Kelompok 9 ( Rombel 11 )
A. LATAR BELAKANG
Berbicara merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa. Setiap hari
manusia tidal lepas dari berbicara. Berbicara banyak sekali macamnya antara lain bercerita.
Banyak sekali topik dalam bercerita diantaranya bercerita mengenai objek yang ada di daerah
asal. Teknik bercerita juga bervariasi. Banyak manfaat yang akan kita dapatkan dalam
bercerita. Tetapi perlu diingat juga banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hingga perlu
untuk dperhatikan dalam bercerita.
Selain bercerita ketrampilan berbicara juga dapat berupa kegiatan berdialog.
Penggunaan bahasa dalam berdialog perlu untuk diperhatikan. Berdialog harusnya
menggunakan ragam bahasa yang tepat. Dalam berdialog yang sangat praktis terkadang
menyebabkan ketidaktelitian dalam berbicara. Akibatnya, akan emnegalami kesulitan pada
saat akan menggunakan bahasa yang lebih standar dan teratur. Maka perlu diperhatikan
ragam bahasa dalam berpidato.
Sedangkan berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan)
di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar “ngoceh”, tetapi berbicara yang menarik
(atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif).
Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang
disebul retorika atau seringkali disama-istilahkan dengan pidato. Di kalangan pelajar, pidato
menjadi salah satu materi yang wajib dipelajari karena menjadi salah satu bagian materi yang
diujiankan dalam kategori pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu melengkapi teks pidato. Bagi
guru pun berpidato merupakan hal yang penting pula karena diperlukan ketika menjadi
pembina upacara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan bercerita?
2. Apa sajakah tujuan, jenis-jenis dan manfaat bercerita?
3. Apa sajakah faktor penunjang dan pengambat bercerita?
4. Apa sajakah langkah-langkah bercerita?
5. Apakah syarat bahasa yang baik dan benar?
6. Kriteria apa sajakah dalam penggunaan bahasa yang benar dalam berpidato?
7. Bagaimanakah persyaratan komunikasi yang baik?
8. Apa yang dimaksud dengan pidato?
9. Apa sajakah tujuan, fungsi dan jenis-jenis pidato?
10. Metode apa saja yang digunakan dalam berpidato?
11. Bagaimana kriteria berpidato dan cara membuat kerangka pidato?
12. Apa saja langkah-langkah dalam membuat teks pidato?
13. Bagaimana tata cara berpidato yang baik?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian bercerita
2. Untuk mengetahui tujuan, jenis-jenis dan manfaat bercerita
3. Untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat bercerita
4. Untuk mengetahui langkah-langkah bercerita
5. Untuk mengetahui syarat bahasa yang baik dan benar
6. Untuk mengetahui kriteria dalam penggunaan bahasa yang baik dalam berpidato
7. Untuk mengetahui persyaratan komunikasi yang baik
8. Untuk mengetahui pengertian pidato
9. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan jenis-jenis pidato
10. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam berpidato
11. Untuk mengetahui kriteria dan cara membuat pidato
12. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat teks pidato
13. Untuk mengetahui tata cara berpidato
14. Untuk mengetahui hambatan dalam berpidato
PEMBAHASAN
2. Keterampilan Bercerita
Keterampilan bercerita yang baik memerlukan pengetahuan, pengalaman serta
kemampuan berpikir yang memadai. Selain itu dalam bercerita juga diperlukan penguasaan
beberapa keterampilan, yaitu ketepatan tatabahasa sehingga hubungan antar kata dan kalimat
menjadi jelas. Ketepatan kata dan kalimat sangat perlu dikuasai dalam bercerita, sebab
dengan menggunakan kata dan kalimat yang tepat dalam bercerita akan memudahkan
pendengar memahami isi cerita yang dikemukakan oleh pembicara. Isi cerita yang mudah
dipahami akan menunjang dalam penyampaian maksud yang sama antara pembicara dan
pendengar, sehingga tujuan penyampaian makna cerita juga dapat tercapai. Selain itu dalam
bercerita diperlukan kelancaran dalam menyampaikan kalimat per kalimat. Kelancaran dalam
menyampaikan isi cerita akan menunjang pembicara dalam menyampaikan isi cerita secara
runtut dan lancar sehingga penyimak/pendengar yang mendengarkan dapat antusias dan
tertarik mendengarkan cerita. Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif yang berarti menghasilkan ide, gagasan, dan buah pikiran (Yeti Mulyati,
2009: 64). Ide, gagasan, dan pikiran seorang pembicara memiliki hikmah atau dapat
dimanfaaatkan oleh penyimak/pendengar, misalnya seorang guru berbicara dalam
mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sehingga ilmu tersebut dapat dipraktikkan dan
dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa untuk mengembangkan keterampilan bercerita seseorang harus mampu
memperhatikan tatabahasa yang digunakan termasuk ketepatan kata dan kalimat. Selain itu
perlu diperhatikan kelancaran dalam penyampaian kalimat dalam cerita.
