Anda di halaman 1dari 6

1.

Pentingnya Mempelajari Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-
Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait
di berbagai bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah  hukum, sosial
maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya.
Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dan surat-
surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya
dijamin benar. Oleh karena itu kebenaran  data administrasi menuntut kejujuran dan
kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang
demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek 
hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga, sarana
kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat diperlukan  baik oleh
perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, maupun untuk kepentingan
penelitian mahasiswa. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat
umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk
menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi
kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan
teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus
capable terhadap teknologi informasi saat ini.
Administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,
melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.
Sedangkan administrasi pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian
segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan
pencapaian tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan pendidikan di suatu negara.
Sedangkan administrasi sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan
pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi Sekolah Dasar, Lanjutan,
Perguruan Tinggi dan sebagainya, diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi dan
sebagainya. 
Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya: Adanya
sekelompok manusia (sedikitnya dua orang), Adanya tujuan yang hendak di capai bersama,
Adanya tugas / fungsi yang harus dilaksanakan, dan Adanya perlengkapan dan peralatan.
Administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,
pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan
fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Jadi, dengan lebih memperhatikan aspek administrasi pendidikan maka diharapkan
tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan manajemen pendidikan yang sangat
diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan
optimal.
Administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut,  : Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi,
Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating)
Dalam administrasi pendidikan terkandung unsur-unsur, yaitu 1) Tujuan yang akan
dicapai, 2) Adanya proses kegiatan bersama, 3) Adanya pemanfaatan sumber daya, 4)
Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber
daya yang ada.

2. Konsep Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan


A. Pengetian profesi
Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino” yang berarti menyatakan
secara public dan dalam bahasa Latin disebut “professio” yang digunakan untuk
menunjukkan pernyataan public yang dibuat oleh seorang yang bermaksud
menduduki jabatan publik.
Pengertian profesi menurut De George Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
suatu keahlian.

B. Ciri-ciri profesi
Menurut ornstein dan levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi   bila  pekerjaan  atau  jabatan  itu  dilakukan  dengan :
1) Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).Hal ini brarti berimplikasi pada waktu
ataupun lamanya profesi itu di lakukan.
2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak
ramai (tidak setiap orang melakukannya).Untuk itu profesi merujuk pada
pelatihan ataupun pembelajaran dengan waktu tertentu yang diselenggarakan
oleh lembaga ataupun badan-badan tertentu yang sudah terjamin oleh undang-
undang(terdapat landasan hukum yang melindungi lembaga tersebut).
3) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian).Keilmuan yang diaplikasikan dalam
menjalankan Profesi ini harus bener-benar teruji secara ilmiah  yang diperoleh
melalui penelitian.Sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
secara hukum dimasyarakat.  
4) Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.untuk mendapatkan
pengakuan secara resmi melaksanakan profesinya diperlukan tahapan tertentu
yang mengharuskan orang yang bersangkutan menguasai bidang
keahliannya.Biasanya dibutuhkan waktu  bertahun-tahun guna mempelajari
dan memperoleh pengetahuan khusus tentang konsep dan prinsip dari profesi
itu.
5) Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan
khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).seperti contoh seorang
guru atau dosen harus mempunyai sertifikat resmi dari pemerintah terkait
dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak
diatur oleh orang lain). Seorang Guru mempunyai kewenangan untuk
menentukan anak didiknya layak naik kelas atau tidak.  
7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan
untuk kerjanya berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung  jawab terhadap apa yang diputuskannya,tidak dipindahkan
keatasan instansi yang lebih tinggi).Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang
baku.
8) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.Orang mempunyai profesi harus melaksakan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan mejalankan profesinya sesuai
dengan kode etik.
9) Menggunakan administrator untuk memudahkan profesi,relatif bebas dari
super vise dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk
mendata klien,sementara tidak ada supervise dari luar terhadap pekerjaan
dokter sendiri).
10) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.Guru
mempunyai organisasi PGRI, Dokter gigi mempunyai organisasi yang diberi
nama PDGI
11)
C. Definisi Pendidik
Dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat.

D. Syarat-syarat profesi kependidikan


National Education Association (,Sucipto,Kosasi,dan Abimanyu,1994) telah
menyusun sejumlah syarat atau kriteria yang mesti ada dalam jabatan guru, yaitu:
1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2) Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.
3) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
4) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen.
6) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keutungan pribadi.
8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

E. Kode etik profesi kependidikan


Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang dijadikan pedoman oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota
profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan,
yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan
oleh mereka, bukan hanya dalam menjalankan tugas profesi mereka, melainkan juga
menyangkut tingkah laku anggota profesi dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.

F. Tujuan kode etik profesi kependidikan


Menurut Hermawan(1979),tujuan umum kode etik profesi adalah:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.Diharapkan kode etik dapat
menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat,agar mereka
tidak memandang rendah atau remeh profesi yang bersangkutan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggotanya.Kesejahteraan yang dimaksud meliputi kesejahteraan lahir
(material) maupaun kesejahteraan bathin(spiritual/mental).
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.Hal ini berkaitan
dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,sehingga anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.Untuk itulah kode etik memuat norma-
norma atau anjuran agar anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.Setiap anggota profesi
diwajibkan secara aktif berpartisifasi dalam membina organisasi profesi dan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh organisasi.

Berikut adalah kode etik Guru Indonesia setelah disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI
tahun 1989 di Jakarta:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
(Soetjipto 2007, hal. 34-35)

G. Ciri ciri guru sebagai profesi


Menurut Hoyle, dalam Prof. Piet Sahertian, Hakekat suatu profesi adalah bahwa
seorang guru itu lebih mengutamakan tugasnya sebagai suatu layanan sosial.
Suatu profesi dilandasi dengan memiliki sejumlah pengetahuan yang sistematis, suatu
profesi punya otonomi yang tinggi artinya bahwa guru itu memiliki kebebasan dalam
melaksanakan tugasnya, karena merasa mempunyai tanggung jawab moral yang
tinggi.Suatu profesi mempunyai kode etik yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat, yang berisi tentang petunjuk-petunjuk
yang harus dilaksanakan dan larangan-larangan yang tidak boleh dilaksanakan dan
Suatu profesi umumnya mengalami pertumbuhan terus menerus.
J.      Tugas guru
1) Mendidik (menekankan pada pembentukan jiwa, karakter, dan kepribadian
berdasarkan nilai-nilai).
2) Mengajar (menekankan pada pengembangan kemampuan penalaran)
3) Tugas melatih (menekankan pada pengembangan kemampuan penerapan
teknologi dengan cara melatih berbagai keterampilan).

H. Kompetensi Guru
Kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999)
sebagai berikut:
1. Mengembangkan kepribadian
2. Menguasai landasan kependidikan
3. Menguasai bahan pelajaran
4. Menyusun program pengajaran
5. Melaksanakan program pengajaran
6. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
8. Menyelenggarakan program bimbingan
9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
10. Menyelenggarakan administrasi sekolah.

Anda mungkin juga menyukai