Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN TERPADU BAYI SAKIT

DOSEN PEMBIMBING:
JENNY KARTIKA, SKM., M.Kes

DI SUSUN OLEH:
1. ELNEST SYLVIA
2. NEVI YUNITA PRASASTI
3. YULITA HARIANI

POLTEKKES KEMENKES RI PALEMBANG


PRODI D-III KEBIDANAN KAMPUS MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kami masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul ”MTBS” ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah KESMAS
DIII Kebidanan Muara Enim

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada : Ibu jenny kartika
selaku dosen pembimbing mata kuliah KESMAS yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan demi terselesaikannya makalah ini, serta Rekan-rekan dan semua pihak yag telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat, dan pembaca.

Muara Enim, 21 Februari 2020


                                                                       

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................................1.1
Rumusan Masalah......................................................................................................1.2
Tujuan Penulisan........................................................................................................1.3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian MTBS.................................................................................................................2.1
Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun..........................................2.2
Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun.........................................2.3
Tujuan Pendekatan MTBS.............................................................................................2.4
Tindakan Dan Pengobatan...........................................................................................2.5
Konseling Bagi Ibu...............................................................................................................2.6
Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut.............................................................2.7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................................3.1
Saran............................................................................................................................3.2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang
Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah
intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan
tersebut. MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun 1997.
Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli cara untuk mengenali seecara dini
dan cepat semua gejala anak sakitsehingga dapat ditentukan apakah anak sakit ringan berat
dan perlu rujukan. Jika penyakitnya tidak parah petugas dapat memberikan
pengobatan/tindakan sesuai pedoman MTBS dan diuraikan juga tentang konseling dan tindak
lanjut.
Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara
singkat dirangkum yakni perubahan jenis antibiotika pada pelaksanaan pneumonia,
penggunaan tablet Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare, tatalaksana malaria,
penentuan status gizi dengan berat badan menurut tinggi/panjang badan antara anak laki-
lakidan perempuan, penggunaan Albendazole sebagai obat kecacingan, tatalaksana masalah
gizi dan anemia dan perubahan jadwal imunisasi. Penerapan MTBS akan efektif jika
ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke petugas kesehatan yang terlatihserta
mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika ibu dan keluarga tidak membawa anaknya
kefasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi parah mungkin anak itu akan meninggal
karena penyakitnya. 

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian MTBS ?
2.      Bagaimana Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ?
3.      Bagaimana Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun ?
4.      Bagaimana Tindakan Dan Pengobatan ?
5.      Bagaimana Konseling Bagi Ibu ?
6.      Bagaimana Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut ?

1.3.Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian MTBS
2.      Untuk mengetahuiPelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
3.      Untuk mengetahuiPenilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
4.      Untuk mengetahuiTindakan Dan Pengobatan
5.      Untuk mengetahuiKonseling Bagi Ibu
6.      Untuk mengetahuiKunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian MTBS
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah  modul yang menjelaskan secara rinci
cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang
kefasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan
preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh pneumonia, diare,
malaria, campak, dan malnutrisi. Di Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000
kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup
(Surkesnas, 2001).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar
yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi
telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian
vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman
Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004). Balita (bawah
lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk umur 5 tahun) (MTBS, Modul 1,
2004).

2.2.Pelaksanaan MTBS Pada Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun


Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan
penentuan apakah anak sakit atau alasan lain misalkan kunjungan anak sehat, kunjungan
imunisasi atau kunjungan untuk perawatan cedera akibat kecelakaan. Pemilihan bagan
tergantung dari pengelompokan umur dan kunjungan pertama atau lanjutan. Tentukan anak
dalam kelompok mana umur 2 bulan sampai 5 tahun (sebelum ulang tahun ke 5) atau bayi
muda umur 2 bulan.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan
langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1.    Penilaian dan klasifikasi
2.    Tindakan dan Pengobatan
3.    Konseling bagi ibu
4.    Pelayanan Tindak lanjut
Pemahaman tentang :
1. Penilaian berarti melakukanpenilaian dengan cara anamnesisdan pemeriksaan
2. fisikKlasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakitatau
3. masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatukategori untuk
4. menentukantindakan bukan sebagai diagnosisspesifik penyakit
5. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
6. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya, mendengar
jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan
mengecek pemahaman
7. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
datang untuk kunjungan ulang
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi umur 2 bulan sampai 5
tahun
a. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau menyusui,
memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar
b. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare,
c. demam dan masalah teling
d. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
e. Memeriksa dan klasifikasi anemia
f. Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin Adan menentukan
apakah anak membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut
g. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak

