Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Hospitalisasi.

    Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

    Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah Hospitalisasi ini dapat memberikan manfaat
terhadap kita semua.

   

    Palangka Raya, 16 Maret 2020


            

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dari hospitalisasi..........................................................................3


B. Macam-macam dari hospitalisasi..................................................................4
C. Stresor umum hospitalisasi pada anak...........................................................6
D. Faktor-faktor penyebab stres hospitalisasi pada anak...................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat


menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah
sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa
seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan
maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman
hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut
tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman
hospitalisasi yang dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu
psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam
berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat.

Hospitalisasi ini memiliki dampak terhadap psikis pada pasien (anak) ataupun
pada orang tua. Seperti pasien merasa keahilangan privasi,otonomi, serta perubahan
gaya hidupnya. Sedangkan pada orang tua, sepertiadanya rasa bersalah dan frustasi
karena tidak dapat menjaga kesehatan anaknya.

Oleh karena itu, betapa pentingnya seorang perawat memahami konsep


hospitalisasi agar dampaknya pada anak/pasien dan orang tua/keluarga dapat
diminimalisir sehingga dapat dijadikan dasar dalam pemberian suatu tindakan asuhan
keperawatan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari hospitalisasi itu ?
2. Apa saja macam-macam dari hospitalisasi itu ?
3. Apa stresor umum hospitalisasi pada anak itu ?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab stres hospitalisasi pada anak ?
5. Apa saja fungsi bermain dalam hospitalisasi ?

C. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui pengertian hospitalisasi
2. Agar dapat mengetahui macam-macam hospitalisai
3. Agar dapat mengetahui stresor umum hospitalisasi pada anak
4. Agar dapat mengetahui faktor-faktor penyebab stres hospitalisasi pada anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut anak dan
orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian
ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan stress
(Supartini, 2004)
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan di
rawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menjadi faktor stressor bagi anak, baik terhadap anak, orang tua, maupun keluarga
( wong, 2000 ).
Stres pada anak disebabkan karena mereka tidak mengerti mengapa mereka
dirawat atau mengapa mereka terluka.Lingkungan yang asing, kebiasaan-kebiasaan
yang berbeda, perpisahan dengan keluarga merupakan pengalaman yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak. Stres akibat Hospitalisasi akan menimbulkan
perasaan tidak nyaman baik pada anak maupun pada keluarga, hal ini akan memacu
anak untuk menggunakan mekanisme koping dalam menangani  stress. Jika anak
tidak mampu menangani stress dapat berkembang menjadi krisis.
Apabila anak stress selama masa perawatan, orang tua menjadi stress pula, dan
stress orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin meningkat ( supartini,
2000).

3
B. MACAM-MACAM HOSPITALISASI
Macam-macam hospitalisasi menurut Supartini 2004 :
1. Hospitalisasi Informal
Perawatan dan pemulangan dapat diminta secara lisan, dan pasien dapat
meninggalkan tempat pada tiap waktu, bahkan jika menentang dengan nasehat
medis. Sebagian besar pasien medis dan bedah dirawat secara informal.
2. Hospitalisasi Volunter
Hospitalisasi volunter memerlukan permintaan tertulis untuk perawatan dan untuk
pemulangan. Setelah pasien meminta pulang, dokter dapat mengubah hospitalisasi
volunter menjadi hospitalisasi involuter.
3. Hospitalisasi Involunter
Hospitalisasi Involunter adalah sangat membatasi otonomi dan hak pasien.
Keadaan ini tidak memerlukan  persetujuan pasien dan seringkali digunakan untuk
pasien yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orag lain. Hospitalisasi Involunter
memerlukan pengesahan (sertifikasi) oleh sekurang-kurangya dua dokter;
pengesahan dapat berlaku sampai 60 hari dan dapat diperbaharui. Keadaan ini
mungkin diminta oleh pegadilan sebagai jawaban atas permohonan dari rumah
sakit atau anggota keluarga.
4. Hospitalisasi Gawat Darurat
Hospitalisasi Gawat Darurat (sementara atau persetujuan satu orang dokter)
adalah bentuk yang mirip dengan komitmen involunter yang memerlukan
pengesahan  atau sertifikasi hanya oleh satu orang dokter; pengesahan berlaku
selama 15 hari. Pasien harus diperiksa oleh dokter kedua dalam 48 jam untuk
menegakkan perlunya perawatan gawat darurat. Setelah 15 hari, pasien harus
dipulangkan, diubah menjadi status involunter, atau diubah menjadi status
volunter. 

C. STRESOR UMUM HOSPITALISASI PADA ANAK


Menurut (Wong, 2009) :
1. Cemas akibat perpisahan
Hubungan anak dengan ibu adalah sangat dekat, akibat perpisahan dengan ibu
akan menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi
dirinya dan akan lingkungan yang dikenal. Sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan perasaaan tidak aman dan rasa cemas.

