Anda di halaman 1dari 12

[REVIEW ARTICLE]

OCCUPATIONAL DIVING: Neurological Complications of Diving

Pukovisa Prawiroharjo1,2, Fajriani Damhuri3, Winda Trijayanthi Utama3, Anggun Rizki


Nurhani3, Dina Tri Amalia3, Fida Dewi Ambarsari3, Risna Sagitasari3, Silvi Dwiyanty3
1
Department of Neurology, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Faculty of Medicine, University of
Indonesia.
2
Department of Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia.
3
Magister Occupational Health Students, Faculty of Medicine, University of Indonesia.

Abstract
Banyak pekerjaan yang dilakukan melalui kegiatan menyelam dengan tujuan penelitian, pencarian makanan laut,
konstruksi, pemeliharaan alam, pembuatan film, militer, forensik dan penyelamatan, bahkan eksplorasi dan
konstruksi ladang minyak lepas pantai juga dilakukan dengan proses menyelam. Artikel ini membahas tentang
Occupational diving (penyelaman di tempat kerja) yang merupakan kegiatan menyelam yang dilakukan dalam
pekerjaan untuk mendapatkan atau memberi imbalan (terlepas dari apakah menyelam merupakan fungsi utama
pekerjaan atau hanya merupakan tambahan untuk itu). Terdapat 3 cara penyelaman yang dilakukan: breath-hold
diving, ‘‘bounce’’ diving with breathing apparatus, dan saturation diving. Ketika terjadi trauma berat saat
penyelaman maka biasanya sistem saraf seringkali ikut terlibat. Penyakit dekompresi, hipotermia, barotrauma,
imersi edema pulmoner, dan emboli gas merupakan komplikasi medis yang sangat penting dari penyelaman .
Penyusunan artikel ini menggunakan metode review dari jurnal-jurnal terutama yang berasal dari luar negeri yang
mengenai penyelaman secara umum, penyelaman dalam pekerjaan, dan komplikasi neurologis yang dapat terjadi
akibat penyelaman serta manajemen tatalaksana secara umum. Sebagai kesimpulan penyelaman merupakan suatu
pekerjaan yang rentan mengalami faktor resiko di bidang neurologis. DCS merupakan komplikasi neurologis
tersering yang bisa terjadi. Tatalaksana definitif yang bisa dilakukan untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan
rekompresi di dalam hyperbaric chamber. Namun secara umum, perlu adanya perhatian lebih kepada para pekerja
terutama penyelam untuk menghindari faktor resiko yang dapat muncul terkait pekerjaan terutama komplikasi
bidang neurologi.

Keywords: Occupational Diving, Neurological Complications, Penyakit Dekompresi, Hipotermia, Barotrauma, Imersi
Edema Pulmoner, Emboli Gas, Hyperbaric Chamber, Review Article

Pendahuluan
Saat ini menyelam tidak hanya ‘‘bounce’’ diving with breathing
dijadikan sebagai sarana untuk rekreasi. apparatus, dan saturation diving.
Banyak pekerjaan yang dilakukan Breath-hold diving, ‘‘bounce’’ diving
melalui kegiatan menyelam dengan with breathing apparatus biasa
tujuan penelitan, pencarian makanan digunakan untuk keperluan okupasi dan
laut, konstruksi, pemeliharaan alam, rekreasi, sementara karena biaya dan
pembuatan film, militer, forensik dan perawatan nya yang tinggi, saturation
penyelamatan, bahkan eksplorasi dan diving lebih sering digunakan untuk
konstruksi ladang minyak lepas pantai pekerjaan dibidang industri minyak1.
juga dilakukan dengan proses Dari ketiga cara penyelaman,
1
menyelam . Menyelam menimbulkan Breath-hold diving merupakan cara
efek fisiologis dan patofisiologis pada penyelaman paling dasar dan
manusia melalui proses pencelupan dan menimbulkan resiko lebih tinggi
paparan tekanan lingkungan yang dibanding cara penyelaman lain.
tinggi1. Berdasarkan literatur, data dari Divers
Terdapat 3 cara penyelaman Alert Network (DAN) sejak tahun 1994
yang dilakukan: breath-hold diving, sampai 2003 serta pencarian melalui
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