2.3.Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun


Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang
harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan bagi
anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan, kecelakaan atau luka bakar.
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju ke
arah diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
a. Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
b. Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
c. Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan pada
ibu
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1.      Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai dengan
kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini kunjungan pertama
atau ulang

2.      Memeriksa tanda bahaya umum


Tanda bahaya umum adalah :
a.       Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b.      Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan apapun.
c.       Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-
ototnya berkontraksi
d.      Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh, digoyangkan atau
bertepuk tangan

3.      Batuk atau sukar bernapas


Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran
pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau infeksi saluran
pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a.       Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat atau berbunyi
atau terputus-putus dan sudah berapa lama; jika lebih 3 minggu berarti batuk kronis,
kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan
b.      Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50 kali permenit
atau lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan bernapas cepat 40 kali
permenit.
c.       Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah masuk ke
dalam ketika anak menarik napas.
d.      Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor terjadi apabila
ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan sumbatan masuknya udara
kedalam paru-paru

KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding Pneumonia atau penyakit sangat berat
dada ke dalam atau stridor

Nafas cepat pneumonia

Tidak ada tanda pneumonia atau penyakit Batuk bukan pneumonia


sangat berat

4.      Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya
dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi apabila tinja
mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian besar diare yang menyebabkan
dehidrasi berat adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau lebih
disebut DIARE PERSISTEN dan diare denagn darah dalam tinja dengan atau tanpa lendir
disebut DISENTERI yang disebabkan oleh shigella
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau
tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung anak malas minum jika ia
lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantudan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat
atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah
kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.

KLASIFIKASIDERAJAT DEHIDRASI

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Terdapat 2 tanda atau lebih tanda berikut: Diare dehidrasi berat


Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembalinya sangat
lambat
Gejala dehidrasi berat

T Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: Diare dehidrasi berat/ringan


G gelisah atau rewel
M mata cekung
Haus minum dengan lahap
C cubitan kulit perut kembali lambat
G

tT

Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau Diare tanpa dehidrasi


ringan/sedang

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN

Ada dehidrasi Diare persisten berat

Tanpa dehidrasi Diare persisten

KLAIFIKASI DISENTRI

Darah dalam tinja Disentri


5.      Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah atau penyakit
berat lainnya

a.       Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin menderita
anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau
anemia berat.Harus mengetahui risiko malaria di daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa
resiko.Pada risiko rendah tanyakan apakah anak dapat berkunjung keluar dalam 2 minggu
terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan
tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan periksa mikroskopis
darah jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa
resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam
a. Sudah berapa lama anak itu demam
b. Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
c. Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir
d. Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
e. Apakah ada kaku kuduk
f. Apakah ada pilek
g. Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari
batuk, pilek atau mata merah

b.      Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak. Campak
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa adanya gejala
komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea

c.       Demam Berdarah Dengue


DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus
maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
         Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan akibat trombositopeni.
Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan disebabkan DBD
a. Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
b. Apakah beraknya berwarna hitam
c. Apakah ada nyeri ulu hati
d. Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah atau tidak
teraba.
a. Bintik perdarahan di kulit (petekie)
b. Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas diameter 2,8 cm

KLASIFIKASI RESIKO TINGGI MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Ada tanda bahaya umum kaku kuduk Penyakit berat dengan demam

Demam (pada anamnesa atau teraba panas Malaria


atau suhu > 37,5̊C) rapid diagnostic test
positif (RDT)

Demam (pada anamnesa atau teraba panas Demam mungkin bukan malaria
atau suhu > 37,5̊C) rapid diagnostic test
negatif (RDT)

KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum kaku kuduk Penyakit berat dengan demam
Tidak ada pilek dan tidak ada campak tidak Malaria
ada penyebab lain dari demam

Ada pilek atau ada campak atau ada Demam bukan malaria
penyebab lain dari demam

KLASIFIKASI TANPA RISIKO MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum kaku kuduk Penyakit berat dengan demam
Ada tanda bahaya umum kaku kuduk atau Demam bukan malaria
tidak ada kaku kuduk

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum atau kekeruhan Campak dengan kompilkasi berat
pada kornea mata atau lika di mulut yang
dalam dan luas
Mata bernanah atau luka di mulut Campak dengan komplikasi pada mata dan
mulut
Tidak ada tanda-tanda di atas Campak

