AnitaEkaJayanti TubesSigA
AnitaEkaJayanti TubesSigA
Disusun oleh:
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR PETA.....................................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Batasan...........................................................................................................3
BAB VI KESIMPULAN.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15
Peta 1. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 1996 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan.............................................................................15
Peta 2. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2007 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan.............................................................................15
Peta 3. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2010 Kabupaten Banyu Asin, Provinsi
Sumatera Selatan.............................................................................16
Peta 4. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2015 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan.............................................................................16
Peta 5. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2016 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan.............................................................................17
ABSTRAK
Ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem paling
produktif dan unik yang berfungsi melindungi daerah pesisir dari berbagai
gangguan, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies hewan. Hutan
mangrove tidak saja berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya, tapi
juga memiliki fungsi sosial, ekonomi dan budaya bagi masyarakat pesisir yang
mendiaminya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan luas hutan
mangrove dari tahun 1996-2016. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu data SHP hutan mangrove, sehingga dengan menggunakan metode overlay
pada software ArcGIS dapat diketahui luas area pada tahun tersebut. Dan dapat
dibandingkan perubahan luasan lahan hutan mangrove.
Kata kunci : Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan; Hutan Mangrove;
Perubahan Lahan; Sistem Informasi Geografis
ABSTRACT
The mangrove forest ecosystem is one of the most productive and unique
ecosystems that serves to protect coastal areas from various disturbances, as well
as providing habitat for a variety of animal species. Mangrove forests not only
function to maintain the balance of their ecosystems, but also have social,
economic and cultural functions for the coastal communities that inhabit them.
This research was conducted to determine changes in mangrove forest area from
1996-2016. The variable used in this study, namely the SHP data of mangrove
forests, so that by using the overlay method in ArcGIS software, it can be known
the area of the year. And can be compared changes in the area of mangrove
forest land.
Keywords : Region of Banyuasin, South Sumatera Province; Mangrove Forest;
Land Change; Geographic Information System
Hutan mangrove memiliki peranan yang sangat penting baik dari sisi
ekologi maupun sosial ekonomi masyarakat pesisir. Seiring dengan meningkatnya
pembangunan ditambah dengan meningkatnya kebutuhan hidup di wilayah pesisir
akan menyebabkan terjadinya tekanan terhadap sumber daya alam di wilayah
pesisir. Fungsi fisik dari hutan mangrove diantaranya sebagai pengendali naiknya
batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan,
sebagai kawasan penyangga, memacu perluasan lahan, dan melindungi garis
pantai agar terhindar dari erosi atau abrasi.
Salah satu kabupaten yang memiliki kawasan hutan mangrove yang besar
dengan kecepatan degradasi cukup tinggi di Sumatera Selatan adalah Kabupaten
Banyuasin. Kawasan mangrove di Kabupaten Banyuasin telah berkurang
sebanyak 20.546,5 ha selama periode 1992 s/d 2003. Hasil interpretasi data satelit
juga diketahui bahwa 94,4% (107.950,74 ha) kawasan mangrove di Kecamatan
Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin dikategorikan rusak berat dan hanya 3,27%
(3.756,78 ha) masih terkategori alami. Sementara itu, Taman Nasional Sembilang
(TNS) Kabupaten Banyuasin merupakan kawasan mangrove terluas di Indonesia
Bagian Barat dengan habitat terbesar berupa ekosistem hutan mangrove. Namun,
hutan mangrove di kawasan ini mengalami tekanan dan degradasi dari tahun ke
Dari latar belakang tersebut, didapat rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
1.4 Batasan
Lahan adalah istilah tanah dalam ukuran luas (berdimensi dua), yaitu Ha,
m2, tumbak, bahu atau lainnya [ CITATION San95 \l 1033 ]. Pengertian lahan yang
sepadan dengan land adalah tanah terbuka, tanah garapan, maupun tanah yang
belum diolah yang dihubungkan dengan arti atau fungsi sosio-ekonominya bagi
masyarakat [ CITATION ATR90 \l 1033 ] . Sedangkan perubahan lahan adalah
perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula
(seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif
(masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri [ CITATION Wib18 \l
1033 ]. Dalam definisi lainnya, perubahan lahan juga dapat diartikan sebagai
perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis
besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin
bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang
lebih baik [ CITATION Fit17 \l 1033 ].
Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti
tumbuhan, dengan grove (bahasa Inggris) yang berarti belukar [ CITATION
Mac68 \l 1033 ]. Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa istilah
mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu Kuno). Hutan mangrove
adalah suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh disepanjang garis
pantai tropis dan subtropis yang terlindung dan memiliki semacam bentuk lahan
pantai dengan tipe tanah anaerob [ CITATION Sne78 \l 1033 ].
Mengetahui perubahan
lahan hutan mangrove
Pengumpulan data
Overlay
10 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
4.2 Kondisi Administratif
11 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, dan pertambangan sehingga akan
melahirkan kembali kemasyuran Bandar Sriwijaya milik Kabupaten Banyuasin.
12 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
penduduk terbanyak ke tujuh di Propinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan estimasi
jumlah penduduk akhir tahun 2005 Kabupaten Banyuasin mencapai 475.793
jiwa. Sedangkan BPS tahun 2016, Penduduk Kabupaten Banyuasin tahun 2016
berjumlah 811.501 jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2014 adalah 799.998
jiwa.
13 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
BAB VI KESIMPULAN
14 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
DAFTAR PUSTAKA
15 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
LAMPIRAN
Peta 1. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 1996 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan
16 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
Peta 2. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2007 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan
Peta 3. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2010 Kabupaten Banyu Asin, Provinsi
Sumatera Selatan
17 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
Peta 4. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2015 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan
Peta 5. Peta Persebaran Hutan Mangrove Tahun 2016 Kabupaten Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan
18 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a
19 | I n s t i t u t T e k n o l o g i S u m a t e r a