Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BERCERITA, BERDIALOG DAN BERPIDATO

Dosen Pengampu : Sri Sukasih SS. M.Pd.

Kelompok 9 ( Rombel 11 )

1. Dita Paramita Arifiani (1401413193)


2. Rizqi Dwi Sulistiyani (1401413195)
3. Afifah Nurul Asna (1401413196)
4. Hasbi Nur Rahman (1401413213)
5. Anita Safitri (1401413216)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PEMBUKA

A. LATAR BELAKANG

Berbicara merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa. Setiap hari
manusia tidal lepas dari berbicara. Berbicara banyak sekali macamnya antara lain bercerita.
Banyak sekali topik dalam bercerita diantaranya bercerita mengenai objek yang ada di daerah
asal. Teknik bercerita juga bervariasi. Banyak manfaat yang akan kita dapatkan dalam
bercerita. Tetapi perlu diingat juga banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hingga perlu
untuk dperhatikan dalam bercerita.
Selain bercerita ketrampilan berbicara juga dapat berupa kegiatan berdialog.
Penggunaan bahasa dalam berdialog perlu untuk diperhatikan. Berdialog harusnya
menggunakan ragam bahasa yang tepat. Dalam berdialog yang sangat praktis terkadang
menyebabkan ketidaktelitian dalam berbicara. Akibatnya, akan emnegalami kesulitan pada
saat akan menggunakan bahasa yang lebih standar dan teratur. Maka perlu diperhatikan
ragam bahasa dalam berpidato.
Sedangkan berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan)
di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar “ngoceh”, tetapi berbicara yang menarik
(atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif).
Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang
disebul retorika atau seringkali disama-istilahkan dengan pidato. Di kalangan pelajar, pidato
menjadi salah satu materi yang wajib dipelajari karena menjadi salah satu bagian materi yang
diujiankan dalam kategori pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu melengkapi teks pidato. Bagi
guru pun berpidato merupakan hal yang penting pula karena diperlukan ketika menjadi
pembina upacara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan bercerita?
2. Apa sajakah tujuan, jenis-jenis dan manfaat bercerita?
3. Apa sajakah faktor penunjang dan pengambat bercerita?
4. Apa sajakah langkah-langkah bercerita?
5. Apakah syarat bahasa yang baik dan benar?
6. Kriteria apa sajakah dalam penggunaan bahasa yang benar dalam berpidato?
7. Bagaimanakah persyaratan komunikasi yang baik?
8. Apa yang dimaksud dengan pidato?
9. Apa sajakah tujuan, fungsi dan jenis-jenis pidato?
10. Metode apa saja yang digunakan dalam berpidato?
11. Bagaimana kriteria berpidato dan cara membuat kerangka pidato?
12. Apa saja langkah-langkah dalam membuat teks pidato?
13. Bagaimana tata cara berpidato yang baik?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian bercerita
2. Untuk mengetahui tujuan, jenis-jenis dan manfaat bercerita
3. Untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat bercerita
4. Untuk mengetahui langkah-langkah bercerita
5. Untuk mengetahui syarat bahasa yang baik dan benar
6. Untuk mengetahui kriteria dalam penggunaan bahasa yang baik dalam berpidato
7. Untuk mengetahui persyaratan komunikasi yang baik
8. Untuk mengetahui pengertian pidato
9. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan jenis-jenis pidato
10. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam berpidato
11. Untuk mengetahui kriteria dan cara membuat pidato
12. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat teks pidato
13. Untuk mengetahui tata cara berpidato
14. Untuk mengetahui hambatan dalam berpidato
PEMBAHASAN

A. BERCERITA TENTANG OBJEK DI LINGKUNGAN DAERAH ASAL


1. Pengertian Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita
seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga
dapat dipahami oleh orang lain. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 278), ada beberapa
bentuk tugas kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan bercerita pada siswa, yaitu:
a. Bercerita berdasarkan gambar
b. Wawancara
c. Bercakap-cakap
d. Berpidato
e. Berdiskusi
Bercerita merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak dahulu sampai sekarang.
Hampir setiap siswa yang telah menikmati suatu cerita akan selalu siap untuk
menceritakannya kembali, terutama jika cerita tersebut mengesankan bagi siswa. Menurut
Burhan Nurgiyantoro (2001:289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan
berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat
pragmatis. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu linguistik
dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan
kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang baik. Tarigan
(1981: 35) menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain. Dikatakan demikian karena
bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat pengertian-pengertian atau
maknamakna menjadi jelas. Dengan bercerita, seseorang dapat menyampaikan berbagai
macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan,
dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan pengalaman yang
diperolehnya. Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan
berbagai macam ungkapan, berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan,
dilihat, dan dibaca.

