Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ni Putu Yunik Dewanti

Nim : P07120018107
Kelas : 2.3
1. Filosopi Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam
penerapa ilmu keperawatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak
mudah dipahami secara jelas. Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap
mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara umum yang merupakan cara
pandang dalam suatu ilmu. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen,
di antaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-sakit dan
lingkungan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Manusia (anak)

Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia
antara 0-18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai
kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, social dan spiritual) yang berbeda
dengan orang dewasa. Kebutuhan fisik/biologis anak mencangkup makan,
minum, udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak
membutuhkan cinta dan kasih saying, rasa aman atau bebas dari ancaman. Anak
membutuhkan disiplin dan autoritas untuk menghindari bahaya, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan bertindak mandiri. Anak juga membutuhkan
kesempatan untuk belajar berpikir dan membuat keputusan secara mandiri. Untuk
pengembangan harga diri, akan membutuhkan penghargaan pribadi terutama pada
usia 1-3 tahun (toddler), penghargaan merupakan pengalaman positif dalam
membentuk harga diri. Untuk itu diperlukan penerimaan dan pengakuan dari
orang tua dan lingkungannya. Ecara social anak membutuhkan lingkungan uang
dapat memfasilitasinya, untuk berinteraksi dan mengekspresikan ide/pikiran dan
perasaannnya, sedangkan secara spiritual anak membuthkan penanaman nilai
agama dan moral serta nilai budaya sebagai anggota masyarakat timur.
2. Sehat

Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit. Sehat
adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan social yang harus
dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Dengan demikian,
apabila anak sakit, hal ini akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, intelektual, social, dan spiritual.

3. Lingkungan

Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dan


dapat memengaruhi kesehatan anak. Lingkungan internal, yatu genetic
(keturunan), kematangan biologis, enis kelamin, intelektual, emosi, dan adanya
predismposisi atau resistensi terhadap penyakit. Lingkungan eksternal, yaitu
status nutrisi, orang tua, saudara kandung, masyarakat/kelompok sekolah,
kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya, status social
ekonomi, iklim, cuaa sekitar dan lingkungan fisik atau biologis baik di rumah
maupun sanitasi di sekelilingnya.

4. Keperawatan

Focus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan


kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. Selama
proses asuhan keperawatan dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi
perawat dala rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dua
konsep yang mendasari dalam kerja sama orang tua perawat ini adalah
memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya di
rumah sakit dan memberdayakan kemampuan baik dari askpek pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah
sakit, melalui interaksi yang terapeutik dengan keluarga.(Wong, 1995).
2. Prinsip Family Canter Care

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian
dari keluraga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong,Dkk.2002). Sebagai perawat, dalam
memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu mentasilitasi. Keluarga
dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan
keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain
itu, keperawatan anak perlu memperhatian kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi
keluarga karena tingkat sosial, budaya, dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan
pola kehidupan anak selanjutnya faktor-faktor tersebut sangat menentukan
perkembangan anak dalam kehidupan dimasyarakat.

Perawat yang bertindak sebagai pemberi pelayanan keperawatan hendaknya


berfokus pada keluarga, dengan memper-hatikan kemampuan dalam menentukan
kekuatan dan kelemahan sebab kekuatan dan kelemahan, dari keluarga tersebut dapat
dijadikan acuan dalam pemberian pelayanan keperawatan.Kekuatan dan kelemahan
keluarga tersebut dapat juga berupa lasiltas keuarga dalam merawat anak, tingkat
pengetahuan, tingkat ekonomi, peran atau bentuk keluarga itu sendiri.

Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaanya bentuk. sendiri


dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat
baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabla dukungan
keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya
yang dapat mengganggu psikologis anak.

Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan keterlibatarl


keluarga. Hal ini sangat penting mengingat anak selalu membutuhkan orang tua
selama di rumah sakit seperti dalam akivitas bermain atau program perawatan lainya
sepert pengobatan. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses
kesembuhan anak . Sering sekali ditemukan dampak yang cukup berarti pada anak.
apabila anak ditinggal sendiri tanpa ada yang menemani seperti kecemasan bahkan.
menjadi stres. Apabila hal tersebut dibiarkan terus upaya penyembuhan sulit tercapai.
Jika demikian halnya kerja sama atau keterlibatan orang tua dengan tenaga kesehatan
yang ada di rumah sakit selama anak masih dalam perawatan sangat diperlukan.
Keterlibatan orang tua dan kemampuan keluarga dalam merawat merupakan dasar
dalam pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan
menfasiltasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan pada anak yang sakit
selama di rumah sakit. Harapan terbentuknya kerja sama yang utuh antara peran dan
fungsi orang tua dengan peran dan fungsi perawat dalam pemberian perawatan.
Jangan sampai terjadi pemutusan dalam program perawatan. Demikian juga proses
perpisahan antara anak dan orang tua masih menjadi fokus perhatian dalam
perawatan, karena dapat juga berdampak besar dalam program perawatan anak. Kerja
sama tersebut dapat terjalin hingga program perawatan di rumah melalui peningkatan
kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti tindakan mengukur suhu
ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin/hangat.