internet pada waktu yang sama, komersial untuk mendapatkan atau


terdapat 131 kasus karena Breath-hold memberi imbalan dan bukan untuk
diving. Sembilan puluh delapan persen bekerja3.
(98%) kasus kecelakaan fatal dengan 88
% adalah laki-laki2. 2. Pembagian Occupational Diving
Oleh karena itu penting disadari Occupational diving memiliki
bahwa proses menyelam dapat beberapa pembagian yaitu3:
menimbulkan berbagai komplikasi a. Construction Diving
penyakit yang banyak terjadi dalam (Penyelaman Konstruksi)
pekerjaan. Komplikasi neurologis Penyelaman konstruksi
merupakan salah satu komplikasi yang mencakup pekerjaan yang terjadi
dapat terjadi melalui proses di bawah air sehubungan dengan
penyelaman. perubahan, pembersihan,
konstruksi, penghancuran,
1. Pengertian Occupational Diving pembongkaran, pembangunan,
Occupational diving pemasangan, perawatan,
(penyelaman di tempat kerja) adalah pemindahan, pembaharuan atau
kegiatan menyelam yang dilakukan perbaikan bangunan, gedung
dalam pekerjaan untuk mendapatkan atau dinding. Termasuk
atau memberi imbalan (terlepas dari pekerjaan di kanal, pelabuhan,
apakah menyelam merupakan fungsi sistem drainase, pengendalian
utama pekerjaan atau hanya merupakan banjir, sistem irigasi,
tambahan untuk itu). Ini memiliki arti pengendalian sungai, gorong-
yang sama sebagai pekerjaan gorong, bendungan, pipa, waduk
3
menyelam . dan mencakup pekerjaan buoy,
Occupational diving penyumbatan pada navigasi,
(penyelaman di tempat kerja) juga rakit, kapal dan kecelakaan. Juga
dapat didefinisikan sebagai kegiatan termasuk pemeriksaan atau
menyelam dalam proses kerja (terlepas pekerjaan lain yang dilakukan
dari apakah menyelam adalah fungsi untuk memastikan apakah
utama pekerjaan atau hanya tambahan pekerjaan penyelaman
untuk itu) dan terdiri dari semua konstruksi dilakukan. Polisi,
pekerjaan selam yang dilakukan sebagai Militer, Kepabeanan dan
bagian dari bisnis; sebagai layanan; kelompok pencarian dan
untuk penelitian; atau untuk penyelamatan khusus dianggap
3
keuntungan . sebagai bagian dari kategori ini
Berbeda dengan occupational karena sifat sangat berbahaya
diving, ada istilah lain dalam kegiatan dari pekerjaan di bawah air ini
menyelam yaitu recreational diving dan sering terlibat dalam
(penyelaman rekreasi). Dimana kegiatan penyelaman konstruksi.
recreational diving (penyelaman b. Aquaculture Diving
rekreasi) adalah kegiatan menyelam (Penyelaman Akuakultur)
yang dilakukan oleh individu atau Penyelaman akuakultur adalah
kelompok untuk kesenangan mereka pekerjaan selam yang dilakukan
sendiri dan tidak melibatkan kegiatan oleh mereka yang terlibat dalam
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

peternakan ikan, kerang atau penyelaman untuk


pertanian tanaman air. memungkinkan pengajaran
Penyelaman akuakultur dapat rekreasi berlangsung.
melibatkan perawatan rutin f. Tourism Diving (Penyelaman
ringan, dan pekerjaan Wisata)
pembaharuan dan perbaikan Penyelaman wisata adalah
yang terkait dengan peternakan kegiatan menyelam yang
laut. dilakukan oleh orang-orang yang
c. Scientific Diving (Penyelaman terlibat dalam penyelaman dan
Ilmiah) kegiatan wisata bawah air. Ini
Penyelaman ilmiah adalah juga termasuk orang-orang yang
pekerjaan selam yang dilakukan pekerjaannya dilakukan di dalam
oleh ilmuwan atau orang-orang batasan kolam atau akuarium.
khusus lainnya yang telah
menyelesaikan pelatihan 3. Fisiologi dan Patofisiologi Umum
penyelam ilmiah tertentu untuk Penyelaman
mengumpulkan spesimen atau Sebagian besar proses fisiologis
data untuk penggunaan ilmiah. yang terjadi saat penyelaman
Ini juga mencakup penyebaran, berhubungan dengan hukum fisika
inspeksi, pembersihan atau perendaman dan tekanan karena
pengambilan instrumen dan kedalaman yang meningkat. Proses
peralatan ilmiah di bawah perendaman menyebabkan redistribusi
naungan institusi konservasi, sentral volume darah yang meningkat
pendidikan atau penelitian. karena air dingin memicu vasokonstriksi.
d. Film amd Photographic Diving Hal ini menginduksi pelepasan hormon
(Penyelaman film dan fotografi) antidiuretik (ADH) dan menghasilkan
Penyelaman film dan fotografi diuresis dan membuat tubuh penyelam
adalah pekerjaan selam yang relatif hipovolemik1.
dilakukan oleh staf produksi film, Selain itu, tabung pernafasan
fotografer dan video, termasuk (breathing dry cylinder gas) dapat
aktor. memperburuk defisit cairan, hal ini
e. Recreational Instructor/Tutor mengakibatkan penyelam mengalami
(Instruktur/Tutor Rekreasi) dehidrasi sehingga meningkatkan
Ini adalah instruksi dan kerentanan terhadap penyakit terkait
pengawasan selam rekreasi yang menyelam. Tekanan ambien meningkat
diberikan oleh orang-orang yang secara linear terhadap kedalaman air.
memenuhi syarat oleh agen Terdapat peningkatan sebesar 1 atm
pelatihan penyelam rekreasi tambahan (1 bar atau 101 kPa) untuk
yang diakui dan bekerja dalam masing-masing 10 m air laut (msw).
kapasitas tersebut. Ini termasuk Oleh karena itu, jika seorang penyelam
instruktur, dive masters atau menyelam dari permukaan laut sampai
pengendali selam, atau orang kedalaman 30 msw, maka kenaikan
dengan kualifikasi setara. tekanan yang dialami sebesar empat kali
Kategori penyelaman ini lipat dari 101 kPa, yaitu 404 kPa1.
mencakup penyiapan lokasi
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