2. Keterampilan Bercerita
Keterampilan bercerita yang baik memerlukan pengetahuan, pengalaman serta
kemampuan berpikir yang memadai. Selain itu dalam bercerita juga diperlukan penguasaan
beberapa keterampilan, yaitu ketepatan tatabahasa sehingga hubungan antar kata dan kalimat
menjadi jelas. Ketepatan kata dan kalimat sangat perlu dikuasai dalam bercerita, sebab
dengan menggunakan kata dan kalimat yang tepat dalam bercerita akan memudahkan
pendengar memahami isi cerita yang dikemukakan oleh pembicara. Isi cerita yang mudah
dipahami akan menunjang dalam penyampaian maksud yang sama antara pembicara dan
pendengar, sehingga tujuan penyampaian makna cerita juga dapat tercapai. Selain itu dalam
bercerita diperlukan kelancaran dalam menyampaikan kalimat per kalimat. Kelancaran dalam
menyampaikan isi cerita akan menunjang pembicara dalam menyampaikan isi cerita secara
runtut dan lancar sehingga penyimak/pendengar yang mendengarkan dapat antusias dan
tertarik mendengarkan cerita. Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif yang berarti menghasilkan ide, gagasan, dan buah pikiran (Yeti Mulyati,
2009: 64). Ide, gagasan, dan pikiran seorang pembicara memiliki hikmah atau dapat
dimanfaaatkan oleh penyimak/pendengar, misalnya seorang guru berbicara dalam
mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sehingga ilmu tersebut dapat dipraktikkan dan
dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa untuk mengembangkan keterampilan bercerita seseorang harus mampu
memperhatikan tatabahasa yang digunakan termasuk ketepatan kata dan kalimat. Selain itu
perlu diperhatikan kelancaran dalam penyampaian kalimat dalam cerita.

3. Tujuan Bercerita
Pada dasarnya, tujuan utama dari bercerita adalah untuk berkomunikasi atau bertukar
informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seorang yang
bercerita harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 277), yang mengemukakan bahwa
tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain.
Sementara itu, Tarigan (1981: 17) mengungkapkan tiga tujuan umum dari kegiatan bercerita
yaitu sebagai berikut:
a. Memberitahukan dan melaporkan (to inform),
b. Menjamu dan menghibur (to entertain),
c. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

Mudini dan Salamat Purba (2009: 4) menjelaskan tujuan bercerita, sebagai berikut:
a. Mendorong atau menstimulasi
Maksud dari mendorong atau menstimulasi yaitu apabila pembicara berusaha
memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah
menimbulkan inpirasi atau membangkitkan emosi para pendengar. Misalnya, pidato Ketua
Umum Koni di hadapan para atlet yang bertanding di luar negeri bertujuan agar para atlet
memiliki semangat bertanding yang cukup tinggi dalam rangka membela Negara.

b. Meyakinkan
Maksud dari meyakinkan yaitu apabila pembicara berusaha mempengaruhi
keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat yang paling penting dalam meyakinkan
adalah argumentasi. Untuk itu, diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret yang dapat
memperkuat argumentasi untuk meyakinkan pendengar.

c. Menggerakkan
Maksud dari menggerakkan apabla pembicara menghendaki adanya tindakan atau
perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari
tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi.

d. Menginformasikan
Maksud dari menginformasikan yaitu apabila pembicara ingin memberi informasi
tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang
guru menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan
lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.

e. Menghibur
Maksud dari menghibur yaitu apabila pembicara bermaksud menggembirakan atau
menyenangkan para pendengarnya. Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu
resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan dari kegiataan bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara
melaporkan, membujuk, mengajak dan meyakinkan.

4. Jenis-jenis Cerita
Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a. Cerita Lama
Cerita lama umumnya mengisahkan kehidupan klasik yang mencerminkan struktur
kehidupan manusia di zaman lama.
Jenis-jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7) adalah sebagaiberikut:
1) Dongeng
Cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal, tidak benar terjadi dan bersifat fantastis atau
khayal. Macam-macam dongeng adalah sebagai berikut:
a) Mite
Adalah cerita atau dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
setempat tentang adanya makhluk halus.
b) Legenda
Adalah dongeng tentang kejadian alam yang aneh dan ajaib.
c) Fabel
Adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang diceritakan seperti kehidupan
manusia.
d) Sage
Adalah dongeng yang berisi kegagahberanian seorang pahlawan yang terdapat dalam
sejarah, tetapi cerita bersifat khayal.
2) Hikayat
Adalah cerita yang melukiskan raja atau dewa yang bersifat khayal.
3) Cerita Berbingkai
Adalah cerita yang didalamnya terdapat beberapa cerita sebagai sisipan.
4) Cerita Panji
Adalah bentuk cerita seperti hikayat tapi berasal seperti kesusastraan jawa.
5) Tambo
Adalah cerita mengenai asal-usul keturunan, terutama keturunan raja-raja yang dicampur
dengan unsur khayal.
b. Cerita Baru
Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak berkaitan dengan sistem sosial dan
struktur kehidupan lama. Cerita baru dapat dikembangkan dengan menceritakan kehidupan
saat ini dengan keanekaragaman bentuk dan jenisnya. Contoh dari cerita baru adalah novel,
cerita pendek, cerita bersambung dan sebagainya.
Jenis cerita yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis cerita lama yaitu berupa
fabel. Peneliti memilih fabel karena fabel merupakan cerita tentang binatang yang banyak
disukai oleh anak-anak. Selain itu, alur cerita dalam fabel mudah dipahami dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari anak.

5. Manfaat Bercerita
Tadkiroatun Musfiroh (2005: 95) ditinjau dari beberapa aspek, menyatakan bahwa
manfaat bercerita, adalah sebagai berikut:
a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak
b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
c. Memacu kemampuan verbal anak
d. Merangsang minat menulis anak
e. Membuka cakrawala pengetahuan anak
Sedangkan, Bachtiar S. Bachri (2005: 11), mengatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat
memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan
pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya. Dari uraian yang telah dikemukakan
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat bercerita adalah menyalurkan kebutuhan
imajinasi dan fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak.

6. Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat Keefektifan Bercerita


Bercerita merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada
orang lain secara lisan. Dalam menyampaikan pesan atau informasi seorang pembicara harus
memperhatikan faktor-faktor yang dapat menunjang keefektifan bercerita. Adapun faktor
yang harus diperhatikan adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Arsjad dan Mukti
(1993: 17-22) mengemukakan faktor-faktor kebahasaan dan nonkebahasaan yang dapat
menunjang kekefektifan bercerita sebagai berikut:
1. faktor kebahasaan meliputi :
a. ketepatan ucapan
b. penekanana tekanan nada, sendi dan durasi
c. pilihan kata
d. ketepatan penggunaan kalimat
e. ketepatan sasaran pembicaraan

2. faktor nonkebahasaan meliputi:


a. sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
b. pandangan harus diarahkan pada lawan bicara
c. kesediaan menghargai pendapat orang lain
d. gerak-gerik dan mimik yang tepat
e. kenyaringan suara
f. relevansi/penalaran
g. penguasaan topik.

Sedangkan, faktor yang menghambat dalam keefektifan keterampilan bercerita yaitu:


1. faktor fisik, merupakan faktor yang ada dalam partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan
2. faktor media, terdiri dari faktor linguistik dan faktor nonlinguistik (misalnya tekanan, lagu,
irama, ucapan dan isyarat gerak tubuh)
3. faktor psikologis, merupakan kondisi kejiwaan partisipan dalam keadaan marah,
menangis, dan sakit.

7. Langkah-langkah Bercerita
Dalam kegiatan bercerita, perlu adanya suatu rencana untuk menentukan pokok-
pokok cerita yang akan dikomunikasikan. Menurut Tarigan (1981: 32) dalam merencanakan
suatu pembicaraan atau bercerita harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan topik cerita yang menarik.
Topik merupakan pokok pikiran atau pokok pembicaraan. Pokok pikiran dalam cerita
harus menarik agar pendengar tertarik dan senang dalam mendengarkan cerita.
Contoh topik cerita: pendidikan, sumber daya alam, kejujuran, persahabatan dan
sebagainya.
b. Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan.
Kerangka cerita merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
cerita. Dalam menyusun kerangka cerita, harus mengumpulkan bahan-bahan seperti dari
buku, majalah, koran, makalah dan sebagainya, untuk memudahkan dalam merangkai
suatu cerita.
Contoh kerangka cerita dengan topik persahabatan:
1) Ada 2 orang bersahabat
2) 2 orang sahabat berselisih paham
3) Penyelesaian masalah & kembali bersahabat
c. Mengembangkan kerangka cerita
Kerangka cerita yang sudah dibuat kemudian dikembangkan sesuai dengan pokok-pokok
cerita.
Contoh pengembangan kerangka cerita poin 1) Ada 2 orang bersahabat: Ada 2 orang
bersahabat sejak lama. Namanya Dina dan Ely. Mereka saling membantu satu sama lain.
Saat Dina sedang mengalami kesulitan, Ely selalu membantu & menghibur Dina.
Begitupun sebaliknya.
d. Menyusun teks cerita
Penyusunan teks cerita dilakukan dengan menggabungkan poin-poin dari kerangka cerita
yang telah dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan antar poin.
Contohnya yaitu menggabungkan pengembangan kerangka cerita poin (1– 3) yang telah
dijelaskan diatas sehingga menjadi sebuah teks cerita yang baik.

8. Pembelajaran Bercerita
Pembelajaran adalah proses mempelajari. Mudini dan Salamat Purba (2009: 18)
mengungkapkan bahwa pembelajaran ialah pengalaman yang dialami murid dalam proses
menguasai kompetensi dasar. Di dalam KTSP dinyatakan bahwa belajar bahasa adalah
belajar berkomunikasi. Pernyataan tersebut berarti bahwa siapa pun yang mempelajari suatu
bahasa pada hakikatnya sedang belajar berkomunikasi. Dalam pembelajaran berceritapun
seseorang berarti belajar untuk berkomunikasi. Pembelajaran bercerita dapat berlangsung jika
setidak-tidaknya ada dua orang yang berinteraksi, atau seorang yang bercerita dan pendengar
yang mendengarkan cerita tersebut. Adapun karakteristik yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran bercerita menurut Mudini dan Salamat Purba (2009: 19-20) yakni sebagai
berikut:
a. Harus ada pendengar,
b. Penguasaan lafal, struktur, dan kosa kata,
c. Ada tema/topik yang diceritakan,
d. Ada informasi yang ingin disampaikan atau sebaliknya ditanyakan,
e. Memperhatikan situasi dan konteks.

