Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA II

PLATE HEAT EXCHANGER (PHE)


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021
Dosen Pembimbing : Ir. Umar Chayan ,MT.

Kelompok :8
Nama Mahasiswa : Naufal Rafi Prabawa (181411083)
Kelas / Prodi : 2C / D3 TEKNIK KIMIA
Tanggal Praktikum : 27 Februari 2020
Tanggal pengumpulan : 4 Maret 2020

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2020
BAB 1
I. TUJUAN
- memahami konsep perpindahan panas yang terjadi di dalam PHE khususnya
konduksi dan konveksi
- mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas
keseluruhan (U)
- menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) pada pelat menggunakan
persamaan neraca energy dan menggunakan empiris; dan
- menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang
diterima fluida dingin.

II. DASAR TEORI

Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari
suatu fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang
berkaitan dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat
penukar kalor ini mempunyai peran
yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi.
Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Plate
Heat Exchanger. Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar
panas yang terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau
dengan profil lain, yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-
sekat lunak. Pelat-pelat ini dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan
jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh sekat-sekat tersebut. 

Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sebagai sistem pemanas atau


pendingin dari suatu sistem produksi. Meskipun terdapat beberapa sistem
lain, tetapi dari pengalaman di lapangan dapat disimpulkan bahwa PHE
memiliki kinerja yang baik dan sulit ditandingi sistem yang lain, salah satu
contoh nyata, pada industri permen, sistem PHE digunakan sebagai sebagai
pemanas permen (hard candy) yang akan dicetak, dengan digunakannya
sistem PHE maka permen yang dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan
dengan menggunakan sistem pemanas yang lainnya.

PHE yang banyak dijumpai di industri dapat dikelompokkan menjadi dua


jenis :

a. Glue Type : Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada
plat PHE. Lem yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai
ketahanan terhadap panas yang baik.
b. Clip Type : Di sisi luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam
pemasangannya cukup menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang
terdapat pada plat. Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas
jika dibandingkan dengan tipe glue.

Dalam peralatan PHE, panas dapat dipindahkan dengan semua cara,


namun yang dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan
konduksi dan konveksi.

Perpindahan Panas Secara Konduksi

Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling


berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh
perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik, biasanya perpindahan
terjadi pada benda padat. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih
cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan
dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada
molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat
maka akan memberikan panas.
Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan panas dari suatu


zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara
fisik Perpindahan ini terjadi karena adanya aliran massa yang berpindah.
Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun adanya tenaga dari
luar. Tenaga dari luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun fluida
mengalir. Penukar panas pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai
dengan luas permukaan yang diperlukan. Gambar 2. PHE

Kelebihan PHE

1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat


yang kecil, sehingga perpindahan panas yang efisien.
2. Mudah dirawat dan dibersihkan
3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
4. Waktu tinggal media sangat pendek 
5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan
(Stainless Steel, Titanium, dan logam lainnya)
8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan
sedimentasi

Kekurangan PHE

1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate


and Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih
dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 ̊C dikarenakan
performa dari material gasket yang sesuai.

Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)


a. Menggunakan Neraca Energi

Q=U . A . △ T lm

Q
U=
A . △ T lm
Harga Q dapat dihitung dari :
Q = (M.Cp.△T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas
Q = (M.Cp.△T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin

Efisiensi kalor yang dipertukarkan :

( M .Cp . △ T ) 2
η= x 100 %
( M .Cp . △ T ) 1

Q = Laju Alir Kalor (Watt)


A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)
△Tlm = Perbedaan Suhu logaritmik (K)

△ T 1−△ T 2
△ T lm=
△ T1
ln
△ T2
△T1 = Thi – Tco
△T2 = Tho – Tci

b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris

Untuk satu (1) lempeng

1
U . A=
1 △X 1
+ +
hi K ho

△X = Tebal Lempeng (m); hi,ho = Koefisien pindah panas konveksi


insde dan outside (W/m2.K) dan K = Koefisien Konduksi (W/m.K)
Harga △X dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh
dari buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.
Dari buku referensi Christie John Geankoplis :

Untuk Nre ≤ 3. 105 ( Laminar )

N Nu=0,664 N 0,5 1 /3
ℜ . N Pr

Untuk Nre ≥ 3. 105 ( Turbulen )

N Nu=0,0366 N 0ℜ,8 . N 1Pr/3

Lνρ C μ
N ℜ= N Nu=hL/k N pr = p
μ k
Harga ν, L diperoleh dari percobaan, kemudian memasukkan harga sifat
fisik air yang diperoleh dari buku referensi, dapat dihitung hi dan ho.

