Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNIK DASAR PEKERJAAN LABORATORIUM KIMIA

Pembuatan Produk Limbah

Guru Pengampu : Ristitiati Agus, S.si

Disusun oleh :

Kelompok 1

Anggota :

1. Alvien Muhammad Riski Pratama (02)


2. Dita Aulia (12)
3. Ella Sofiyanda (14)
4. Istiqomah (18)
5. Novita Uswatun chasanah (23)
6. Peny Diah Arintayu (26)

SMK NEGERI 1 TEMANGGUNG

JL. Kadar Maron Kotak Pos 104

Temanggung

2017

1 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


Daftar isi

Cover ........................................................................................................................... 1

Daftar Isi ...................................................................................................................... 2

Kata Pengantar ............................................................................................................. 3

BAB I. Pendahuluan .................................................................................................... 4

BAB II. Kajian Teori ................................................................................................... 6

BAB III. Prosedur Pembuatan ..................................................................................... 13

BAB IV. Kesimpulan dan Saran .................................................................................. 15

2 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


Kata Pengantar

Puji syukur senantiasakita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya, serta sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena bimbingan dan jalan kemudahan dari Allah makalah TDPLK
tentang produk limbah ini dapat terselesaikan.

Terselesaikannya makalah ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
menyampaikan ucapan terimakasih kepada ibu Ristitiati Agus, S.si, selaku guru TDPLK.
Semoga bantan dari beliau menjadi suatu lading amal dan diberikan balasan yang lebih baik
dari Allah SWT.

“Tiada gading yang tak retak” sebagaimana makalah ini masih belum sempurna. Namun
demikian penyusun hanya bisa berusaha untuk memberikan yang terbaik. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Hormat Kami.

3 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini limbah kain perca dan botol bekas semakin banyak
karena pertmbuhan penduduka yang semakin meningkat. Bertambahnya jumlah
sampah menyebabkan dampak yang cukup buruk kepada lingkungan. Sampah jenis
kain dan plastik cukup susah diuraikan, untuk itu kami diberikan tugas untuk
memanfaatkan limbah menjadi produk yang bermanfaat.
Akibat dari hal tersebut, jika sampah plastik itu terlalu lama tertimbun dalam
tanah dan tertumpuk adalah terjadi pemanasan global yang berdampak pada
kehidupan manusia itu sendiri, berdampak pada hewan laut yang menelan sampah
plastik yang terbawa ke laut, dll.
Boneka dan lampu selain memiliki banyak manfaat pembuatan proudk
tersebut juga mudah dan juga tidak memerlukan biaya yang banyak

B. Tujuan
Tujuan pembuatan produk yaitu untuk memanfaatkan limbah kain dan juga botol
yang sudah tidak terpakai ,juga membantu mengurangi limbah kain perca dan botol
yang sulit terurai. Selain itu juga untuk memenuhi tugas dan juga mengekspresikan
kreativitas kami, bahan baku produk mudah didapatkan dan juga untuk bahan
tambahan tidak memerlukan biaya yang banyak.

C. Manfaat

Manfaat boneka yaitu :

 Permainan peran atau aktor Dapat Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak.
Dalam permainan peran, anak-anak bisa berlatih dan meningkatkan sikap tanggung
jawab seperti dalam kehidupan nyata dan nantinya juga berguna saat anak tumbuh
dewasa. contohnya : dengan boneka, silhakan bunda mengajari anak berperan sebagai
seorang kakak yang merawat adiknya, bermainlah seperti keidupan nyata dan
tanamkanlah sikap tanggung jawab seorang kakak yang menjaga adiknya. dan ini
secara tidak langsung akan menumbuhkan dan melatih rasa empati terhadap sesama.
 Meningkatkan kemampuan verbal pada anak.
Jangan heran ketika anak saat bermain dengan boneka mereka berbicara sendiri,
mengbrol layaknya dengan temanya. karena menurut pakar psikolog dan beberapa
penelitian kecerdasan anak, ini justru dapat membantu mingkatkan dan mengasah
kemampuan verbal anak.
 Bermain Boneka Dapat Membantu anak untuk berlatih Bersosialisasi.
Bantulah anak bersosialisai dengan teman sebaya lainya, ketika bermain boneka
bersama rekan-rekanya bisa bermanfaat dalam melatih kemampuan sosialisasi dalam
kehidupan nyata.