3. Tujuan Bercerita
Pada dasarnya, tujuan utama dari bercerita adalah untuk berkomunikasi atau bertukar
informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seorang yang
bercerita harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 277), yang mengemukakan bahwa
tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain.
Sementara itu, Tarigan (1981: 17) mengungkapkan tiga tujuan umum dari kegiatan bercerita
yaitu sebagai berikut:
a. Memberitahukan dan melaporkan (to inform),
b. Menjamu dan menghibur (to entertain),
c. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).
Mudini dan Salamat Purba (2009: 4) menjelaskan tujuan bercerita, sebagai berikut:
a. Mendorong atau menstimulasi
Maksud dari mendorong atau menstimulasi yaitu apabila pembicara berusaha
memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah
menimbulkan inpirasi atau membangkitkan emosi para pendengar. Misalnya, pidato Ketua
Umum Koni di hadapan para atlet yang bertanding di luar negeri bertujuan agar para atlet
memiliki semangat bertanding yang cukup tinggi dalam rangka membela Negara.
b. Meyakinkan
Maksud dari meyakinkan yaitu apabila pembicara berusaha mempengaruhi
keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat yang paling penting dalam meyakinkan
adalah argumentasi. Untuk itu, diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret yang dapat
memperkuat argumentasi untuk meyakinkan pendengar.
c. Menggerakkan
Maksud dari menggerakkan apabla pembicara menghendaki adanya tindakan atau
perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari
tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi.
d. Menginformasikan
Maksud dari menginformasikan yaitu apabila pembicara ingin memberi informasi
tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang
guru menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan
lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.
e. Menghibur
Maksud dari menghibur yaitu apabila pembicara bermaksud menggembirakan atau
menyenangkan para pendengarnya. Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu
resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan dari kegiataan bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara
melaporkan, membujuk, mengajak dan meyakinkan.
4. Jenis-jenis Cerita
Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a. Cerita Lama
Cerita lama umumnya mengisahkan kehidupan klasik yang mencerminkan struktur
kehidupan manusia di zaman lama.
Jenis-jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7) adalah sebagaiberikut:
1) Dongeng
Cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal, tidak benar terjadi dan bersifat fantastis atau
khayal. Macam-macam dongeng adalah sebagai berikut:
a) Mite
Adalah cerita atau dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
setempat tentang adanya makhluk halus.
b) Legenda
Adalah dongeng tentang kejadian alam yang aneh dan ajaib.
c) Fabel
Adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang diceritakan seperti kehidupan
manusia.
d) Sage
Adalah dongeng yang berisi kegagahberanian seorang pahlawan yang terdapat dalam
sejarah, tetapi cerita bersifat khayal.
2) Hikayat
Adalah cerita yang melukiskan raja atau dewa yang bersifat khayal.
3) Cerita Berbingkai
Adalah cerita yang didalamnya terdapat beberapa cerita sebagai sisipan.
4) Cerita Panji
Adalah bentuk cerita seperti hikayat tapi berasal seperti kesusastraan jawa.