Seorang penyelam mengalami Efek dari peningkatan tekanan ini


variasi tekanan ambien yang jauh dikaitkan juga dengan kompresi dan
melebihi pendaki ataupun astronot. perluasan gas menurut Hukum Boyle
Perubahan tekanan ambien yang terjadi serta peningkatan kandungan gas inert
pada penyelam berefek terhadap dalam darah dan jaringan sesuai dengan
perubahan gas. Tekanan parsial hukum Henry5.
meningkat seiring dengan peningkatan
komponen gas pernafasan pada Tabel 1. Pengaruh Kedalaman terhadap
penyelam yang meningkat secara Tekanan Ambien5
proporsional dengan tekanan ambien Air laut
Tekanan
Merkuri
Pounds
total saat kedalaman meningkat (hukum Absolut per Square
(feet) (mm)
(atm) Inch
Dalton). Paparan tekanan gas diatas
0 1 760 14.7
normal akan menghasilkan jumlah gas 33 2 1520 29.4
yang larut dalam jaringan tubuh diatas 66 3 2280 44.1
normal pula (hukum Henry). Efek 99 4 3040 58.8
fisiologis yang dapat terjadi berupa 132 5 3800 73.5
kejang dalam kasus toksisitas oksigen
atau gangguan fungsi serebral dengan Terkait dengan neurologis,
narkosis nitrogen1. berdasarkan penelitian, terdapat
Saat kembali ke permukaan, peningkatan brain damage marker
pengurangan tekanan ambien yang tiba- S100B sementara setelah apneu
tiba dapat menyebabkan saturasi gas berkepanjangan (bisa pada breath-hold
berlebihan pada jaringan karena diving). Mekanisme nya belum bisa
pembentukan gelembung gas. Kenaikan dijelaskan namun diduga dapat
tekanan juga berdampak pada ruang melibatkan kerusakan neuron dan
jaringan yang terisi gas karena tekanan pembukaan sementara sawar darah
dan volumenya berbanding terbalik otak (blood-brain barrier). Puncak S100B
(hukum Boyle)1. terjadi dalam 10 menit pertama setelah
Komplikasi neurologis terjadi apnea. Setelah kerusakan otak
karena peningkatan tekanan hiperbarik traumatis dan iskemia serebral, puncak
sehingga mempengaruhi sistem saraf. pada S100B terjadi dalam jam pertama
Komplikasi yang biasa terjadi sampai 1-3 hari setelah kejadian.
diantaranya tremor pada tangan, Namun untuk menyimpulkan bahwa
ketidakstabilan postural, masalah cidera berat pada otak oleh karena
gastrointestinal, mengantuk, dan penyelaman, masih harus dilakukan
disfungsi kognitif. Gejala dan tanda penelitian dan evaluasi lanjutan6.
neurologis yang terjadi disebut sindrom
neurologis tekanan tinggi (High Pressure Metode
Neurological Syndrome/HPNS)4. Penyusunan artikel ini menggunakan
Paparan lingkungan yang paling metode review dari jurnal-jurnal
signifikan sehingga menimbulkan terutama yang berasal dari luar negeri
komplikasi saat menyelam adalah yang mengenai penyelaman secara
peningkatan tekanan ambien. Tekanan umum, penyelaman dalam pekerjaan,
meningkat seiringan dengan dan komplikasi neurologis yang dapat
bertambahnya kedalaman air (tabel 1). terjadi akibat penyelaman serta
manajemen tatalaksana secara umum.
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