9. Penilaian Keterampilan Bercerita


Setiap kegiatan pembelajaran perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran
kegiatan berbahasa dalam hal ini khususnya adalah keterampilan bercerita. Cara yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu terampil dalam bercerita adalah
dengan melakukan observasi atau pengamatan keterampilan bercerita. Observasi merupakan
suatu teknik dalam melakukan evaluasi yang di dalamnya terdapat serangkaian pengamatan
yang harus dilakukan oleh pengamat atau guru. Burhan Nurgiyantoro (2010: 57)
membedakan observasi menjadi dua macam yaitu observasi berstruktur dan tak berstruktur.
Dalam observasi berstruktur, kegiatan pengamat telah diatur, dibatasi dengan kerangka kerja
tertentu yang telah disusun secara sistematis. Sedangkan, observasi tak berstruktur tidak
membatasi pengamat dengan kerangka kerja tertentu. Observasi yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan observasi terstruktur dengan kerangka kerja yang telah disusun
berdasarkan aspek-aspek dalam bercerita. Adapun aspek-aspek bercerita yang dinilai menurut
Burhan Nurgiyantoro (2010: 410) meliputi
1. ketepatan isi cerita
2. ketepatan penunjukkan detil cerita
3. ketepatan logika cerita
4. ketepatan makna seluruh cerita
5. ketepatan kata
6. ketepatan kalimat
7. kelancaran

B. BERDIALOG TENTANG MASALAH YANG TERJADI DI DAERAH ASAL

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi,
bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras
bahasa yang dipilih pun harus sesuai. Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai
situasi. Berturut-berturut derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut:

1. Raga bahasa beku (frozen) digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara
pernikahan.
2. Ragam resmi (formal) digunakan dalam komunikasi resmi seperti seperti pada pidato,
rapat resmi dan jurnal ilmiah.
C. BERPIDATO (PEMBINA UPACARA DI SEKOLAH)
1. Pengertian pidato
Pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang baik untuk
disampaikan kepada orang banyak. Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditujukan kepada orang banyak; (2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak ramai.
Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak
dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya. Pada dasarnya, pidato juga berarti
kegiatan mengungkapkan ulasan pikiran dalam bentuk lisan di depan khalayak ramai.
Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan
tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan.

2. Tujuan pidato
Pidato pada umumnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan informasi kepada pendengar, yaitu menyampaikan suatu pemahaman
berupa informasi kepada pendengar.
b. Persuasif/mengajak, yaitu memengaruhi pendengar agar mengikuti saran atau
propaganda yang diungkapkan oleh pelaku pidato.Hiburan atau rekreasi, yaitu membuat
orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga pidato yang disampaikan
akan memuaskan.

Dengan mengetahui beberapa tujuan pidato di atas  maka seseorang dapat dengan


jelas mengambil sikap dalam berpidato sehingga nantinya akan berdampak pada keberhasilan
atau kegagalan dari pidato yang disampaikan.

3. Fungsi pidato
Fungsi pidato sebagai berikut:
a. Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
b. Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
c. Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang
melakukan orasi/pidato tersebut.
d. Mempermudah komunikasi.
4. Jenis –jenis pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
a. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau
mc.
b. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu.
e. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
f. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

5. Metode –metode dalam berpidato


a. Impromptu
Pidato yang dilakukan secara serta-merta dan tanpa persiapan terlebih dahulu.
Misalkan seseorang yang menghadiri suatu acara tertentu dan tiba-tiba tanpa
sepengetahuannya dipersilahkan untuk menyampaikan pidato, maka yang demikian
disebut berpidato dengan metode impromptu.
Keuntungan :
1) lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2) gagasan datang secara spontan
3) memungkinkan Anda terus berpikir
Kerugian :
1) menimbulkan kesimpulan yang mentah
2) mengakibatkan penyampaian tidak lancer
3) gagasan yang disampaikan ngawur
4) demam panggung
b. Memoriter
Pidato Yang ditulis dalam bentuk naskah dan kemudian dihafalkan kata demi kata.
Metode ini sering digunakan dalam suatu perlombaan pidato yang memiliki tema
tertentu. metode ini dianggap kurang efektif karena dapat mengurangi nilai
komunikasi si pelaku pidato terhadap pendengar karena kemungkinan besar “si
penceramah” berupaya mengingat-ngingat isi pidato yang ingin disampaikan.
Keuntungan :
1) kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2) pernyataan dapat dihemat
3) kefasihan bicara dapat dicapai
4) tidak ngawur
5) manuskrip dapat diperbanyak

Kerugian :
1) komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung
pada mereka
2) pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
3) pembuatannya lebih lama
c. Naskah
Yaitu metode berpidato menggunakan naskah. Disini tidak dikenal istilah
menyampaikan pidato, namun membacakan pidato karena pembicara akan
menyampaikan pidato dari awal sampai akhir. Metode ini sangat perlu dilakukan jika
isi pidato yang disampaikan harus benar-benar akurat dan tidak boleh terdapat
kesalahan, misalkan seseorang yang ingin menyampaikan tentang isi laporan
keuangan suatu kegiatan, maka dalam hal ini laporan perlu dibacakan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Keuntungan :
1) kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2) gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian
Kerugian :
1) komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk
mengingat kata-kata
2) memerlukan banyak waktu
d. Ekstemporan
Metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis besar konsep pidato yang
akan disampaikan (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting point).
Jenis pidato ini adalah jenis pidato yang paling baik dan sering dilakukan oleh
pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.
Keuntungan :
1) komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) pesan dapat fleksibel

Kerugian :
1) kemungkinan menyimpang dari garis besar
2) kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

6. Kriteria dalam berpidato


a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung.
b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar.
c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara.
d. Isinya jelas.
e. Isinya benar dan objektif.
f. Bahasa yang dipakai mudah dipahami.
g. Bahasanya disampaikan secara santun, rendah hati dan bersahabat.