5) Tambo
Adalah cerita mengenai asal-usul keturunan, terutama keturunan raja-raja yang dicampur
dengan unsur khayal.
b. Cerita Baru
Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak berkaitan dengan sistem sosial dan
struktur kehidupan lama. Cerita baru dapat dikembangkan dengan menceritakan kehidupan
saat ini dengan keanekaragaman bentuk dan jenisnya. Contoh dari cerita baru adalah novel,
cerita pendek, cerita bersambung dan sebagainya.
Jenis cerita yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis cerita lama yaitu berupa
fabel. Peneliti memilih fabel karena fabel merupakan cerita tentang binatang yang banyak
disukai oleh anak-anak. Selain itu, alur cerita dalam fabel mudah dipahami dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari anak.
5. Manfaat Bercerita
Tadkiroatun Musfiroh (2005: 95) ditinjau dari beberapa aspek, menyatakan bahwa
manfaat bercerita, adalah sebagai berikut:
a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak
b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
c. Memacu kemampuan verbal anak
d. Merangsang minat menulis anak
e. Membuka cakrawala pengetahuan anak
Sedangkan, Bachtiar S. Bachri (2005: 11), mengatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat
memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan
pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya. Dari uraian yang telah dikemukakan
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat bercerita adalah menyalurkan kebutuhan
imajinasi dan fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak.
7. Langkah-langkah Bercerita
Dalam kegiatan bercerita, perlu adanya suatu rencana untuk menentukan pokok-
pokok cerita yang akan dikomunikasikan. Menurut Tarigan (1981: 32) dalam merencanakan
suatu pembicaraan atau bercerita harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan topik cerita yang menarik.
Topik merupakan pokok pikiran atau pokok pembicaraan. Pokok pikiran dalam cerita
harus menarik agar pendengar tertarik dan senang dalam mendengarkan cerita.
Contoh topik cerita: pendidikan, sumber daya alam, kejujuran, persahabatan dan
sebagainya.
b. Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan.
Kerangka cerita merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
cerita. Dalam menyusun kerangka cerita, harus mengumpulkan bahan-bahan seperti dari
buku, majalah, koran, makalah dan sebagainya, untuk memudahkan dalam merangkai
suatu cerita.
Contoh kerangka cerita dengan topik persahabatan:
1) Ada 2 orang bersahabat
2) 2 orang sahabat berselisih paham
3) Penyelesaian masalah & kembali bersahabat
c. Mengembangkan kerangka cerita
Kerangka cerita yang sudah dibuat kemudian dikembangkan sesuai dengan pokok-pokok
cerita.
Contoh pengembangan kerangka cerita poin 1) Ada 2 orang bersahabat: Ada 2 orang
bersahabat sejak lama. Namanya Dina dan Ely. Mereka saling membantu satu sama lain.
Saat Dina sedang mengalami kesulitan, Ely selalu membantu & menghibur Dina.
Begitupun sebaliknya.
d. Menyusun teks cerita
Penyusunan teks cerita dilakukan dengan menggabungkan poin-poin dari kerangka cerita
yang telah dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan antar poin.
Contohnya yaitu menggabungkan pengembangan kerangka cerita poin (1– 3) yang telah
dijelaskan diatas sehingga menjadi sebuah teks cerita yang baik.
8. Pembelajaran Bercerita
Pembelajaran adalah proses mempelajari. Mudini dan Salamat Purba (2009: 18)
mengungkapkan bahwa pembelajaran ialah pengalaman yang dialami murid dalam proses
menguasai kompetensi dasar. Di dalam KTSP dinyatakan bahwa belajar bahasa adalah
belajar berkomunikasi. Pernyataan tersebut berarti bahwa siapa pun yang mempelajari suatu
bahasa pada hakikatnya sedang belajar berkomunikasi. Dalam pembelajaran berceritapun
seseorang berarti belajar untuk berkomunikasi. Pembelajaran bercerita dapat berlangsung jika
setidak-tidaknya ada dua orang yang berinteraksi, atau seorang yang bercerita dan pendengar
yang mendengarkan cerita tersebut. Adapun karakteristik yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran bercerita menurut Mudini dan Salamat Purba (2009: 19-20) yakni sebagai
berikut:
a. Harus ada pendengar,
b. Penguasaan lafal, struktur, dan kosa kata,
c. Ada tema/topik yang diceritakan,
d. Ada informasi yang ingin disampaikan atau sebaliknya ditanyakan,
e. Memperhatikan situasi dan konteks.