4
Fase cemas akibat perpisahan pada anak :
a. Fase prioritas
Perilaku yang diobservasi selama masa bayi akhir :
1) Menangis
2) Berteriak
3) Mencari orang tua dengan mata
4) Memegang erat orang tua
5) Menghindari dan menolak kontak dengan orang asing

Perilaku yang diobservasi selama masa toodler :

1) Menyerang orang asing dengan verbal misalnya : “pergi”


2) Menyerang orang asing secara fisik misalnya : menendang,mengigit,
memukul, mencubit.
3) Mencoba kabur untuk mencari orang tua
4) Mencoba menahan orang tua agar tetap tinggal
b. Fase putus asa
Perilaku yang diobservasi
1) Tidak aktif
2) Menarik diri dari orang lain
3) Depresi, stres
4) Tidak tertarik terhadap lingkungan
5) Mundur ke perilaku awal (misalnya : mengisap ibu jari,mengompol dan
menggunakan dot)
c. Fase pelepasan
Perilaku yang diobservasi
1) Menunjukan peningkatan minat terhadap lingkungan sekitar
2) Berinteraksi dengan orang asing atau pemberi asuhan yang dikenalnya
3) Membentuk hubungan baru namun dangkal.
4) Tampak bahagia
5) Pelepasan biasanya terjadi setelah perpisahan yang terlalu lama dengan
orang tua, jarang terlihat pada anak-anak yang dihospitalisasi.
2. Kehilangan kendali
Akibat sakit dan dirawat dirumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan.
Pengalaman rumah sakit dapat menjadi hal yang memperlambat perkembangan

5
dan yang lebih buruk membatasinya secara permanen. Karena kebutuhan anak
sangat bervariasi tergantung pada usia mereka.
3. Cedera tubuh dan nyeri
Takut akan cedera tubuh dan nyeri akan sering terjadi diantara anak-anak.
Konsekuensi rasa takut ini dapat sangat mendalam orang dewasa yang mengalami
lebih banyak rasa takut dan nyeri karena pengobatan akan merasa lebih takut
terhadap nyeri dimasa dewasa dan cenderung menghindari perawatan medis.
(Pate,dkk 1996).
Dalam merawat anak, perawat harus menghormati kekhawatiran anak terhadap
cidera tubuh dan reaksi terhadap nyeri sesuai perkembangannya sesuai periode
perkembangannya.

D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

Beberapa faktor yang menyebabkan stres akibat hospitalisasi pada anak adalah :
1. Lingkungan
Saat dirawat di Rumah Sakit klien akan mengalami lingkungan yang baru bagi
dirinya dan hal ini akan mengakibatkan stress pada anak.
2.  Berpisah dengan Keluarga
Klien yang dirawat di Rumah Sakit akan merasa sendiri dan kesepian, jauh dari
keluarga dan suasana rumah yang akrab dan harmonis.
3. Kurang Informasi
Anak akan merasa takut karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh
perawat atau dokter. Anak tidak tahu tentang penyakitnya dan kuatir akan akibat
yang mungkin timbul karena penyakitnya.
4. Masalah Pengobatan
Anak takut akan prosedur pengobatan yang akan dilakukan, karena anak merasa
bahwa pengobatan yang akan diberikan itu akan menyakitkan.
Dengan mengerti kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya dan
mampu memenuhi kebutuhan tersebut, perawat dapat mengurangi stress akibat
hospitalisasi dan dapat meningkatkan perkembangan anak kearah yang normal.
(Whaley & Wong’s, 1999).

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan di rawat
di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menjadi faktor stressor bagi anak, baik terhadap anak, orang tua, maupun keluarga
( wong, 2000 ).
2. Macam-macam hospitalisasi menurut Supartini 2004 :
a. Hospitalisasi Informal
b. Hospitalisasi Volunter
c. Hospitalisasi Involunter
d. Hospitalisasi Gawat Darurat

B. SARAN
Dampak dari hospitalisasi yang sering kita lihat saat ini tentu dapat memacu tingkat
stres pasien/ anak ataupun keluarga/orang tua. Oleh karena itu, konsep hospitalisasi
yang benar seharusnya dapat ditekankan lagi oleh tenaga kesehatan (perawat dan
dokter) sehingga manfaat dari hospitalisasi itu sendiri dapat dimaksimalkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Whaley dan Wong. 2000. Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
2. Supartini. 2000,Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
3. Supartini. 2004,Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
4. Wong, Donna L. 2009. Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
5. Wong, Donna L. 2003. Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
6. Jurnal tentang Pengaruh Senam Otak Terhadap Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah
Yang Mengalami Hospitalisasi
7. Jurnal Tentang Hospitalisasi Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Anak Todler

Anda mungkin juga menyukai