Anda di halaman 1dari 4

O

6 BAHAN DAN ALAT (MATERIALS AND EQUIPMENTS)


6.1 Pereaksi, Pelarut, dan Internal Standard
6.1.1 Aquadest
6.1.2 Kafein standar
O
6.1.3 Metanol HPLC grade
6.1.4 Parasetamol standar
6.1.5 Sampel (Panadol)

6.2 Peralatan Khusus


6.2.1 Filter 0,45 µm
6.2.2 Gelas beaker
6.2.3 Instrumen HPLC
6.2.4 Kaca arloji
6.2.5 Kolom LiChroCART 250-4 RP-18 (25 µm)
6.2.6 Labu ukur 10 ml ; 25 ml
6.2.7 Mikropipet 100-1000 µL
6.2.8 Mortir dan stamper
6.2.9 Pipet volume
6.2.10 Sonikator
6.2.11 Timbangan analitik.

7 PROSEDUR (PROCEDURES)
7.1 Pembuatan Fase Gerak
Metanol grade HPLC sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml, kemudian di ad
dengan aquades hingga tanda batas.
7.2 Pembuatan Larutan Baku Paracetamol 50 ppm
7.2.1 Sebanyak 50 mg baku paracetamol ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL (5000 ppm)
7.2.2 Menambahkan fase gerak methanol: air (40:60) sedikit demi sedikit kedalam labu
ukur hingga tanda batas kemudian mengocoknya hingga homogen.
7.2.3 Memipet sebanyak larutan stok baku paracetamol 5000 ppm ditambahkan
sebanyak 0,1 ml ke dalam labu ukur 10 mL.
7.2.4 Menambahkan fase gerak ke dalam labu ukur hingga tanda batas, lalu di kocok
hingga homogen.
7.3 Pembuatan Larutan Baku Kafein 6,5 ppm
7.3.1 Sebanyak 65 mg baku kafein ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
(6500 ppm)
7.3.2 Menambahkan fase gerak methanol: air (40:60) kedalam labu ukur hingga tanda
batas lalu di kocok hingga homogen.
7.3.3 Sebanyak 0,01 mL larutan stok baku kafein 6500 ppm dipipet ke dalam labu ukur 10
mL.
7.3.4 Fase gerak ditambahkan ke dalam labu ukur hingga tanda batas, lalu dikocok hingga
homogen.

\\192.168.124.119\Official-Documents\Work Instruction\Method Validation Protocol\5.4.PV-A-01 Validasi Metode Analisis


SMT dalam Sediaan Suspensi dengan FTIR- doc
O O
No. Dokumen: IK/5.4/PV-A-01 Revisi: 00 Halaman: 2 of 5
(Document No.) (Revision) (Page)
Reza Laila Najmi (050) Dikaji oleh: Disetujui oleh:
LP3M Kita Radisa (051) Rieda Nurwulan S., S. Farm Mutakin, M.Si., Ph.D., Apt.
Ai Masitoh (052) Siti Utami R., S. Farm Agus Rusdin, M. Farm
Hammam H.S (053)

7.4 Pembuatan Larutan Baku Parasetamol : Kafein (1:7)


7.4.1 Memipet 1 ml baku parasetamol 50 ppm ke dalam vial
7.4.2 Memipet 1 ml baku kafein 6,5 ppm ke dalam vial
7.5 Uji Kesesuaian Sistem
Larutan baku parasetamol 50 ppm, larutan baku kafein 6,5 ppm dan larutan baku campuran
parasetamol 50 ppm dan kafein 6,5 ppm diinjeksikan ke dalam HPLC. Dilakukan sebanyak
enam kali pengulangan sesuai dengan sistem HPLC yang telah dioptimasi

7.5.1 Faktor kapasitas (k’)


tr−tm
k=
tm
Ket: tr = waktu retensi
tm = void time

7.5.2 Faktor selektivitas (α)

trb−tm k ' b
α== =
tra−tm k ' a

7.5.3 Resolusi (R)

2 ∆ tr
R=
wb+wa
Ket: ∆tr = trb – tra
wb = lebar pita b
wa = lebar pita a

7.5.4 Faktor Tailing (TF)

a
TF =
b

7.5.5 Efesiensi Kolom (N)

tr
N = 16 ( )2
w
Ket: tr = waktu retensi
w = lebar pita
7.5.6 Nilai koefisien variansi (%CV)