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi,
bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras
bahasa yang dipilih pun harus sesuai. Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai
situasi. Berturut-berturut derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut:
1. Raga bahasa beku (frozen) digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara
pernikahan.
2. Ragam resmi (formal) digunakan dalam komunikasi resmi seperti seperti pada pidato,
rapat resmi dan jurnal ilmiah.
C. BERPIDATO (PEMBINA UPACARA DI SEKOLAH)
1. Pengertian pidato
Pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang baik untuk
disampaikan kepada orang banyak. Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditujukan kepada orang banyak; (2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak ramai.
Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak
dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya. Pada dasarnya, pidato juga berarti
kegiatan mengungkapkan ulasan pikiran dalam bentuk lisan di depan khalayak ramai.
Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan
tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan.
2. Tujuan pidato
Pidato pada umumnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan informasi kepada pendengar, yaitu menyampaikan suatu pemahaman
berupa informasi kepada pendengar.
b. Persuasif/mengajak, yaitu memengaruhi pendengar agar mengikuti saran atau
propaganda yang diungkapkan oleh pelaku pidato.Hiburan atau rekreasi, yaitu membuat
orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga pidato yang disampaikan
akan memuaskan.
3. Fungsi pidato
Fungsi pidato sebagai berikut:
a. Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
b. Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
c. Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang
melakukan orasi/pidato tersebut.
d. Mempermudah komunikasi.
4. Jenis –jenis pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
a. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau
mc.
b. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu.
e. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
f. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.
Kerugian :
1) komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung
pada mereka
2) pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
3) pembuatannya lebih lama
c. Naskah
Yaitu metode berpidato menggunakan naskah. Disini tidak dikenal istilah
menyampaikan pidato, namun membacakan pidato karena pembicara akan
menyampaikan pidato dari awal sampai akhir. Metode ini sangat perlu dilakukan jika
isi pidato yang disampaikan harus benar-benar akurat dan tidak boleh terdapat
kesalahan, misalkan seseorang yang ingin menyampaikan tentang isi laporan
keuangan suatu kegiatan, maka dalam hal ini laporan perlu dibacakan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Keuntungan :
1) kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2) gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian
Kerugian :
1) komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk
mengingat kata-kata
2) memerlukan banyak waktu
d. Ekstemporan
Metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis besar konsep pidato yang
akan disampaikan (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting point).
Jenis pidato ini adalah jenis pidato yang paling baik dan sering dilakukan oleh
pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.
Keuntungan :
1) komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) pesan dapat fleksibel
Kerugian :
1) kemungkinan menyimpang dari garis besar
2) kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata
Contoh 1
Contoh 2
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Yang Terhormat Bapak Kepala Sekolah
Yang kami hormati Bapak/Ibu Guru serta jajaran Tata Usaha
Para Siswa sekalian yang berbahagia dan kami banggakan.
Sebagai awal kata, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas perkenan karunia dan ridlo-Nya, pada hari ini; senin, 01 November 2010 dapat
menjalankan upacara bendera tanpa halangan suatu apa. Sholawat dan salam senantiasa kita
curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para pengikutnya yang saleh dan salehah
hingga akhir zaman.
Peserta upacara yang berbahagia,
Sebelum kami memberikan amanat upacara dan meskipun nanti ada mengheningkan cipta,
kami mengajak kepada peserta upacara berkenan kiranya untuk berdoa sejenak, mendoakan
negeri ini dan saudara-saudara kita yang sedang terkena cobaan berupa letusan gunung
merapi di sleman Jogjakarta dan Tsunami di kepulauan mentawai Sumatra Barat, mudah-
mudahan saudara-saudara kita yang sudah meninggal mendapat ampunan dan Ridho dari
Allah Swt, dan saudara-saudara kita yang masih hidup senantiasa sabar dan tabah
menghadapi cobaan yang sedang menimpa, berdoa mulai……, berdoa selesai.