7. Kerangka susunan pidato


a. Pembukaan
 Berisi salam pembuka dan ucapan penghormatan kepada institusi tertentu.
b. Pendahuluan
Berisi sedikit penyataan tentang ulasan yang ingin disampaikan.
c. Isi
Materi pidato secara sistematis, maksud, tujuan, sasaran, langkah, dll.
d. Penutup
Berisi Kesimpulan, harapan, pesan dan salam penutup dari pidato yang disampaikan.

8. Langkah –langkah dalam menulis teks pidato


Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis naskah pidato yaitu Memilih
Subjek dan Membatasi Tujuan Umum Pidato
a. Membatasi subjek untuk mencocokkan waktu yang tersedia, menjaga kesatuan dan
kepaduan pidato
b. Menyusun ide pokok menurut tahap-tahap urutan alur dasar pidato (perhatian,
kebutuhan, kepuasan, dan lain-lain) atau menurut salah satu pola organisasi.
c. Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap pokok.
d. Mengisi materi pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide.
e. Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup terekam dan
mencerminkan tujuan khusus pidato.

9. Tata cara dan etika dalam berpidato


Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai
mengembangkan dan mengakhiri pidato. Adapun langkah-langkah dan urutan berpidato
secara umum diawali dengan pembukaan, sajian isi, dan penutup.
Sementara itu etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan
dan dijunjung ketika seseorang berpidato. Ketika berpidato, kita tidak boleh menyinggung
perasaan orang lain, sebaliknya berupaya untuk menghargai dan membangun optimism bagi
pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan
dalam berpidato.    
 
10. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam berpidato
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berpidato :
a. Aktivitas di mimbar
1. Penampilan
a). Pakaian harus rapi
b). Wajah selalu senyum
c). Sikap badan tegak dan santai
d). Adanya keseimbangan gerak
e). Adanya keserasian dalam pembicaraan
2. Menumbuhkan percaya diri.
b. Pandangan, harus :
1. Seramah mungkin
2. Adanya kontak mata dengan audience
3. Pandangan merata keseluruh audience
c. Sikap seorang penceramah itu harus serba menarik :
1. Sikapnya
2. Air mukanya
3. Pakaianya
4. Ucapanya
5. Gerak-geriknya
6. Rias ( make up )
d. Suara seorang penceramah itu harus :
1. Dapat didengar
2. Pengaturan intonasi
3. Bahasa bervariasi
4. Disesuaikan dengan intonasi dan kondisi
Usai pidato nada kalem
e. Gaya penyampaian pidato harus :
1. Adanya selingan seperti humor ( metode cerita, plesetan kata-kata, kombinasi
lagu-lagu, pergaan )
2. Sekali-kali dapat digunakan suatu pertanyaan
3. Adanya do’a sebagai kekuatan dalam berpidato
4. Alunan suara yang syahdu ( aura, nuansa, suasana )

Berikut ini kesalahan yang sering terjadi dalam berpidato :


a. Kesalahan dalam penampilan dan sikap :
 Penampilan yang tidak bersemangat
 Kurang ada kontak mata dengan pendengar
 Hanya mengarahkan mata dan perhatian pada satu titik atau tempat didalam
ruangan
 Gerak-gerik yang tidak terkontrol
 Tangan dimasukan kedalam jaket atau saku celana
 Berdiri sambil memeluk atau menaruh perut pada mimbar
 Tidak tenang melenggang kesana kemari
b. Kesalahan dalam berbicara :
 Terlalu banyak mengulang
 Tempo bicara yang terlalu cepat
 Suara yang monoton tidak ada tinggi rendah
 Terlalu banyak bunyi-bunyian yang menggangu sebagai tanda bahwa orang
tidak menguasai bahan misalnya : eh,e,u…dll
 Penggunaan dan penerapan kata-kata asing yang salah
11. Contoh pidato