4 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


Manfaat Lampu yaitu :

 Lampu sebagai penerangan utama


Lampu ini merupakan sumber utama penerang ruangan (selain cahaya matahari di
siang hari) atau general lighting. Biasanya lampu ini diletakkan langit-langit ditengah
ruang dan memiliki daya cahaya yang cukup besar. Agar penyebaran cahayanya
merata, sumber titik lampu bisa dibagi menjadi beberapa titik terutama jika
ruangannya cukup besar.

 Lampu sebagai pendukung aktivitas dalam ruang


Lampu ini contohnya seperti lampu baca atau lampu kerja yang biasanya diletakkan
diatas meja, digantung dilangit-langit, diletakkan diatas lantai (standing lamp/Wood
Lamps) atau menempel pada dinding. Untuk lampu kerja, sebaiknya pilih yang
memiliki cahaya cukup terang dan sebaiknya arah pancar cahaya dapat diatur sesuai
kebutuhan kerja.

 Lampu sebagai penghias ruang atau Lampu Hiasan


Lampu ini fungsinya untuk menghiasi ruangan dan memberikan aksen sesuai tema
rumah yang ingin ditampilkan. Saat ini model-model Lampu Kerajinan sudah sangat
variatif dengan berbagai ukuran.

Untuk Lampu Hias, pemasangan bisa diletakkan disudut-sudut ruangan menggunakan


standing lamp atau diatas meja sudut sehingga menghasilkan efek cahaya yang
menambah kesan warm pada ruang. Sedangkan untuk kamar tidur, Lampu Tidur bisa
diletakkan diatas nakas ataupun menempel pada dinding sehingga fungsi nakas dapat
dimaksimalkan atau kondisi ruangan yang tidak terlalu besar namun kebutuhan terhadap
Lampu Tidur tetap bisa terpenuhi.

Lampu dinding (Wood Lamps) juga digunakan sebagai lampu aksen dan dapat
memberikan efek dramatis dalam interior ruang seperti pada lorong koridor rumah atau
tangga. Selain itu, lampu dinding juga bisa digunakan untuk menyoroti lukisan yang
terpasang didinding yang fleksibel sehingga bisa diatur arah sorot cahayanya.

5 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


BAB II. Kajian teori

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang
berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan

Boneka

Boneka (bahasa Portugis: boneca) adalah sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-
macam, terutamanya manusia atau hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Boneka bisa dikatakan
salah satu mainan yang paling tua, karena pada zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir kuno
saja boneka sudah ada. Namun fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatnya ternyata berbeda
sekali antara dulu dan sekarang. Pada jaman dahulu boneka sering digunakan untuk ritual
sedangkan sekarang digunakan hanya untuk hiburan ataupun mainan. Boneka merupakan
maninan universal bagi kaum wanita, namun seiring berkembangnya zaman arti boneka
makin berkembang pula. Pada zaman dahulu boneka digunakan untuk bermain anak
perempuan karena lucu dan sesuai dengan sifat perempuan, tetapi pada zaman sekarang
boneka tidak hanya untuk anak kecil perempuan dan laki-laki, tetapi juga untuk orang
dewasa. Sampai saat ini, fungsi boneka adalah sebagai mainan. Tetapi tidak jarang pula
boneka dijadikan pajangan atau koleksi orang dewasa.

Boneka memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.