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda-tanda syok atau gelisah muntah DBD
bercampur darah/ seperti kopi atau berak
berwarna hitam atau bintik-bintik pendarahan
di kulit petekie dan uji torniket positif atau
sering muntah

Demam mendadak tinggi dan terus menerus Mungkin DBD


atau nyeri ulu hati atau gelisah atau bintik
perdarahan di kulit

Tidak ada tnda-tanda di atas Demam mungkin bukan DBD

6.      Masalah telinga


Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang
menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati gendang telinga mungkin
pecah.
a. Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga
b. Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi dan
tanyakan sudah berapa lama
c. Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
d. Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga

KLASIFIKASI MASALAH TELINGA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Penbengkakan yang nyeri di belakang telinga mastoiditis
Tampak cairan/ nanah dari telinga dan telah Infeksi telinga akut
terjadi kurang dari 14 hari atau nyeri telinga
Tampak cairan/nanah dari telinga dan telah Infeksi telinga kronis
terjadi selama dari 14 hari atau lebih nyeri
telinga
Tidak sakit telinga dan tidak ada Tidak ada infeksi telinga
cairan/nanah keluar dari telinga

7.      Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan
kematian. Menilai status gizi
a. Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus kulit
(marasmus)
b. Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki akibat dari sejumlah besar cairan
terkumpul dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor)
c. Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah
-          BB/PB <-3 SD
-          BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD
-          BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
-          > +3 SD : obesitas
-          >+ 2 SD : gemuk
-          >+1 SD : risiko gemuk
-          O : median gizi baik
-          < -1 SD : normal atau gizi baik
-          <-2 SD : kurus atau gizi kurang
-          < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk

KLASIFIKASI STATUS GIZI

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Badan sangat kurus atau BB/PB<-3 SD atau Sangat kurus dan atau anemia
bengkak pada kedua punggung kaki

Badan kurus atau BB/PB>-3 SD -<-2 SD kurus

BB/PB(TB)-2SD-+2SD dan ditemukan normal


tanda-tanda kelainan gizi di atas

8.      Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit malaria
yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing yang dapat terjadi
perdarahan
Menilai Anemia
       Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan
bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak pucat jika kulit
telapak tangan anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih.
Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva

KLASIFIKASI ANEMIA

Tanda dan gejala klasifikasi


Telapak sangat pucat Anemia berat
Telapak tangan agak pucat Anemia
Tidak di temukan tanda kepucatan pada Tidak anemia
telapak tangan

9.      Status Imunisasi Anak


Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan imunisasi, jadwalpemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah
dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan
yang disebut combo

JADWAL IMUNISASI DI RUMAH

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT


0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu

JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT


0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan

10.  Pemberian Vitamin A


Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang
berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontraindikasi

JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A


Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU (warna merah)

2. 4. Tujuan Pendekatan MTBS


Tujuan dari pendekatan MTBS adalah mengajarkan maanajemen kasus kepada bidan,
perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain yang menangani balita sakit dan bayi muda di
fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin, balai
pengobatan, maupun melalui kunjungan rumah. Petugas kesehatan akan belajar cara
menangani balita sakit dan bayi muda, dengan:
 Menilai tanda-tanda dan gejala penyaki, status imunisasi, status gizi dan pemberian
vitamin A
 Membuat klasifikasi
 Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan menentukan apakah
seseorang anak apakah perlu dirujuk.
 Memberi pengobatan pra-rujukan yang penting, seperti dosis pertama antibiotik,
vitamin A dan perawatan anak untuk mencegah menurunnya gula darah dengan
pemberian air gula, mencegah hipotermia dan merujuk anak.
 Melakukan tindakan di fasilita kesehatan (kuratif dan preventif) seperti pemberian
oralit, tablet zinc, vitamin A dan imunisasi.
 Mengajari ibu cara pemberian obat di rumah (seperti antibiotik oral) dan asuhan dasar
bayi muda.
 Memberi konseling kepada ibu mengenai pemberian makanan pada anak, pemberian
asi dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan.
 Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang langsung pada saat anak
tersebut kembali untuk pelayanan tindak lanjut.
2.5.Tindakan Dan Pengobatan
1.      Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
-          Pneumonia berat/penyakit berat
-          Diare dehidrasi berat
-          Diare persisten berat
-          Penyakit berat dengan demam
-          Campak dengan komplikasi berat
-          DBD
-          Mastoiditis
-          Sangat kurus dan atau edema
-          Anemia berat