III. ALAT DAN BAHAN


- Seperangkat alat Plate Heat Exchanger (PHE)
- Gelas bekker plastik 2000 mL
- Gelas kimia 1000 mL
- Thermometer
- Stopwatch
- Air
DIAGRAM ALIR

memanaskan air dalam drum Menyiapkan air dingin dalam


sampai suhu 70oC konstan drum

Menghubungkan pompa
dengan aliran mempersiapkan PHE dan
peralatan yang akan digunakan

Setelah suhu air panas Lakukan kalibrasi alat dengan


tercapai, nyalakan pompa dan mengukur waktu pada
atur rotameter kecepatan tertentu

Setelah data terkumpul, Amati dan ambil data dengan


matikan kompor pemanas suhu berbeda di kecepatan
pada air drum tertentu

Matikan aliran fluida panas, Matikan aliran fluida dingin.


dengan aliran fluida dingin Lalu rapikan dan bersihkan
tetap mengalir peralatan
BAB 2
Data Pengamatan

1. Kalibrasi pengukuran laju alir (rotameter) air panas

volume laju alir


n pembajcaan air hasil
waktu(detik)
o (L/jam) panas pengukuran
(mL) (L/jam)
1 100 85,74 2000 83,97
2 200 48,35 2000 148,91
3 300 27,24 2000 264,31
4 400 20,43 2000 352,42

2. Kalibrasi pengukuran laju alir (rotameter) air dingin


volume laju alir
n pembajcaan air hasil
waktu(detik)
o (L/jam) panas pengukuran
(mL) (L/jam)
1 100 81,83 2000 87,98
2 200 37,26 2000 193,23
3 300 22,91 2000 314,27
4 400 19,00 2000 378,94

Luas permukaan pelat = 0,0525 m2

Jumlah pelat pada plate heat exchanger = 25

A = 0,0525 m2 x 25 = 1,3125 m2

K =77,83 W/m.K

ρ air dingin = 996,8 kg/m3

ρ air panas = 998,06 kg/m3

ρ air = 998,07 kg/m3

Cp air = 4,184 Kj/kg.K


Pengolahan Data

 Perhitungan neraca energi

laju alir
Hasil kalibrasi T T T
rotameter T hot
no (L/jam) hot cold cold CP Kj/kg C
(L/jam) out
in in out
panas dingin panas dingin
236,5
1 200 100 104,92 77,5 69,5 33 44,5 4,2
1
236,5
2 200 100 104,92 77 69 33 44,5 4,2
1
236,5
3 200 200 205,54 77 68 35 45 4,2
1
236,5
4 200 300 306,15 76,5 67 37,5 46 4,2
1
236,5
5 200 400 406,76 76 65 38 46 4,2
1
236,5
6 200 500 507,38 76 64 40 47 4,2
1
Kalibrasi laju alir air panas tetap, air dingin berubah

Kalibrasi laju alir air panas berubah air dingin tetap

laju alir
Hasil kalibrasi T T T
rotameter T hot
no (L/jam) hot cold cold CP Kj/kg C
(L/jam) out
in in out
panas dingin panas dingin
127,9 205,5
1 100 200 76 64 40 47 4,2
1 4
127,9 205,5
2 100 200 75 69 41,5 47,5 4,2
1 4
236,5 205,5
3 200 200 78,5 69 44 51,5 4,2
1 4
345,1 205,5
4 300 200 79,5 73 45 54 4,2
1 4
453,7 205,5
5 400 200 79,5 75 48 56 4,2
1 4
6 500 200 562,3 205,5 80 75 51 59 4,2
4

Q dan efesiensi pada laju alir air panas tetap, air dingin berubah

T Q Q M M
panas T dingin dingin ( panas panas dingin
(C) (C) Kw) (Kw) Efesiensi (%)
0,065 0,029
8 -11,5 1,403 2,184 64,23
0,065 0,029
8 -11,5 1,403 2,184 64,23
0,065 0,056
9 -10 2,39 2,457 97,27
0,065 0,084
9,5 -8,5 3,026 2,593 116,69
0,065 0,112
11 -8 3,784 3,003 126,00
0,065 0,140
12 -7 4,130 3,276 126,06