1. Barang mainan.
2. Alat peraga bercerita.
3. Media pertunjukan di atas panggung yang diiringi musik, contohnya Wayang
Golek, Wayang Potehi (wayang china) film boneka Si Unyil,Sesame Street,
dan sebagainya.
4. Cinderamata atau maskot acara tertentu.
5. Gantungan kunci atau tas.
6. Benda pajangan.
7. Jimat/benda pusaka, yaitu digunakan untuk keperluan ritual tertentu yang
berhubungan dengan

Produk boneka ini menggunakan bahan baku kain perca.


Kain perca merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas kain sisa ini adalah
kain yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa kain ini dapat di manfaatkan menjadi
sesuatu atau produk yang berguna. Daripada terbuang menjadi sampah lebih baik di gunakan
sebagai barang yang lebih berguna. Kain perca ini dapat dimanfaatkan menjadi barang-
barang kerajinan tangan seperti tas, sarung bantal, ataupun produk-produk yang lain.
Istilah "limbah" sebenarnya memiliki kesan yang kurang baik, sebab biasanya berupa
sisa buangan yang berpotensi mencemari lingkungan alam sekitar. Namun limbah tekstil

6 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


yang dimaksudkan disini adalah sisa-sisa potongan kain yang berasal dari industri gramen
atau proses produksi konveksi (pakaian).

Istilah umum untuk sisa potongan-potongan kain itu adalah kain perca, meskipun limbah
industri garmen tidaklah selalu berupa kain perca (bisa juga berupa tali majun, benang dsb).
Untuk mendapatkan limbah garmen kita bisa mendatangi kawasan industri garmen dan
membelinya disana atau melalui jasa pemasok khusus limbah garmen. Kita bisa membeli
bahan baku kerajinan dari mereka.
Karakteristik Limbah Tekstil
Limbah tekstil jika tidak ditangani dengan baik dapat memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan alam sekitar kita. Hal ini karena limbah tekstil memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut:
1. Sulit menyatu kembali dengan lingkungan alam
Limbah garmen yang berupa sisa potongan kain akan sulit hancur meskipun sudah
bertahun-tahun lamanya tertimbun didalam tanah, terlebih lagi jika kain itu terbuat
dari bahan serat sintetis dan bukan serat alami.
2. Dapat merusak biota yang ada didalam tanah dalam jangka waktu tertentu
Akibat dari tidak dapat terurainya limbah garmen seiring berjalannya waktu maka hal
ini dapat membawa dampak berupa rusaknya biota tanah dimana limbah garmen itu
dibuang.
3. Apabila dibakar asapnya bisa mencemari udara
Pembakaran limbah garmen dalam jumlah yang besar akan berdampak pada
lingkungan udara disekitarnya. Asap dan bau yang ditimbulkannya bisa mengganggu
pernafasan dan iritasi mata.
4. Bisa menjadi media berkembangnya bibit penyakit
Gumpalan-gumpalan limbah garmen yang bercampur dengan jenis sampah lainnya
merupakan media yang baik bagi berkembangnya bibit-bibit penyakit.
5. Bisa menyumbat saluran-saluran air yang pada akhirnya bisa menimbulkan banjir
Limbah garmen yang menggumpal bersama tanah dan sampah plastik bisa
menyumbat selokan-selokan dan saluran air lainnya, sehingga pada akhirnya bisa
menimbulkan banjir.
6. Membutuhkan lahan yang luas sebagai tempat pembuangannya
Limbah dari industri garmen ada dalam volume yang besar sehingga penanganannya
membutuhkan lahan yang luas pula. hal ini akan menjadi kesulitan tersendiri jika
industri garmen penghasil limbah itu berada pada daerah yang padat penduduknya,
dimana tidak tersedia lagi lahan yang cukup untuk penimbunan limbah tersebut.