Diskusi penyakit dekompresi, secara sederhana


1. Komplikasi Neurologis Penyelaman DCS didefinisikan sebagai suatu keadaan
Ketika terjadi trauma berat saat medis dimana akumulasi nitrogen yang
penyelaman maka biasanya sistem saraf terlarut setelah menyelam membentuk
seringkali ikut terlibat7. Penyakit gelembung udara yang dapat
dekompresi, hipotermia, barotrauma, menyumbat aliran darah serta system
imersi edema pulmoner, dan emboli gas syaraf. Gejala DCS yang timbul
merupakan komplikasi medis yang bervariasi seperti parastesia, nyeri,
sangat penting dari penyelaman 8 pusing, kelemahan otot, fatique, sakit
Otic barotrauma atau kepala, gangguan koordinasi, otot
barotrauma pada telinga seringkali bengkak, disorientasi, gangguan
menyebabkan nyeri, vertigo dan kesadaran, gangguan paru seperti
penurunan pendengaran. Barotrauma wheezing dan nafas memendek,
pulmoner bisa menyebabkan nistagmus, inkontinensia, gangguan
pengendapan emboli gas arteri yang pendengaran, bahkan kehilangan
akan menyebabkan tersumbatnya kesadaran yang bisa menyebabkan
pembuluh darah serebri dan gangguan kematian9.
kesadaran, kejang, dan defisit
neurologis fokal. Pada pasien dengan Tabel 2. Presentase Tanda dan Gejala
gangguan dekompresi, sistem pada Pasien dengan DCS10,11,12,13,14,15
vestibular, medula spinalis dan otak Tanda dan Gejala Persentase
akan dipengaruhi oleh gelembung Baal 59
nitrogen yang terbentuk. Tanda dan Nyeri 55
Vertigo 27
gejala umum yang sering terjadi Kelelahan berat 25
meliputi vertigo, thoracic myelopathy Sakit kepala 24
dengan kelemahan tungkai, pusing, sakit Kelemahan otot 23
kepala dan hemiparesis. Komplikasi Mual 14
neurologi lainnya yang terkait Gangguan gerak 12
Hipoestesia 10
penyelaman meliputi sakit kepala dan Gangguan visual 8
toksisitas oksigen7. Gatal-gatal 5
Salah satu komplikasi
penyelaman yang telah disebutkan DCS pertama kali tercatat pada
adalah dekompresi. Penyakit tahun 1841 saat penyelam laut dalam
dekompresi (DCS) biasanya timbul mulai mengalami ketidakmampuan
sekitar 30 menit pasca menyelam. DCS untuk menekuk sendi mereka. Namun,
pada penyelam adalah sindrom klinis kondisi tersebut belum sepenuhnya
yang disebabkan oleh penurunan dipahami sampai tahun 1878, ketika
tekanan ambien Seorang penyelam saat Paul Bert dengan teorinya bahwa
turun, terjadi peningkatan tekanan penyebabnya adalah pembentukan
ambien yang menyebabkan gas inert gelembung nitrogen di dalam tubuh. Dia
larut dalam jaringan. Pendakian ke atas juga menyatakan bahwa mungkin dapat
dapat mengakibatkan pembebasan dan menghindari efek berbahaya dengan
pembentukan gelembung gas inert ke cara naik ke permukaan secara
dalam jaringan atau darah yang bertahap9.
mengarah ke manifestasi klinis dari
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

Di Inggris, ada hampir 300 kasus b. Tipe 2 yang bermanifestasi pada


setiap tahunnya. Studi lain dari Inggris kelainan neurologis, kardiorespirasi,
1992-1996 menemukan bahwa insiden dan audiovestibular.
kecelakaan menyelam tahunan Pada dekompresi tipe 2 terjadi
meningkat dari 4 per 100.000 menyelam gangguan neurologi seperti kelemahan
menjadi 15,4 per 100.000 penyelaman atau paralisis, parastesi tungkai,
selama masa itu. Saraf tulang belakang gangguan penglihatan, disfungsi
adalah tempat yang paling sering untuk kandung kemih dan usus, serta vertigo.
tipe II DCS (Satu persen penyelam Target organ pada gangguan
mengalami DCS)9. dekompresi ini adalah medula spinalis,
Data dari DAN (the Divers Alert biasanya setinggi thorakal. Segmen
Network) United State pada tahun thorakal menjadi target utama terkait
1995, 590 kasus DCS dianalisa (dari total anatomi vaskular pada medula spinalis
1132). Dari jumlah tersebut, 27,3% bagian ini. Serebral juga turut serta
adalah tipe I DCS dan 64,9% adalah tipe pada 30% kasus dekompresi tipe 2.
II (neurologic DCS). Sisanya 7,8% adalah Penyelam yang mengalami gangguan
kasus terkait usia. Sebuah studi dari serebral akan mengeluh pusing, letargi,
militer AS di Okinawa melaporkan 94 gangguan mental, sulit berkonsentrasi,
kasus DCS selama 7 tahun. Kejadian DCS gangguan visual dan disfagia. Gejala –
adalah 13,4 per 100.000 penyelaman gejala ini muncul dalam satu jam pasca
atau 1 per 7400 penyelaman per muncul di permukaan namun bisa juga
tahun16. muncul agak lambat dalam beberapa
Risiko DCS di Polandia dari Polish jam. Gejala yang muncul lebih cepat
Hyperbaric Research 2o16, diperkirakan mengindikasikan prognosis yang lebih
sekitar 5% kasus pada jumlah eksposur buruk19.
hiperbarik. Dalam kelompok ini 10% Pada Penyakit dekompresi yang
kasus berkaitan dengan sindrom dapat bermanifestasi pada kelaianan
neurologis17. neurologis, ditemukan berbagai macam
Di Jepang, survey of neurological manifestasi antara lain 20, 21, 22:
decompression illness pada commercial a. Loss of consiousness and loss of
breath-hold divers (Ama) of Japan, Dari motor control
381 penyelam Ama, 173 menjawab Gejala kehilangan kesadaran dan
(45%): 29 adalah penyelam Funado kehilangan fungsi motoric pada
(dibantu dengan menggunakan penyelaman tahan nafas sebagai
beban/bobot) dan 144 penyelam manifestasi penyakit dekompresi
Cachido (tanpa bantuan). Dua belas yang disebabkan oleh kondisi
orang mengalami gejala strokelike hipoksia. Bergantung pada
selama atau setelah menyelam terus- beratnya hipoksia yang dialami,
menerus dan berulang18. gejala dapat timbul mulai dari
Dekompresi dibagi menjadi 2 pusing, penurunan
tipe yakni tipe 1 yang lebih ringan dan keseimbangan saat berdiri,
tipe 2 yang lebih berat. Berikut ini spasme otot, pandangan kosong,
adalah tipe dekompresi yaitu8: dan gangguan bicara.
a. Tipe 1 yang bermanifestasi pada
musculoskeletal, kulit dan limfatik.
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