SD
%CV = x 100%
rata−rata
Ket: SD = standar deviasi
\\192.168.124.119\Official-Documents\Work Instruction\Method Validation Protocol\5.4.PV-A-01 Validasi Metode Analisis
SMT dalam Sediaan Suspensi dengan FTIR- doc
O
O
No. Dokumen: IK/5.4/PV-A-01 Revisi: 00 Halaman: 3 of 5
(Document No.) (Revision) (Page)
Reza Laila Najmi (050) Dikaji oleh: Disetujui oleh:
LP3M Kita Radisa (051) Rieda Nurwulan S., S. Farm Mutakin, M.Si., Ph.D., Apt.
Ai Masitoh (052) Siti Utami R., S. Farm Agus Rusdin, M. Farm
Hammam H.S (053)

7.6 Validasi Metode


7.6.1 Linearitas
Larutan stok parasetamol dibuat dalam konsentrasi 20; 40; 60; 80; 100; 120 ppm. Larutan
stok kafein dibuat dalam konsentrasi 2; 4; 6; 8; 10; 12 ppm. Masing-masing larutan dibuat
dalam 10 ml. Larutan disonikasi dan disaring menggunakan filter 0,45 µm, kemudian
diinjeksikan ke HPLC. Hasil yang didapat diplot ke dalam kurva kalibrasi dan didapat
persamaan.
7.6.2 Akurasi
Larutan standar parasetamol dibuat dalam konsentrasi 500 ppm dan larutan standar kafein
700 ppm. Sebanyak 20 tablet sampel ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya. Kemudian
sampel ditimbang setara 500 mg parasetamol dan 35 mg kafein. Sampel dilarutkan dalam
labu ukur 10 ml dengan fase gerak sehingga didapat larutan stok konsentrasi 8.000 ppm.
Kemudian dilakukan pengenceraan sampel menjadi 80 ppm.
Sampel konsentrasi 80 ppm ditambahkan dengan standar parasetamol dan kafein dengan
konsentrasi 80; 100; 120% (PCT: 72; 80; 96 ppm, Kafein: 3,2; 4; 4,8 ppm) di labu ukur yang
berbeda. Setiap larutan dibuat sebanyak 3 kali replikasi. Larutan disonikasi dan disaring
dengan filter 0,45 µm dan diinjeksikan ke HPLC. Hasil yang didapat dihitung sehingga
didapat % recovery parasetamol dan kafein.
7.6.3 Presisi
Hasil yang didapat dari pengujian akurasi dihitung sehingga didapatkan %RSD.

7.7 Penetapan Kadar

Menimbang sampel dengan bobot 110 mg, dilarutkan ke dalam 10 ml dengan fase gerak
(8.000 ppm). Kemudian dilakukan pengenceran sehingga didapatkan larutan sampel 80
ppm. Larutan dibuat sebanyak 3 kali replikasi. Larutan disonikasi, disaring dengan filter
0,45 µm dan diinjeksikan ke HPLC. Hasil yang didapat dihitung sehingga didapat % kadar
parasetamol dan kafein.

\\192.168.124.119\Official-Documents\Work Instruction\Method Validation Protocol\5.4.PV-A-01 Validasi Metode Analisis


SMT dalam Sediaan Suspensi dengan FTIR- doc
O
O
No. Dokumen: IK/5.4/PV-A-01 Revisi: 00 Halaman: 4 of 5
(Document No.) (Revision) (Page)
Reza Laila Najmi (050) Dikaji oleh: Disetujui oleh:
LP3M Kita Radisa (051) Rieda Nurwulan S., S. Farm Mutakin, M.Si., Ph.D., Apt.
Ai Masitoh (052) Siti Utami R., S. Farm Agus Rusdin, M. Farm
Hammam H.S (053)

\\192.168.124.119\Official-Documents\Work Instruction\Method Validation Protocol\5.4.PV-A-01 Validasi Metode Analisis


SMT dalam Sediaan Suspensi dengan FTIR- doc

Anda mungkin juga menyukai