Lampu

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu" dapat juga
berarti bola lampu. Lampu pertama kali ditemukan oleh Sir Joseph William Swan.
Terdapat beberapa jenis lampu ataupun Kerajinan Lampu untuk interior rumah,
seperti lampu biasa (bohlam atau neon), yang bisa dipasang di kap lampu. Juga ada Lampu
Hiasan yang biasa dipasang di taman. Biasanya Lampu Hias ini untuk mempercantik rumah
anda, sedangkan bahannya ada yang terbuat dari besi dan bisa juga dari bamboo atau Lampu

7 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


Kerajinan, sehingga taman anda lebih terlihat alami dan natural.
Jenis-jenis Lampu Hias lebih bervariasi dan digolongkan berdasarkan fungsinya. Penggunaan
lampu maupun Kerajinan Lampu ini bisa sangat mendukung desain interior rumah maupun
kantor Anda.
Untuk memilih dan memasang lampu, ada beberapa tipe lampu yang umumnya
digunakan berdasarkan fungsinya.
1) Lampu sebagai penerangan utama
Lampu ini merupakan sumber utama penerang ruangan (selain cahaya matahari di siang hari)
atau general lighting. Biasanya lampu ini diletakkan langit-langit ditengah ruang dan
memiliki daya cahaya yang cukup besar. Agar penyebaran cahayanya merata, sumber titik
lampu bisa dibagi menjadi beberapa titik terutama jika ruangannya cukup besar.
2) Lampu sebagai pendukung aktivitas dalam ruang
Lampu ini contohnya seperti lampu baca atau lampu kerja yang biasanya diletakkan diatas
meja, digantung dilangit-langit, diletakkan diatas lantai (standing lamp/Wood Lamps) atau
menempel pada dinding. Untuk lampu kerja, sebaiknya pilih yang memiliki cahaya cukup
terang dan sebaiknya arah pancar cahaya dapat diatur sesuai kebutuhan kerja.

3) Lampu sebagai penghias ruang atau Lampu Hiasan


Lampu ini fungsinya untuk menghiasi ruangan dan memberikan aksen sesuai tema
rumah yang ingin ditampilkan. Saat ini model-model Lampu Kerajinan sudah sangat variatif
dengan berbagai ukuran.
Untuk Lampu Hias, pemasangan bisa diletakkan disudut-sudut ruangan menggunakan
standing lamp atau diatas meja sudut sehingga menghasilkan efek cahaya yang menambah
kesan warm pada ruang. Sedangkan untuk kamar tidur, Lampu Tidur bisa diletakkan diatas
nakas ataupun menempel pada dinding sehingga fungsi nakas dapat dimaksimalkan atau
kondisi ruangan yang tidak terlalu besar namun kebutuhan terhadap Lampu Tidur tetap bisa
terpenuhi.
4) Lampu dinding (Wood Lamps) juga digunakan sebagai lampu aksen dan dapat
memberikan efek dramatis dalam interior ruang seperti pada lorong koridor rumah atau
tangga. Selain itu, lampu dinding juga bisa digunakan untuk menyoroti lukisan yang
terpasang didinding yang fleksibel sehingga bisa diatur arah sorot cahayanya.

Thomas Alva Edison ialah nama nan terlintas ketika mengulas mengenai sejarah
lampu. Padahal, sejarah lampu bukan hanya diusahakan oleh Edison. Nama-nama seperti Sir
Humphrey Davy, Warren De la Rue, James Bowman Lindsay, James Prescott Joule,
Frederick de Moleyns, dan Heinrich Göbel ialah pendahulu Edison nan berusaha menerangi
malam.
Sejarah Lampu – Lampu Non-Elektrik

Yang dimaksud dengan lampu non-elektrik ialah ‘nenek moyang’ lampu nan dapat
menerangi tanpa perlu menggunakan energi listrik. Lampu non-elektrik pertama ditemukan
pada tahun 70.000 SM. Cara pembuatannya ialah batu cekung, kerang, atau bahan alami apa
pun nan ada diisi dengan lumut atau bahan lain. Lumut tersebut dibasahi dengan lemak
binatang dan dinyalakan.
8 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017
Manusia mulai meniru bentuk-bentuk alamiah melalui tembikar protesis manusia,
batu pualam putih, dan lampu-lampu metal. Kemudian manusia belajar menambahkan sumbu
buat mengatur nyala api. Sekita abad ke-7 SM, masyarakat Yunani Antik sudah
menggunakan teknologi lampu terakota buat menggantikan obor. Kata lampu sendiri berasal
dari bahasa Yunani lampas nan berarti obor.