Selain keterlibatan dan kemampuan orang tua dalam merawat, juga perlu diperhatikan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama
memberikan perawatan. Terlebih lagi hal tersebut merupakan bagian penting dalam
mengurangi dampak psikologis anak, sehingga rencana keperawatan dengan
berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai.

3. Definisi dan Prinsip dari Atraumatic Care

Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak


menimbulkan adanya trauuma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut
difokuskan dalam pencegahan terhadap trauna yang merupakan bagian dalam
keperawatan anak. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam
usia tumbuh kembang, sangat pentng karena masa anak merupakan proses menuju
kematangan. Kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau
gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.
Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristwa yang
dapat menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri, dan lain-lain.
Apabilal hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak pskologis pada anak dan
tentunya akan mengganggu perkembangan anak. Dengan denikian atraumatik care
sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga
dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan,
seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan. atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Untuk
mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat
antara lain.

1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis


seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan
menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.

2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.

Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu
mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan
terhadap kemampuan dan keterampilan orang lua dalam mengawasi perawatan
anak.

3. Mencegah atau mengurangi cedera (ijury) dan nyeri (dampak psikologis)

Mengurang nyeri merupakan lindakan yang hanus dilakukan dalam


keperawata anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan
secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya
distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan
maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologs yang sangat


berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses
tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat,
dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena
akan memperberat kondisi anak.

5. Modifikasi lingkungan Fisik

Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan


keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak
selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.

4. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai peran dan


fungsi sebagai perawat anak di antaranya:

1. pemberi perawatan

Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan anak,


sebagai Pemberi perawatan perawat anak, pemberian pelayanan keperawatan
dapat diakukan denga memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah,
asih, dan asuh.

2. Sebagai advocat keluarga

Sclain melakukan tugas utama dalam merawat anak, perawat juga


mampusebagail Sebagai advocat keluarga. advocat keluarga sebagai pembela
keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknyasebagai klien.
3. Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan


sehingga seliap dalam melakukan asuhan keperawatan perawat harus selalu
mengutamakan tindakan pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai
dampak daripenyakit atau masalah yang diderita.

4. Pendidikan

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak, perawat harus


mampul berperan sebagai pendidilk, sebab beberapa pesan dan cara mengubah
perilaku pada anak atau keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan
kesehatan khususnya dalam keperawatan. Melalui pedidikan ini diupayakan anak
tidak lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang
tidak sehat.

5. Konseling

Merupakan upaya perawat dalam melaksanakan perannya dengan


memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh anak
maupun keluarga. Berbagai masalah terscbut diharapkan mampu diatasi dengan
cepat dan diharapkan pula tidak terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga
maupun. anak itu sendiri. Konseling ini dapat memberikan kemandirian keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan.

6. Kolaborasi

Merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang akan


dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan
anak tidak dapat dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus
melibatkan tim kesehatan lain sperti dokter, ahli gizi, psikolog dan lain -lain,
mengingat anak merupakan individu yang kompleks yang membutuhkan
perhatian dalam perkembangan.
7. Pengambil keputusanetik

Dalam mengambl keputusan, perawat menpunyal peran yang sangat


pentung sebab perawat selalu berhubungan dengan anak kurang lebih 24 jam
selalu dil samping anak, maka peran sebagai pengambil keputusan etik dapat
dilakukan. oleh perawat, seperti akan melakukan tindakan pelayanan
keperawatan.

8. Peneliti

Peran ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat anak.
Sebagal penelit perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang
dapa dikembangan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran sebagai
penelit dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak
(WVong, D.L, 1995).

5. Aturan yang Mengatur Perlindungan Anak di Indonesia

Disisi hukum, kekerasan terhadap anak belum dilarang dalam semua


pengaturan (pemerkosaan dalam pernikahan masih diizinkan), dan sistem keadilan
anak – anak belum memprioritaskan perlindungan bagi semua anak yang berurusan
dengan hukum. Anggaran pemerintah didedikasikan untuk melindungi anak – anak
dari kekerasan hanya kurang dari 0,1% dari total anggaran. Prosedur administrasi
public yang kompleks dan kurangnya kewenangan yang diamanatkan untuk
perlindungan anak mengakibatkan kesulitan dalam menyediakan layanan yang efektif
untuk anak –anak yang rentan.

UNICEF bersama KPAI membantu membangun sistem perlindungan anak


yang komprehensif secara nasional untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan,
pelecehan, penelantaran, dan eksploitasi. Hal ini dilakukan dengan menghasilkan
bukti – bukti yang dapat diandalkan untuk mendukung informasi dalam advokasi,
mereformasi undang – undang dan memperbaharui kebijakan sesuai dengan standar
HAM internasional, mengembangkan pakar professional anak, dan menyaring serta
pelacakan anggaran untuk meningkatkan manajemen keungan public.

UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dalam perjalanannya


mengalami perubahan. Perubahan tentang UU Perlindungan Anak ditetapkan dengan
Undang – Undang. Undang – Undang tersebut adalah UU No. 35 tahun 2014.
Perubahan UU perlidungan Anak disahkan pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh
presiden RI. UU No.35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No.23 tahun 2002
ditempatkan dalam tambahan lembaran negara republic Indonesia Nomor 5606.

Anda mungkin juga menyukai