Q dan efesiensi pada laju alir air panas berubah, air dingin tetap

T Q M M
panas T dingin Q dingin panas Panas dingin
(c) (C) ( Kw) (Kw) Efesiensi (%)
0,035 0,056
12 -7 1,617 1,787 90,48
0,035 0,056
6 -6 1,386 0,893 155,20
0,065 0,056
9,5 -7,5 1,732 2,616 66,20
0,095 0,056
6,5 -9 2,079 2,612 79,59
4,5 -8 1,848 2,377 0,125 0,056 77,74
0,155 0,056
10 -8 1,848 6,547 28,22

Menghitung laju alir massa

Perhitungan

1. Kalibrasi laju alir fluida panas

Diperoleh persamaan linear y = 0,9208-17,785x, sehingga

y+ 17,785
X= , dimana x merupakan laju alir fluida panas yang sesungguhnya
0. 9208

2. Kalibrasi laju alir fluida dingin

Diperoleh persamaan linear y = 0,9939x-4,875, sehingga

y+ 4,875
X= , dimana x merupakan laju alir fluida panas yang sesungguhnya
0.9 939

3. Menghitung laju alir massa

Laju alir massa = laju alir volume x ρ

- Pada air panas


a. Laju alir panas tetap dan laju alir dingin berubah

1. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 8oK = 2184 watt


2. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 8oK = 2184 watt
3. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 9oK = 2457 watt
4. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 9,5oK = 2593,5 watt
5. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 11oK = 3003 watt
6. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 12oK = 3276 watt

b. Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap


7. Q1 = 0,035 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 12oK = 1787,2 watt
8. Q1 = 0,035 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 6oK = 893,64 watt
9. Q1 = 0,065 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 9,5oK = 2616,2 watt
10. Q1 = 0,095 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 6,5oK = 2612,0 watt
11. Q1 = 0,125 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 4,5oK = 2377,38 watt
12. Q1 = 0,155 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x 10oK = 6547 watt

- Pada air dingin


c. Laju alir panas tetap dan laju alir dingin berubah

13. Q2 = 0,029 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -11,5oK = -1403,172 watt


14. Q2 = 0,029 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -11,5oK = -1403,172 watt
15. Q2 = 0,059 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -10oK = -2390,293 watt
16. Q2 = 0,084 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -8,5oK = -3026,272 watt
17. Q2 = 0,112 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -8oK = -3784,278 watt
18. Q2 = 0,140 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -7oK = -4130,344 watt

d. Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap

19. Q2 = 0,056 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -7oK = -1360,8 watt


20. Q2 = 0,056 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -6oK = -1360,8 watt
21. Q2 = 0,056 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -7,5oK = -3276 watt
22. Q2 = 0,056 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -9oK = -4183,2 watt
23. Q2 = 0,056 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -8oK = -5544 watt
24. Q2 = 0,056 kg/s x 4,2 Kj/kg.K x 1000 x -8oK = -6955,2 watt

Harga “m” berubah-ubah pada laju alir yang berbeda . contoh perhitungan :

m= 104,92L/jam

- 104,92 L/jam x 998,07 kg/m3 x 10-3 m3/L x 1jam/3600s =0,029 kg/s

Kalibrasi pengukuran laju alir (rotameter) Air panas

1 3600 s mL
1. 2000 ml x x = 83974.8
85.74 s 1h h
1 3600 s mL
2. 2000 ml x x = 148914.16
48.35 s 1h h
1 3600 s mL
3. 2000 ml x x = 264317.18
27.24 s 1h h
1 3600 s mL
4. 2000 ml x x = 352422.9
20.43 s 1h h

Kalibrasi pengukuran laju alir (rotameter) Air dingin

1 3600 s mL
1. 2000 ml x x = 87987.29
81.83 s 1h h
1 3600 s mL
2. 2000 ml x x = 193236.7
37.26 s 1h h
1 3600 s mL
3. 2000 ml x x = 314273.2
22.91 s 1h h
1 3600 s mL
4. 2000 ml x x = 378947.3
19 s 1h h

Menghitung efesiensi kalor yang dipertukarkan

- Laju alir panas tetap dan laju alir dingin berubah


1403,172watt
1. η= x 100 %=¿64,23%
2184 watt
1403,172watt
2. η= x 100 %=¿64,23%
2184 watt
2390,293 watt
3. η= x 100 %=¿97,27%
2457 watt
3026,272watt
4. η= x 100 %=¿116,69%
2593 watt
1403,172watt
5. η= x 100 %=¿126%
3003 watt
1403,172watt
6. η= x 100 %=¿126%
3276 watt

- Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap


1617 watt
1. η = x 100 %=¿ 90,48%
1787,284 watt
1,386 watt
2. η = x 100 %=¿ 155,2%
893,64 watt
1732 watt
3. η = x 100 %=¿66,2%
2616 watt
2079 watt
4. η = x 100 %=¿79,59%
2612 watt
1848 watt
5. η = x 100 %=¿77,74%
2377 watt
1848 watt
6. η = x 100 %=¿28,22%
6547,5 watt

mencari ∆ T LMTD (log mean temperature different)

- Laju alir panas tetap dan laju alir dingin berubah


8−12
1. ∆ T LMTD = 8 = 9,86 k
ln
12
8−6
2. ∆ T LMTD = 8 = 6,95 k
ln
6
9−9,5
3. ∆ T LMTD = 9 = 9,24 k
ln
9,5
9,5−6,5
4. ∆ T LMTD = 9,5 = 7,9 k
ln
6,5
11−4,5
5. ∆ T LMTD = 11 = 7,2 k
ln
4,5
12−10
6. ∆ T LMTD = 12 = 10,96 k
ln
10

- Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap


11,5−7
1. ∆ T LMTD = 11,5 = 9,06 k
ln
7
11,5−6
2. ∆ T LMTD = 11,5 = 8,45 k
ln
6
10−7,5
3. ∆ T LMTD = 10 = 8,69 k
ln
7,5
8,5−9
4. ∆ T LMTD = 8,5 = 8,74 k
ln
9
8−8
5. ∆ T LMTD = 8 = 0
ln
8
7−8
6. ∆ T LMTD = 7 = 7,4 k
ln
8

Perhitungan koefisien pindah panas keseluruhan

Q
U=
A . ∆TLMTD

Air panas :

- Laju alir panas tetap dan laju alir dingin berubah


2184
1. U= =170,38
1,3 x 9,86
2184
2. U= =241,72
1,3 x 6,95
2457
3. U= =204,54
1,3 x 9,24
2593
4. U= =252,48
1,3 x 7,9
3003
5. U= =320,83
1,3 x 7,2
3276
6. U= =229,92
1,3 x 10,96

- Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap


1787,284
1. U= =151,74
1,3 x 9,06
893,64
2. U= =81,35
1,3 x 8,45
2616,26
3. U= =231,58
1,3 x 8,69
2612,033
4. U= =229,89
1,3 x 8,74
2377,38
5. U = =0
1,3 x 0
6547,50
6. U = =680,61
1,3 x 7,4

Air dingin
- Laju alir panas tetap dan laju alir dingin berubah
1403,172
1. U= =109,46
1,3 x 9,86
1403,172
2. U= =155,30
1,3 x 6,95
2390,293
3. U= =198,99
1,3 x 9,24
3026,272
4. U= =294,67
1,3 x 7,9
3784,278
5. U= =404,30
1,3 x 7,2
4130,344
6. U= =289,88
1,3 x 10,96

- Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap


1617
1. U= =137,28
1,3 x 9,06
1386
2. U= =126,17
1,3 x 8,45
1732
3. U= =153,31
1,3 x 8,69
2079
4. U= =182,97
1,3 x 8,74
1848
5. U= =0
1,3 x 0
1848
6. U= =192,09
1,3 x 7,4
U LMTD

- dingtetap dan laju alir dingin berubah


Laju alir panas
panas in
170,385 109,468
4 9 9,86
241,726 155,304
6 1 6,95
204,545 198,992
5 1 9,24
294,671
252,483 1 7,9
320,833 404,303
3 2 7,2
289,889
229,927 4 10,96
- Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap

U LMTD

panas dingin
137,289
151,7477 9 9,06
126,172
81,35111 1 8,45
231,5889 153,315 8,69
182,978
229,892 3 8,74
0 0 0
192,099
680,6139 8 7,4

Kalibrasi laju alir


- Kalibrasi pengukuran laju
400
alir (rotameter) air panas
350

300

250

200
U

150

100

50

0
400
0 1 2 3 4 5 6 7
350 Laju alir
300
- Kalibrasi pengukuran laju
250
alir (rotameter) air dingin
200
U

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Laju alir
Kurva laju alir panas Vs U

Air panas
- Laju alir panas tetap dan
350
laju alir dingin berubah
300

250 450

200 400
350
U

150
300
100
250

U
50 200
150
0
200 250 300 350 400 450 500
100
Laju alir
50
0
100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Laju alir