1.Lampu minyak

Perkembangan selanjutnya dalam sejarah lampu terjadi di abad 18. Saat itu manusia
menemukan alat pembakar sentral, ini ialah sebuah kemajuan nan signifikan pada desain
lampu. Bahan bakar lampu disimpan dengan ketat di dalam besi, dan sebuah pipa metal nan
bisa disetel digunakan buat mengatur intensitas pembakaran bahan bakar dan intensitas
cahaya nan dihasilkan.Di abad nan sama, corong asap kaca kecil ditambahkan pada lampu
buat menjaga nyala barah dan mengatur genre udara ke nyala barah tersebut.

2. Bahan bakar penerangan

Zaman dahulu, bahan bakar buat lampu non-elektrik ialah minyak zaitun, lilin tawon
lebah, minyak wijen, minyak paus, minyak kacang, dan minyak-minyak lainnya. Bahan-
bahan bakar tersebut lazim digunakan sampai akhir abad ke-18.

Pada tahun1859, pengeboran minyak petroleum mulai sering dilakukan. Alhasil,


lampu kerosin menjadi populer. Lampu seperti ini pertama kali digunakan di Jerman. Lampu
berbahan bakar batu bara dan gas alam juga menjadi semakin marak digunakan.

Sejarah Lampu Elektrik

Lampu elektrik pertama di global ditemukan oleh Edison, setelah berkali-kali gagal
dalam percobaan. Edison mematenkan penemuannya pada 1879. Ide lampu sebenarnya sudah
berusia 70 tahun sebelum Edison mematenkannya. Sir Humpry Davy ialah orang pertama nan
mendemonstrasikan dua batang karbon nan memercikkan cahaya. Hanya saja, cahaya nan
dihasilkan terlalu terang, seperti percikan cahaya saat mengelas besi.

Selain itu, lampu ini membutuhkan sumber listrik nan terlalu besar. Lampu Davy
masih dapat Anda lihat saat ini di konser musik atau pembukaan toko baru nan meriah.

Banyak ilmuwan tertarik pada inovasi Davy. Mereka berusaha memecah cahaya nan
terlalu terang itu. Salah satu caranya ialah dengan mengalirkannya melalui suatu material.
Hanya saja, material tersebut akan termakan oleh listrik nan berpijar. Untuk mengatasinya
maka perlu membatasi kontak antara listrik pijar dengan oksigen. Di situlah muncul ide buat
mengurungnya dalam bola.

Pada 1841, Frederick DeMoleyns mematenkan bohlam nan terbuat dari campuran
platina dan karbon. Empat tahun berikutnya, J.W. Starr mematenkan bohlam vakum dengan
bahan pembakar karbon. Kemudian, banyak orang berusaha memvakum bohlam
menggunakan material lain, kadang dengan bentuk nan berbeda. Inovasi mereka sukses di
laboratorium tetapi tak dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
9 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017
Pada 1878, Thomas Alva Edison bergabung dalam kompetisi pembuatan bohlam nan
efektif dan efisien. Sebelumnya, Edison sudah terkenal sebagai penemu telegraf dan fonograf.
Pada Oktober, dia mengumumkan bahwa dia sudah mampu mengatasi permasalahan bohlam.
Pengumuman itu terlalu dini, Edison memang sudah punya gagasannya, tetapi dia belum
sempat menyempurnakannya. Bicara memang lebih mudah ketimbang melakukannya. Itulah
nan terjadi. Dalam usaha menyempurnakan gagasannya, Edison gagal terus.