Contoh 1

Terimakasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan kepada saya, 


Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji
dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan rahmatnya yang sama
dalam keadaan sehat seperti sekarang ini diberikan kepada kita semua pada hari ini, sehingga
kita bisa hadir dan berkumpul bersama. Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah dan Bapak
Ibu guru staf pengajar lainya beserta bagian tata usaha serta semua siswa siswi yang saya
cintai dan saya hormati, selamat pagi semuanya. Seperti yang kita ketahui bersama pada hari
senin ini, saya diberikan kesempatan sebagai pembina dalam upacara bendera hari ini yang
menjadi salah satu agenda rutinitas sekolah kita setiap hari senin pagi. Pada kesempatan ini
saya akan menyampaikan beberapa hal yang tentunya menjadi harapan kita bersama dalam
rangka memajukan dan meningkatkan mutu serta kualitas sekolah, peserta didik, dan
komponen-komponen lainnya yang ada di sekolah kita ini. Sekolah dapat dikatakan baik dan
bagus tentunya tidak terlepas dari komponen-komponen yang ada pada sekolah tersebut,
sebagai faktor pendukungnya. Salah satunya adalah seperti kualitas pendidik yang
mendukung, sarana dan prasarana yang memadai, kedisiplinan, ketertiban di lingkungan
sekolah, keamanan di lingkungan sekolah, kerapian dalam berpakaian, kebersihan dalam
berpakaian dan lingkungan sekolah, tata krama dan lain sebagainya. Dari beberapa komponen
tersebut yang menjadi pelakunya adalah kita semuanya yang berstatus sebagai pelaku
pendidikan.
Nah, pada kesempatan ini dari beberapa kriteria yang saya sebutkan tadi, saya akan
menegaskan pada bagian kebersihan lingkungan sekolah kita, yang saya anggap perlu kita
perhatikan bersama. Kebersihan lingkungan sekolah itu penting karena jika lingkngan
sekolah kita itu bersih maka kita akan merasa nyaman untuk melakukan aktivitas kegiatan
belajar mengajar kita dan kita akan jauh dari berbagai penyakit yang bisa ditimbulkan dari
sampah-sampah yang berserakan di lingkungan sekolah kita. Untuk mewujukan lingkungan
sekolah yang bersih memang tidak mudah, karena haruslah didukung oleh kemauan dan
perhatian kita semua terhadap masalah tersebut. Saya mengajak kita semua yang hadir di sini
untuk menjaga, dan memperhatikan masalah kebersihan lingkungan sekolah kita ini. Kita
bisa memulainya dengan konsep jagalah kebersihan, kalau sudah memakai barang ataupun
sesuatau yang menimbulkan sampah, buanglah sampah tersebut pada tempatnya, bagi siswa-
siswi semuanya yang kebetulan bertugas sebagai piket kelas, lakukanlah tugas kalian itu
dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya
kebersihan. Untuk lingkungan luar ruangan kelas, kantor, tata usaha, dan WC yang masih
dalam lingkungan sekolah kita, kita bisa lakukan bersama-sama dengan melakukan piket
bersama setiap hari sabtu siang. Piket bersama untuk sekolah kita ini bisa kita lakukan satu
kali dalam seminggu. Kebersihan lingkungan sekolah kita hanya bisa terlaksana dengan baik,
jika mendapatkan dukungan dari semua pihak dan orang-orang yang ada di sekolah kita ini.
Hanya itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, akhir kata marilah kita bersama-
sama menjaga kebersihan lingkungan sekolah yang kita cintai ini. Mohon maaf jika ada
kesalahan dan kata-kata yang menyinggung perasaan kita, dalam penyampaian saya tadi,
selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Contoh 2
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Yang Terhormat Bapak Kepala Sekolah
Yang kami hormati Bapak/Ibu Guru serta jajaran Tata Usaha
Para Siswa sekalian yang berbahagia dan kami banggakan.
Sebagai awal kata, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas perkenan karunia dan ridlo-Nya, pada hari ini; senin, 01 November 2010 dapat
menjalankan upacara bendera tanpa halangan suatu apa. Sholawat dan salam senantiasa kita
curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para pengikutnya yang saleh dan salehah
hingga akhir zaman.
Peserta upacara yang berbahagia,
Sebelum kami memberikan amanat upacara dan meskipun nanti ada mengheningkan cipta,
kami mengajak kepada peserta upacara berkenan kiranya untuk berdoa sejenak, mendoakan
negeri ini dan saudara-saudara kita yang sedang terkena cobaan berupa letusan gunung
merapi di sleman Jogjakarta dan Tsunami di kepulauan mentawai Sumatra Barat, mudah-
mudahan saudara-saudara kita yang sudah meninggal mendapat ampunan dan Ridho dari
Allah Swt, dan saudara-saudara kita yang masih hidup senantiasa sabar dan tabah
menghadapi cobaan yang sedang menimpa, berdoa mulai……, berdoa selesai.
Peserta upacara yang kami hormati.
Kami berdiri di sini selaku Pembina upacara, ada 3 (tiga) hal amanat upacara yang akan kami
sampaikan pada kesempatan upacara kali ini:
1.Menyikapi pelaksanaan upacara hari ini, petugas upacara sudah baik dan mudah-mudahan
ini menjadi contoh petugas upacara pada senin yang akan datang shingga petugas upacara
senin depan akan lebih baik. Demikian halnya peserta upacara, kami menilai juga sudah
cukup baik, meskipun jika kami mengamati sekilas masih tetap saja ada peserta yang masih
kurang khidmat dalam mengikuti upacara, misalnya dalam hal sikap sempurna dan ketika
penghormtan bendera. Mudah-mudahan dengan khidmadnya pelaksanaan upacara, akan
menambah semangat patriotisme dan nasionalisme kita kepada Negara yang kita cintai
INDONESIA….
2.Menyikapi penyakit KUBER dan KUDIS (alias kurang kebersihan dan kurang
kedisiplinan) di sekolah yang kita cintai, akhir-akhir ini kepedulian para siswa terhadap
kebersihan dan semangat kedisiplinan cenderung ada penurunan. Kerbersihan dan
kedisiplinan adalah tanggung jawab kita semua, Guru/karyawan dan terutama para siswa
sekalian. Kenapa kebersihan perlu kita evaluasi? Ini terbukti masih saja ada para siswa yang
masih hobby membuang sampah di sembarang tempat; baik di halaman kelas, ruang kelas
maupun di dalam laci meja kelas. Terkait dengan kedisiplinan; masih kami jumpai siswa
yang terlambat masuk sekolah, rambut yang KURAP alias (kurang rapi), membawa
kendaraan bermotor dengan tidak berhelm; yang semestinya menurut UU Lalu Lintas seusia
siswa SMP belum diperbolehkan membawa kendaraan bermotor.
Untuk itu pada kesempatan ini kami mengajak kepada peserta upacara mari kita jaga
kebersihan sekolah yang kita cintai dan tingkatkan kedisiplinan kita sebagai ciri khas warga
sekolah yang kita cintai.

