Makalah Analisa Kimia Instrumen
Makalah Analisa Kimia Instrumen
DISUSUN OLEH :
ISTIQOMAH
KELAS : 4 Kimia Analisis 1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Kimia Instrumen dengan judul “HPLC
(High Performance Liquid Chromatography) ”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Istiqomah
Daftar Isi
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................6
1.3 Tujuan..................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
2.1 Definisi..................................................................................................................................7
2.2 Prinsip Dasar........................................................................................................................8
2.3 Manfaat KCKT....................................................................................................................8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan KCKT....................................................................................8
2.5 Resolusi...............................................................................................................................10
2.6 Instrument KCKT.............................................................................................................10
2.7 Jenis- jenis KCKT..............................................................................................................14
2.8 Penerapan KCKT..............................................................................................................17
BAB III PENUTUP............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Di dunia ini sangat banyak ditemukan unsur-unsur. Ada yang bersifat logam,
semilogam, dan nonlogam. Dan letaknya pun juga berbeda-beda. Ada yang di tanah,
udara, air, dan lain-lain. Seorang analis perlu untuk mengetahui banyak konsentrasi
unsur-unsur logam tersebut. Misalnya unsur yang ada di dalam daun tumbuh-
tumbuhan. Pentingnya bagi seorang analis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
dan untuk menganalisis suatu penyakit, bahkan juga berguna untuk menciptakan suatu
produk yang berguna bagi masyarakat luas. Namun, proses analisis tersebut tidaklah
mudah. Karena membutuhkan keahlian tertentu. Cara penentuan konsentrasi suatu
unsur (logam) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara konvensional dan cara
instrumental. Cara konvensional adalah cara menentukan konsentrasi suatu unsur
yang berdasarkan reaksi-reaksi kimia dan cara ini masih sederhana serta memiliki
banyak kesalahan. Sedangkan cara instrumental adalah cara menentukan konsentrasi
suatu unsur dengan menggunakan alat instrument yang canggih. Cara ini lebih efektif
dan efisien serta memiliki banyak keuntungan.
Pada saat ini, pekerjaan yang dilakukan secara konvensional sudah mulai pudar.
Umumnya, orang-orang cenderung menggunakan alat-alat yang canggih untuk
melakukan pekerjaannya. Karena menurut mereka, dengan menggunakan alat mereka
merasa terbantu. Sehingga mudah dalam mengerjakan pekerjaannya. Untuk itu, dalam
menentukan konsentrasi suatu logam dalam sampel juga sangat dibutuhkan instrument
yang canggih.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar dan
prinsip kerja KCKT, mengetahui jenis-jenis KCKT, mengetahui instrumen dari
KCKT, mengetahui kelebihan dan kekurangan KCKT, mengetahui fase diam dan fase
gerak yang digunakan, mengetahui kolom apa yang digunakan dalam KCKT,
mengetahui macam detektor yang digunakan, dan mengetahui penerapan KCKT.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan High
Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang tidak
destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
KCKT paling sering digunakan untuk :
1. Menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-
asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis;
2. Menetukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses
sintesis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi.
Komatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik pemisahan
senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase)
dengan menggunakan fase gerak (mobile phase) mengaliri semua ini. Senyawa dalam
kolom akan keluar dari kolom atas dasar kepolaran yang berbeda, sehingga akan
mempengaruhi kekuatan interaksi senyawa dengan fase diam dan fase gerak
Dari kromatogram dapat diidentifikasi waktu retensi (tR) dan luas area/tinggi
puncak. Kedua hal ini berguna untuk :
1. Analisis kualitatif digunakan informasi tR,
2. Analisis kuantitatif digunakan informasi luas
3. Area/tinggi puncak kromatogram
Pada HPLC terdapat kolom terbuka yaitu :
1. Low pressure (tekanan rendah)
2. High pressure (tekanan tinggi 76 bar biasanya memakai satuan kpa/kilo paskal).
Pada HPLC terdapat oven untuk pemanas karena pada partikel kecil, cairan
ditekan terjadi gesekan maka digunakan pendingin dan tekanan tinggi (cairan ditekan
menggunakan pompa kemudian didorong, jika ditarik cairan masuk). Tekanan harus
76 bar, antara fase diam dan fase gerak terjadi gesekan sehingga temperatur
meningkat maka harus diturunkan (dengan pendingin liebig/ ion exchange) karena
ikatannya bisa lepas dan bisa juga terjadi bleeding.
Temperatur pada HPLC digunakan untuk menjaga temperatur dalam kolom
konstan sehingga KD tetap.
2.2 Prinsip Dasar
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya
adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran
analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke
detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang
puncak-puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan hidrokarbon <
senyawa terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton < golongan
alkohol < golongan asam.
Resolusi adalah ukuran dari pemisahan efektif puncak analit yang berdekatan.
Resolusi dua puncak dibantu oleh faktor termodinamika, yang menimbulkan partisi
dan pemisahan (yaitu-K), dan itu adalah balas oleh kinetika, yang dapat menimbulkan
dispersi tambahan puncaknya, membuat puncak yang dinyatakan baik jika dipisahkan
antar dua puncaknya.