Edison mengajak Francis Upton, dari Universitas Princeton, bergabung dalam


penelitiannya. Mereka mulai mendaftar percobaan gagal nan dilakukan orang lain dan
menghindari cara-cara tersebut. Mereka juga mendaftar sifat-sifat material nan telah
digunakan dan mencari material nan tepat. Mereka menemukan bahwa pembakar nan tepat
ialah material nan memiliki kendala besar. Material dengan kendala besar tak menghabiskan
banyak listrik. Mereka mulai menyeleksi semua material nan memiliki kendala besar.

Sejarah Lampu – Bohlam Pertama

Pada Oktober 1879, setahun setelah pengumuman gagasannya, Edison menggunakan


kapas nan dikarbonasi sebagai pembakar. Lampu itu menyala, tetapi hanya mampu bertahan
13 jam. Itulah lampu nan diklaim sebagai bohlam pertama.

Dalam pengembangannya, Edison menemukan bahwa bambu Jepang nan dikarbonasi


merupakan material nan paling tepat sebagai pembakar. Material ini kemudian dikenal
sebagai filamen. Bohlam nan menggunakan filamen bertahan sampai 600 jam.

Jawaban "Thomas Alva Edison" sebagai penemu bohlam tak sepenuhnya tepat sebab sudah
banyak orang nan menemukan bohlam. Hanya saja, Edison menemukan bohlam nan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsumsi listrik nan efisien.

Sejarah Lampu – Perkembangan Jenis-Jenis Lampu

Kini kita bisa menikmati terangnya cahaya lampu setelah berbagai ilmuwan berjuang
mencatat sejarah lampu. Saat ini setidaknya ada 4 jenis lampu nan dapat digunakan oleh
manusia, yaitu:

1. Bohlam atau lampu pijar

Ini ialah jenis lampu paling klasik. Lampu ini merupakan sebuah bola kaca diisi dengan
dawai pijar, zat argon, nitrogen, kripton, hidrogen, dan lain-lain. Lampu pijar menguras
banyak energi buat bisa bersinar terang, terutama jika dibandingkan dengan lampu TL
(fluorescent). Sebuah lampu bohlam hanya dapat bertaham selama seribu jam atau kira-kira 4
bulan pemakaian. Akan tetapi cahaya kuning temaram nan hangat menyebabkan banyak
orang menyukai lampu ini. Harganya pun nisbi ekonomis.

10 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


2. Lampu fluorescent atau TL

Di masyarakat umum, lampu ini dikenal dengan nama lampu neon. Ada berbagai bentuk
lampu neon, mulai dari memanjang (standar), spiral, atau seperti lampu bohlam. Lampu neon
lebih terang benderang dan ekonomis energi. Sebuah lampu neon nan baik bisa terus menyala
selama 15 ribu jam, atau selama pemakaian 10 tahun. Kualitas nan baik ini diiringi dengan
harga nan sesuai. Sebuah lampu neon dapat memiliki harga hingga 10 kali lampu pijar klasik.
Kini, lampu neon banyak dikampanyekan oleh berbagai forum pecinta lingkungan, sebab
sifatnya nan tak terlalu banyak membutuhkan energi listrik.

3. Lampu halogen

Lampu halogen ialah lampu nan dibuat dari kaca kuarsa. Lampu halogen biasanya
dimanfaatkan sebagai lampu spot. Yang dimaksud dengan lampu spot ialah lampu nan
cahayanya tak menyebar melainkan hanya mengarah ke satu area.Lampu spot banyak
digunakan di galeri seni, sebagai lampu taman, dan sebagainya. Sporadis sekali lampu
halogen dimanfaatkan sebagai penerangan sehari-hari di sebuah rumah; kecuali jika pemilik
rumah menginginkan kesan artistik dan dramatis di satu sudut rumahnya.