b. Taravana syndrome divers yang memasuki pembuluh darah


Penyakit ini sering ditemukan serebral dapat menyebabkan keadaan
sebagai salah satu manifestasi menyerupai stroke (strokelike events)
dari penyakit dekompresi yang yang terjadi dalam beberapa menit
biasa menyerang penyelaman pasca muncul di permukaan. Pasien
tahan nafas dengan kedalaman yang mengalami emboli gas arteri atau
lebih dari 50 meter dan pulmonary over-inflation akan
berulang. Gejala utama system mengalami nyeri dan tekanan pada
saraf pusat yang timbul adalah respirasi, batuk, hemoptisis, sakit
mulai dari nyeri sendi sampai kepala, penurunan kesadaran, kejang,
dengan paralisis. Gambaran MRI hemiparesis, kuadriparesis dan cortical
menunjukkan brain disclofsed a blindness. Angka kematian sangat tinggi
cortical T1-weighted dan terapi yang segera sangat penting19.
hipointensitas area terutama Kebanyakan penyelam yang
substansia alba subcortikal berusia muda dan sehat secara fisik, jika
temporal kiri gambaran diobati dengan baik maka idealnya akan
menyerupai infark dan pulih sepenuhnya dari penyakit terkait
perdarahan parsial. penyelaman. Namun hal ini akan
Terjadinya DCS pada penyelam berbeda jika pengobatan ditunda dalam
dipengaruhi oleh banyak factor, antara jangka waktu yang lama, maka hasil
lain kedalaman menyelam, waktu pengobatan tidak akan baik dan akan
menahan nafas (breath-hold time), menghasilkan gejala sisa seperti
interval atau durasi menyelam, kekakuan (spastisitas), inkontinensia
kuantitas dan frekuensi menyelam urine, kelemahan otot dan juga
pertahun 9, 18, 23. parestesia perifer. Gejala sisa yang
Gangguan kesehatan lainnya paling sering terjadi akibat emboli gas
yang muncul akibat penyelaman adalah arteri adalah short-term memory dan
emboli gas arteri 9, 24. gangguan konsentrasi8. Hal ini didukung
adanya penelitian analisis multivariat
Tabel 3. Presentase Tanda dan Gejala yang menunjukkan bahwa penyelam
pada Pasien dengan Arterial Gas memiliki tanda dan gejala gangguan
Embolism10,12,13,25,26 neurologi yang lebih banyak daripada
Tanda dan Gejala Persentase non penyelam dimana penyelama akan
Stupor dan kebingungan 24 lebih sering mengeluh sulit
Koma tanpa kejang 22 berkonsentrasi dan mengalami masalah
Koma dengan kejang 18
Defisit motorik unilateral 14 gangguan memori jangka pendek dan
Gangguan penglihatan 9 panjang. Gejala klinis abnormal yang
Vertigo 8 paling menonjol adalah disfungsi radiks
Defisit sensorik unilateral 8 nervus dan medula spinalis distal. Angka
Defisit motorik bilateral 8 kejadian munculnya gejala abnormal
Pingsan 4
lebih tinggi pada penyelam yang
memiliki riwayat episode gangguan
Kondisi ini juga bisa
dekompresi sebelumnya19.
menyebabkan komplikasi neurologis.
Ketika alveoli ruptur, udara akan keluar
menuju ruangan di sekitarnya. Emboli
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

