TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyebab umum kerusakan dari berbagai organ
vital tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung seperti jantung
(penyakit jantung koroner, gagal jantung dan disritmia), ginjal (nefrosklerosis,
insufisiensi, gagal ginjal), otak (stroke), serta arteri perifer dan retinopati.
Hipertensi sering disebut silent killer karena penderita dapat mengidapnya
selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital
tubuh. Gejala hipertensi biasanya samar, seperti sakit kepala dan nyeri leher
bagian kuduk sehingga sering diabaikan (LeMone & Burke, 2008). Prevalensi
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan hipertensi diidap oleh
hampir 26,4% populasi dewasa di seluruh dunia. Diperkirakan lebih dari 1,5
milyar penduduk menderita hipertansi di tahun 2025, hipertensi merupakan
faktor resiko penyebab kematian mencapai 13,5% dari seluruh kematian (Brook,
et al, 2013).
Hipertensi dibedakan menjadi menjadi dua tipe yaitu hipertensi primer dan
hipertansi sekunder. Hipertensi primer yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya, berkontribusi 90% dari semua kasus hipertensi (Smeltzer, Bare,
Hinkle, & Cheever, 2007). Fakta menyatakan meningkatnya risiko hipertensi
tidak hanya karena faktor keturunan tapi juga faktor stres, kegemukan (obesitas),
pola makan, merokok dan olahraga (Brook, et al, 2013).
Penanganan hipertensi meliputi dua metode, yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis. Terapi farmakologis dapat diklasifikasikan menjadi terapi
diuretik, beta bloker, vasodilator, kalsium antagonis, ACE inhibitor, dan bloker
reseptor angiotensin (Black & Hawk, 2005). Selain terapi farmakologis
membutuhkan biaya yang mahal dan terdapat efek samping sehingga dapat
menimbulkan ketidakpatuhan. Terapi nonframakologis merupakan faktor yang
berperan besar dalam penurunan tekanan darah jangka penjang. Terapi ini
meliputi modifikasi gaya hidup seperti menghentikan kebiasaan merokok,
menurunkan berat badan berlebih, mengurangi konsumsi alkohol, latihan fisik,
menurunkan konsumsi garam dan lemak (Brook, et al, 2013). Black dan Hawk
(2005) menambahkan modifikasi gaya hidup, pembatasan cairan, teknik
relaksasi dan tambahan ion K dapat menormalkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Beberapa teknik relaksasi tersebut contohnya stretch release
relaxation (SRR), Jacobson’s progressive muscle relaxation (JPMR), cognitive
imagery relaxation (COG) dan meditasi (Shinde, KJ, SM, Hande & Bushan,
2013)
Relaksasi otot progresif adalah metode relaksasi dengan menegangkan dan
merilekskan otot tubuh secara berturut-turut. Metode ini pertama kali
diperkenalkan oleh Jacobson (1938) dan masih banyak digunakan saat ini. Pada
relaksasi otot progresif ini, perhatian klien diarahkan agar dapat merasakan
perbedaan antara saat otot-otot dikontraksikan dan saat direlaksasikan. Manfaat
dari metode ini adalah menurunkan kecemasan, konsumsi oksigen tubuh,
kecepatan metabolisme, frekuensi napas, ketegangan otot, tekanan darah sistol
dan diastol, kontraksi ventrikel prematur dan peningkatan gelombang alfa otak
(Synder & Lindquist, 2010). Manfaat terapi relaksasi otot progresif telah banyak
dikonfirmasi melalui berbagai penelitian dalam hubungannya dengan
kecemasan, tekanan darah, tegangan psikologis, efek samping kemoterapi pada
pasien kanker, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut maka saya tertarik untuk
mengkaji jurnal–jurnal atau artikel terkait manfaat relaksasi otot progresif untuk
penurunan tekanan darah pada klien hipertensi.
B. Tujuan Penulisan
a. Meriview konsep/fenomena masalah hipertensi
b. Meriview konsep teknik therapy relaksasi otot progresif
c. Meriview hasil penelitian teknik terapi relaksasi otot progresif terhadap
hipertensi
d. Meriview protocol teknik terapi relaksasi otot progresif dari hasil
penelitian/literature terkait
e. Mengembangkan & mensimulasikan protocol teknik terapi relaksasi otot
progresif
BAB II
Berdasarkan uraian pada bab II dapat disimpulkan bahwa terapi relaksasi otot
progresif berpengaruh signifikan terhadap perubahan tekanan darah baik secara
langsung maupun dalam jangka panjang terutama terhadap perubahan tekanan darah
sistolik. Terapi relaksasi otot progresif belum bisa digunakan sebagai terapi tunggal
untuk intervensi. Terapi relaksasi otot progresif lebih tepat jika digunakan sebagai
terapi tambahan/ adjuvant therapy. Berdasarkan hasil penelitian yang ada telah
menggunakan desain quasi eksperiment dan randomize kontrol trial, namun
kelompok umur responden masih beragam. Hasil penelitian tersebut terkait dengan
kelompok umur 20 – 55 tahun. Jadi belum bisa disimpulkan apakah berdampak sama
untuk kelompok umur yang lain misalkan lansia. Terapi ini bisa dilakukan sendiri
oleh penderita dengan terlebih dahulu diberikan pelatihan oleh terapis, namun tidak
dianjurkan pada orang yang mengalami gangguan otot, jaringan atau nyeri punggung
bawah, peningkatan tekanan intrakranial, hipertensi tidak terkontrol dan penyakit
arteri koroner berat.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M., & Hawk, J.H. (2005). Medical surgical nursing clinical management for
positive outcomes (7th ed). Philadephia: Mosby.
Brook, R.D., et al. (2013). Beyond medications and diet: Alternative approaches to
lowering blood pressure: A scientific statement from the american heart
association. Hypertension Journal Of The American Heart Association, 1-24.
DOI: 10.1161/HYP.0b013e318293645f.
LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical thinking in
client care (4th ed). New Jersey: Presone Prentice Hall
Shinde, N., KJ, S., SM, K., Handee, D., & Bhushan, V. (2013). Immediate effect of
Jacobson’s progressive muscular relaxation in hypertension. Scholars Journal
of Applied Medical Sciences, 1(2), 80-85.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
(ed 8, vol 2). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2007). Brunner &
suddarth’s textbook of medical surgical nursing (9th ed, vol 2). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Synder, M., & Lindquist, R. (Eds). (2010). Complementary & alternative therapies
in nursing (6th ed). New York: Springer Publishing Company.