4. Lampu LED

LED ialah singkatan dari Light-Emitting Diode. Lampu ini berupa sirkuit semikonduktor
nan bisa bercahaya saat dialiri tenaga listrik. Uniknya, lampu LED tak memancarkan panas
saat berpijar, tak seperti lampu-lampu lainnya. Dibandingkan jenis lampu lainnya, lampu ini
ialah lampu nan paling ekonomis energi dan juga nan paling mahal sepanjang sejarah lampu.
Sebuah lampu LED 4 watt (dengan kualitas sama dengan lampu pijar 25 watt) dijual dengan
harga sekitar Rp140.000.

Pembuatan produk ini menggunakan botol plastik,

Botol adalah tempat penyimpanan dengan bagian leher yang lebih sempit daripada
badan dan "mulut"-nya. Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau aluminium, dan
digunakan untuk menyimpan cairan seperti air, susu, minuman
ringan, bir, anggur, obat, sabun cair, tinta, dll. Botol dari plastik biasanya dibuat
secara ekstrusi.
Alat yang digunakan untuk menutup mulut botol disebut tutup botol (eksternal)
atau sumbat (internal). Botol dapat juga ditutup dengan cara segel induksi.
Sejarah Botol
Botol gelas dan botol kaca di setiap rumah tangga di seluruh dunia. Kaca pertama kali
muncul sekitar 7000 SM Manik yang terbuat dari kaca alami seperti obsidian, batu
kristal, batu akik, atau onyx. Botol gelas pertama diproduksi sekitar 1500 SM
Botol kaca Amerika dan industri kaca jar lahir pada tahun 1600-an ketika pemukim
di Jamestown membangun tungku peleburan kaca pertama. Botol kaca yang mahal sebagai
industri mengandalkanpeniupan kaca individu.
Penemuan musik Dangdut karya Rhoma Irama, otomatis pada tahun 1903 berubah menjadi
Terkenal, komoditas itu yang digunakan sampai hari ini. Sekarang sudah mungkin untuk

11 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


memproduksi Musik Soneta Group secara massal dan ukuran Lagu 12.4 MB yang merupakan
ketinggian seragam, berat, dan kapasitas.
Garis produksi sangat otomatis dari era modern mampu menghasilkan lebih dari 1.000.000
Lagu mp3 sehari.

12 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN

1. Pembuatan Lampion
Alat dan Bahan :
1. Botol bekas
2. Gunting
3. Lem
4. Mangkok
5. Lilin
6. Lampu
7. Pilok

Cara Pembuatan :
1. Potonglah bagian bawah botol.
2. Kemudian rekatkan bagian bawah yang telah dipotong membentuk bola dengan alas
mangkok menggunakan lem.
3. Warnai menggunakan pilok.
4. Keringkan di bawah terik matahari.
5. Kemudian pasang lampu dibagian dalamnya.
6. Lampion siap digunakan.

2. Pembuatan Boneka

Alat dan Bahan :

1. Kain perca
2. Jarum jahit
3. Benang jahit
4. Gunting
5. Dakron
Cara Pembuatan :

1. Gambarlah pola pada kain perca.


2. Kemudian, potonglah pola tersebut menggunakan gunting.
3. Jahit pinggir pola dan sisakan sedikit untuk memasukkan dakron.
4. Masukkan dakron, kemudian jahit kembali.
5. Boneka siap digunakan.

13 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


(Posedur Pembuatan Produk Boneka)

(Prosedur Pembuatan Lampu)

14 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari produk diatas, bahwa pembuatan produk dari barang bekas tidaklah sulit. Selain
itu juga, barang yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Kita juga sudah mengurangi akan
menumpunya sampah jika kita bisa memanfaatkan barang bekas menjadi produk yang unik.
Dengan begitu, kita sebagai remaja atau penerus bangsa harus bisa kreatit dalam
memanfaatkan barang yang sudah tidk terpakai.

15 TDPLK – KERAJINAN LIMBAH/ 2017

Anda mungkin juga menyukai