Tabel 4. Kelainan Klinis, Profil Penyelaman dan Pengobatan Komplikasi Neurologis


Penyelaman10,11,12,13,14,15,26,27,28,29
Kelainan Gambaran klinis Profil penyelaman Terapi
Memperbaiki tehnik
Nyeri akut, vertigo,
Barotrauma menyesuaikan tekanan,
kehilangan pendengaran, Saat turun menyelam,
telinga tengah dekongestan oral atau
rupture/perdarahan dapat saat naik
saat turun nasal, antibiotic pada
membrane timpani
otorrhea
Baroparesis Paralisis fasialis ipsilateral,
Saat naik Tidak ada
fasial membaik dalam beberapa jam
Vertigo akut, mual, muntah,
Evaluasi THT, tirah
tinnitus, kehilangan
Barotrauma Saat turun, kadang saat baring, elevasi kepala,
pendengaran sensorineural,
telinga dalam naik pelunak feses, eksplorasi
kadang berhubungan dengan
bedah jika gejala tetap.
barotrauma telinga tengah
Dalam 5 menit saat
muncul di permukaan Oksigen 100%,
Stupor, kebingungan, koma,
Emboli gas (>80%) atau saat naik; rekompresi sesuai
kejang, kelemahan fokal,
arteri tidak bergantung pada algoritma US Navy,
kehilangan penghlihatan
paparan waktu – terapi simptomatik
kedalaman.
Dalam 30 – 60 menit saat
Vertigo akut, mual, muntah,
muncul di permukaan (>
DCS telinga nistagmus, tinnitus,
50%), dalam 6 jam (90%); SDA
dalam kehilangan pendengaran
bergantung pada paparan
sensorineural
waktu-kedalaman
Kebingungan, kelemahan
fokal, fatique, kehilangan
DCS serebral penglihatan, diplopia, SDA SDA
disfungsi bicara, gerakan
abnormal, sakit kepala
Paraestesia/gangguan
sensorineural pada batang
tubuh atas, dan/atau
DCS spinal SDA SDA
ekstremitas, kelemahan
tungkai, kehilangan fungsi
sfingter kandung kemih
Sakit kepala Sakit kepala berat Biasanya muncul dalam
(emboli gas menyeluruh berkaitan dengan beberapa menit saat naik,
SDA, analgetik
arterial atau gangguan kesadaran dan dapat menetap tanpa
DCS) gejala lain terapi rekompresi
Hindari stimulus pemicu,
Sakit kepala berat seperti Dipicu oleh kegiatan
Sakit kepala menyelam secara
dipukul, nyeri hebat, mual, sebelum penyelaman atau
(migraine) konservatif, terapi
muntah, fotofobia saat di kedalaman
profilaksis
Kurangi kedalaman dan
Kejang fokal, penyempitan
paparan oksigen, terapi
Keracunan lapang pandang, mual,
Timbul di kedalaman suportif, manajemen
oksigen muntah, vertigo, parestesia,
kejang; sesuai terapi
kejang umum
emboli gas arteri
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

Pada competitive free diving integritas sistem saraf pusat.


dimana penyelam akan berusaha Berdasarkan laporan kasus ini dan juga
menahan napas selama lebih dari 10 studi yang telah dilakukan sebelumnya
menit dan berenang sejauh 250 meter menunjukkan bahwa terdapat risiko
atau menyelam dengan kedalaman 200 kerusakan otak pada competitive
m maka akan berisiko mengalami breath-hold divers31.
“shallow water blackout” atau
kehilangan kesadaran dan juga 2. Komplikasi neurologis pada
kehilangan kendali motorik, mengalami Occupational Diving
barotrauma pulmoner bahkan Pada aktivitas penyelaman
kematian. Hal ini didukung oleh okupasi, penyelam terekspos dengan
penelitian yang dilakukan Kjeld dkk, hazard seperti gas inert (nitrogen) yang
terhadap 17 free divers pada kejuaraan dapat meningkatkan risiko
Danish free diving. Pada penelitian ini decompression sickness (DCS). Terdapat
diketahui bahwa selama fase apnea beberapa faktor risiko terjadinya
statis, 9 penyelam mengalami insidens DCS, di antaranya penyelaman
kehilangan kendali motorik dan satu yang berulang-ulang, gagal dalam
penyelam mengalami kehilangan melakukan perhentian untuk
kesadaran sedangkan 4 penyelam dekompresi, naik ke permukaan secara
mengalami kehilangan kendali motorik cepat, peralatan penyelaman yang
dan 4 lainnya mengalami kehilangan kurang mendapat pemeliharaan dan
kesadaran selama fase apnea dinamis30. aktivitas bawah air yang memerlukan
Hal ini juga didukung oleh energi tinggi32. Selain itu, perkembangan
laporan kasus yang disampaikan oleh berkelanjutan dari teknologi bawah air
Mats. H Liner dan Johan P Anderson menciptakan lingkungan bawah air yang
yang menyatakan bahwa breath-hold- bising bagi penyelam, di antaranya alat
divers yang mengalami pajanan kerja bawah air, aktivitas konstruksi
berulang terhadap keadaan hipoksia bawah air, system sonar aktif skala
berat akan berisiko mengalami efek besar dan bising mesin kapal33. Pada
buruk jangka panjang. Sebagai contoh, eksperimen oleh Steevens et al,
hipoksia akibat obstructive sleep apnea didapatkan kemungkinan bahwa
akan menyebabkan perubahan gelombang suara bawah air
neuropatologi dan juga gangguan memberikan stimulasi fisik langsung
neuropsikologi. Berdasarkan laporan pada jaringan otak, dimana didapatkan
kasus ini diketahui bahwa seorang pada objek penelitian efek yang
penyelam pria berusia 23 tahun yang ditimbulkan oleh gelombang suara
telah menjalani kompetisi breath-hold dalam air menyerupai cedera kepala
diving selama 1 tahun mengalami ringan, selain itu terdapat gejala sekuele
kehilangan kesadaran. Sampel darah neurologis yang konsisten dengan
pasien kemudian diambil lalu dilakukan trauma kepala33.
analisis marker S100B dalam serum Pada beberapa pekerjaan
untuk menilai kerusakan otak. Dari spesifik seperti ilmuwan biologi laut
analisis sampel ini diketahui terdapat tidak luput dalam potensi bahaya dalam
peningkatan kadar S100B yang pekerjaan penyelaman akibat
mengindikasikan dipengaruhinya penggunaan tehnik pencampuran gas,
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