3.Khusus pesan untuk kelas IX, bahwa menurut kalender pendidikan kelas Sembilan hanya
tinggal beberapa bulan, untuk itu para siswa kelas IX harus sudah mempersiapkan sejak dini
menghadapi Ujian Nasional (UNAS), dan ini sudah diawali di sekolah kita yakni dengan
mengadakan Try Out. Untuk itu Kepada para Siwa kelas IX kami berharap ikuti Try Out
dengan sepenuh hati, agar pelaksanaan Ujian Nasional nanti dapat dilaksanakan sesuai
dengan harapan, yakni lulus seratus (100) persen. UNAS itu bukanlah suatu MONSTER yang
menakutkan para siswa sekalian, sehingga tidak perlu ditakuti, tetapi justru harus kita dekati,
kita cintai dan pada akhirnya kita hadapi. Terkait UNAS kami akan memberikan tips
menghadapi UNAS, mudah-mudahan dapat bermanfaat.

a.Pra Ujian Nasional

1)Disiplin Membagi Waktu


Artinya Sebelum ujian, ini berarti mulai saat ini, para siswa untuk rutin belajar minimal 1-2
jam setiap hari.
2)Perbanyak Latihan Soal
Artinya para siswa sekalian harus lebih giat untuk mencoba soal-soal Ujian Nasional
sehingga ketika Ujian berlangsung tidak kaget ataupun gerogi menghadapi soal Ujian.
3)Berdoa
Artinya apapun yang kita lakukan jangan pernah lupa akan Dzat Yang Maha Kuasa yaitu
Allah Swt, karena dengan Kekuasaan-Nya semua yang kita lakukan akan dapat kita
laksanakan sesuai dengan rencana dan harapan.

b.Hari H Ujian
1)Persiapan yang matang
2)Tenang dan Percaya Diri
3)Jawab soal-soal Ujian secara Strategis
4)Sisihkan waktu untuk memeriksa ulang jawaban
5)Berdoa dan Tawakal.
Peserta Upaca yang berbahagia, demikian amanat upacara yang dapat kami sampaikan,
semoga bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata, apabila ada kebaikan itu semata-mata
datang dari Allah Swt dan apabila ada kekurangan itu karena datang dari kebodohan kami,
untuk itu berkenan kiranya untuk di maafkan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Contoh 3

