Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum selalu mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini tidak lepas dari adanya
pengaruh canggihnya teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan juga budaya.
Berubahnya kurikulum ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan melakukan penyesuaian diri dengan zaman yang semakin maju. Salah
satu kurikulum yang merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum pembelajaran terpadu. Sebelumnya penyelenggaraan pendidikan
menekankan adanya pembelajaran yang terpisah antara mata pelajaran satu dengan
mata pelajaran lainnya sehingga berakibat serius terutama bagi siswa sekolah dasar.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yaitu pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran dengan tujuan untuk memberikan suatu pengalaman belajar
yang memiliki makna tersendiri bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai
pendekatan yang berorientasi pada pembelajaran yang memiliki kesesuaian dengan
apa yang menjadi kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara efektif akan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk melihat dan membangun beberapa
konsep yang saling berkaitan.
Siswa diharapkan mampu untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan
menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna dalam
pembelajaran terpadu. Hal itu tidak saja diperoleh melalui pemberian suatu
pengetahuan baru kepada siswa melainkan juga melalui beberapa kesempatan dalam
memantapkan dan kemudian menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang
menjadi semakin beragam.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengorganisasian kurikulum terpadu?
b. Bagaimana klasifikasi pengintegrasian tema dalam kurikulum pembelajaran
terpadu?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian kurikulum terpadu
b. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi pengintegrasian tema dalam kurikulum
pembelajaran terpadu

1.4 Manfaat
a. Bagi penulis
Manfaat penulisan makalah bagi penulis adalah bertambahnya wawasan dan
pengalaman dalam pembuatan makalah serta penulis .
b. Bagi dunia pendidikan
Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat dan dampak yang
positif bagi dunia pendidikan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN

MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran yang terjadi pada dunia pendidikan terjadi berdasarkan kurikulum
yang di tetapkan. Kurikulum adalah rumusan dan tujuan mata pelajaran serta garis
besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya. Krsimpulannya kurikulum
adalah pengalaman belajar ,baik pengalaman belajar di lingkungan sekolah maupun
di luar lingkungan sekolah. Kurikulum pembelajaran yang telah ditetapkan maka di
padukan dengan pembelajaran.. Pembelajaran terpadu adalah suatu aplikasi salah
satu strategi pembelajaran yang berdasarkan pendekatan kurikulum yang
berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau
membuat proses pembelajaran secara relevan dan berkembang bagi peserta didik.
Model kurikulum terpadu meliputi pengorganisasian dan klasifikasinya yakni
sebagai berikut :
2.1 Pengorganisasi Kurikulum Terpadu
Pengorganisasian Kurikulum merupakan struktur program kurikulum berupa
bentuk kerangka umum pengajaran yang disampaikan pada siswa. Diwujudkan
berupa bentuk bahan ajar dan komponen dalam kurikulum yang disusun berupa
data-data penting dalam proses pengembangan kurikulum. Salah satu prinsip dasar
pengembangan kurikulum adalah fleksibilitas. Maksud dari fleksibilitas tersebut
yaitu, kelenturan kurikulum dalam melayani perbedaan kemampuan, minat, dan
kebutuhan dari siswa. Fleksibilitas tersebut diwujudkan dalam bentuk
pengorganisasian kurikulum. Kurikulum yang bersifat fleksiibel yaitu kurikulum
yang dapat memberikan alternatif yang luas, sehingga siswa dapat memilih apa saja
program, mata pelajaran, model, atau latihan yang sesuai dengan kemampuan dan
kondisi siswa tersebut.
1. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Terpisah (Separated subject
Curiculum)
Kurikulum ini telah lama digunakan karena bentuk organisasi kurikulum
ini sangat sederhana dan mudah dilakukan. Namun kurikulum yang
dianggap mudah tidak selalu mendukung efektifitas dan efesiensi pendidikan
yang sesuai dengan perkembangannya. Kurikulum ini memiliki tujuan agar
penegerasi muda mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia
berabad-abad lalu tanpa mencari dan menemukan kembali apa yang telah
diperoleh generasi terdahulu.
Menurut Tyler dan Alexander, kurikulum ini sudah di gunakan pada
beberapa abad silam sampai saat ini, sebagaimana lembaga pendidikan yang
memiliki tujuan peserta didiknya untuk menguasai berbagai mata pelajaran
yang telah di tentukan dengan cara yang sistematis, logis, dan mendalam.
Kelebihan kurikulum berdasarkan mata pelajaran:
a. Susunan bahan pelajaran secara logis dan sistematis mudah dipelajari
b. Dapat digunakan untuk mewarisi nilai budaya luhur
c. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran ini mudah di ubah dan dikembangkan
d. Kurikulum ini mudah di desain, diperluas, dan dipersempit
Kekurangan kurikulum berdasarkan mata pelajaran:

a. Bahan pelajaran diberikan secara terpisah


b. Bahan pelajaran yang diberikan tidak bersifat actual
c. Peran guru dalam pembelajaran lebih besar daripada siswa (siswa cenderung
pasif)
d. Pembelajaran yang disampaikan berupa informasi ataupun pengetahuan
tentang masa lalu, terlepas dari kejadian saat ini dan yang akan datang
2. Kurikulum Gabungan (Corelated Curriculum)
Pola kurikulum kolase yaitu organisasi kurikulum yang menghubungkan
pembahasan suatu mata pelajaran dengan pelajaran yang lainnya. Kurikulum
ini menekankan hubungan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya,
tetapi juga perlu diperhatikan karakteristik dari setiap bidang studi tersebut.
Misalanya, terdapat tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis
mata pelajaran tersebut, pertama korelasi factual, yaitu sejarah dan
kesastraan. Kedua korelasi deskriptif, yaitu penggunaan generalisasi untuk
dua atau lebih mata pelajaran. Seperti psikologi yang dapat berkorelasi
dengan ilmu pengetahuan sosial, yang menggunakan prinsip-prinsip dalam
psikologi. Ketiga korelasi normatif, yaitu sama dengan korelasi deskriptif
namun perbedaannya ada pada prinsipnya, yaitu yang bersifat moral dan
sosial.
Kelebihan dari kurikulum korelasi atau gabungan:
a. Adanya hubungan antar materi pelajaran tertentu
b. Memberikan wawasan yang luas pada lingkup satu bidang studi
c. Menumbuhkan minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang
terkorelasi
Kekurangan dari kurikulum korelasi:

a. Pelajaran yang diberikan kurang sistematis


b. Bahan pelajaran yang digunakan kurang bersifat actual
c. Kurangnya dalam memperhatikan bakat, minat, serta kebutuhan dari siswa
d. Pelajaran yang disampaikan bersifat abstrak jika siswa tidak memeahami
sistem penggabungan mata pelajaran tersebut
3. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Kurikulum terpadu ini merupakan kurikulum yang menyajikan bahan
pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa adanya batas antara
pelajaran satu dengan yang lainnya. Bentuk dari kurikulum terpadu ini tidak
hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran yang ada, tetapi lebih luas.
Bahkan pelajaran baru pun dapat muncul dan dimanfaatkan sebagai
pemecahan masalah.
Komponen yang harus bertanggung jawab terhadap proses pengembangan
kurikulum terpadu ini adalah guru dan orang tua murid.
Kurikulum ini terbagi menjadi tiga yaitru:
 Kurikulum Inti (core curriculum)
Bertujuan untuk pengembangan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Kurikulum ini menekankan pada
budaya sosial, unsur universalitas dalam kebudayaan menmberikan stabilitas
dan kesatuan dalam masyarakat.
 Kurikulum Berlandaskan Proses Sosial dan Fungsi Kehidupan (social
function and persistens situation)
Pengembangan kurikulum ini didasarkan pada lingkungan hidup siswa, yang
memiliki fungsi dan makna bagi id sehari-hari.
 Kurikulum berpusat pada kegiatan atau pengalaman (experience and activity
curriculum)
Kurikulum ini mengutamakan pengalaman siswa dalam membentuk
kemampuan yang terintegritas dengan lingkungan maupun potensi yang
dimiliki siswa.
Kelebihan kurikulum terpadu:
a. Kurikulum terpadu sesuai dengan pendapat modern tentang belajar, yaitu
murid dihadapkan pada masalah yang berarti pada kehidupanya.
b. Memungkinkan adanya hubungan yang erat antara masyarakat dan sekolah.
c. Aktivitas siswa akan meningkat karena ransangan untuk berfikir dan bekerja
sendiri atau berkelompok.
d. Mudah disesuaikan minat, kemampuan, dan kematangan murid.
Kekurangan kurikulum terpadu:

a. Guru tidak siap melaksanakan kurikulum ini.