Peserta upacara yang kami hormati.
Kami berdiri di sini selaku Pembina upacara, ada 3 (tiga) hal amanat upacara yang akan kami
sampaikan pada kesempatan upacara kali ini:
1.Menyikapi pelaksanaan upacara hari ini, petugas upacara sudah baik dan mudah-mudahan
ini menjadi contoh petugas upacara pada senin yang akan datang shingga petugas upacara
senin depan akan lebih baik. Demikian halnya peserta upacara, kami menilai juga sudah
cukup baik, meskipun jika kami mengamati sekilas masih tetap saja ada peserta yang masih
kurang khidmat dalam mengikuti upacara, misalnya dalam hal sikap sempurna dan ketika
penghormtan bendera. Mudah-mudahan dengan khidmadnya pelaksanaan upacara, akan
menambah semangat patriotisme dan nasionalisme kita kepada Negara yang kita cintai
INDONESIA….
2.Menyikapi penyakit KUBER dan KUDIS (alias kurang kebersihan dan kurang
kedisiplinan) di sekolah yang kita cintai, akhir-akhir ini kepedulian para siswa terhadap
kebersihan dan semangat kedisiplinan cenderung ada penurunan. Kerbersihan dan
kedisiplinan adalah tanggung jawab kita semua, Guru/karyawan dan terutama para siswa
sekalian. Kenapa kebersihan perlu kita evaluasi? Ini terbukti masih saja ada para siswa yang
masih hobby membuang sampah di sembarang tempat; baik di halaman kelas, ruang kelas
maupun di dalam laci meja kelas. Terkait dengan kedisiplinan; masih kami jumpai siswa
yang terlambat masuk sekolah, rambut yang KURAP alias (kurang rapi), membawa
kendaraan bermotor dengan tidak berhelm; yang semestinya menurut UU Lalu Lintas seusia
siswa SMP belum diperbolehkan membawa kendaraan bermotor.
Untuk itu pada kesempatan ini kami mengajak kepada peserta upacara mari kita jaga
kebersihan sekolah yang kita cintai dan tingkatkan kedisiplinan kita sebagai ciri khas warga
sekolah yang kita cintai.
3.Khusus pesan untuk kelas IX, bahwa menurut kalender pendidikan kelas Sembilan hanya
tinggal beberapa bulan, untuk itu para siswa kelas IX harus sudah mempersiapkan sejak dini
menghadapi Ujian Nasional (UNAS), dan ini sudah diawali di sekolah kita yakni dengan
mengadakan Try Out. Untuk itu Kepada para Siwa kelas IX kami berharap ikuti Try Out
dengan sepenuh hati, agar pelaksanaan Ujian Nasional nanti dapat dilaksanakan sesuai
dengan harapan, yakni lulus seratus (100) persen. UNAS itu bukanlah suatu MONSTER yang
menakutkan para siswa sekalian, sehingga tidak perlu ditakuti, tetapi justru harus kita dekati,
kita cintai dan pada akhirnya kita hadapi. Terkait UNAS kami akan memberikan tips
menghadapi UNAS, mudah-mudahan dapat bermanfaat.
b.Hari H Ujian
1)Persiapan yang matang
2)Tenang dan Percaya Diri
3)Jawab soal-soal Ujian secara Strategis
4)Sisihkan waktu untuk memeriksa ulang jawaban
5)Berdoa dan Tawakal.
Peserta Upaca yang berbahagia, demikian amanat upacara yang dapat kami sampaikan,
semoga bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata, apabila ada kebaikan itu semata-mata
datang dari Allah Swt dan apabila ada kekurangan itu karena datang dari kebodohan kami,
untuk itu berkenan kiranya untuk di maafkan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Contoh 3
PENUTUP
Simpulan
http://lussychandra.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://nenghepi.blogspot.com/2011/08/makalah-tentang-pidato.html
http://ketapangwordpress.blogspot.com/2011/09/pembina-upacara-bendera-pidato-
tentang.html
http://lukmannhakim.blogspot.com/2011/11/