Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
FEBRUARI 2020
BAB I.
PENDAHULUAN
Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda dengan strukturkayu
dan baja, beton memiliki keunggukan tersendiri yaitu mudah untuk di bentuk. Kemudahanuntuk
dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar yang dapat di cetak sesuai bentuk yangdirencanakan.
Cetakan beton tersebut lebih di kenal dengan nama bekisting (cetakan) baik untukmendapatkan
bentuk yang di rencanakan dan pengerasan beton itu sendiri.
1.2 Tujuan
MATERI PEMBAHASAN
Acuan cetakan beton atau bekisting (perancah) ialah suatu konstruksi sementara yangdi dalamnya
atau di atasnya dapat di stel baja tulangan dan sebagai wadah dari adukan betonyang dicorkan sesuai
dengan bentuk yang kita dikehendaki. Jadi acuan dan cetakan beton harusdapat menahan berat baja
tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor betondan lain sebagainya, sampai
beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan sebagiandari beban kerja.
Pada cetakan biasanya terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan samping. Papan-papan bagian
bawah dari cetakan yang tidak terletak langsung di atas tanah harus dipikul olehgelagar-gelagar
acuan,sedangkan gelagar acuan itu harus di dukung oleh tiang-tiang acuan.Gelagar acuan dan
tiang acuan adalah suatu konstruksi sementara, yang gunanya untukmendukung cetakan
beton. Pada konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, bagianbawah tidak perlu di beri
cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran1sp : 3ps : 5kr yang tebalnya
5 cm. jadi yang perlu di beri papan cetakan cukup bagian sampingsaja.
Bekisting kontak
Konstruksi penopang
Bracing / skur (penjaga kestabilan).
Bekisting merupakan unsur yang sangat penting dalam mekanisme pengecoran beton,
persyaratan terpenting adalah bahwa dimensi beton harus akurat dan tepat. Dibawah ini
disebutkan beberapa persyaratan konstruksi bekisting,
Konstruksi harus kuat
Presisi
Bentuk bekisting harus sesuai dengan bentuk konstruksi beton yang akan dicor dan
memiliki unsur ketepatan yaitu: ukuran, ketegakan, kelurusan, kesikuan dan kerataan
sehingga mendapatkan dimensi yang akurat.
Tidak bocor
Kedap air,
Mudah dibongkar ,
Awet,
Aman, struktur bekisting harus menjamin keaman bagi pekerja maupun bagi beton itu
sendiri.
Bersih, memungkinkan hasil finishing permukaan beton yang baik.
Daya lekat yang rendah,
Oleh sebab itu, sebuah bekisting harus diperhitungkan atas kekuatan,kekakuan serta
kestabilan bagian – bagian dari konstruksi bekisting. Perubahan-perubahan yang terjadi yang
menyebabkan perubahan bentuk pada beton tidak boleh melampui toleransi yang ditentukan.
Persyaratan teknis diatas merupakan mutu dan kualitas bekisting yang harus
dikendalikan, sehingga perlu dikalukan pengontrolan agar kualitas bekisting dapat dicapai.
2.2.3 Pembenanan
Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi tulang
Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi tulang
Beban tidak tetap, adalah berat peralatan, pekerja, dan barang lainnya.
Beban ini harus mampu dipikul oleh bekisting dan hanya diperbolehkan terjadi lendutan
sebesar maksimum yang diijinkan. Perhitungan beban vertikal yang direkomendasikan oleh
Commitee ACI, sebagai dasar perhitungan adalah :
Beton bertulang : 2400 kg/m3
Bekisting :70 kg/m2
Beban hidup : 235kg/m2
Beban hidup min : 150-250 kg/m2
Sedangkan beban horisontal terjadi pada proses pengecoran sebagai akibat dari tekanan
hidrostatis. Jadi tekanan horisontal dipengaruhi oleh :
Besarnya defleksi yang diperkenankan pada konstruksi beton dan dapat dipakai pada
konstruksi bekisting adalah antara 1/300 -1/360 L. Dan beberapa bagian bekisting yang harus
dikontrol defleksinya antara lain:
Lapis penutup
Balok pembagi
Pendukung joist/stud dan juga waler (klem)
Bekisting untuk Sloof Balok. Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan
dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan
multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan
ketentuan sebegai berikut
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang
disyratkan pada gambar
2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton
basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
3. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag
struktur beton sesuai yang direncanakan
4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
5. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran
dan juga tidak merusak beton
6. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton
7. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical
maupun horizontal
BAB III. KESIMPULAN
Bekisting adalah merupakan konstruksi bersifat sementara yang berfungsi untuk mencetak
beton pada saat masih segar. Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan
keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan
sesuai dengan toleransi yang diinginkan dengan memperhatikan faktor keamanan dan nilai ekonomis
yang tinggi. Bekisting dibagi dua jenis yaitu konvensional dan sistem namun harus memiliki
kestabilan dan daya dukung yang tinggi sehingga dapat dilakuakn antisipasi dan pengendalian
terhadap kualitas dari bekisting tersebut.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
https://jasabekisting.wordpress.com/2016/10/25/first-blog-post/
https://dokumen.tips/documents/makalah-bekisting.html
http://dams-civilengineering.blogspot.com/2013/04/bekisting-dan-perancah.html