Menurut Sodera dan Saleh (1991), penjahitan merupakan suatu cara
menjahit untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan menjadi : 1
1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan
untuk mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer. 2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ. 3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan. Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.
Jenis–jenis benang yang digunakan dalam penjahitan
Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture) a. Alami ( Natural) 1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari. 2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut , namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari. 2
b. Buatan ( Synthetic ) Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan
sintetis, seperti Polyglactin ( merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone ( merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari. 2
Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )
a. Alamiah ( Natural) Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.4
b. Buatan ( Synthetic ) Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan
dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ). 4
TEKNIK PENJAHITAN KULIT
Prinsip yang harus diperhatikan : 3 a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut. b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya. c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi lukia.Khusus” daerah wajah 2-3mm. d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi luika. e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan. 2.2.2 Teknik Penjahitan Luka Penjahitan luka memiliki teknik yang beragam, seperti simple interrupted suture, simple continuous suture, locking continuous suture, vertical mattress suture, horizontal mattress suture, subcuticular suture, dan figure-of-eight suture. Meskipun demikian, teknik-teknik penjahitan luka tersebut haruslah memenuhi prinsip-prinsip umum penjahitan luka seperti dibawah ini:3,9,10,11,14,15 a. Jarum jahit sebaiknya dipegang dengan needle holder pada 1/3 bagian dari tempat masuknya benang dan 2/3 bagian dari ujung jarum jahit. b. Penetrasi jarum jahit ke dalam jaringan harus perpendikular terhadap permukaan jaringan. c. Penjahitan luka sebaiknya dilakukan dengan jarak dan kedalaman yang sama pada kedua sisi daerah insisi, biasanya tidak lebih dari 2-3mm dari tepi luka. Sedangkan jarak antara jahitan yang satu dengan yang lainnya berkisar 3-4 mm. d. Jahitan jangan terlalu longgar maupun terlalu ketat. e. Penyimpulan benang jangan diletakkan tepat diatas garis insisi DAFTAR PUSTAKA