b. Tugasnya memberatkan guru.
c. Tidak memungkinkan untuk ujian umum.
d. Siswa dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
e. Sarana dan prasarana kuirang memadai
B. Klasifikasi pengintegrasi tema
Dalam pembelajaran perlu adanya pemetaan terhadap kompeten inti, kompetensi
dasar dan indikator agar dapat diintegrasikan pada sebuah tema.pembelajaran
terpadu berdasarkan pola pengintegrasian materi atau tema. Berdasarkan dari pola,
Forgarty (1991), mengemukakan bahwa terdapat sepuluh model pembelajaran
terpadu yaitu :
1. The fragmented model ( model tergambarkan )
2. The connected model ( model terhubung )
3. The nested model ( model tersarang )
4. The squenced model ( model terurut )
5. The shared model ( model terbagi )
6. The webbed model ( model terjaring )
7. The threaded model (model tertali )
8. The integrated model ( model terpadu )
9. The immersed model ( model terbenam/celupan )
10. The networked model ( model jaringan )
Secara umum, dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut dapat
dikelompokan menjadi 3. Adapun klasifikasi pengintegrasian tema sebagai
berikut :
a. Integrasi dalam satu disiplin ilmu
Klasifikasi integrasi ini ialah bagaimana kita menghubungkan beberapa
kompetensi dasar , dan indikator agar dapat di integrasikan dalam sebuah tema
dan sub tema, dalam satu mata pelajaran. Pada klasifikasi integrasi ini terdiri
dari tiga model yaitu :
 The fragmented model ( model tergambarkan )
 The connected model (model terhubung)
 The nested model ( model tersarang )
Contohnya : dalam beberapa materi pembelajaran Agama seperti dalam metri
wudlu, sholat, mandi wajib, dan sebagainya disatukan dalam satu tema. Jadi,
sifat perpaduan dalam model ini adalah hanya dalam satu rumpun bidang ilmu
saja ( interdisipliner).
b. Integrasi dalam beberapa disiplin ilmu
Klasifikasi integrasi ini adalah menggabungkan beberapa kompentensi dasar
dan indikator yang diintegrasikan dalam sebuah tema dan dalam beberapa
subtema pada beberapa mata pelajaran. Pada klasifikasi ini terdiri dari lima
model yakni :
 The squenced model ( model terurut )
 The shared model ( model terbagi )
 The webbed model ( model terjaring )
 The threaded model (model tertali )
 The integrated model ( model terpadu )
Contohnya : pada materi pembelajaran Agama, IPS, Bahasa Indonesia,
Matematika. Seperti materi wudlu, shalat, pakaian, jual beli, dan sebagainya
disatukan dalam pembelajarannya dalam satu tema “perjalanan”. Jadi, dalam hal
ini dapat dikaji dari dua sisi bidang ilmu yang berbeda (antardisiplin ilmu).
c. Integrasi dalam satu dan beberapa disiplin ilmu
Klasifikasi integrasi ini adalah integrasi yang paling kompleks karena
menggabungkan beberapa kompentensi dasar dan indikator yang diintegrasikan
dalam sebuah tema dimana salah satu subtema terdiri dari satu mata pelajaran
sedangkan yang lain terdiri dari beberapa mata pelajaran. Pada klasifikasi ini
terdiri dari 2 model yakni:
 The immersed model ( model terbenam/celupan )
 The networked model ( model jaringan )
Contohnya: tema pada mata pelajaran IPS, IPA, dan Agama dengan tema
rokok. Tema rokok dapat dikaji di mata pelajaran IPS yakni dampak sosial
merokok dalam masyarakat, pada mata pelajaran IPA yaitu kandungan kimia
rokok dan bahaya rokok bagi kesehatan , pada mata pelajaran agama yakni
merokok merupakan perbuatan yang sia-sia (makruh). Jadi, pada prinsip ini
dapat dikaji dari dua sisi, yaitu dalam satu mata pelajaran (interdisiplin) maupun
dari bebarapa mata pelajaran yang berbeda (antardisiplin) atau bisa disebut
dengan multidisiplin ilmu.
Daftar Pustaka

Lismina. 2017. Pengembangan Kurikulum. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Lismina. 2018. Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Ponorogo:


Uwais Inspirasi Indonesia

Harta, Johnsen. 2019. Kajian Kurikulum Kimia SMA dan SMK. Yogyakarta: CV Budi
Utama

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: PT Imperial Bhakti Utama

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Tirtoni, F. 2018.Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Sidoarjo:UMSIDA PRESS.

Anda mungkin juga menyukai