- Laju alir panas berubah dan laju alir dingin tetap

Air dingin

800 - Laju alir panas tetap dan


700 laju alir dingin berubah
600

500

400
U

300

200

100

0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550
Laju alir
250 - Laju alir panas berubah
dan laju alir dingin tetap
200

150
U

100

50

0
150 200 250 300 350 400 450
Laju alir

Pembahasan

Nama : Naufal Rafi Prabawa


NIM : 181411083
Perpindahan panas dalam Plate Heat Exchanger (PHE) terjadi secara tidak
langsung karena perpindahan panas terjadi melalui perantara berupa pelat logam. Panas
berpindah pada fluida yang mengalir dalam Plate Heat Exchanger (PHE) karena
memiliki suhu yang berbeda. Mekanisme perpindahan panas terjadi dari bagian yang
bersuhu lebih tinggi ke bagian yang bersuhu lebih rendah di dalam Plate Heat
Exchanger (PHE) dengan cara konduksi dan konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi dalam suatu medium padat, cair, atau
gas. Didalam Plate Heat Exchanger (PHE) perpindahan panas secara konduksi terjadi
pada pelat logam. Panasnya mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah
yang bertemperatur rendah. Sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi
karena adanya gerakan atau aliran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Konveksi
terjadi pada fluida yang bergerak dalam Plate Heat Exchanger (PHE) sehingga panas
dalam fluida dapat berpindah.

Percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan yaitu mengkalibrasi alat dan
pengambilan data pengamatan berbeda saat air panas bersuhu 70˚C. Kalibrasi alat
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh laju yang efektif untuk pengambilan data
percobaan. Sedangkan pengambilan data pada suhu air panas berbeda dan laju alir
berbeda bertujuan untuk pengolahan data sehingga diketahui pengaruh laju alir fluida
terhadap koefisien pindah panas keseluruhan menggunakan persamaan neraca energi
dan empiris. Selain itu pengolahan data dilakukan untuk mengetahui efisiensi kalor
yang dilepas fluida terhadap kalor yang diterima fluida.

Berdasarkan pengolahan data, terdapat grafik hubungan antara koefisien pindah


panas keseluruhan terhadap laju alir. Melalui grafik koefisien pindah panas keseluruhan
terhadap laju alir dapat dilihat bahwa tren kurva semakin naik maka semakin tinggi laju
alirnya, semakin besar koefisien pindah panas keseluruhannya. Hal ini terjadi karena
berdasarkan neraca energi laju alir berbanding lurus dengan koefisien pindah panas
keseluruhan sehingga seiring meningkatnya laju alir maka semakin tinggi pula koefisien
pindah panas keseluruhannya.

Pengaruh laju alir terhadap efisiensi kalor yang dilepas terhadap yang diterima
dapat dilihat dari kurva efisiensi terhadap laju alir pada pengolahan data. Tren kurva
pada grafik efisiensi terhadap laju alir fluida dingin berubah menanjak sedangkan tren
kurva pada grafik efisiensi terhadap laju alir fluida panas berubah menurun. Efisiensi
perpindahan kalor dipengaruhi oleh konveksi karena laju alir fluida mempengaruhi
perpindahan panas. Ketika laju alir fluida dingin berubah semakin cepat maka
perpindahan panas dari fluida yang suhunya lebih tinggi ke lebih rendah semakin tinggi
sehingga efisiensinya meningkat. Namun terjadi hal yang berkebalikan jika laju alir
fluida panasnya berubah semakin cepat dan kecepatan fluida dinginnya konstan maka
perpindahan panas dari fluida bersuhu lebih tinggi ke fluida bersuhu lebih rendah
semakin kecil sehingga efisiensinya menurun. Hal ini terjadi karena konveksi terjadi
pada fluida yang bergerak.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dalam laporan ini oleh
praktikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

- Perpindahan panas yang terjadi dalam PHE terjadi dengan cara konduksi
yang terjadi pada medium padat yaitu plate dan konveksi yang terjadi
pada fluida karena adanya aliran
- Pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan
adalah berbanding lurus, jika laju alir fluida semakin tinggi maka
semakin tinggi pula koefisien pindah panas keseluruhannya dan juga
sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Palen,J.W.,1989, Heat Exchanger Sourcebook, Hemisphere Publishing Corporation, p


536-582.

Anda mungkin juga menyukai