menyadarinya dan terganggu oleh gejala-
gejalanya,namun tidak mencurigai ke arah PMS.
Beberapa jenis PMS akan merusak organ reproduksi dalam jika dibiarkan
tidak diobati sekalipun akan menimbulkan gejala seperti nyeri,gatal atau
keluanya cairan.Akhir-akhir ini terdapat peningkatan dan kejadian PMS di
tengah masyarakat, penyebabnya adalah semakin banyak remaja melakukan
kegiatan seksual tanpa memakai pelindung ( kondom ), semakin meluasnya
pengunaan pil anti hamil.
2. Presentase Penyakit Menular Seksual Diobati
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin adalah
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk PMS
adalah Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain.
Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus infeksi menular
seksual yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati
sesuai standar.
Jumlah kasus infeksi menular seksual  dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Peningkatan kasus ini dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang
semakin baik. Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di
populasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan
19

Pemberantasan Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh


kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar.
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman terhadap definisi
operasional variabel sehingga yang dilaporkan hanyalah hasil serosurvey pada
kelompok risiko tinggi saja.
3. Klasifikasi PMS
PMS KLASIK
Yaitu penyakit menular seksual pada daerah kelamin.
PMS NON-KLASIK
Yaitu semua penyakit menular diluar daerah kelamin yang bisa ditularkan
melalui hubungan seksual.
4. Cara Penularan Std/Pms
Hubungan sex yang tidak terlindungi baik melalui vaginal, anal maupun oral
sex
Penularan dari ibu ke janin  selama kehamilan
Melalui tranfusi darah, suntikan atau kontak langsung dengan cairan darah
atau produk darah (Sypilis dan HIV/AIDS).
5. Jenis Penyakit
1.Bakteri:
a.       Neisseria gonorrhoeae
b.      Chlamydia trachomatis
c.       Mycoplasma hominis
d.      Treponema pallidum
e.       Haemophilus vaginalis
f.       Donovania granulomatis
2.Virus:
a.       Herpes simplex virus
b.      HIV AIDS
c.       Hepatitis B virus
20

d.      Human papiloma virus


e.       Human T Lymphotropic
f.       Virus Type III (HTLV III)
3.Protozoa:
a.       Trichomonas vaginalis
b.      Uretritis, epididimitis, sersivitis, proktitis
c.       Faringitis, konyungivitas, baltolinitis
d.      Uretritis, epididimitis, sersivitis, proktitis
e.       Salpingitis, limfogranuloma venereum
f.       Sifilis
g.      Vaginitis
h.      Granuloma inguinale
i.        Herpes genitalis
j.        Hepatitis fulminan akut dan kronis
k.      Kondiloma akuminatum, papiloma laring pada bayi
l.        Vaginitis, uretritis, balanitis
21
BAB III
KESIMPULAN

Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Sulih Hormon (TSH)


adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan
setelah menopause untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya karena tidak
diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin
hormone.
Penyakit Radang Panggul (PID: Pelvic Inflammatory Disease) adalah infeksi
pada alat genital atas. Proses penyakitnya dapat meliputi endometrium, tubafalopi,
ovarium, miometrium, parametria, dan peritonium panggul. PID adalah infeksi yang
paling peting dan merupakan komplikasi infeksi menular seksual yang paling biasa.
(Sarwono,2011; h.227)
PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui
hubungan heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut atau
rectum. Beberapa penyakit menular seksual yang dibahas didalam makalah ini
mencangkup Gonorhea, Syiphillis, Herpes genital dan HIV /AIDS

21
DAFTAR PUSTAKA

Marmi, Retno. A.M.S., Fatmawati. E. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta

:Pustaka Pelajar. Manuaba bagus,Ida.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi


Wanita.Jakarta:Arcan

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. PT Bina Pustaka. Jakarta.


2011.

Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.Jakarta :


EGC 

Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.


Jakarta: EGC

Majoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius.
FKUI.

Prayetni. 1996. Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi.


Jakarta. Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Keluarga berencana dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan Jender. 2003.

https://www.academia.edu/35281859/Makalah_radang_panggul

https://id.scribd.com/doc/53420488/Pelvic-Inflammatory-Disease

( https://analisadaily.com/berita/arsip/2018/4/2/531207/apa-itu-infertilitas/

22

Anda mungkin juga menyukai