3. Pompa
Pompa KCKT harus terbuat dari bahan yag inert terhadap fase gerak. Bahan
pompa dapat terbuat dari: gelas, baja tahan karat, teflon maupun batu nilam.
Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan hingga 5000 psi
dan mamp mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 3 ml/menit. Untuk keperluan
preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan
kecepatan hingga 20 ml/menit. Ada 2 tipe pompa:
a. Pompa dengan tekanan konstan
b. Pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Pompa tipe ini lebih umum
digunakan.
4. Kolom
Ada 2 jenis kolom pada KCKT, yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor.
Untuk mengetahui perbedaan kolom konvensional dan kolom mikrobor klik disini.
Dalam beberapa hal kolom mikrobor lebih menguntungkan, diantaranya:
a. Kolom mikrobor mengkonsumsi fase gerak hanya 80% dari konsumsi kolom
konvensional. Hal ini disebabkan karena kolom mikrobor mempunyai kecepatan
alir yang lebih lambat (10-100 ul/menit)
b. Aliran fase gerak pada mikrobor yang lebih lambat membuat kolom mikrobor
lebih ideal untuk digabungkan dengan spektrometer massa
c. Sensitivitas kolom mikrobor lebih tinggi karena pelarut yang lebih pekat,
sehingga cocok digunakan dalam analisis sampel berskala kecil, seperti sampel
klinis.
Perbedaan kolom konvensional dan mikrobor akan dijelaskan disini :
I. Fase Diam
Kebanyakn fase diam berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika
yang tak dimodifikasi atau polimer-polimer stiren dan divinil benzena.
II. Detektor
Detektor KCKT dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu detektor yang
bersifat universal, yaitu detektor yang dapat mendeteksi zat secara umum, tidak
bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif. Contoh detektor yang bersifat universal
adalah detektor indeks bias dan spektrometri massa. Dan jenis detektor lainnya adalah
detektor spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif,
seperti detektor UV-Vis, fluoresensi dan elektrokimia.
Detektor yang ideal akan mempunyai karakteristik berikut:
1. Mempunyai respon terhadap analit yang cepat dan reproduksible
2. Mempunyai sensitivitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi analit pada kadar
yang sangat kecil
3. Stabil dalam pengoperasiannya
4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran
pita. Untuk kolom konvensional 8 ul atau lebih kecil dan 1 ul atau lebih kecil pada
kolom mikrobar.
5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang luas
6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak
Detektor merupakan bagian integral dari peralatan analitik kromatografi cair ini.
Ada beberapa jenis detektor yang digunakan, dengan pemilihan yang umumnya
didasarkan pada persyaratan sensitivitas, jenis senyawa yang ada dalam sampel, dan
faktor-faktor lain seperti biaya. Detektor yang paling umum didasarkan pada indeks
bias dari eluat kolom, karena hampir semua zat terlarut akan menghasilkan larutan
dengan indeks bias yang berbeda dengan indeks bias pelarut murni. Detektor ini
mampu menginderai perbedaan tersebut dan menghasilkan sinyal-sinyal listrik yang
proporsional yang kemudian diperkuat dan direkam untuk menghasilkan
kromatogram. Batasan utamanya adalah sensitivitas; batasan pendeteksian akan
bervariasi sesuai dengan keadaan, yang umumnya sekitar satu mikrogram zat terlarut.
a. Detektor Spektrofotometri
Deteksi spektrofotometri umumnya hanya dalam daerah ultraviolet. Idealnya,
spektrofometri yang nyata dengan pemilihan panjang gelombang yang sempurna akan
memberikan fleksibilitas yang maksimal untuk mendeteksi berbagai macam zat
terlarut dengan sensitivitas yang sangat baik.
b. Detektor fluorometri
Merupakan detektor yang didasarkan atas fluoresens.
c. Detektor elektrokimia
Lazimnya, larutan efluen dari dalam kolom memasuki sebuah sel dimana
larutan tersebut mengalir diatas permukaan sebuah elektroda yang diberi potensial
pada satu harga, dimana komponen-komponen sampel mengalami reaksi transfer
elektron.
Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara
kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah
hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau
dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS
atau C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik. Sebagai fase gerak
adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk
solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena
kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi.
Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam
menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi
karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat
KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau
anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran,
meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin.
Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air
karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya
air-alkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air,
retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH
fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini
disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak
untuk gugus penukar ion pada resin
2.7.4 Kromatografi Pasangan Ion
Ukuran Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan
dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul
> 2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang
bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau
berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar,
akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan
terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM
yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara partikel fase diam.
Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi
kimia antara solut dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain.
https://www.academia.edu/24575160/MAKALAH_KIMIA_ANALISIS_KROMATOGRAFI
_CAIR_KINERJA_TINGGI_KCKT_
https://www.academia.edu/36619763/HPLC
https://www.academia.edu/5267709/HPLC_LENGKAP_HPLC_ADALAH_HPLC_High_Pe
rformance_Liquid_Chromatography
http://kimia40.blogspot.com/2016/10/makalah-kromatografi-cair-kinerja.html
https://www.academia.edu/29770793/HPLC_High_Performance_Liquid_Chromatography
https://www.academia.edu/12317735/HPLC_kromatografi