re-breather dan penyelaman dalam34. untuk mengusahakan jaminan


Tehnik ini memungkinkan penyelaman kesehatan sosial dan pengaturan
dapat dilakukan lebih lama, namun kompensasi bagi pekerja beresiko tinggi
meningkatkan resiko terjadinya terutama yang melibatkan pekerjaan
keracunan oksigen dan kurangnya penyelaman, disamping komitmen tinggi
waktu dekompresi saat proses naik dari untuk tetap mengusahakan pekerjaan
penyelaman. Peningkatan tekanan dengan standar keselamatan tinggi
hiperbarik pada penyelam saturasi sesuai yang ditetapkan oleh instansi
komersil terkait dengan pengaruh pengawas setempat dan standar
jangka panjang pada system saraf keamanan peralatan yang digunakan
dengan gejala neurologis yang secara untuk bekerja harus selalu terjaga
signifikan berkorelasi dengan dengan baik32.
penyelaman dalam dan prevalensi
DCS34. Simpulan
Penelitian yang dilakukan Penyelaman merupakan suatu
terhadap penyelam Ama, penyelam pekerjaan yang rentan mengalami
tradisional Jepang yang menyelam faktor resiko di bidang neurologis.
dengan menahan napas untuk Beberapa komplikasi neurologi terkait
mengambil kerang, rumput laut dan profesi penyelaman yang dapat terjadi
lain-lain, didapatkan peningkatan resiko antara lain dekompresi (DCS),
kerusakan otak yang terdeteksi melalui hipotermia, barotrauma, imersi edema
MRI yang dilakukan secara serial, pulmonar dan emboli gas. DCS
bahkan tanpa didahului oleh insiden mrupakan komplikasi neurologis
DCS neurologis35. tersering yang bisa terjadi. Tatalaksana
Di Malaysia, tercatat pada tahun definitif yang bisa dilakukan untuk
1996 – 2000 komplikasi DCS 60% terjadi mengatasi keadaan ini adalah dengan
pada aktivitas penyelaman komersil rekompresi di dalam hyperbaric
(okupasi), dimana 83,9% di antaranya chamber. Namun secara umum, perlu
adalah penebang pohon dalam air, adanya perhatian lebih kepada para
dibandingkan penyelam komersil pekerja terutama penyelam untuk
lainnya. menghindari faktor resiko yang dapat
Terapi definitif dari DCS adalah muncul terkait pekerjaan terutama
rekompresi di dalam hyperbaric komplikasi bidang neurologi.
chamber maka penting untuk setiap
tempat kerja yang memiliki pekerjaan Daftar Pustaka
penyelaman untuk memiliki akses 1. Levett D Z H and L Millar. 2008. Bubble trouble:
a review of diving physiology and disease.
secepat mungkin ke fasilitas kesehatan London: group.bmj.com. Vol. 84: 571–578.
yang memiliki hyperbaric chamber32. 2. Pollock Neal W. 2006. Development of The Dan
Terdapat gejala sekuele Breath-Hold Incident Database. USA: Breath-
Hold Diving Workshop Proceedings.
neurologis setelah insiden DCS, seperti 3. Occupational Safety and Health Service. 2004.
tercantum dalam tabel 4. Pada Guidelines for Occupational Diving 2004.
beberapa kasus hal ini menimbulkan Occupational Safety and Health Service
Department of Labour. Wellington. New
kecacatan tetap yang menghalangi Zealand. [disitasi 2017 Juni 16]. Tersedia dari:
pekerja untuk dapat kembali pada http://www.worksafe.govt.nz/worksafe/inform
pekerjaannya. Penting bagi perusahaan ation-guidance/pdf-documents-library/diving-
2004/diving-1008.pdf
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

