Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Desain Produk

Desain produk terdiri dari dua kata yaitu desain dan produk menurut kamus besar bahasa
Indonesia, desain berarti kerangka bentuk atau rancangan. Sedangkan produk berarti barang atau
jasa yang dibuat dan ditambah nilainya atau guna kemudian diproses produksi tersebut. Jadi
pengertian desain produk adalah salah satu aktivitas yang merancang suatu bentuk kemudian
diproses melalui proses produksi dan hasil akhirnya menjadi suatu barang produk yang
dihasilkan dari proses produksi tersebut serta nilai dan kegunaannya dapat memenuhi keinginan
konsumen yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan waktu yang berubah-ubah. Desain
produk adalah suatu profesi yang kegiatannya berkaitan dengan suatu proses inovasi teknologi.
Desain produk merupakan kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk
kualitas, proses, pelayanan dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran yang slaing berhubungan.
Selian itu, desain merupakan faktir yang menbangun kegiatan inovasi pemanusiaan teknologi,
dinamika budaya dan perubahan ekonomis.

2.2. Pengembangan produk


2.2.1 Pengertian pengembangan produk
Pengembangan produk adalah merupakan penelitian terhadap produk yang sudah ada
untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai tingkat kegunaann yang lebih tinggi dan
lebih disukai konsumen. Penelitian ini dapat bersifat penelitian lapangan (survey konsumen)
serta dapat pula sebagai penelitian laboratoris (di dalam laboratorium perusahaan) atau dapat
pula kedua-duanya. Di dalam penelitian lapangan akan dicari data-data mengenai produk
yang akan dikembangkan. Pengembangan disini dapat meliputi pengembangan kualitasnya,
kegunaannya, dan sebagainya, sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan penelitian
laboratorium menyangkut masalah penerapan pengembangan produk tersebut, terutama utuk
produk-produk obat-obatan dan sebagainya. Adanya penelitian dan pengembangan produk
ini diharapkan perusahaan selalu dapat menyesuaikan diri dengan produkproduk yang
disenangi konsumen ( Nasution, 2003).
Tujuan dari penelitian dan pengembangan produk adalah agar barang atau jasa yang
dihasilkan selalu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selera masyarakat. Dengan
demikian barang yang dihasilkan akan selalu dapat diminati dan dibutuhkan masyarakat.
Tujuannya adalah agar barang atau jasa yang dihasilkan dapat selalu meningkat
penjualannya, sehingga keuntungan perusahaan dapat selalu Pberkembang dan meningkat.
Keuntungan yang meningkat akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan
(Nasution,2003). Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga
fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah:
a) Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan
pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk,
pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga
secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan
target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
b) Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik
produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian
perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan
desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
c) Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan system produks pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi
pembelian, instalasi, dan distribusi.

2.2.2 Proses pengembangan produk


secara umum proses pengembangan produk dibagi menjadi enam tahapan (fase)
pengembangan produk. Enam fase tersebut adalah (Ulrich-Eppinger, 2001) :
a) Fase 0. Perencanaan
Pada fase ini dilakukan kegiatan perencanaan yang sering dirujuk sebagai
’zerofase’, yaitu kegiatan pendahuluan yang meliputi persetujuan proyek dan proses
peluncuran pengembangan produk aktual.
b) Fase 1. Pengembangan Konsep
Pada fase ini, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif-alternatif konsep
produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan pada fase-fase berikutnya.
c) Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem
Fase ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem
produksi didefinisikan dalam fase ini. Output dari fase 2 ini mencakup tata letak bentuk
produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran
proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir (assembly).
d) Fase 3. Perancangan Rinci
Dalam fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi-
toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen
standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan produksi
dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. Output dari fase ini
adalah pencatatan pengendalian untuk produk, spesifikasi komponen-komponen yang
dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk.
e) Fase 4. Pengujian dan Perbaikan
Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi
awal produk. Prototipe awal (alpha) dibuat menggunakan komponen-komponen dengan
bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses
pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada proses pabrikasi
sesungguhnya. Prototipe alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja
sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan
(spesifikasi/kualitas) konsumen utama. Prototipe berikutnya (beta) dibuat dengan
komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan
menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe
beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya
secara langsung. Sasaran dari prototipe beta adalah untuk menjawab pertanyaan
mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-
perubahan secara teknik untuk produk akhir.
f) Fase 5. Peluncuran Produk
Fase ini dikenal juga sebagai fase produksi awal. Pada fase ini produk dibuat
dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal
ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin
timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama
produksi awal, akan disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati
dievaluasi untuk mengidentifikasikan kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan
dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya berjalan melalui tahap demi tahap.
Pada beberapa titik dalam masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan
untuk didistribusikan.

2.2.3. Karakteristik Kesuksesan Pengembangan Produk

Dimensi spesifik yang biasanya digunakan untuk mendefinisikan kesuksesan


pengembangan produk, antara lain:

1. kualitas produk: berbicara tentang keunikan produk yang dihasilkan, kemampuan produk
tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan, rebilitas produk tersebut. Kualitas produk pada
akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan mempengaruhi harga yang ingin dibayar
oleh pelanggan untuk produk tersebut.
2. Biaya produk: berbicara tentang biaya produksi yang menggambarkan keuntungan yang
akan diperoleh dalam volume dan harga penjualan tertentu
3. Waktu Pengembangan Produk: Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan
perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tabggap perusahaan terhadap
perubahan teknologi, dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan : Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen
yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan : Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis dimasa yang akan datang.

2.2.4. Tantangan Pengembangan Produk

Mengembangkan produk baru yang luar biasa lanjut dan mudah. Hal ini merupakan
tantangan yang berarti bagi sebuah tim pengembangan produk. Beberapa hal yang
merupakan tantangan dalam pengembangan produk adalah:

1. Pertentangan: untuk menciptaka produk yang berkualitas tinggi menunggu besar akan
menambah biaya manufaktur
2. Perubahan : teknologi meningkat, selera pelanggan berubah, pesaing mengenalkan
produk barunya, dan kondisi makroekonomi.
3. Pengambilan keputusan dalam suatu lingkungan yang selalu berubah merupakan tugas
yang sulit lanjut.
4. Detail : dalam mengembangkan produk, baik sederhana maupun komplek selalu
membutuhkan ribuan keputusan yang harus diambil.
5. Tekanan waktu : keputusan pengembangan produk harus dibuat dnegan cepat.
6. Ekonomis: mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk baru membutuhkan
investasi yang besar. Namun untuk mendapatkan kembali investasi yang telah
dikeluarkan, maka produk yang dihasilkan harus bisa menarik hati pelanggan dan bisa
disiapkan dengan harga yang tidak mahal.

Anda mungkin juga menyukai