AMANAT UPACARA TENTANG KEBERSIHAN


Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terimakasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan kepada saya,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita
panjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan
rahmatnya yang diberikan kepada kita semua pada hari ini, sehingga kita bisa hadir dan
berkumpul bersama-sama dalam keadaan sehat seperti sekarang ini.
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah dan Bapak Ibu guru staf pengajar lainya
beserta bagian tata usaha serta semua siswa siswi yang saya cintai dan saya hormati, selamat
pagi semuanya. Seperti yang kita ketahui bersama pada hari senin ini, saya diberikan
kesempatan sebagai pembina dalam upacara bendera hari ini yang menjadi salah satu agenda
rutinitas sekolah kita setiap hari senin pagi. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan
beberapa hal yang tentunya menjadi harapan kita bersama dalam rangka memajukan dan
meningkatkan mutu serta kualitas sekolah, peserta didik, dan komponen-komponen lainnya
yang ada di sekolah kita ini. Sekolah dapat dikatakan baik dan bagus tentunya tidak terlepas
dari komponen-komponen yang ada pada sekolah tersebut, sebagai faktor pendukungnya.
Salah satunya adalah seperti kualitas pendidik yang mendukung, sarana dan prasarana yang
memadai, kedisiplinan, ketertiban di lingkungan sekolah, keamanan di lingkungan sekolah,
kerapian dalam berpakaian, kebersihan dalam berpakaian dan lingkungan sekolah, tata krama
dan lain sebagainya. Dari beberapa komponen tersebut yang menjadi pelakunya adalah kita
semuanya yang berstatus sebagai pelaku pendidikan.
Nah, pada kesempatan ini dari beberapa kriteria yang saya sebutkan tadi, saya akan
menegaskan pada bagian kebersihan lingkungan sekolah kita, yang saya anggap perlu kita
perhatikan bersama. Kebersihan lingkungan sekolah itu penting karena jika lingkungan
sekolah kita itu bersih maka kita akan merasa nyaman untuk melakukan aktivitas kegiatan
belajar mengajar kita dan kita akan jauh dari berbagai penyakit yang bisa ditimbulkan dari
sampah-sampah yang berserakan di lingkungan sekolah kita. Untuk mewujukan lingkungan
sekolah yang bersih memang tidak mudah, karena haruslah didukung oleh kemauan dan
perhatian kita semua terhadap masalah tersebut. Saya mengajak kita semua yang hadir di sini
untuk menjaga, dan memperhatikan masalah kebersihan lingkungan sekolah kita ini.
Kita bisa memulainya dengan konsep jagalah kebersihan, kalau sudah memakai
barang ataupun sesuatau yang menimbulkan sampah, buanglah sampah tersebut pada
tempatnya, bagi siswa-siswi semuanya yang kebetulan bertugas sebagai piket kelas,
lakukanlah tugas kalian itu dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab dan
kesadaran akan pentingnya kebersihan. Untuk lingkungan luar ruangan kelas, kantor, tata
usaha, dan WC yang masih dalam lingkungan sekolah kita, kita bisa lakukan bersama-sama
dengan melakukan piket bersama setiap hari Jumat minggu ke 2 dan 4. Piket bersama untuk
sekolah kita ini bisa kita lakukan dua kali dalam sebulan. Kebersihan lingkungan sekolah kita
hanya bisa terlaksana dengan baik, jika mendapatkan dukungan dari semua pihak dan orang-
orang yang ada di sekolah kita ini. Hanya itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini,
akhir kata marilah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan sekolah yang kita
cintai ini. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kata-kata yang menyinggung perasaan, dalam
penyampaian saya tadi, selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Wassalamualaiakum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh 4
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Yang saya hormati Ibu kepala sekolah SD....... beserta segenap guru SDIT Ibadurrahman dan
teman-teman siswa SD....... saya banggakan.
Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT , karena berkat nikmat,
dan karuniaNyalah pada hari yang berbahagia ini kita dapat berkumpul di tempat ini.
Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada panutan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah atau zaman kebodohan, ke
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Hadirin yang saya hormati,
pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan sedikit pesan tentang pentingnya menjaga
kesehatan.
Kesehatan adalah nikmat yang tak terhingga dari tuhan yang maha kuasa yang patut
kita syukuri. Karena dengan tubuh yang sehat kita bisa beraktifitas dengan leluasa, semangat
belajar akan tumbuh, begitupun semangat beribadah. Kesehatan tidak dapat ditukar dengan
apapun, walaupun dengan harta berlimpah. Banyak orang harus membayar mahal demi
kesehatan, bahkan menghabiskan seluruh hartanya untuk mendapat kesehatan.
Hadirin yang saya hormati, sebetulnya sehat itu tidak mahal jika kita mampu menjaganya
dengan baik, kuncinya yaitu dengan mengatur pola hidup, menjaga asupan gizi dan
lingkungan yang sehat pula. Kita harus percaya bahwa hukum sebab akibat berlaku dalam
hidup kita. Siapa yang rajin menjaga pola hidupnya maka kesehatan akan menyertainya.
Sebaliknya, siapa saja mengabaikan pola hidup yang baik maka sudah dapat dipastikan
penyakit bersarang ditubuhnya.
Tidak sulit rasanya membiasakan pola hidup sehat, yang penting ada kemauan dalam
diri kita untuk melakukannya. Menjaga pola hidup sehat cukup dengan mengatur pola makan,
istirahat, berolahraga, dan kebersihan lingkungan tempat tinggal kita. Pola makan yang baik
yaitu makan teratur sesuai dengan waktunya dan memerhatikan asupan gizi yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Karbohidrat, vitamin, mineral, kalsium, dan zat besi setiap hari
harus terpenuhi. Tidak perlu mahal asalkan sehat dan cukup gizi . Selanjutnya istirahat yang
cukup dan berolahraga untuk memperlancar metabolisme tubuh juga menjaga kebersihan
lingkungan dari sampah yang akan menjadi sumber penyakit.
Hadirin yang saya hormati, selain itu jauhkan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan, misalnya merokok, bermain komputer atau game terlalu lama,
mengkonsumsi makanan instan dan meminum minuman ringan atau beralkohol. Jadi, selain
pemberian tuhan yang patut kita syukuri, kesehatan juga perlu kita jaga agar kita tidak
mudah terserang penyakit.
Hadirin, apa yang saya sampaikan tadi tidak bertujuan untuk menggurui melainkan
untuk saling mengingatkan akan pentingnya kesehatan bagi kita semua. Tidak banyak yang
dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga kita selalu diberi kesehatan dan mampu
menjaganya.
Billahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

PENUTUP
Simpulan

Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam


bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas
sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Dengan berdialog kita dapat menuangkan ide atau gagasan yang kita pikirkan.
Berdialog juga harus memperhatikan ragam bahasa yang baik. Kriteria penggunaan bahasa
yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan
komunikasi. Pemilihan tersebut berkaitan dengan topik yang yang dibicarakan, tujuan
pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau pembaca (jika ditulis) dan tempat
pembicaraan.
Sedangkan pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang baik
untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato umumnya bertujuan memberikan informasi,
mengjak dan memberi hiburan kepada pendengar.  Jenis Pidato terdiri dari 6 macam, yaitu :
pidato pembukaan, pidato pengarahan, pidato sambutan, pidato peresmian, pidato laporan dan
pidato pertanggungjawaban.  Metode berpidato terbagi 4, yakni : impromptu, memoriter,
naskah, dan ekstemporan. Menyusun pidato terdiri dari 4 kerangka yaitu: pembukaan,
pendahuluan, isi dan penutup
DAFTAR PUSTAKA

http://lussychandra.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://nenghepi.blogspot.com/2011/08/makalah-tentang-pidato.html
http://ketapangwordpress.blogspot.com/2011/09/pembina-upacara-bendera-pidato-
tentang.html
http://lukmannhakim.blogspot.com/2011/11/

Anda mungkin juga menyukai