4. K Todnem, H Nyland, H Skeidsvoll, R Svihus, P 19. Neuman TS. Pulmonary barotrauma. In: Bove
Rinck, B K Kambestad, T Riise, J A Aarli. 1991. AA, ed. Bove and Davis’ Diving medicine. 3d ed.
Neurological long term consequences of deep Philadelphia: Saunders, 1997;13:176-83.
diving. British Journal of Industrial Medicine. 20. P Lindholm. 2006. Loss of Motor Control and/or
Vol. 48: 258-266 Loss of Conciousness during Breath Hold
5. Lynch James H and Alfred A. Bove. 2009. Diving Compeitions. Int J Sports Med 2007; 28: 295–
Medicine: A Review of Current Evidence. J Am 299.
Board Fam Med. Vol. 22: 399–407 21. Andrea Corteagani, et al. 2013. An Atypical Case
6. Andersson Johan PA, Mats H Linér and Henrik of Taravana Syndrome in a Breath-Hold
Jönsson.2006. Increased Levels of The Brain Underwater Fishing Champion: A Case Report.
Damage Marker S100b After Apneas in Hindawi Publishing Corporation. Case report in
Competitive Breath-Hold Divers. USA: Breath- Medicine. Vol 2013.
Hold Diving Workshop Proceedings 22. GEMPP E, BLATTEAU J-E. Neurological disorders
7. Herbert B. Newton. 2001. Neurologic after repetitive breath-hold diving. Aviat Space
Complications of Scuba Diving. Am Fam Environ Med 2006; 77:971–3.
Physician;63:2211-8,2225-6 23. Dan McQueen BMed Sci, Gerry Kent PhD and
8. Rita Bast Peterson, Oivind Skare. 2015. A Andrwe Murrison MB ChB. Self Reported long-
Twelve-year longitudinal study of term effects of diving and decompression illness
neuropsychological function in non-saturation
in recreational SCUBA divers. Br J Sp Med
professional divers. International Arch
Occupational Environment Health (2015) 88: 1994;28(2).
669-682 24. Kiyotaka Kohshi. 2001. Neurological Diving
9. S Jallul, A Osman and W El-Masry. Case Report, Accidents in Japanese Breath-Hold Divers: A
Cerebro-spinal decompression sickness: report Preliminary Report. Journal of Occupational
of two cases. UK. Spinal Cord (2007) 45, 116– Health 2001; 43:56-60.
120. 25. Brylske A. The gas laws. A guide for the
10. Jodi Hawes and E. Wayne Massey. 2009. mathematically challenged. Dive Training
Neurologic Injuries from Scuba Diving. 1997;September:26-34.
Neurologic Clinics, volume 26, issue 1. 26. Farmer JC. Otological and paranasal sinus
11. Herbert B. Newton, M.D. 2001. Neurologic problems in diving. In: Bennett PB, Elliott DH,
Complications of Scuba Diving. An American eds. The physiology and medicine of diving. 4th
Family Physician. Vol.63, No.11: 2211 – 2218. ed. London: Saunders, 1993;11:267-300.
12. Divers Alert Network. Report on decompression 27. T. Kjeld, T. Jattu1, dkk. 2014. Release of
illness and diving fatalities: DAN’s annual review Erythropoietin and Neuron-Specific Enolase
of recreational scuba diving injuries and after Breath Holding in Competing Free Divers.
fatalities based on 1998 data. Durham, NC: Scand J Med Sci Sports.
Divers Alert Network, 2000. 28. Mats H. Linér and Johan P. A. Andersson. 2009.
13. Melamed Y, Shupak A, Bitterman H. Medical Hypoxic Syncope in a Competitive Breath-Hold
problems associated with underwater diving. N Diver with Elevation of the Brain Damage
Engl J Med 1992;326:30-5. Marker S100B. Aviat Space Environ Med; 80:
14. Moon RE. Treatment of diving emergencies. Crit 1066 – 8.
Care Clin 1999;15:429-56. 29. Clenney TL, Lassen LF. Recreational scuba diving
15. Dick AP, Massey EW. Neurologic presentation of injuries. Am Fam Physician 1996;53:1761-74.
decompression sickness and air embolism in 30. Molvaer OI, Eidsvik S. Facial baroparesis: a
sport divers. Neurology 1985;35:667-71. review. Undersea Biomed Res 1987;14:277-95.
16. Stephen A Pulley. Decompression Sickness. 31. Greer HD, Massey EW. Neurologic injury from
Medscape, Updated: Jul 12, 2016 undersea diving. Neurol Clin 1992;10:1031-45.
17. Brunon Kierznikowicz, Władysław Wolański, 32. Rozali A, et al. Decompression illness secondary
Bogumił. Filipek. Polish Hyperbaric Research. to occupational diving: Recommended
Jurnal Polish Hyperbaric Medicine and Management Based Current Legislation and
Technology Society. Poland. PolHypRes 2016 Practice in Malaysia. Med J Malaysia, Vol. 64,
Vol. 55 Issue 2 pp. 61 – 66. ISSN: 1734-7009 No.2, June 2008.
ISSN: 2084-0535 33. Steevens CC, et al. Noice-induced neurologic
18. Hideki Tamaki, Kiyotaka Kohshi, Tatsuya disturbance in divers exposed to intense water-
Ishitake, Robert M Wong, A survey of borne sound: two case reports, Naval
neurological decompression illness in submarine medical research laboratory,
commercial breath-hold divers (Ama) of Japan. Undersea and Hyperbaric Medical Society, Inc,
Neurological DCI IN Japanese Ama Divers. UHM Florida, 1999
2010, Vol. 37, No. 4
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving

34. Courtenay G, et al. Occupational health issues in


marine and freshwater research, Journal of
Occupational Medicine and Toxicology, 2012,
7:4
35. Kohshi K, et al. Brain damage in Commercial
Breath-Hold Divers, PLos ONE 9(8): e10500,
2014

Anda mungkin juga menyukai