2.      Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan


Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang paling
dibutuhkan dan segera diberikan
a. Beri dosis pertama antibiotik
b. Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko tinggi atau rendah)
c. Beri dosis pertama vitamin A
d. Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
e. Cegah agar gula darah tidakturun(termasuk pemberian ASI, susu atau air gula)
f. Beri dosis pertama suntikan antibiotik
g. Beri dosis pertama obat antimalaria oral
h. Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau lebih) atau nyeri akibat
mastoiditis
i. Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid (bila ada
kekeruhan kornea atau mata bernanah)
j. Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS

3.      Merujuk anak


a. Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa anaknya ke RS
b. Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah
c. Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
d. Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS
4.      Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu yang
mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
a. Batuk : bukan pneumonia
b. Diare dehidrasi ringan /sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
d. Diare persisten
e. Anemia
f. Kurus
g. Infeksi telinga kronis
h. Demam : bukan DBD
i. Demam : bukan malaria
j. Campak dengan komplikasi dimulut dan mata

Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan


a.       Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan jadwal pemberian
a. Memberi antibiotik oral yang sesuai
b. Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT)
c. Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga
d. Memberi vit A pada campak tanpa komplikasihanya pada hari 1 sebagai
suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru(100.000 IU) pada umur 6
bln – 11 bulan, kapsul merah(200.000 IU) pada umur 12 bulan – 5 tahun.
Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus)
e. Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup

b.      Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian
makanan (Zinc adalah zat mikroyang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan dan zinc
sangat diperlukan dalam proses kesembuhan) kecuali pada bayi muda
a. Rencana terapi A (penanganan diare dirumah) diare tanpa dehidrasi dengan
memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan
kunjungan ulang
b. Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan
pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk
c. Rencana terapi C (penanganan di RS) dengan rehidrasimelalui
intravena/menggunakanpipa nasogastrik pada dehidrasi berat
d. Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus
e. Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat
f. Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan
tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka
dimulut dengan Gentian violet
g. Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan

5.    Kunjungan ulang

2.6.Konseling Bagi Ibu


Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat diberikan:
a.       Mengajari ibu cara pemberian obat dirumah
b.      Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah
c.       Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
d.      Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
e.       Menilai cara pemberian makan anak
f.       Menentukan masalah pemberian makan anak
g.      Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
h.      Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
i.        Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

2.7.Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut


Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi
sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasidan tindakan
terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan
PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
*Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada
masalah :
a.       Pneumonia
b.      Diare persisiten
c.       Disentri
d.      Malaria, Demam mungkin bukan malaria
e.       Demam bukan malaria
f.       Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut
g.      MungkinDBD,Demam mungkin bukan DBD
h.      Infeksi telinga akut

* Kunjungan ulang setelah 5 hari


- Infeksi telinga kronis
- Masalah pemberian makan

*Kunjungan ulang setelah 14 hari


-       Anak kurus
-       Anemia
BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan
terhadap balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditangani secara
lengkap kondisi kesehatan balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan
secara integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada
ibu sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
anak.Pemberian antibiotika sangat selektif sesuai klasifikasi dan dapat dan dapat membatasi
beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya pengobatan.Melihat keunggulan
tersebut maka dapatlah dimengerti mengapa Indonesia termasuk salah satu pengguna dini
dari pendekatan MTBS ini, bahkan Indonesia sekarang sudah sampai tahap pemantapan
implementasi.

B.       Saran
Dengan mengetahui manajemen terpadu balita sakit/MTBS bisa melaksanakan
pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang kefasilitas rawatjalan. Keterpaduan
pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada “Pelatihan Program Kesehatan
Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak”. Bogor. 2009. Stimulasi , Deteksi
dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita.

MTBS modul-4, BaktiHusada/Indonesia Sehat 2010, DepartemenKes RI & World Health


Organization 2002.
Bukubagan MTBS, BaktiHusada/Indonesia sehat 2010, DepartemenKes RI & World Health
Organization 2002.
Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011

https://www.google.com/url?.files.wordpress.com%2F2013%2F01%2Fmtbs-2-bulan-5-
tahun-doc.

Alimul Hidayat, A. Azizi. 2011. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Penidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Maryani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Anda mungkin juga menyukai